Title: Clueless
Fandom: Kuroko no Basuke
Disclaimer: not mine *sob* (menoleh ke Tadatoshi Fujimaki)
Pairing: Kise/Kuro
Rate: K+ (?)
Summary: Kise. Kuroko. Benar-benar clueless..
Note: ano..ini fic pertama saya, maklum akan sedikit aneh. Just don't be so mean to me *lari ke pojokan*
Kise P.O.V
Angin berhembus pelan, burung-burung berkicauan riang. Dedaunan seakan-akan menari karena angin. Aku menatap ke langit. Langit biru sangat indah..indah..
Seindah rambutnya.. matanya..
Kurokochi...
Hmm? Apa yang kupikirkan!?dasar bodoh! A-aku tak mungkin...benarkah?
Kumenghela nafas pelan. Aku terus membayangkan Kurokochi. Hufft..
Tapi tak mungkin! Kurokochi hanya menganggapku teman.. atau bahkan meenganggapku menyebalkan. Lagipula, mungkin perasaanku padanya hanya asal suka saja. Mungkin akan cepat menghilang..
Tapi perasaanku pada Kurokochi.. saat aku tak sengaja melukai kepala Kurokochi di pertandingan dulu, aku merasa bodoh! Bodoh karena melukai orang yang kusukai! Ta-tapi aku rasa Kurokochi menyukai Aominechi.. me-mereka 'kan dulu partner.. Aominechi juga lightnya Kurokochi dulu. Huwaa! Kenapa bukan aku saja yang menjadi lightnya Kurokochi!? Payah! Payah! Ta-tapi.. a-atau mungkin Kurokochi menyukai ka-kaga... cukup, Kise! Kau akan semakin gila!
"Kurokochi..." ucapku pelan.
"Kise-kun...?"
Normal P.O.V
"Wuaaaa!" Kise berteriak kencang –dengan tidak elitnya- dan menoleh ke sana kemari mencari pelaku yang membuatnya kaget. Tidak ada siapa-siapa... pikirnya. Namun tarikan kecil di ujung bajunya membuatnya sadar jika memang ada seseorang. Dan ia menoleh kebawahnya, mendapati sosok berambut biru muda. Dialah Kuroko.
"Kise-kun? Ada apa?" tanya Kuroko sedikit memiringkan kepalanya ke samping. Manis! Pikir Kise. Kise menghela nafas pelan.
"T-tidak.. aku biasa saja,Kurokochi.. hehe" Jawab Kise. Kuroko menatapnya dengan tatapan –kau payah berbohong saat ini- tapi tetap dengan wajah stoicnya. Kise hanya tertawa canggung.
"Ah, apa yang kau lakukan sendirian disini, Kurokochi?" tanya Kise penasaran. Tiba-tiba saja Kuroko menundukkan kepalanya sedikit. Namun Kise melihat sedikit rona merah samar di kulit putihnya.
"A-apa yang terjadi, Kurokochi!? Apa kau demam? Wa-wajahmu memerah!" ucap Kise panik. Kuroko menggeleng pelan.
"i-itu... besok ada festival bunga di dekat sini.. ... apa..apa Kise-kun ingin pergi bersamaku?" ucap Kuroko pelan. Kise seakan-akan tak mempercayai pendengarannya. Kurokochi mengajakku pergi? Pikir Kise. Kise menatap Kuroko dalam diam.
"a-maaf... aku tak bisa." Ucap Kise datar. Kuroko sedikit bereaksi namun tak disadari oleh Kise. Kuroko menatap Kise sedikit bingung.
"A-aku ada pekerjaan.. ja-jadi tidak bisa.."
"Bohong." Kise terkejut atas ucapannya Kuroko. Kuroko menatap Kise dengan sedikit emosi yang tidak ia tahu.
"Kise-kun bohong. Kau tidak ada pekerjaan apapun. Aku sempat menanyakan pada temanmu.." Kuroko mengatakannya dengan datar. Kise tak menyadari jika ia mengepalkan tangannya erat.
"Kenapa.. Kenapa harus sampai berbohong, Kise-kun?" tanya Kuroko. Kise menggigit pelan bibirnya.
"Karena.. Karena aku tak mau melihat wajahmu dulu." Jawab Kise datar namun jantungnya berdetak kencang. Bagus..Kurokochi akan menjauhiku dan aku mempunyai waktu untuk membereskan perasaanku yang kacau ini. Pikir Kise. Kuroko mengerutkan alisnya sedikit. Bahkan Kise tak memanggilnya Kurokochi seperti biasanya.
"Benarkah? Boleh aku tahu apa salahku?" tanya Kuroko dengan wajah datar namun suaranya sedikit meninggi dan ada sedikit emosi.
"A-ada! Ba-banyak! Banyak.. Kau mungkin tak mengerti.." jawab Kise sedikit membentak. Kuroko sedikit terkejut karena jawaban Kise. Ia merasa tak mempunyai salah apapun pada Kise.
"Apa salahku..? Sebutkan." ucap Kuroko, suaranya sedikit dingin membuat Kise mengerutkan keningnya.
"Kau.. Kau sumber semua masalahku. Aku sering kehilangan fokus karena kau selalu ada dibayang-bayangku. S-sampai aku merasa ada yang salah padaku.. entah kenapa.." ucap Kise, suaranya sedikit bergetar.
"Kise-kun.. menyukaiku?" tanya Kuroko tiba-tiba. Kise manatap horor padanya. Ja-jangan sampai Kurokochi tahu semuanya! Di-dia pasti akan membenciku! Apa yang harus kulakukan? Pikir Kise panik.
"Tidak." Satu kata itu muncul tanpa Kise menyadarinya.
"Aku membencimu. Karena kau, aku merasa.. aneh. Dan itu sedikit menakutkanku." Tidak! Bukan itu maksudku! Apa yang terjadi? Kata-kata itu terucap begitu saja! Pikir Kise semakin panik.
"Kise-kun..."
"Cukup. Aku.. semakin lama aku melihatmu.. semuanya semakin kacau." Dengan ucapan bernada datar itu, Kise melangkah pergi. Satu tetes air mata jatuh dari sudut matanya. Maaf.. Kurokochi. Aku tak bermaksud kasar.. tapi..aku hanya tak mau kau tahu perasaanku yang sesungguhnya padamu dan itu akan membuatmu terganggu karenanya.. Pikir Kise sedih. Tanpa sepengetahuan Kise, Kuroko menangis diam.
Kuroko P.O.V
Kise-kun pasti membenciku.. jangan-jangan ia tahu akan perasaanku? Tapi... sikapnya tadi.. ia merasa terganggu karenaku. Lagipula apa yang kupikirkan? Kise-kun itu normal. Tak mungkin ia mempunyai perasaan suka padaku. Laki-laki. Aku menatap Kise-kun yang semakin menjauh. Baru kusadari aku menangis. Menangis dalam diam. Lagipula apa yang aku harapkan? Kise-kun seorang light yang terang. Dia seorang model yang gemerlap. Seorang bintang. Sementara aku? Aku hanya bayangan. Bukan siapa-siapa. Dengan satu isakan kecil yang lolos dari mulutku, aku melangkah pergi, pergi ke arah yang berlawanan dari Kise-kun. Kedua kalinya.. Kedua kalinya aku merasa seperti ini. Aomine-kun.. dan sekarang Kise-kun.
Normal P.O.V
Mereka pergi ke arah berlawanan. Yang satu dengan kebingungan, yang satunya lagi dengan kesedihan. Tanpa sepengetahuan mereka, Momoi melihat semuanya. Awalnya ia kaget menyadari orang yang disukai Kuroko adalah Kise, namun sekarang ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia harus menyatukan mereka yang clueless agar bisa menyadari perasaan mereka yang sebenarnya.
"Tragis sekali.. dan juga konyol" ucapnya pelan.
"Dasar clueless. Idiot.. Kya! Aku baru saja menghina Tetsu-kun! Oh, astaga! Mulut terkutuk! Maafkan aku, Tetsu-kun!" teriak Momoi panik sendiri sambil membentur-benturkan kepalanya di pohon terdekat (?) tak menyadari tatapan aneh dari orang yang lewat.
"Menurut instingku, aku harus mengajak –ehem memaksa ehem- orang itu! Dai-chan
pasti bisa memberi usul! Bukan bisa tapi harus! Hm... ngomong-ngomong soal Dai-chan.. dia pasti sedang membaca majalah penting –ehem porno ehem- nya." Ucap Momoi yakin. Lalu melangkah pergi.
Di suatu tempat...
"Acho! Ada yang membicaranku, hm? Mengerikan..." ucap Aomine pelan, lalu kembali membaca majalah penting –ehem porno ehem- nya. Tanpa mengetahui jika nanti ia masuk ke masalah besar.. bersama Momoi tentunya.
Owari
So.. how is it? Is it nice? Bad? Please review ^^ and sorry if it isn't go enough. I want to add more chapter.. tapi saya masih bimbang jadi mohon bantuannya. Arigato *bow* m(_)m
