We meet again

Manga: Sengoku basara disclaimer:Disclaimer : Capcom

Rate : T mungkin T+


Summary: Kalau berbicara tentang sebuah takdir percaya atau tidak. Takdir ini Akan membawa Kita untuk bertemu sekali lagi.


Prolog

'Dentuman suara meriam memekakan telinga teriakan pada serdadu dari berbagai klan demi sebuah kejayaan, tapi kejayaan siapa? Untuk apa? Yang kulihat hanyalah sekumpulan pria bodoh yang menjunjung tinggi keadilan, tapi keadilan apa? Saat aku membuka mata bayangan baju zirahmu Masih terlihat dimataku, kau sangat gagah Bahkan 'Naga mata satu' harus merasa tersaingi bila kau turun dimedan pertempuran. Demi sebuah kedamaian ya kan?'

'Sekarang mataku tak melihat apapun, terbuka tapi tidak melihat, aku tidak mendengar tapi tidak tuli, aku berbicara tapi hatiku merasa ini semua salah. Iya salah ini semua salahku. Gelap sangat Gelap, kau kah itu nii-sama? '

'Aku Terus berjalan melewati gelimpangan mayat serdadu perang yang berguguran. Mataku tertuju pada sosok mengerikan yang Akan menghancurkan seluruh cahaya didunia ini. Kumohon jangan nii-sama, aku ingin melihat cahaya lagi, cahaya putih kemerahan Seperti cahayanya, nagamasa-sama, suamiku, pelindungku aku ingin dipelukanmu. Kami-sama, aku bersumpah Akan kukorbankan semua milikku.'

"apa yang kau lakukan oichi-dono!"

'Sebuah tarikan kuat dari tangan kekar pria berbaju merah disebelahku, kekhawatiran ada dimatanya, rasa simpatik yang selalu aku dapatkan Sejak aku terperangkap Dalam bayangan Hitam tangan dari penguasa neraka keenam.'

"disana berbahaya oichi-dono"

Tatapanmu semakin membuatku merasa bersalah.

"ini semua salahku"

"oichi-dono"

'Kenapa Nada suaramu terdengar sedih? Aku adalah musuhmu akulah penyebab bangkitnya nii-sama. Seharusnya dari awal kau membunuhku, Sanada Yukimura-san'

"Hoi.. Adik Raja Iblis, sebaiknya kau menyingkir dari Sini, biar kami yang selesaikan semua kekacauan ini"

'Masamune date-sama, membelakangiku. Darah mengalir hingga kakinya tapi semangat apinya tetap membara, sangat mirip nagamasa-sama, membuatku tak bisa menahan senyumku bila mengingatnya.'

"terimakasih sanada-sama, Masamune date-sama"

"oichi-dono " sanada-sama Masih menatapku heran.

"aku hanya ingin menjadi oichi yang kuat"

'Kedua pria itu menatapku, heran Itulah Dalam pikiran mereka, membuatku tersenyum kecil, Kalian para pria tangguh menginginkan kekuasaan dan keadilan Bukan? Maka akulah yang Seharusnya kalian tumpas Karena Kalian telah tahu Sejak awal kekuatanku dan alasanku dibiarkan hidup oleh klan Oda.'

"suatu Saat Kita pasti bertemu kembali, bila waktu itu tiba aku ingin menjadi oichi yang kuat agar bisa sejajar dengan nagamasa-sama"

'Bisikku pada Lily putih yang aku genggam'

"Masamune date-sama.. Sanada yukimura-san.. Terimakasih"

Awan Gelap perlahan menghilang bersamaan dengan hilangnya Kedua Oda Dari Atas permukaan tanah. Sang putri telah berhasil melaksanakan tugasnya, membawa kembali sang Raja Iblis dari neraka ketujuh kembali pada tahtanya jauh Dalam bayangan Hitam kegelapan. Perdamaian kembali, bersamaan dengan Sinar matahari pagi yang menyinari tanah Bekas pertempuran. Langkah kaki sang warrior merah, Sanada Yukimura terhenti pada sebuah Bunga Lily putih yang tergeletak di cekungan tanah tempat sang putri menyongsong kematiannya bersamaan dengan hilangnya sang Raja Iblis

"Kita semua Sudah kalah"

Lily putih itu terteteskan air. Sang warrior merah menyeka Asal dari air itu, menangis? Ini air mata, senyum Miris penyesalan, Karena kalahkah? Atau Karena pemilik Lily putih yg telah pergi.

"oichi-dono"

'aku ingin menjadi oichi yang kuat'

Senyuman warrior biru, Masamune Date menatap berani matahari pagi, senyuman kekalahan, kekalahan yang didapati Ternyata oleh seorang putri yang Bahkan sempat terpuruk Dalam kesedihan.

"we will meet again "

Sang warrior merah mendekati rivalnya dan menepuk pundaknya dengan tatapan intens

"apa?"

"ngomong-ngomong.. "

"ya?"

"apa tuh artinya?"

"bodoh" cuek Masamune

"hah? Bodoh?"

"kamu bodoh"

"kamu yang bodoh"

Al hasil terjadilah pertarungan kembali antara Masamune Date yang geram dengan Sanada Yukimura yang tidak terima dihina bodoh (sebenarnya Masamune juga tidak tahu artinya #plakkk-author ditendang Masamune)

.

.


Tokyo 20xx (500 th kemudian)

.

Sebuah kota dengan penduduk paling sibuk di negara jepang, penduduk yang terkenal dengan teknologi paling maju diantara negara-negara di Asia Bahkan Dunia. Namun Masih menyimpan dan menjunjung nilai sebuah budaya, agama, adat serta hobi penduduknya.

*kuil Shinto

Bulan sabit jingga menjadi penerang malam sunyi disebuah kuil sakral agama Shinto tak jauh dari Tokyo.

Udara dingin menyelimuti kesunyian yang membawa ketenangan setiap manusia didalam buaian. Setiap manusia tapi tak semua manusia. Percikan air disebuah Kolam memantulkan cahaya Bulan sabit jingga yang makin memerah, indah sangat indah terlebih sapuan lembut angin malam menerbangkan beberapa kelopak Bunga sakura yang terkenal dengan usianya yang hampir 500 th mengiringi gelombang pemecah ketenangan kolam yang disucikan Sejak kuil itu Ada dan menjaganya. Lekuk indah si pemecah ketenangan kolam perlahan berjalan ketengah kolam membenamkan seluruh tubuhnya hingga tak terlihat, ritual penyucian sang penjaga dimulai. Udara dingin dan kesenyapan malam teriringi melody indah ketika suara alunan ranting pohon sakura yang tergerak oleh rayuan angin. Tubuh yang tenggelam kembali menampakkan kemolekannya bersamaan dengan rambut Hitam terhiaskan kelopak sakura yang sengaja digugurkan rantingnya, sang gadis suci penjaga kuil tampak bagaikan bidadari dibandingkan seorang miko.

"oichi-dono, Sudah cukup ritualnya"

Langkah kaki kecilnya menaiki beberapa undakan kolam. Tanpa Ada kaya apapun, tangan dari pembawa kimono putih langsung menyelimuti tubuh polos sang miko.

"terimakasih matsu-san"

'Sekali lagi aku benar-benar tidak mengerti dengan tingkah laku oichi-dono, ritual penyucian yang Seharusnya dilakukan setahun sekali ini, Entah mengapa Sejak seminggu yang lalu dia melakukannya hampir setiap malam. '

'Sejak 500 th yang lalu, keluargaku secara turun temurun menjadi pelayan dari miko penerus kuil Shinto ini. Ya.. Aku adalah seorang pelayan, tapi tidak Bagi oichi-dono, baginya aku Sudah dianggap Seperti keluarga. '

"matsu-san aku lapar sekali, Hari Ini masak apa?"

'Senyum yang manis, apa dia tidak merasakan udara dingin malam ini?'

"hari ini aku masak Kare kesukaanmu, oichi-dono" seraya merapihkan rambut hitamnya yang panjang.

"benarkah? Ayo... Ayo... Matsu-san"

'Dengan gembira dia menarikku masuk kedalam kuil.'

"aduh... Oichi-dono, pelan-pelan jalannya. Nanti.."

Slip...

BRUUKkk...

"terpeleset..."

"ochh... Ittai..."

"apa aku Bilang kan"

'Ku Bantu majikanku yang super ceroboh ini, apa jadinya bila tidak Ada aku.'

"hehe.. Habis aku lapar matsu-san"

"Dasar.. "

.

"Dasar.."

'Dengan gemasnya matsu-san menarik pipiku.'

"ochh... Ittai matsu-san "

"oichi-dono, anda ini sangat ceroboh"

"maaf.. Maaf.. Hehe... " Masih dengan senyum andalanku, matsu-san hanya menghela napas panjang melihat kelakuanku

"apa jadinya bila aku tidak ada"

"hehe.. Iya matsu-san, Ayo aku makin lapar setelah jatuh Tadi"

'Ya.. Apa jadinya aku tanpa matsu-san, Bagiku matsu-san Bukan hanya pelayan tapi teman baikku. Matsu-san bagaikan kakak perempuan untukku yang Sejak lahir telah menjadi yatim piatu ini. Kuil Shinto adalah rumah Bagiku, dan pusaka satu-satunya yang diberikan keluarga Oda untukku jaga. Pusaka dan segala kemisteriusan didalamnya'.

"oishi... Matsu-san, ya kan maeda-san"

"humn.. Iya." dibalas Senyuman manis keduanya, mereka saling mencuri tatapan mata dan tersenyum tipis, benar-benar pemandangan yang ingin sekali Ku goda

"kau bisa Jadi istri yang baik nanti matsu-san" sautku pada matsu-san yang memberiku hadiah cubitan maut dipipiku.

"Ittai... Matsu-san ..." protesku

"Dasar kau ini" dari raut wajahnya yang gampang digoda sekarang

"Jadi Kapan maeda-san mau Melamar matsu-san ?"

"uhukk... Ahh... Itu..." maeda-san tersedak mendadak dan salah tingkah.

"Nona.. Ayo selesaikan makannya besok anda tidak boleh terlambat dihari pertama masuk sekolah" matsu-san langsung menyela dengan wajah berona merahnya.

"Baiklah.. "

' Matsu-san dan maeda-san adalah penjaga setia dari kuil ini. Dan aku tahu Sudah Sejak lama mereka menjadi sepasang kekasih. Pandanganku kembali teralihkan pada Kare ikan buatan matsu-san. Hingga akhir acara makan yang sesekali Ku goda mereka.'

'Mereka pasangan yang amat serasi. Seandainya aku juga memiliki pasangan hidup. Namun takdir mengatakan berbeda, kenyataannya seorang miko sepertiku, tak Akan Ada pria yang menyukaiku, terlebih bila mereka tahu aku adalah seorang..'

Tap.. Tap...

Braakk... (suara pintu yang dibuka kuat)

.

Seorang pria dengan surai coklat agak panjang berlari menelusuri lorong kuil, tatapan matanya tampak resah bersamaan dengan raut wajahnya yang memucat.

Braakk... (suara pintu yang dibuka kuat)

"Oichi-dono.. " napasnya tersegal-segal

"diluar.."

Oichi langsung bangun dari tempatnya, matanya menajam waspada.

"matsu-san ambilkan naginataku."

"ini Oichi-dono".

Dengan sigap matsu melempar naginata kearah Oichi dan ditangkap dengan sempurna, dan tanpa menghiraukan kare ikan kesukaannya Oichi berlari keluar kuli bersama dengan Keiji, si pria pemberi pesan menuju keluar kuil. matanya menatap tajam dengan senyum sinis Oichi mendapati sesosok pria berambut perak tinggi kurus tengah menggangu santap malam terlambatnya itu.

"mau apa kau?"

"ckk.. sinis sekali sangat cocok dengan imagemu Tuan Putri"

Pria itu membelakangi Oichi dan memandang langit gelap dengan seringgai mencurigakan. Sedangkan Keiji yang bengong dan bertampang bodoh memandang bergantian Oichi sang majikan pamannya dan pria aneh bertampang agak feminism itu.

"kalau kau kesini hanya ingin mengingatkanku soal perjodohan lebih baik mati saja kau Hanbei". Oichi menurunkan Naginatanya.

"hahaha.."

"sebentar.. sebentar.. aku agak tidak mengerti, Oichi-dono teman orang ini" Keiji nunjuk-nunjuk Hanbei dengan tidak sopannya.

BUAAAKKKKK (pukulan maut kekepala Keiji hadiah sang paman)

"HUEEE.. sakit.." Keiji melinting ditanah sambil memegangi kepalanya

"dia masih kerabat Oichi-dono"

Maeda usap-usap dada melihat tingkah laku keponakan yang baru tiba dari desa 3 hari yang lalu, sedangkan Oichi, Hanbei dan Matsu tanpa menghiraukan 'kemesraan' paman dan keponakan itu segera masuk karena Matsu menawari Hanbei Kare Ikannya.

SKIP TIME (takut kelamaan karena ceramah paman Maeda)

Acara makan kembali dengan bertambahnya penghuni Takenaka Hanbei yang duduk manis menatap sang sepupu yang terus-terusan mendeath glarenya serta Maeda Keiji dengan benjolan besar yang diberikan sang paman karena kebodohannya mengatakan Hanbei mata-mata yang tengah akan mencuri uang persembahan di Kuil padahal saat itu Hanbei sedang mencari uang koinnya yang hilang untuk ongkos pulang nanti.

"hahh.. damainya hari ini" ucap Matsu yang tersenyum melihat pemandangan didepannya.

.

.

.

.

ToBe Countinue…

.

.

REVIEW ME PLEASE =/\=