Hetalia – Axis Power © Hidekaz Himaruya
Romeo dan Cinderella © Jong Aeolia
keterangan: au (yes!). ooc (yes!). crack (yes!).
catatan: draft lama. harusnya os, tapi buntu duluan kepentok webe. daripada dikrikitin virus, akhirnya nekat publish dengan format ficlet mc. dan tiba-tiba kangen fandom shaman king. dan tiba-tiba tergoda jean-sasha. ugh… intinya, webe itu nyakitin! ;_;
Hari itu hujan. Hujan di musim panas. Menebar semerbak wangi petrichor dan mengikis sisa-sisa mentari pagi. Tanaman basah, jalanan becek, dan jemuran di rumah lembek. Yang terakhir itu memaksa Bella memekarkan payung lipat, menerobos serbuan jutaan serdadu likuid. Lars masih di kantor. Luxe minggat memanfaatkan jatah libur musim panas sekolah.
Siapa bilang jadi wanita satu-satunya di antara dua bujang secara otomatis menjadikannya sebagai ratu? Well, kadang, sih. Lebih sering Bella merasa jadi babu. Dengusan keluar walau bibirnya menarik kurva samar.
Setelah melewati taman ini, belok kanan, tiga rumah kemudian adalah destinasi utama. Otot lehernya mengedik sekilas pada taman yang sepi.
…oh, orang bego di bangku sana bikin pengecualian saja.
Tapak-tapak memburu Bella terhenti. Ada sesuatu yang perlu diafirmasi. Maka, sepasang kaki menyeret raganya berbalik memasuki taman. Berhenti tepat di hadapan orang bego itu. Di bawah payung transparan, senyum terkembang. "Hai! Aku punya cokelat hangat dan sup lezat."
Dia mendongak. Sepasang mirah jernih memantulkan bayangan gadis yang memeluk kantung belanjaan dan gagang payung di tangan yang lain. Ekor pita bandananya berdansa dengan angin.
"Jadi… rumahku?"
.
.
[Cinderella, yang kabur dari pesta dansa, dan Romeo, yang dikutuk hidup tanpa Juliet.
Suatu hari, kisah mereka bersilang jalan, sehingga kedua tangan itu dapat saling menggenggam, akhirnya.]
.
.
cinderella dan payung transparan. 201 words. 01/02/2014
