Anoo, Yogya!
Di hari ulangtahunnya, Yogya merayakannya di tengah rapat dengan para personifikasi provinsi yang lain dan Indonesia. Bukan kue tart mewah yang dipersembahkan oleh para saudaranya. Hanya jajanan pasar dan gudeg yang terlihat memenuhi satu-satunya meja kayu panjang di ruangan itu. Tidak mahal, tapi tradisional. Khas sekali dengannya yang masih cukup kental budayanya—tidak seperti Jakarta yang makin hari makin urakan saja tingkahnya.
Yogyakarta tersenyum. Betapa pandainya para saudara dan saudarinya membuat dia terharu. Tidak, Yogya tidak cengeng. Tapi dia paling lemah pada hal yang—
—uh, melankolis?
"Anu, Mas Indo—"
"Yogya, seharusnya semakin bertambah umurmu, semakin kamu tahu mana yang baik dan mana yang tidak."
"Eh? Maksudnya Mas Jawa Barat apa?"
"Maksudnya itu, berhenti berbicara dengan menggunakan kata 'anu' terus, Yogya."
"Bener. Jawa Barat sama Jawa Timur bener banget. Ntar bisa-bisa lo dikira mau 'anu'-an sama Bang Indo lagi, Yog."
Dan tawa meledak di segala penjuru ruangan. Yang lain tertawa sedangkan Indonesia dan Yogyakarta tertunduk malu.
Disclaimer: Hidekazu Himaruya
Kritik dan saran dibutuhkan untuk perkembangan cerita. Terima kasih telah membaca~ ^^
Yogyakarta, 23 Desember 2012,
Chocolate Albino
