From : My Kyeopta Noona
Kyuhyunnie~ sepertinya aku sedikit terlambat ke Korea karena harus membantu Appa mengurus beberapa perusahaan di California. Jadi kau tak perlu menjemputku.
Apakah di sana sudah turun salju? Jangan sering bermain di luar, dan jangan nakal, Siwonnie pasti repot mengurusmu, arraseo? Baiklah, aku hanya ingin memberitahu keterlambatanku dan sampaikan salamku untuk calon adik iparku itu, ne ^^
.
.
.
From : Nae Kyunnie
Jangan terlalu lelah, Noona. Kau bisa sakit.
Arraseo. Dan satu lagi, siapa calon adik iparmu, Noona?
.
.
-Gyeoul-
.
Author : Suha Camui
.
Cast : Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Cho Ahra, Jung Yunho, Kim Jaejoong, and others
Disc : Themself and Fans
.
-Happy Reading^^-
.
.
.
Setelah mengetik balasan untuk Noona-nya, namja berkulit pucat itu sedikit mengulet dan kembali memeluk guling di sampingnya. Rasanya begitu sulit meninggalkan selimut tebal di cuaca sedingin sekarang meski kamarnya telah di pasang penghangat ruangan.
Seorang namja bertubuh tegap keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dia tersenyum menatap 'Buntelan' di atas kasur king size miliknya. Perlahan ia langkahkan kakinya berusaha untuk tidak mengusik seseorang yang sedang bermimpi.
"Baby Kyu, ini sudah hampir siang. Bukankah kita akan menjemput Ahra Noona?" namja itu malah ikut merebahkan tubuhnya di samping namja pucat bersurai sewarna caramel.
Alisnya mengkerut saat tidurnya terusik. "Aish! Hyung, aku masih mengantuk dan tadi Noona mengirim pesan kalau dia sedikit terlambat dan kita tak perlu menjemputnya." Namja pucat pemilik marga Cho itu semakin menggelung pada selimut tebalnya dan mengeratkan pelukan pada guling.
Choi Siwon, namja pemilik tubuh tegap itu hanya tersenyum melihat tingkah kekasihnya. "Tapi ini sudah hampir siang, Kyu. Segeralah bangun dan turun. Aku akan membuat sarapan." Ucapnya, sebelum beranjak dari kasur empuknya, dia sempatkan untuk mengecup lembut kening dan pipi Kyuhyun.
.
.
15 menit terbuang begitu saja di apartemen pribadi milik Siwon. Hanya ada suara spatula yang terbentur pan karena sang pemilik sedang sibuk membuat pancake. Selesai dengan rutinitas paginya, dia meletakkan pancake yang masih mengepulkan asap hangat di atas meja makan yang terbuat dari kaca bening. Secangkir espresso, hot cappuccino, seporsi waffle dan tiga lembar pancake terhidang.
Siwon tersenyum puas dengan menu pagi ini. Dia melirik jam tangannya, kemudian melirik tangga. 'Teman sarapan'-nya belum juga menampakkan diri. Ia putuskan untuk menyusul ke kamar.
Siwon kembali memasuki kamarnya dan perlahan duduk di samping tubuh kekasihnya yang masih betah bermimpi. Bibirnya mengulas senyum. Dengan gerakan pelan karena tidak ingin mengusik tidur Baby Kyu-nya, Siwon tidur dengan memeluk Kyuhyun dari depan, melingkarkan tangan kekarnya mengelilingi perut Kyuhyun.
Kantuk menyerangnya, membuat ia menyerah dan menyusul Kyuhyun bermimpi setelah mendaratkan sebuah kecupan di kening kekasihnya.
Tidak ada yang sadar jika keduanya memimpikan hal yang sama sembari mengulas senyum…
.
.
.
.
###
Setelah beberapa mobil terparkir di basement sebuah gedung berlantai 30, beberapa orang berjas hitam keluar lalu salah satunya membuka pintu mobil hitam metallic, dan seorang namja berparas tampan dengan senyum manis keluar.
Dia dan beberapa bawahannya mengikutinya menuju lobby untuk mengecek daftar tamu yang telah hadir dalam ruang rapat. Sementara bawahannya mengecek daftar tamu, Choi Siwon, putra pemilik Choi Corp. sedang sibuk membolak-balik dokumen-dokumen di tangannya.
Merasa sedikit lelah, dia mengedarkan pandangannya pada ruangan berdominan caramel itu. Pandangannya berhenti ketika melihat seseorang sedang duduk di luar kantornya dengan tangan menyilang di depan dada.
Entah kenapa, ada perasaan untuk menghampiri namja itu dan tanpa di sadari, kakinya melangkah menjauhi gedung tinggi itu.
"Ya! Choi Siwon, kau mau kemana? Sebentar lagi rapatnya di mulai." Seorang namja berambut ikal kehitaman menepuk bahunya.
"Rapat kali ini kuserahkan padamu, Yesung Hyung."
"Tapi…" Belum sempat namja bawahan sekaligus sahabat Siwon menyelesaikan kalimatnya, Siwon sudah beranjak dari tempatnya. Akhirnya di putuskan untuk menuju ruang rapat dengan bibir yang terus mengomel.
.
.
Kyuhyun terkejut saat merasakan sesuatu yang hangat melingkupi punggungnya. Dia menoleh ke kiri dan menemukan sosok bertubuh tinggi dan berwajah tampan tersenyum padanya, memamerkan lesung yang cukup dalam. Sosok itu tengah menyampirkan jaket cokelat kepunggungnya.
"Sedang apa?" Tanya Siwon, langsung duduk di samping Kyuhyun.
Awalnya Kyuhyun hanya menatap datar pada Siwon, tapi setelahnya di alihkan pandangannya kedepan lagi. "Menunggu Noona-ku." Jawabnya singkat.
"Kenapa tidak menunggu di dalam saja? Udara di sini begitu dingin, bahkan pipimu sudah terlihat pucat dan mendingin." Tangan Siwon menjulur, menyentuh pipi putih Kyuhyun.
Sontak, Kyuhyun sedikit menjauhkan wajahnya dari Siwon ketika namja itu menyentuh pipinya. Dia tidak pernah suka dengan sentuhan orang asing. "Kalau kau ingin masuk, silahkan."
Kesan pertama Siwon pada Kyuhyun adalah namja itu sedikit bicara. Tapi entah kenapa dia merasa nyaman saat duduk di samping namja pucat itu, meski malam itu sangat dingin karena sudah memasuki musim salju.
30 menit berlalu begitu saja tanpa apapun di antara keduanya. Sunyi yang begitu dominant membuat Siwon enggan bertanya lebih banyak karena tidak ingin mengganggu namja di sampingnya.
"Omoo~ Kyunnie, sudah berapa lama kau menungguku?" seorang yeoja cantik dengan rambut ikal kecoklatan yang serupa dengan milik Kyuhyun, menghampiri keduanya.
"1 jam."
"Aigoo~ kenapa tidak menunggu di dalam saja? Bagaimana jika kau sakit?"
"Dan mendapat lirikan dari orang-orang? Tidak, terima kasih."
Yeoja itu tersenyum kearah namja di samping adiknya, "Annyeong, Siwon-sshi. Kenapa anda tidak hadir dalam rapat?" Tanyanya ramah.
"Ah, Annyeong, Ahra-sshi. Euhm, saya sedikit terlambat karena suatu urusan." Jawab Siwon.
Tapi sepertinya Ahra terlanjur tahu apa yang membuat seorang Choi Siwon tidak menghadiri rapat yang cukup penting. Perlahan, bibir tipisnya melengkung ke atas.
Kyuhyun melepas jaket milik Siwon dan meletakkannya pada pangkuannya. Ia berdiri, "Kamsahamnida." Setelah mengembalikan jaket cokelat itu, Kyuhyun langsung beranjak menuju tempat parkir.
Yeoja cantik bernama Cho Ahra itu melirik Siwon dan membungkukkan badannya, ikut berterima kasih lalu pamit dari hadapannya.
"Bagaimana menurutmu?" Tanya Ahra ketika mereka sudah di jalan menuju kediaman keluarga Cho.
"Siapa?"
"Tentu saja Choi Siwon, Kyunnie~"
"Tampan."
.
.
.
"Kyu, setelah pulang sekolah kau ke kantorku, ne." Ahra memakai jaket tebalnya.
"Dan menunggu Noona selesai rapat lagi?" Tanya Kyuhyun, datar.
Ahra tersenyum, "Ani. Aku ingin mengajakmu makan malam. Aku tidak ingin setelah pulang dari kantor mendapati rumah ini sudah hangus terbakar". Ia sangat tahu jika adiknya itu tidak bisa menyentuh kompor dan alat masak lainnya.
"Arra."
.
.
.
Kyuhyun baru saja keluar dari gerbang sekolahnya, dan dia sudah mendapat pesan di ponselnya.
.
From : My Kyeopta Noona
Kyu~ jangan menunggu di kantor, tapi langsunglah ke Blue Shappire Restaurant. Aku mungkin agak telat dan aku tidak ingin membuat adik kesayanganku mati kelaparan. C U ^^
.
Kyuhyun menghela nafas, memaklumi sifat Noona-nya yang sering seenaknya. Tapi dia tidak keberatan. Toh, Ahra adalah Noona yang selalu di sampingnya sejak ia lahir dari rahim ibunya.
Bahkan ketika mereka kecil, Ahra pernah enggan masuk sekolah karena ingin menemani Kyuhyun yang saat itu terkena flu. Saat itu, Ahra terus tidur di samping adiknya sembari sesekali mengganti air kompres. Membuat Ahra begitu berarti dalam hidup Kyuhyun.
.
.
Dahi Kyuhyun mengkerut saat melihat siluet seorang yang cukup ia hapal, sedang berjalan menuju mejanya.
"Annyeong." Sapa namja itu saat sudah sampai di hadapan Kyuhyun.
Kyuhyun hanya menatap heran Siwon yang tiba-tiba duduk di kursi depannya, tanpa berniat membalas sapaan namja itu. "Dimana Ahra Noona?"
Siwon terlihat menggaruk tengkuknya, "Sepertinya dia sedikit terlambat kemari. Dan dia menyuruh kita untuk makan duluan. Dia bilang tidak ingin kau sakit."
Tanpa berniat memulai percakapan, Kyuhyun langsung menyantap hidangan yang sudah tersaji karena diapun memang sudah merasa lapar. Tanpa menyadari mata emerald yang terus menatapnya dan bibir tipis yang terus menyunggingkan senyum lembut.
.
.
.
"Kyu~" Ahra yang baru saja masuk kekamar berdominan baby blue itu langsung memeluk adiknya dari belakang.
"Hm?"
"Bagaimana kemarin?"
"Apa Noona sengaja tidak datang?" Tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari layar computer di depannya.
"Mian, Kyunnie~ kemarin rapatku selesai sejam sebelum kau pulang. Karena kupikir kau sudah pulang duluan, Yunho dan Jaejoong menawarkan diri untuk mengantar karena arah pulang kami sama. Menurutmu, bagaimana dia?"
"Tampan."
"Bukan itu… tapi kepribadiannya? Apakah menyenangkan?"
"Dia terlalu berisik."
Ahra hanya tertawa kecil mendengar jawaban adik kesayangannya itu. Ia semakin mengeratkan pelukannya dan meletakkan dagunya di atas pundak Kyuhyun dengan pelan, tidak ingin mengganggu adiknya yang sedang sibuk bermain.
"Apa Noona menyukainya?" Tanya Kyuhyun. Dia mem-pause sebentar Star Craft-nya.
"Tentu saja. Yeoja mana yang tidak suka dengan Choi Siwon, hm? Dia penerus Choi Corp. memiliki wajah tampan dan berkepribadian hangat. Semua gadis selalu bermimpi bisa bersanding dengannya, Kyu-ah."
"Oh." Namja pucat itu kembali mem-play permainannya.
Di belakang Kyuhyun, Ahra hanya tersenyum mendengar sedikit nada putus asa dari adiknya.
.
.
"Haahhh…"
Helaan nafas itu terdengar cukup keras, membuat seorang pria cantik yang sedang menyelesaikan tugasnya sebagai Sekretaris cukup terganggu. Dia kembali menyelesaikan setumpuk dokumen di atas meja.
"Apa kau tahu, menghela nafas bisa mengurangi usia dan menghilangkan kebahagiaan?" ucap pria cantik itu, kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Jae Hyung…"
"Hm?"
"Kau berteman dengan Cho Ahra sejak kecil, kan?"
Kim Jaejoong, pria cantik itu mengangkat kepalanya, menatap lawan bicaranya yang sedang bersandar di kursi Direktur. Kepalanya di rebahkan pada kepala kursi, membuat lelaki yang berusia satu tahun di bawahnya itu mendongak menatap langit-langit ruangan berdominan soft caramel.
"Wae, Siwon-ah?"
"Dia… Wanita yang seperti apa?" Sang Direktur muda bertanya.
Jaejoong sedikit memiringkan kepalanya, terlihat berpikir sejenak sambil mengetuk pena pada bibir penuhnya yang sedikit mengkerucut imut.
"Ahra wanita yang cantik. Dia selalu ramah dan tersenyum pada bawahan dan teman-temannya. Wanita perfeksionis yang pintar dan berkharisma. Waeyo? Tertarik padanya, eh?"
Siwon tidak menjawab maupun merespon pertanyaan Jaejoong. Kursi tempatnya duduk terputar kekanan dan kekiri. Terlihat seperti memikirkan sesuatu.
"Kurasa kalian sangat cocok. Dia tidak seperti yeoja lainnya yang mengincar hartamu, Siwonnie. Dia tipe pekerja keras yang akan mewujudkan keinginannya dengan usahanya sendiri." Jaejoong kembali berucap.
Sepertinya Siwon maupun Jaejoong tidak menyadari seseorang memasuki ruangan yang sejenak hening itu.
"Memuji wanita lain dengan wajah imut seperti itu… Kau membuatku cemburu, Jae…" Sepasang tangan melingkar rapat di perut Jaejoong, membuat pria cantik itu sedikit terlonjak kaget.
"Ya! Berhentilah membuatku kaget, Tuan Jung." Jaejoong menepuk pelan lengan yang melingkar di perutnya. "Dan berhentilah cemburu pada orang lain, karena aku hanya milikmu." Pria cantik itu mengangkat wajahnya dan mengecup sekilas bibir di atasnya.
"Ya! Ya! Ini masih diruanganku! Tidak bisakah kalian melakukannya di ruangan kalian saja?!" desis Siwon, tajam.
Sepasang kekasih di hadapan Siwon hanya terkekeh pelan. Yunho melepas pelukannya, menarik sebuah kursi untuk tempatnya duduk di samping kekasih sekaligus sekretarisnya.
"Kau tertarik pada Ahra, Choi?" Yunho menopang dagu dengan kedua tangannya, menatap jahil adik sepupunya itu.
Siwon hanya memutar bola mata, malas meladeni Hyung-nya itu. Berhadapan dengan Yunho sama saja dengan bunuh diri, karena namja musang itu akan benar-benar habis menjahilinya.
"Aahh… sepertinya kau melupakan satu hal tentang Ahra, Jaejoongie…"
"Mwo?" Jaejoong menoleh pada Yunho.
Yunho balas menoleh, sehingga bisa menatap raut imut kekasihnya. "Satu hal yang sangat penting tentang Ahra…"
"Aaahh~" Jaejoong menepuk pelan keningnya. "Aku lupa…"
"Mwoya?" Siwon yang sedari tadi diam akhirnya bertanya.
Pasangan YunJae itu menatap Siwon dengan senyum yang sulit di artikan namja bermarga Choi itu.
"Ahra pengidap "Brother Complex""
"MWO?!"
.
.
.
Next(?)
Hyuhuuuu~ Author amatir dateng bawa WonKyu lg -w-
sebenernya ini fic udah dari taun lalu nginep di kompi, tapi setelah saya denger lagu 7 years of love, mood buat ngelanjutin mendadak ilang... berganti dengan ide fic angst
dan setelah mendapat semangat dari readersdeul, saya yg awalnya pesimis dgn ff WK yg saya buat, jadi semangat krna dpt respon yg ngbuat saya pengen nangis :')
Kamsahamnida ne~ *lambai2 bareng kyumom
oh iya, saya gak jamin ini fic cepet apdet *dgampar readers :p* So, berkenan REVIEW? ^^V
