Kupikir dia itu orang yang baik…

Aku menyesal telah menjadi tangan kanannya..

Aku telah menaruh terlalu banyak senyum padanya..

Dia menyedihkan to the extreme..

Hn, sekali herbivore, tetap herbivore..

Untunglah aku tidak mengambil tubuh hinanya itu…

Bossu

Dia, kukira…

Kh, dasar penipu! Kupikir dia kuat, desu!

Heh, harusnya dari awal kubunuh dia…

Yare yare, dasar nii-chan tidak berguna..

Kenapa aku berpikir untuk meminta perlindungan padanya..?

Adikku itu, ah tidak, dia bukan adikku..

.

.

WAIT, YOU? –REINCARNATION-

Genre : Tragedy/Hurt-Comfort

Rate : T…?

Pair : ehm…mungkin tidak ada.. /garuk kepala/

Setting : Future!Ver, AU, AR

Warnings : Typo(s) , grammar ancur, bahasa warna-warni, tragedy pedes-pedes, bikin sakit hati ini, de-el-el

.

.

#Happy Reading!

.

.

Katekyo Hitman Reborn Amano Akira

FanFiction © Ameru-Genjirou-Sawada

.


Kesalah-pahaman, itu satu. Salah-paham dapat menghancurkan tembok keluarga yang kokoh sekalipun.


.

Sudah 4 abad lebih Vongola berdiri sebagai sebuah mafia famiglia yang kuat, dan berintergeritas. Selain kuat, mereka juga terkenal sebagai relawan bagi dunia yang—bisa dibilang—kuat dan sangar—tapi baik.

Tapi, diabad 21 ini, kembali tak selamanya dunia itu bersih dan indah. Dibalik cahaya yang indah, hangat, dan terang, ada kegelapan yang suram, dingin, dan mengerikan.

Memasuki generasi kesepuluh, Vongola mengalami sebuah guncangan hebat. Dan sialnya, ini membekas. Dalam diri para guardian dari orang outside advisor, ia dikenal baik, hangat, murah senyum, serta kuat luar dalam. Namun, apa yang mereka dapat 2 tahun lalu?

Kepahitan.

Mereka serasa dikhianati. Selama 14 tahun mereka bersama, ternyata, inilah tabiat sebenarnya dari sang don besar.

Memalukan. Tapi, kembali, ini realita.

Akhirnya, setelah 5 tahun berlalu, kasus itu mereda. Untunglah dunia cepat melupakan kejadian ini. Tapi, kembali saya katakan, ini membekas.

Membekas dalam dunia mafia, relawan dunia, serta,

Bekas yang pahit dan dalam di lingkungan keluarga.

.

.


Kekecewaan, itu dua. Rasa kecewa yang dalam bisa menenggelamkanmu dalam lautan gelap yang dingin.


.

"Tidak…bukan begitu, kalian salah.., bukan aku yang melakukan—"

"SUDAH CUKUP, DAME-TSUNA!" Teriakan itu menggema diruangan sangdon. Sementara yang diteriaki, hanya tercengang melihat ekspresi yang jarang-jarang itu.

"Sudah kubilang—"

"Cukup, Sawada Tsunayoshi-san. Anda selain telah membantu penyelundupan narkotika dalam jumlah besar, Anda juga terbukti membunuh don Millefiore, Byakuran Gesso." Suara rendah salah seorang CEDEF semakin membuat mata itu membulat.

"Membunuh?! Tidak mungkin! Jelas-jelas Byakuran ada kemarin—"

"Dame-Tsuna. Sekali lagi berucap, akan kubunuh benar kau." Dingin. Reborn sekarang mengacungkan revolver hijau itu kearah Tsuna.

Mata itu langsung meredup. Entah kenapa, Tsuna diam. Tenang.

"…lalu.., hukuman apakah yang akan kudapat..?" Tanya Tsuna akhirnya—dengan suara nyaris berbisik.

Anggota CEDEF tersebut mengangguk, "Hukuman seumur hidup di Penjara Vindice." Manik itu makin meredup mendengarnya.

SYUUT

CRAK

Borgol dengan cloud flames yang melingkari tangan Tsuna menyala dengan galak. Sepasang manik onxy itu mendelik tajam—benar-benar tajam.

"Tsunayoshi. Kau mengecewakan." Hardikan. Hinaan. Rendah, dan tertuju.

Tsuna pun digiring keluar dari ruangannya dengan borgol Hibari mengalung manis ditangannya. Anehnya, Tsuna tak melawan.

Padahal kalau benar ia tak terbukti bersalah, ia bisa saja meronta.

"Ingat. Aku tidak bersalah." Bisik Tsuna, sambil menoleh singkat pada bayangan Reborn.

.

.


Ketidak-percayaan, itu tiga. Sekali membuat kesalahan, lama dan bahkan selamanya kau tidak akan bisa dipercaya.


.

Lima tahun berlalu. Vongola dipimpin tanpa kehadiran seorang don. Selama 5 tahun ini, Vongola bernaung dibawah Reborn, dengan bantuan Gokudera—tentu saja.

"Lagipula siapa butuh…don, seperti itu.." Gokudera menjawab gambling—dan agak gugup. Reborn menurunkan fedoranya.

"Masih membekas, kan?" Gokudera mengangguk.

"Pergilah, Gokudera." Gokudera menengadah. Menatap manik hitam misterius itu.

"Kau lelah. Pergilah. Aku akan menjaga mansion." Gokudera tersenyum mendengar tawaran itu, lalu mengangguk seraya meninggalkan ruangan mewah dan elegan itu.

Reborn masih menyandarkan tubuhnya pada dinding cream ruangan itu. Ini semua, adalah design yang dibuat oleh Tsuna sendiri.

Reborn menatap nanar meja kerja, yang telah menjadi tempat kerja sang don.

"Ah, Reborn, bagaimana misinya?"

Kalau ia pulang dari misi, pasti ditanya hal itu.

"Baik, Dame-Tsuna. Ini laporannya."

"Wah, cepat juga.., terimakasih.."

Dengan senyum angelic yang selalu terpatri diwajahnya yang nampak dewasa tersebut.

Menurunkan fedora. Menyembunyikan raut tak terbaca diwajahnya, "Dame-Tsuna, apa yang kau pikirkan."

.

.


Frustrasi, itu empat. Rasa frustrasi yang mengekang membuat pikiran buta.


.

"Aih, Gokudera-kun, kau nampak lelah.." Nada khawatir Tsuna membuat Gokudera kalap.

"E—eh, juudaime, tidak, saya tidak lelah.." Bohong. Kantung mata sudah level tiga. Kuyu benar Gokudera.

"Tidak, Gokudera-kun. Kau lelah.." Tsuna bangkit berdiri, meregangkan tubuhnya yang pegal. Gokudera makin kalap.

"Ta—tapi—"

"Pergilah, Gokudera-kun. Libur. Kuperintahkan." Senyum manis Tsuna memerintah. Gokudera lemas.

"Juudaime, tolong—"

"Gokudera-kun. Kalau kau sakit, Shamal tidak akan mau merawatmu.." Tsuna masih memasang senyum. Gokudera nangis bombay.

"Terimakasih, juudaime."

.

.


Kenangan, itu lima. Kenangan yang manis akan berubah pahit jika diingat terus.


.

Jalanan Sisilia masih ramai seperti biasa. Walau hanya kota kecil, Sisilia tak lepas dari hirup-pikuk kota. Gokudera mengamati mobil dan kendaraan yang lain melintas.

Saat ini ia hanya mengenakan kemeja putihnya. Tentu ia tidak akan menggunakan pakaian formal jika jalan-jalan. Ia hirup lagi nikotin itu dalam.

Dadanya sakit. Tapi, itu bukan karena efek nikotin itu.

Itu efek kenangan.

"Bertahun-tahun aku mengabdi.." Gokudera mulai meracau, persis seperti orang mabuk.

"…ternyata semua hanya tipuan.." Dalam. Ia hirup lagi dalam.

Namun tak ada gunanya. Itu malah menambah sakitnya hati ini. Bagaimana tidak? Empat belas tahun mengabdi pada orang itu, namun kini kau hanya mendapat kepahitan dan penyesalan.

Ternyata selama ini, aku mengikuti orang yang salah.

Ingin rasanya Gokudera meninju tembok terdekatnya, melampiaskan amarahnya ini.

Gokudera terus berjalan, tak perduli ia sudah berjalan melewati kota, dan memasuki sebuah desa.

Angin bertiup. Helaian silver itu tertiup angin. Melambai-lambai lembut menghalangi pandangan. Gokudera akhirnya berhenti berjalan.

"Ini.." Gokudera ingat. Ini pemukiman kecil nan indah di pinggiran Sisilia. Sejuk, damai. Pemukiman ini sering dikunjungi olehnya,

Dan Tsuna.

"Eh! Ah!" Teriakan kecil menginterupsi pikiran Gokudera. Sebuah bola karet berwarna keunguan menyentuh kaki Gokudera.

Dari kejauhan, seorang anak kecil berlari mendekati Gokudera. Napasnya terengah-engah, dan pandangannya lurus pada bola ungu tadi.

"Ah, milikmu?" Gokudera membungkuk dan mengambil bola itu. Manik coklat anak itu menatap Gokudera dalam.

"Nii-chan.." Gokudera menengadah. Menatap manik si surai kecoklatan anti gravitasi itu.

Entah mengapa, anak ini mengingatkan dirinya padanya.

"Ah, ini.." Gokudera mengembalikan bola itu pada anak itu. Anak itu masih menatap Gokudera.

"Ah, ya? Siapa namamu?" Gokudera berusaha bersikap ramah pada anak itu. Masih. Anak itu menatapnya dalam.

"Sawada Tsunayoshi."

Diam.

"E—eh—"

.

.

==TBC==


Ameru hadir dng fic tragedy/hurt-comfort!

Terimakasih, pertama, saya ucapkan pada Miyucchi sang Cappucinno-san, yg udh menyarankan fic Betrayal!Tsuna ini. Maaf, ya, klo misalnya 1827 gajadi.., maafkan, tpi tetep, terimakasih, Miyucchi-chan \(=w=)/

Klo ad yg tanya, ini ide muncul dri mana, ide ini Ameru dptkan ketika…Ameru galau menghadapi UAS *pundung*

Dan pasti, para reader-sama bingung sama alurnya.., tenang, saya juga bingung.. /oi/

Baik, terimakasih sudah membaca prologue ini. Nantikan chapter berikutnya (sekali lgi, klo apdet.. /oi oi/) .