Title : Not an Ordinary Love Chapter 1
Author : adindaPCy
Length : Chapter
Genre : Romance, Sad
Rating : PG-13
Cast :
Wu Yi Fan a.k.a Kris
Huang Zi Tao a.k.a Tao as yeoja
Xi Lu Han a.k.a Luhan as yeoja
Oh Se Hoon a.k.a Sehun
Kim Jong In a.k.a Kai
Do Kyung Soo a.k.a Kyungsoo as yeoja
Park Chan Yeol a.k.a Chanyeol
Disclaimer : Para member EXO milik Tuhan YME, orang tua mereka, entertainment mereka, dan juga fans mereka tentunya. Terutama FF ini, 100 % milik author dan hasil buah pikiran author sendiri. NO PLAGIAT !
WARNING : Ini FF YAOI ! Boy x Boy ! Yang gak suka YAOI mending gak usah baca deh ! No BASH ! OK !
Author's note : Mianhae kalo typo bertebaran, alur kecepetan dan feelnya kurang dapet ….
So ….
Happy Reading !
And NO PLAGIAT !
Hari begitu terik dengan panasnya matahari siang itu. Wu High School sedang melaksanaan penerimaan murid baru di sekolah mereka. Hal ini membuat tiga orang yeoja pilihan Byun Seonsangnim itu merasa kelelahan karena harus membantunya membawa beberapa berkas murid baru maupun pindahan ke ruang kepala sekolah dan memberikannya kepada setiap wali kelas.
"Aigoo… Kenapa hari ini panas sekali ?" seru seorang yeoja bernama Xi Luhan sambil mengelap keringat yang membasahi hampir seluruh wajahnya.
"Huh, iya. Kapan semua ini akan berakhir ? Aku sudah lelah berjalan kesana kemari mengantar ini semua." Gerutu yeoja disampingnya dengan name tag Kyungsoo Do.
"Kalian harus melakukannya dengan ikhlas. Dengan begitu semuanya akan terasa cepat dan tidak melelahkan. Sudahlah, ayo kita lanjutkan lagi pekerjaan ini. Kasihan Byun Seonsangnim." Nasehat seorang yeoja lagi, Huang Zi Tao, atau yang biasa dipanggil Tao.
Ketiganya kembali berjalan dengan berkas-berkas di tangan mereka masing-masing dan dengan arah tujuan kelas yang berbeda pula. Terlihat Luhan yang jalan dengan malas-malasan di koridor. Pekerjaan ini sudah sangat melelahkannya. Ia sudah hampir kalap akan kesabarannya jika saja sejak tadi Tao tidak menasehati dan menghiburnya.
Luhan baru saja mengantarkan berkas-berkas murid baru ke kelas 1-C dan membawa berkas lainnya kembali ke ruang kepala sekolah. Dan mungkin kesabarannya kali ini benar-benar sedang di uji. Baru saja tiga langkah meninggalkan kelas itu, tubuh imutnya itu ditabrak oleh seorang namja albino dengan tinggi diatas rata-rata. Semua berkas di tangannya berserakan di lantai.
'Oh shit ! Apalagi sekarang ?' maki Luhan dalam hatinya.
Wajah yeoja itu sudah menyiratkan amarahnya. Tinju juga sudah terkepal tegas di kedua tangannya, bersiap untuk menonjok orang yang sudah berani-beraninya manabraknya.
Tapi hal itu ia urungkan karena namja yang sudah menabraknya barusan berkali-kali membungkukkan badannya meminta maaf. Bahkan kini ia membantu Luhan untuk membereskan berkas-berkasnya yang berserakan.
"Jeosonghamnida. Aku benar-benar tidak sengaja. Aku tidak melihatmu berjalan tadi. Jeosonghamnida. Aku akan membantumu." ucap namja itu.
"Tidak perlu !" Jawab Luhan ketus.
"Tidak apa." Namja itu terus saja memungut berkas-berkas di lantai. Luhan ikut bejongkok memungut berkas-berkas itu dan hendak membentak namja di depannya lagi.
"Ya ! Tid-" ucapan Luhan terpotong karena pada saat itu namja di hadapannya tanpa sengaja memegang tangannya yang sama-sama akan mengambil sisa berkas yang hanya bersisa satu di lantai.
Tatapan keduanya beradu. Namja pemilik kulit pucat itu menguntai senyumnya tatkala memandang Luhan. 'Cantik.' batinnya.
Luhan hanya memandangnya dengan tatapan kesal, tapi ada raut keterkejutan disana. Ia juga sempat berpikir bahwa namja dihadapannya tak kalah tampan dengan Kris, sang pujaan hati seluruh siswi di sekolahnya.
Yeoja bersurai coklat itu segera tersadar akan lamunannya selama beberapa detik tadi dan langsung menepis kasar tangan sang namja yang masih betah memegang tangannya. Ia ingat, ia masih kesal dengan namja ini. Sekarang bukan saatnya untuk terpesona akan ketampanannya.
"Ya ! Lepaskan ! Minggirlah !" bentak Luhan untuk menyuruh namja itu sedikit kepinggir karena mereka memang sedang ada di tengah-tengah koridor. Untung saja saat itu koridor terbilang sepi, tak banyak murid ataupun guru yang lewat disana.
"Koridor ini cukup lebar untukmu berjalan tanpa aku harus meminggir." jawab sang namja dengan polosnya.
"Aisshh ! Kau ! Beraninya !"
"Soal barusan, aku benar-benar tidak sengaja menabrakmu. Jeosonghamnida. Oh ya, aku murid baru di sekolah ini. Namaku Oh Sehun." ucap sang namja memperkenalkan dirinya dengan ramah. Tak lupa senyum yang juga menghias di bibir tipisnya.
"Huh ! Bukan urusanku !" geram Luhan yang langsung melangkahkan kakinya terburu-buru meninggalkan namja itu. Bukannya apa-apa, kini ia sedang sibuk menetralkan detak jantungnya yang berdetak sangat cepat. Juga berusaha untuk menghilangkan rona merah yang menghias wajahnya.
Ini adalah ketiga kalinya ia merasakan detakan yang tak biasa jika berada di dekat seorang namja. Pertama kalinya ia merasakan debaran ini adalah saat ia masih berpacaran dengan Chen, namja brengsek yang sudah menghianati hatinya. Dan orang kedua adalah Kris, namja yang menjadi pangeran hatinya dan di setiap hati para yeoja di sekolah mereka ini, kecuali Tao dan Kyungsoo.
"Oh God, ada apa dengan jantungku ?"
.
.
.
"Luhan eodiseo ?" tanya Tao pada Kyungsoo yang sedang melepas lelah di bangku taman sekolah. Sesekali ia tampak menepis keringat yang melewati pipinya.
"Molla." Jawab Kyungsoo kemudian meneguk air mineral di botol yang ia pegang. Saat selesai minum, ia mengangkap sosok yang baru saja dttanyakan Tao keberadaannya.
"Eoh, Tao~ya, bukankah itu Luhan ?" tunjuk Kyungsoo pada yeoja yang sedang berjalan dengan teburu-buru. Tao mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk sahabatnya itu.
"Eoh ? Ne, itu Luhan. LUHAAAANN !" panggil Tao berteriak. Yeoja yang merasa namanya dipanggil itu memalingkan mukanya ke arah datangnya suara. Ia juga mengganti arah jalannya menuju kedua sahabatnya yang sedang duduk di bangku dengan Tao yang melambai-lambaikan tangannya.
"Kenapa lama sekali ? Kau dari mana saja eoh ?" tanya Kyungsoo.
"Ada sesuatu yang menghambatku tadi." jawab Luhan saat mengingat kembali kejadian ia ditabrak seorang namja yang membuatnya moodnya semakin buruk.
"Ya sudahlah, kau ditunggu Kepala Sekolah di ruangannya. Palliwa ! Setelah itu kemari lagi ne. kami sudah menyelesaikan tugas kami." ujar Tao mengingatkan sahabat 'Rusa'nya itu.
"Neeee." jawab yeoja itu malas dan melangkahkan kakinya pergi lagi. Saking lelahnya, ia sampai tidak tau harus berekspresi bagaimana lagi.
Setelah Luhan kembali dari ruangan Kepala Sekolah, ia menghampiri Tao dan Kyungsoo yang masih betah duduk di bangku taman sekolah. Kemudian ia menceritakan hal apa yang membuat dirinya terlambat tadi.
"Aigoo… Ahahaha…. Namja mana yang berani menabrak seorang Xi Luhan ini eoh ?" tawa Tao dan Kyungsoo bersamaan membuat Luhan semakin jengkel dengan keduanya.
"Molla. Aku tak mengenalnya. Aku juga tak pernah melihatnya sebelum ini."
"Mungkin dia hoobae kita ?"
"Ani. Kurasa ia adalah murid pindahan. Kelas 3 seperti kita juga. Karena aku sempat melihat warna name tag yang ia pakai." Argumen Luhan menolak pernyataan Tao. Dia memang sempat melihat warna name tag yang namja itu pakai. Warna hitam seperti yang dipakai mereka. Selain warna itu, kuning adalah untuk anak kelas 2 dan merah adalah untuk anak kelas 1.
"Kalau sudah melihat name tag-nya, artinya kau sudah membaca namanya juga kan ?" tanya Kyungsoo.
"Aku malas membacanya. Jadi melihatnya saja. Tapi tadi ia sempat berkenalan denganku." Tiba-tiba wajah Luhan merona mengingatnya.
"Mwo ? Berkenalan ? Ahahaa.. Yak, Xi Luhan, kau bilang kesal padanya tadi. Tapi kalian berkenalan juga ? Aigoo…." Ejek Tao sambil mencolek dagu Luhan.
"Yak ! Dengarkan ceritaku dulu. Hanya dia yang mengenalkan diri. Tentu saja aku tidak akan memberitahukan namaku padanya."
"Haiisshh… kau ini jutek sekali Luhan~ah. Lalu, siapa nama namja itu ?"
"Hun… Se.. Hun. Oh Sehun. Ya, itu namanya kalau tidak salah." Luhan mengeja nama namja itu. Begitulah jika ingatannya benar.
"Oh Sehun ?" Luhan mengangguk mengiyakan ucapan Tao yang terdengar seperti bertanya itu. Yeoja pecinta Panda itu tampak memikirkan sesuatu.
"Jika dugaanku benar, sepertinya ia adalah murid pindahan dari Shinwa High School di China."
"Jeongmal ?" tanya Kyungsoo sambil membulatkan matanya. Membuat Luhan gemas dan ingin mencubit pipi tembam sahabatnya itu.
"Oh ne, satu lagi. Sepertinya ia juga atlit basket seperti Kai dan Kris. Ia masuk di kelas 3-B. Kulihat fotonya di berkas itu, ia tampan juga." jelas Tao lagi dengan semangat.
'Ya dia memang tampan Tao~ya. Aiisshh, kenapa aku jadi memikirkan namja itu ? Menyebalkan !' Luhan terus merutuki dirinya dalam hati.
"Wooaah, daebak ! Kalau begitu ia pasti akan cepat terkenal karena bergabung dengan tim basket sekolah kita. Apalagi jika ia tampan seperti apa yang kau katakan Tao~ya." Kyungsoo berbicara dengan mata berbinar-binar. Sementara Luhan, ia hanya diam saja. Dia bingung harus mengatakan apa.
"Sudahlah, ayo kita ke kantin." Akhirnya Luhan memutuskan percakapan teman-temannya itu yang menurutnya 'tidak penting'.
.
Ketiga yeoja itu menempati meja kosong yang ada di tengah kantin. Tak jauh dari meja mereka, hanya beberapa meja saja, Kris, Kai, dan anggota basket lainnya duduk. Kai memandang Kyungsoo sambil tersenyum, sementara yang dipandang melambaikan tangannya pada namja itu.
"Haissh, malas sekali melihat lovey dovey KaiSoo disini." Gumam Luhan yang langsung digamit oleh Tao.
"Sudahlah, kau kan bisa melihat namja yang ada di samping Kai itu. Cepatlah duduk. Aku merasa lelah dan pusing." Kata Tao sambil menunjuk Kris yang duduk di samping Kai dengan dagunya. Luhan memandang Tao malas. Tapi begitu ia melihat wajah yeoja itu, ia malah terkejut karena melihat wajah Tao yang memucat.
"Tao~ya, kau sakit ? Kenapa pucat sekali ?" tanya Luhan sambil memegang pipi sahabatnya itu khawatir.
"Gwaenchana. Mungkin hanya karena kelelahan."
"Geurae, ja, kita duduk." Ajak Luhan menuju meja kosong itu. Keduanya berjalan bersama meninggalkan Kai dan Kyungsoo yang masih bercakap-cakap dengan semu merah di wajah keduanya. Luhan berjalan duluan dengan Tao dibelakangnya. Baru saja Tao berjalan selangkah, tiba-tiba badannya terdorong keras ke belakang. Ya, ia tak sengaja terdorong oleh murid yang sedang berlari itu. Yeoja itu hanya pasrah saja jika bokongnya nanti akan mencium lantai sambil memejamkan matanya.
Hup.
'Eoh ? Apa ini ? Kenapa tidak sakit ?' batin Tao yang masih memejamkan matanya. Perlahan yeoja itu membuka matanya karena penasaran. Dan yang pertama kali dilihat oleh mata tajamnya adalah wajah seorang namja yang sangat dekat dengan wajahnya. Namja itu juga yang memeluk Tao hingga bokongnya tidak jadi mencium lantai kantin. Namja yang entah kenapa sangat ia benci.
"K… Kri-"
Namja itu menaruh jari telunjuk nya di depan bibir Tao menyuruh yeoja itu untuk berhenti berbicara. Dan pada detik berikutnya ia memejamkan matanya dan menyentuh bibir peach Tao dengan bibirnya. Sementara yeoja yang masih berada dalam pelukan namja itu hanya bisa membelalakkan matanya.
Cupp !
Kris menciumnya ! Namja pirang dengan model rambut blonde itu mencium bibir Tao lembut. Sangat lembut bagaikan Tao adalah hal yang paling berharga dalam hidupnya. Seperti kaca yang akan pecah walau hanya disentuh. Kris kembali membuka matanya
Tao akui wajah Kris saat itu jauh lebih tampan dari biasanya yang ia lihat. Sangat sangat sangat tampan bahkan. Ya, Kris memang tampan, ia akui itu. Tapi yeoja itu sadar jika hal yang dilakukan Kris barusan adalah hal yang membuat Tao merasa direndahkan sebagai yeoja. Ia mencuri ciuman pertama seorang Huang Zi Tao !
Terlebih lagi ini adalah di kantin. Dan berkat perbuatan Kris itu, kini seisi kantin memperhatikan mereka dengan hening. Termasuk Luhan yang begitu membalikkan tubuhnya langsung disuguhi pemandangan ciuman antar sahabatnya dengan pangeran hatinya. Miris ? Tentu saja.
"Kris…." Ucap Luhan lirih. Ia tak percaya akan apa yang baru saja ia lihat. Begitu juga dengan Kyungsoo yang semakin membulatkan matanya dengan mulut menganga. Terlebih Kai yang mengingat perkataan Kris bahwa Tao bukanlah yeoja idamannya, karena yeoja idamannya bukanlah seseorang dengan mata seperti panda.
Tao mendorong tubuh Kris kasar dan mencoba berdiri dengan baik. Ia menatap benci Kris. Mata tajam dengan garis hitam di bawah kelopak matanya nampak semakin mengerikan. Sedang yang diberi tatapan hanya tersenyum tipis dengan wajah tak bersalah.
Plakk !
…
~ T B C ~
…
Eotte ? Dilanjut ? Or di ENDing'in aja nih cerita ?
Kasi riview donk ! Jebal chingu~yaaa ….
