ahhh,dari dulu saia sangat amat mencintai athrun,dan saia tambah bahagia ketika melihat athrun bersama cagalli...tapi,hiks ~nangis bombay~saia kecewa ngeliat hubungan asucaga!kenapa sunrise begitu tega memisahkan pasangan ini ~nangis ala sinet indo~

well,this is my 1st asucaga fanfic...please read and review ^^

disclaimer : sayangny gundam seed bukan milik saia...seandainy iy,maka saia akan membuat happy ending untuk pasangan ini ~ditimpuk~...


Tiga bulan setelah menggagalkan Destiny Plan Gilbert Durandal, bumi akhirnya damai. Dengan dipimpinnya PLANT oleh Lacus Clyne, dan pihak ORB oleh Cagalli Yula Athha kedamaian dapat terjaga dengan baik.

Athrun Zala baru saja keluar dari dalam Gundam miliknya, ZGMF-X19A Infinite Justice setelah melakukan pengecekan rutin terhadap Gundam tersebut. Athrun sedang berada di Eternal untuk melakukan latihan militer gabungan dengan PLANT. Athrun mewakili pihak ORB.

Meyrin Hawke yang masih menjadi pengendali komunikasi di Minerva juga ikut andil dalam latihan gabungan kali ini, dengan perlahan Meyrin mendekati Athrun yang masih mengadahkan kepalanya ke atas – menatap wajah Infinite Justice "Halo Athrun."

Athrun mengalihkan pandangannya ke wajah Meyrin "Ada apa Meyrin?"

"Ano, kau terlihat tidak sehat. Kau tidak apa-apa?" tanya Meyrin dengan wajah khawatir.

Athrun menghela nafas, lalu tersenyum sesaat "Sumimasen, tapi aku tidak apa-apa."

"Sungguh?"

Kali ini Athrun mengangguk. "Athrun!" suara seseorang memanggil Athrun dari kejauhan. Ternyata itu adalah Kira Yamato, teman kecil Athrun "Ah, Kira."

"Wah, maaf, apa aku mengganggu?" tanya Kira sambil menggaruk-garuk kepala.

"Tidak," jawab Athrun enteng. Meyrin terlihat sedikit kecewa mendengar jawaban pria berambut biru itu. "Ada perlu apa Kira?"

"Ah sepertinya Haro rusak lagi. Aku sudah mencoba memperbaikinya, tapi malah tambah rusak," Kira tertawa dengan wajah penuh keringat.

Merasa kehadirannya hanya akan mengganggu, akhirnya Meyrin memutuskan untuk pergi "Kalau begitu aku pergi dulu yah," ucap cewek berambut merah tersebut sambil melambaikan tangan.

Kira membalas lambaian tangan Meyrin, sedangkan Athrun tidak menggubrisnya. Mata hijau itu tertuju ke ujung horizon laut yang membentang di hadapannya dari balik jendela. Athrun kembali menghela nafas, ia merogoh kantong, mengambil sebuah kalung berwarna merah, yang ia dapat dari seseorang. Athrun selalu membawa kalung itu sebagai jimat keberuntungannya, dan juga untuk mengingatkan dia kepada orang yang telah memberikan kalung tersebut dua tahun silam.

Cagalli... What are you doing right now?

ORB headquarters

"Uaaah, masih banyak surat yang harus aku periksa?" Keluh Cagalli Yula Athha dari balik meja kerjanya. Kertas-kertas menumpuk di atas meja, Cagalli menjatuhkan dagunya ke meja.

"Iya, Cagalli-Sama. Apa anda mau istirahat sejenak?" tanya seorang wanita berkaca mata yang sedang memegang tumpukan kertas dengan kedua tangannya.

"Ya, aku rasa aku butuh istirahat. Bisa tolong tinggalkan aku sendiri?"

"Baik Cagalli-Sama. Saya akan menyerahkan laporan-laporan ini ke bagian administrasi," wanita itu membungkuk lalu berjalan menuju pintu berwarna cokelat tua.

Cagalli tiba-tiba teringat sesuatu, ia berteriak "Ah, bagaimana dengan latihan gabungan dengan PLANT? Apa sudah dimulai? Apa ada berita terbaru dari sana?"

"Belum Cagalli-Sama," jawab wanita itu sambil membetulkan kaca matanya.

"Begitu ya?" wajah Cagalli terlihat sedikit murung. "Baiklah, terima kasih."

Setelah pintu tertutup, Cagalli membuang nafas panjang. Kemudian ia membuka laci meja, dan mengambil sebuah kotak berwarna hitam. Sebuah cincin bermatakan rhinestone terlihat di dalamnya. Lagi, Cagalli menghela nafas panjang. Am I, doing the right thing? Aku merasa ada yang salah dengan keputusan yang aku ambil… Tapi… Athrun sudah punya dia, dan aku sudah menitipkan Athrun kepadanya.

Menitipkan? Aku menitipkan pria yang aku cintai kepada orang lain? Sebetulnya apa yang aku pikirkan ketika melakukan hal itu?

Cagalli mengangkat wajahnya, tidak terasa air mata sudah membasahi kedua pipinya. Cagalli tersadar dari lamunannya saat air mata itu masuk ke dalam mulutnya, dengan cepat Cagalli menghapus air mata itu dengan lengan bajunya. Dilihatnya lagi cincin tunangan yang diberikan Athrun sebelum akhirnya Cagalli mengembalikannya ke tempat semula.

Athrun… What are you doing right now?

x=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=x

"Baik para pilot Gundam! Bersiap untuk memulai latihan gabungan!" suara Andrew Waltfeld terdengar ke seluruh ruangan.

"Hari ini kita akan melawan Archangel, tiga puluh unit Zaku II, juga ORB-01 Akatsuki dengan Mu La Flaga sebagai pilotnya, lalu Kira Yamato dengan ZGMF-X20A Strike Freedom," Lacus memberikan rincian mengenai siapa yang akan dihadapi oleh kru Eternal dalam latihan gabungan kali ini.

Teknisi yang dulunya menjadi kru di Minerva, Vino Dupre terkejut mendengar siapa yang akan mereka lawan "Waow, kita akan melawan mereka?"

"Kita seperti mengulang pertempuran di Messiah," ucap Lunamaria sambil menatap pilot cowok bermata merah yang berdiri tidak jauh darinya "Iya kan Shinn?"

"Yah," balas Shinn setelah selesai memeriksa ZGMF-X42S Destiny Gundam miliknya. Hanya saja kali ini, Shinn mengadah ke atas, menatap Gundam warna merah tersebut "Dia berada di pihak kita sekarang."

Merasa persiapannya telah mantap, Athrun menutup kokpitnya. Why am I doing this? Gumam Athrun sambil mengaktifkan Infinite Justice. Let's finish this quick, so I can go home early. Home? I don't have a home, Athrun tertunduk lesu.

Tiba-tiba semua menjadi warna putih, dan seseorang dengan pakaian militer ORB muncul di depan Athrun. Ia terperangah melihat rambut pirang itu.

Bodoh! Kau punya rumah!

Sosok itu tersenyum lembut.

Dan aku menunggu kepulanganmu, Athrun...

Bayangan itu hilang, dan semua kembali menjadi normal lagi.

Athrun tersenyum lega, ya aku pasti akan pulang. Karena aku merindukannya... "Athrun Zala, Justice, launching!" Infinite Justice meluncur keluar, dan terbang menuju tempat latihan dilaksanakan.

Athrun melihat radarnya, ada lima unit Zaku II. Athrun mengeluarkan Beam Blades, terbang dengan kecepatan penuh. Dengan sekali tebas, Dua unit Zaku II kehilangan tangan kanannya, tiga lagi! Athrun melempar boomerang ke arah Zaku II selanjutnya, kali ini mengenai kakinya, tiga unit jatuh. Sisanya jatuh terkena tembakan dari Beam Rifle. Masih ada lagi? Athrun menatap radarnya dengan seksama.

"Hei-hei, apa-apaan dia?" Waltfeld berdiri "Aku kira latihannya belum mulai!"

"Memang belum," ujar Lacus pelan. "Tolong hubungkan ke Infinite Justice," perintahnya.

"Baik," Meyrin segera menghubungi Athrun. "Athrun, ah!" Meyrin terpekik.

"Ada apa?" tanya Waltfeld dan Lacus bersamaan. "AH!"

Mereka melihat Athrun yang sedang berada di dalam SEED mode, dan mulai menghancurkan Zaku II lainnya. "Bocah itu?"

"Hei-hei, ada apa dengan Athrun?" tanya Mu yang baru saja tersambung dengan Eternal. "Lacus!" kali ini giliran Kira "Apa yang terjadi?"

"Athrun, hentikan!" teriak Lunamaria dari dalam kokpit Impulse. Tapi percuma, Athrun sudah menghancurkan semua unit Zaku II.

"Kira, tolong hentikan Athrun sebelum terjadi sesuatu yang buruk," kata Lacus cemas.

"Baik!" Kira segera terbang menuju Infinite Justice, tapi Shinn menghalangi Kira "Biar aku saja!" Shinn dengan Destiny Gundamnya menantang Athrun yang sedang dalam SEED mode.

"Shinn, jangan!" teriak Luna "Bisa-bisa mereka malah jadi serius..."

Shinn mengeluarkan pedang Anti-Ship Destiny "Athruuuun!" ia melayang menuju Infinite Justice yang tidak bergerak.

"Apa kau ingin aku menghancurkan Destinymu lagi, Shinn?" Athrun mengeluarkan Beam Rifle Infinite Justice.

"Ck!" Kira berdecak kesal, mengunci Infinite Justice dan Destiny dalam radarnya, lalu mengaktifkan DRAGOON system "Berhenti kalian berdua!"

Tembakan beam cannon mengenai Beam Rifle Justice, sementara Destiny tidak terkena tembakan dari DRAGOON. "Berhenti kalian berdua!"

"Hei-hei, aku kira kita hanya latihan gabungan," Mu geleng-geleng. Ia bahkan belum mengaktifkan ORB-01 Akatsuki.

Lacus menghela nafas "Suruh mereka semua kembali ke Eternal. Latihan gabungan kali ini kita hentikan."

"Semua unit, latihan gabungan kali ini dihentikan. Silahkan kembali ke pos masing-masing," Meyrin memberi pengumuman ke semua unit Gundam.

"Ah," Athrun tersadar dari SEED modenya. Ditatapnya layar komunikasi, wajah Meyrin terlihat bingung.

"Athrun...," tanpa mengatakan apa-apa, Athrun mematikan saluran komunikasi dengan Eternal.

x=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=x

Suasana hanggar Eternal menjadi ramai membicarakan kejadian barusan. Semua terdiam saat Gundam warna merah itu sudah masuk ke dalam hanggar.

"Cih, orang yang bikin rusuh sudah kembali," celetuk Shinn dengan nada kesal.

"Shinn...," Lunamaria hanya menatap Shinn.

Lacus yang berdiri di lantai dua langsung turun setelah Athrun keluar dari Infinite Justice "Athrun Zala," tegur Lacus saat Athrun sudah berdiri di hadapannya.

Athrun hanya melirik, tiba-tiba 'Plaaak!' Satu tamparan mendarat di pipi Athrun. Seantero hanggar menjadi tambah sepi. Athrun memegangi pipinya yang memerah. Kira yang baru tiba juga ikut terpenjat melihat adegan barusan.

"This is a training session, not a show off session!" Lacus berkata dengan nada tinggi. Dan baru ini dia bicara dengan nada seperti tadi, kepada orang yang pernah menjadi tunangannya pula "Aku harap kau punya penjelasan untuk semua ini, Athrun?"

"Sumimasen," hanya itu yang terucap dengan kepala tertunduk.

Kejadian selanjutnya juga sama tidak terduganya, Lacus memeluk Athrun dengan erat. Yang dipeluk dan orang-orang yang melihatnya kaget bukan main "Lacus, apa-apaan?"

"Kau, merindukan Cagalli kan, Athrun? Kau marah karena kau berada jauh dari Cagalli untuk waktu yang lama. Iya kan?" bisik Lacus.

"No…," jawabnya pelan. Aku tidak merindukan Cagalli, tapi aku membutuhkan dia… Rasanya ingin ia berteriak dan mengatakan ke seluruh dunia betapa ia mencintai gadis bermata amber itu.

Lacus melepaskan dekapannya, menatap Athrun yang sedang menutup kedua matanya, kemudian mencubit pipi Athrun sambil terkekeh "Kau tidak bisa bohong dariku Athrun."

"Lacus!" Athrun terkejut "Untuk apa kau mencubitku?" Athrun menarik lengan Lacus yang masih mencubit kedua pipinya yang sudah memerah.

"Kau lucu kalau sedang malu," kata Lacus senang. Keduanya terlibat dalam adu mulut yang tidak terlalu penting, tapi sepertinya adu mulut itu berhasil membuat wajah Athrun semakin memerah, dan Lacus semakin senang menggoda Athrun.

Shinn, Lunamaria, dan Meyrin langsung menatap Kira yang berdiri di belakang mereka "Hei, kau tidak apa-apa?" tanya Shinn.

Kira hanya tertawa "Tidak apa-apa. Terkadang aku suka memeluk dan mencubit Cagalli," ia tertawa "Tapi selalu berakhir dengan sebuah pukulan di wajahku."

Lunamaria menghela nafas "Kau dan Cagalli kan kembar. Jadi konteksnya berbeda."

"Tidak apa-apa. Athrun, sepertinya sedang butuh seseorang sebagai tempat bersandar," Kira melambaikan tangan ke arah Lacus dan Athrun.

Aku kira aku bisa menjadi tempat bersandar Athrun, tapi ternyata tidak… Meyrin menunduk sedih.