Disclaimer: Touken Ranbu © 2015 DMMゲームズ/Nitroplus

Important Notes: (Judul dan konten masih dapat berubah sewaktu-waktu.)


Sinting? Amoral? Menjijikkan?

Ya, itulah aku.

Mencintai kakakmu sendiri—memiliki perasaan yang terlarang pada kakak kandung sendiri, bukankah itu adalah hal yang benar-benar di luar batas? Seandainya saja ada orang lain yang mengetahui hal ini, mereka pasti otomatis akan membenciku dan menghujatku habis-habisan.

Akan tetapi, itulah yang kualami sekarang. Aku sendiri pun tidak mengerti mengapa semuanya bisa sampai seperti ini. Berani sumpah, aku tidak pernah menginginkan hal yang seperti ini terjadi dalam hidupku.

Aku yakin, saudara-saudaraku yang lain pun memiliki perasaan yang sama terhadap kakak kami. Kami semua menyayanginya. Kami semua mencintainya.

(Tapi, kelihatannya aku sedikit berbeda dengan mereka.)

Kakakku selalu memperlakukanku dan semua saudara-saudaraku secara adil. Ia sama sekali tidak pernah memberi perlakuan spesial kepada salah satu di antara kami. Selama ini pun hubungan kami berjalan dengan normal layaknya adik-kakak pada umumnya, sama sekali tidak ada sesuatu yang aneh atau janggal. Namun seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai menyadari adanya perasaan lain yang mulai bersemi di dalam diriku. Awalnya kupikir semua ini hanya perasaanku saja, namun semakin lama aku mulai menyadari adanya perubahan pada sikapku terhadap apapun yang berhubungan dengannya.

Rasa rindu dan kehilangan yang begitu meluap setiap kali kakak tak ada di dekatku, atau rasa cemburu yang begitu membakar jantung tiap kali aku melihat kakak begitu akrab dengan orang lain selain diriku. Juga rasa bahagia yang tak terbendung setiap kali aku berada di dekatnya, mengobrol padanya, bersenda gurau bersamanya dan bersentuhan dengannya—kau pikir itu semua apa?

Sikapku ini sudah tergolong tidak wajar, bahkan untuk batasan brother complex sekalipun.

Kakakku adalah orang yang sangat baik dan lembut. Ia bersikap begitu sopan ramah kepada semua orang, sehingga banyak orang yang menyukainya.

Ya, kakakku memang orang yang luar biasa, dan aku bangga padanya.

Bagiku, kakakku adalah segalanya. Keberadaannya sendiri sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagiku. Aku begitu mengaguminya, aku sangat menghormatinya, dan aku benar-benar menyayanginya layaknya seperti seorang adik pada kakaknya.

Ia bagaikan pahlawanku. Ia adalah malaikat di keluarga kami—

(—dan aku jatuh cinta pada malaikat keluarga kami tersebut.)

Aku ingin memiliki kakak sepenuhnya untukku. Aku ingin kakak melihatku sebagai aku dan bukan sebagai adik kandungnya selayaknya aku melihatnya sebagai Ichigo Hitofuri. Bukan sebagai kakakku, bukan sebagai keluarga sedarahku.

Nah, kalian sudah mengetahui rahasia besarku. Jujur saja—sekarang kalian pasti mulai merasa jijik padaku, bukan?

Sungguh, gejolak rasa yang kumiliki ini terasa begitu menyakitkan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan terhadap perasaan terlarang yang kupendam ini. Aku juga tidak tahu kapan semua ini akan berakhir. Sudah beberapa kali aku berusaha untuk membunuh perasaanku, namun aku selalu gagal melakukannya. Sekeras apapun aku berusaha, aku tetap tidak bisa melakukannya—sebab semakin keras aku berusaha untuk menghilangkannya, perasaan yang kumiliki ini justru malah bertambah semakin kuat dan kuat. Semakin aku menyadari jika aku tak sanggup untuk menghilangkan rasa ini, semakin besar pula rasa sedih yang aku rasakan—sebab aku sadar dan tahu betul jika perasaan ini hanya bersifat searah.

Aku benar-benar tak habis pikir. Dari milyaran orang yang ada di dunia ini, mengapa aku harus jatuh cinta pada kakakku sendiri? Kenapa tidak dengan yang lain saja; seperti teman sekelasku, senior di ekskulku, atau pada anak tetangga, misalnya.

Akan tetapi, kenapa aku malah jatuh cinta padanya—pada kakakku sendiri? Kenapa harus pada seorang Ichigo Hitofuri?

Apakah ini semua adalah cobaan bagiku—atau justru semua ini adalah takdirku?