MY BOYFRIEND'S

.

.

.

Descleimer © animonsta

.

.

.

Pairing ; All element Boboiboy x Yaya

And may be other pair

.

.

.

Warning ; Typo dan cerita mainstream.

.

.

.

By Ellena Nomihara

.

.

.

Prologe

.

.

.

Don't Like Don't Read

.

.

.

Happy Reading Minna~
.

.

.

Yah Yaya

Itu adalah nama seorang gadis manis yang mempunyai ciri khas jilbab pink di kepalanya.

Seorang gadis pintar dan di siplin.

Menjadi kebanggaan keluarga, teman-teman dan sekolahnya.

Yaya adalah murid berprestasi. Selain pintar, gadis yang gemar membuat biscuit (beracun) tersebut memiliki sifat tegas dan pemberani. Yang mendorong dirinya menjadi seorang yang suka kedisiplinan dan kerapian. Karena itulah, ia di beri kepercayaan oleh sekolah. Menjadi Ketua Kedisiplinan dan dengan mudah menjadi anggota Osis.

Bisa dibilang hampir semua orang di pulau rintis mengenal seorang Yah Yaya . Selain karena semua yang ada dirinya, dia juga pernah menjadi salah satu sosok superhero bersama sahabat-sahabat dekatnya semasa SD.

Dibalik wajah cantik dan manisnya, Yaya dapat menjadi sangat menyeramkan ketika ia marah. Beruntung gadis penyuka warna Pink itu telah lama melepas jam kuasa dari Sfera Kuasa—Ochobot. Kalau tidak, mungkin tidak akan pernah ada namanya murid 'terlambat' karena sosok Yaya yang dapat mementalkan seseorang hingga ke bulan.

Di usia nya yang ke-16 tahun, seorang YahYaya telah mencapai tahap pendidikan sekolah menengah. SMA Rintis menjadi pilihannya—bersama para sahabat tentunya.

Dan pada masa ini pula Yaya telah mengenal apa itu 'tertarik' pada lawan jenis dan memilikinya.

Iya,benar. Yaya menyukai seorang laki-laki dan resmi berpacaran.

Kalian tahu siapa laki-laki itu?

Dia adalah pahlawan Pulau Rintis di masa kecilnya. Meski sekarang tetap menolong orang lain tapi keaktifannya mengurang karena berjalannya kehidupan. Lagi pula , bumi sudah aman dari ancaman serangan luar. Alien kotak bersama robot ungu yang menjadi musuh bebuyutan sudah lama tidak terlihat eksintensinya.

Dia adalah Boboiboy.

Laki-laki yang masih menggunakan topi dinosaurus—sekarang lebih besar. Laki-laki berwajah manis di kanak-kanaknya tapi tampan di usia remajanya.

Laki-laki yang memiliki kekuatan element. Kekuatannya yang dimiliki-nya sudah terbukti diakui 'hebat' oleh semua orang.

Jam kuasa dari robot kuning sahabatnya tidak lagi digunakan untuk memberantas Alien jahat. Sekarang ini tidak lagi diperlukan kekuatan besar dari Jam Kuasa. Karenanya Boboiboy sangat jarang menggunakan kekuatannya.

Tapi…

Yaya lupa kalau boboiboy adalah seseorang yang ceroboh. Kekasihnya itu melakukan sesuatu yang amat sangat berakibat fatal pada dirinya sendiri.

Yaya tidak mengerti jelas kronologisnya. Namun yang ia tahu, dua hari lalu terjadi sebuah kejadian yang sangat amat bodoh—Yaya mengatakannya begitu—terjadi oleh Boboiboy.

Boboiboy ketumpahan secangkir coklat panas. COKLAT PANAS.

Hal yang wajar terjadi mengingat laki-laki bertopi itu membantu Atok Aba di kedai. Tapi…YAYA PUSING KALAU BEGINI AKIBATNYA.

Hanya karena secangkir coklat panas tumpah tepat pada Jam kuasa Boboiboy, Jam itu bertingkah aneh sebelum memecahkan paksa Boboiboy menjadi lima bagian. Halilintar, Taufan, Gempa, Blaze dan Ice terpaksa memecah saat itu juga.

Entah Jam itu yang rusak karena factor lamanya waktu penggunaan atau memang secangkir coklat panas mampu membuat Jam tersebut nge-hang.

Seandainya Jam itu masih berfungsi untuk mengembalikan Boboiboy seperti semula, Yaya tidak akan sekesal ini. Tapi ternyata Yaya tidak seberuntung itu.

Jam sialan itu sudah terlanjur rusak dan memaksa Ochobot memutar akal untuk memperbaiki barang tersebut. Entah bisa diperbaiki atau tidak tapi…KENAPA HARUS YAYA BERADA DI SITUASI SEPERTI INI.

Yaya kesal bercampur malu. Ia tengah duduk di bangku belakang sekolah. Jam istirahat biasa gadis itu gunakan untuk duduk bersama dengan kekasih atau berkumpul dengan para sahabat. Tapi sekarang, disekeliling Yaya berdiri lima orang laki-laki berwajah serupa dengan jaket dan topi yang menjadi ciri masing-masing.

Yaya yang biasa duduk bersama satu Boboiboy, kini dikelilingi pecahannya.

Iya. Lima pecahannya. Kelima element Boboiboy.

Halintar dengan seragam—baju putih dan celana panjang abu-abu—yang dilapisi dengan jaket dan topi hitam-merahnya duduk di tanah. Bersandar pada kaki bangku dengan sebuah buku kecil menjadi bacaannya.

Taufan yang tentu dengan jaket dan topi miring tengah asik membuat angin ribut kecil dari tangannya.

Gempa dengan senyum menawan tengah memperhatikan Yaya dari tempatnya duduk—tepat di depan sang kekasih.

Sementara kedua element kembar—Blaze dan Ice tengah nyaman tidur dengan Yaya sebagai sandaran. Blaze yang tidur dengan posisi duduk dan kepalanya yang bersandar nyaman pada pundak serta wajah yang menempel pada leher Yaya yang tertutup kerudung.

Sedangkan Ice mendapat posisi ternyaman. Berbaring pada sisa wilayah bangku dengan kepala yang nyaman dipangkuan Yaya. Bahkan tanpa segan Ice memeluk perut Yaya dan menyamankan wajahnya di sana.

Mereka semua terlihat santai—kelewat santai malah.

Berbeda dengan Yaya yang kini wajahnya yang dapat disandingkan dengan buah apel. Merah padam.

"B-Boboiboy…" panggil Yaya setelah sedari tadi ia diam.

"Hm?" dan ketiga laki-laki yang tidak terhanyut mimpi menyahut. Yaya sedikit merutuki kesalahan kecilnya. Tiga laki-laki itu semua adalah Boboiboy. Dipanggil demikian, jelas semuanya menoleh. Tapi masa bodohlah.

"Tidakkah kalian risih menjadi perhatian orang lain?" Tanya Yaya dengan sedikit nada gugup. Iya gugup. Seorang Yaya yang terkenal galak dan disiplin sekarang tengah gugup.

Tentu saja. Semua mahkluk cantik (perempuan) pasti akan merasakan gugup bila berada di posisi Yaya.

Dikelilingi lima laki-laki tampan—yang kesemuanya adalah kekasihmu. KEKASIHMU!.

Yaya merasa sedang melakukan poliandri. Dan gadis penyuka warna pink itu merasa berdosa dan malu karena hal tersebut.

Memiliki kekasih lebih dari satu itu tidak baik. Meski tingkatannya tetap berbeda dengan yang terjadi dalam pernikahan. Apalagi pihak perempuan yang berperan melakukan 'poly' meski kasus Yaya tidak bisa disamakan dengan kasus kebanyakan.

"Jangan pedulikan!" Halilintar bersuara tanpa mengalihkan pandangannya. Yaya yang mendengar sahutan cuek persona Boboiboy paling dingin itu lantas tanpa sadar mempoutkan bibirnya lucu.

"Mata dan telingaku masih berfungsi Hali. Sulit tidak peduli pandangan orang sekitar." Ucap Yaya seraya kaki kanan menghentak tanah kesal. Membuat dua orang yang bersandar nyaman padanya terlonjak dalam tidurnya.

"Engg~…"

Sadar tindakannya mengganggu tidur dua orang berwajah serupa itu, Yaya lantas segera diam. Keduanya dengan bergerak cepat mengelus pucuk kepala keduanya dengan lembut hingga Blaze dan Ice merasa nyaman dan kembali tidur.

"Kamu merasa risih, Yaya?" Taufan bertanya sembari menatap sang kekasih yang masih mengusap sayang kepala dua pecahannya lain.

"Tentu saja. Mereka tahu apa yang terjadi tapi menatapku seolah aku sedang melakukan tindakan tidak terpuji." Balas Yaya yang kentara sekali kesalnya.

"Tindakan tidak terpuji?" Yaya kembali mempoutkan bibirnya ketika Gempa yang berada di depannya bertanya dengan kepala miring polos.

"Di mata mereka aku seperti gadis murahan rakus yang mempunyai lima pacar sekaligus. Kembar dan semuanya tampan." Yaya berkata demikian sembari menatap sengit murid-murid yang melintas dan melempar pandangan tidak menyenangkan padanya. Tidak mempedulikan ketiga pecahan kekasihnya yang sedikit merona malu di puji tampan oleh Yaya. Sayang, Blaze dan Ice tidak mendengar. Mendengar gadis penyuka biscuit itu memuji Boboiboy adalah yang langka terjadi

"Tapi nyatanya kamu bukan gadis seperti itu, Yaya. Maaf sudah membuatnya dalam posisi sulit." Gempa yang berkata dengan intonasi lembut dan pernuh perhatian mmmpu membuat Yaya menelan kekesalannya dan tidak tega mengeluh lebih lanjut. Karena itu, Yaya memilih membuang muka dengan bibir kembali mengerucut.

Yaya merajuk. Heran? Itu biasa terjadi jika murid kebanggaan para guru itu kesal pada seseorang—hanya berlaku untuk orang-orang terdekat saja.

Tapi sebuah jemari panjang meraih dagunya. Memaksanya melihat ke depan—

CUP

—dan sebuah kecupan singkat mendarat pada bibir mungilnya. Yaya terkejut, tentu saja. Itu…ciuman pertamanya. Dan yang mengambilnya adalah….

"APA YANG KAMU LAKUKAN, TAUFAN?"

Tidak memperdulikan Blaze muapun Ice yang terlonjak bangun karenannya, Yaya berdiri dalam sakali sentakan dan menatap garang pemilik kuasa Angin tersebut. Sungguh, Yaya merasa sangat marah sekaligus malu sekarang.

"Menciummu. Kamu tadi sangat lucu dengan bibir manyun jadi kucium saja. Salah?" Taufan berkata demikian tanpa raut bersalah di wajahnya. Yang malah memasang cengiran konyolnya. Astaga, Yaya berusaha sekuat tenaga untuk tidak menonjok wajah tampan persona yang lahir karena cairan emosi X itu.

Yaya sebenarnya ingin merona tapi ia tersinggung dengan tindakan tidak sopan Taufan padanya. Yaya dan Boboiboy memang berpacaran. Tapi tidak pernah sekalipun kedua melakukan kontak fisik lebih dari berpelukan. Meski menjalin hubungan dengan lawan jenis, seorang Yaya tetaplah seorang muslim yang menjaga kesuciannya. Kontak intim hanya akan ia lakukan dengan suami masa depannya. Karena itu Boboiboy selalu berakhir babak belur jika iseng atau menggoda(meminta)Yaya untuk berciuman seperti remaja kebanyakan.

Tapi ini?!. Dengan mudahnya Taufan mencuri first kiss-nya

"Salah Taufan. Kamu tidak boleh menciumku meski aku pacarmu," Yaya berkata dengan mata hazelnya menatap tajam si pemilik kuasa Angin.

"Tapi kamu pacar aku, Yaya." Taufan berusaha membela.

"Tetap tidak boleh. Mau kamu pacar atau bukan, aku tidak suka kamu ataupun kalian berempat seenaknya mencium—"

CUP

"Berisik Yaya." Ujar si pemilik kuasa halilintar itu sambil berlalu pergi. Meninggalkan Yaya yang masih mematung, Gempa dan Taufan yang memasang wajah terkejut serta si element kembar yang menatap bingung sekeliling.

"A-Ap—HALILINTAR!"

Sayangnya raungan Yaya terdengar sayup-sayup di telinga Halilintar yang tengah tersenyum geli. Menjilat bibir nya dengan ujung lidahnya sendiri.

"Manis…"

.

.

.

Untuk pertama kalinya seorang Yaya berjalan dengan aura mengerikan. Melewati koridor sekolah tanpa tersenyum ataupun menyapa seperti yang biasa ia lakukan. Murid-murid yang melihat hal tersebut tentu saja bingung. Bukan hal biasa melihat ketua kedisiplinan itu enggan membalas sapa(Karena meskipun galak, Yaya sangatlah ramah pada sekitarnya). Ingin bertanya tapi urung karena dua alasan.

Pertama. Yaya tampak menyeramkan dengan wajah tertekuk dan lebih seram daripada saat menjadi pemimpin Razia atribut dadakan(yang selalu datang dengan membanting pintu). Seperti seandainya kau mendekat gadis itu akan langsung membantingmu.

Kedua. Mereka enggan mendekat karena gadis penyuka pink itu berada di tengah-tengah barikade empat kekasihnya. Blaze dan Taufan mengapit Yaya sementara Ice dan Gempa berjalan di belakangnya.

Murid-murid tahu siapa keempat laki-laki itu. Berita tentang Boboiboy yang berpecah dan tidak bisa bersatu sudah diketahui semua orang. Dan mereka pun juga tahu hubunga apa yang dimiliki Sang Pahlawan dengan Ketua wajar melihat semua pecahan Boboiboy menempel pada Yaya. Tapi…

Pemandangan dimana Yaya menjadi pusat dunia lima laki-laki kembar itu menjadi hal tak biasa dan menarik. Beberapa murid perempuan terkadang memekik iri saat menyaksikan kebersamaan keenam orang itu. Yaya seperti seorang Putri diantara lima pangeran tampan. Siapa yang tidak cemburu dengan hal itu.

"Yaya sudah dong…jangan marah. Maaf aku tidak akan melakukannya lagi." Ucap Taufan dengan wajah dibuat semelas mungkin. Tapi tidak ada tanggapan apapun dari sang kekasih. Gadis-nya masih marah.

Di samping kiri Yaya, Blaze memikirkan cara agar kekasihnya tidak marah lagi—Yaya terlihat Blaze kurang menyukai Yaya yang seperti itu—wajahnya yang manis merengut tidak enak di pandang. Ia lebih menyukai Yaya yang marah atau Yaya yang sedang merona malu. Hingga di raihnya tangan kiri Yaya dan menggenggamnya erat. Tentu saja menarik perhatian dari si pemilik tangan. Dan—

CUP

Langkah Yaya terhenti seketika.

"Yaya jangan marah lagi. Nanti cantik-nya hilang loh~…" ucap Blaze dengan cengiran polos tanpa tahu wajah Yaya yang sudah merah karena pemilik element api itu mencium pipinya. Ahh~ Blaze suka wajah merah itu.

Tadi bibir sekarang pipi. Wajah Yaya merah seketika.

"KYAAAAAAA…BODOH…BODOH…KENAPA KAMU MENCIUMKU BLAZE…" Yaya histeris seraya memukul-mukul Blaze. Teriakan Yaya tentu saja menarik perhatian semua orang yang berada di sana. Sedikit kasihan pada tingkatan dua dari Api yang dipukuli bertubi oleh gadis yang terkenal garang tersebut. Pasti sakit, pikir mereka. Tapi alih-alih meringis sakit, Blaze tertawa seraya menghindari serangan Yaya dengan gerakan kecil sebelum ia berlari meninggalkan Yaya dan ketiga persona yang lain.

"BLAZEEE…JANGAN LARI…" teriak Yaya menggelagar.

"SAMPAI JUMPA DI KELAS YAYA-SAYANG!" dan Blaze tanpa malu berteriak membalas. Dan sebutan 'sayang' dari persona paling kekanakan tersebut sukses membuat Yaya kembali merona malu. Apalagi ketika telinganya menangkap beberapa murid terkikik geli karena teriakan Blaze. Oh, ingatkan Yaya untuk menjitak kepala persona satu itu.

"Enghh…HEI BLAZE! TUNGGU AKU!" Taufan ganti berteriak memanggil Blaze yang sudah jauh di depan dan berlari menyusul. Sepertinya Taufan hendak kabur dari amukan Yaya yang siap meledak.

"Hempp…awas saja mereka bertiga nanti," desis Yaya kesal mendapati dirinya sudah tiga kali di cium oleh tiga pecahan pacarnya. Sungguh, Yaya ingin marah tapi…susah sekali. Mereka bertiga entah kenapa malah terlihat menggemaskan di matanya dengan tingkah polah yang lain dari biasanya. Selama ia berpacaran dengan Boboiboy, belum pernah pemuda bertopi dinosaurus itu bertingkah seperti itu. Meski ini bukan Boboiboy seutuhnya namun tetap saja mereka pecahan diri kekasihnya. Seakan Yaya mendapati hal tidak terduga dari diri Boboiboy—yang sialnya tidak bisa ia tolak.

Dan jujur saja, apa yang dilakukan tiga pecahan Boboiboy itu mampu membuat jantung gadis penyuka pink itu bekerja lebih keras. Kaki-kaki Yaya seolah berubah menjadi jeli setiap ia mendapat ciuman di bibir ataupun pipinya. Yaya bersyukur hanya ketiga persona itu saja. Bila saja dua persona waras—Gempa dan Ice—mengikuti jejak pecahan lain mungkin Yaya sudah terjatuh lantaran tidak kuat menahan debar jantung berlebihan.

"Sudahlah. Gempa-Ice ayo ke kel—"

CUP/CUP

"Sampai jumpa di kelas Yaya~."

Dan saat itu juga Yaya terjatuh setelah bayangan dua persona terakhir menghilang dari pandangan.

"Cieeee~…suit…suit…"

"Huhhh…irinya~…"

Di temani sorak ramai murid-murid lain yang menggoda dirinya, Yaya menangkup kedua pipinya yang baru saja kembali mendapat kecupan dari Gempa dan Ice. Dua persona yang Yaya kira akan berbeda dari persona lain—tapi ternyata sama saja. Ya Tuhan, kuatkan iman Yaya.

.

.

.

.

.

.

.

TBC or Delete

*Pojok Author*

Halooo minna. Setelah cukup lama berhenti menulis fanfic, sekarang saya datang dengan fic baru/*duh, fic laen aja belum kelar*. Kali saya menulis Fandom Boboiboy. Sebenernya fic ini sudah selesai dari satu bulan lalu, berawal karena baper setelah nonton film Boboiboy The Movie. Dari dulu pengen banget nulis cerita di Fandom BBB tapi bingung ceritanya gimana. Jadi ya saya memutuskan ambil cerita bertema mainstream dengan pair BBBxYaya. Sya tidak terlalu menyukai Yaoi ataupun GS dalam fandom ini jadi yahhh..beginilah.

Maaf jika ada kurang 'ngeh' dari cerita diatas. Seperti alasan jam BBB rusak misalnya. Jujur saya nggak tahu mau buat alasan apa yang intinya rusak tanpa adanya gangguan dari Adu Du.

Berhubung saya masih baru di Fandom BBB, jadi saya mohon saran, kritik membangun dari para senior, review, favo dan juga follow dari reader sekalian.

Mohon tanggapannya, saya tipe orang males melanjutakan tulisan tanpa dukungan/ "Modus# XD.

Sampai jumpa

Salam hangat

Ellena Nomihara.