Summary
Renji sedang asyik bersiul-siul ketika tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas berwarna biru dengan gambar pahlawan I Gusti Ngurah Rai….
-Bleach punya Om Tito-
Petualangan Enam Sekawan
Chapter 1-Hiks…Duitku Ilang…
Dengan malas Renji mengamati Hitsugaya, Ichigo, Hisagi, Byakuya dan Chad yang bermain bola dilapangan. Duh…ampun deh panas-panas begini kenapa sih mereka semangat banget, mending ngadem didalam kelas kayak begini pikir Renji. Hmmmm…musim panas telah tiba dan itu artinya sekolah bakal membutuhkan uang ekstra untuk jajan. Apalagi kalau bukan buat beli es kelapa dan es teh manis yang dijual Kang Mayuri di kantin. Penjual minuman itu memang agak eksentrik karena memakai make up tebal apalagi bedaknya yang putiiiihhh banget itu bikin ga nahan semua orang yang ngeliatnya. Menurut si akang, dia dandan begitu karena dulunya mau jadi pemain pantomim tapi karena tidak menghasilkan uang makanya dia banting setir jadi tukang jual minuman. Profesi boleh beda tapi dandanan tetep sama.
Renji melirik ke arlojinya, jam setengah tiga, matahari bukannya makin berkurang panasnya tapi malah semakin menjadi-jadi. Kalau panasnya begini terus masa iya mau ditunggu, tapi sampai jam berapa? Pokoknya sebelum jam 4 harus sudah sampai rumah karena film Kesatria Baja Hitam diputar ulang di tv. Itu salah satu film favoritnya ketika masih anak-anak, makanya dia menonton ulang walaupun sudah sebesar sekarang. Akhirnya Renji memutuskan untuk pulang, "Yo..guys…aku mau pulang nih, kalian mau pulang juga ga?" tanya Renji sambil menarik-narik bagian atas bajunya, menunjukkan tingkat kegerahan yang luar biasa.
"Lagi seru nih…duluan aja deh, aku pulang belakangan" sahut Ichigo yang diikuti lambaian tangan dari yang lainnya. Enam sekawan itu selalu berangkat dan pulang sekolah bersama karena rumah mereka yang satu kompleks. Jika berjalan kaki santai, dari rumah ke sekolah dapat mereka tempuh dalam waktu 40 menit. Bisa saja sih mereka naik angkutan umum yang hanya memakan waktu 10 menit dan cukup dibayar dengan selembar uang bergambar Kapt. Pattimura, tapi berhubung mereka adalah anak sekolah yang memiliki prinsip rajin menabung dan tidak sombong maka mereka menghemat ongkos dengan berjalan kaki.
Renji sedang asyik bersiul-siul ketika tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas berwarna biru dengan gambar pahlawan I Gusti Ngurah Rai….Wohoooo….rejeki nomplok namanya. Jarang-jarang ada uang dengan nominal sebanyak itu yang tergeletak tak berdaya disemak-semak. Setelah tengok kanan dan kiri, dengan cekatan tangannya memasukkan sang bangsawan dari Bali kedalam saku tasnya. Asyik… bisa beli komik, es kelapa, es teh, dan majalah yang sangat diinginkannya. Majalah itu tergolong cukup mahal untuk anak seperti Renji karena ayahnya adalah seorang pegwai negeri dengan penghasilan yang tidak terlalu besar, makanya uang sakunya juga tidak banyak. Prinsip ayahnya, yang penting sekolah dan kebutuhan anaknya terpenuhi itu sudah cukup membahagiakannya. Renji tau persis hal itu makanya dia tidak pernah meminta yang macam-macam pada orang tuanya.
Ketika memasuki ujung kompleks, Renji mampir dulu di kios majalah dan memilih majalah idamannya, dia bersemangat membelinya karena edisi bulan ini membahas secara tuntas tentang Kotaro Minami, tokoh pemeran Kesatria Baja Hitam favoritnya, selain itu dia membeli majalah komputer, biasanya dia membeli yang bekas namun kali ini dia membeli edisi terbaru, karena dia sangat suka mengutak atik pengganti mesin tik itu. Uang bergambar bangsawan dari Bali itu berpindah tempat dan dikembalikan dengan selembar lima ribuan. Ok, cukup untuk mentraktir gengnya es teh dan es kelapa kang Mayuri besok soraknya dalam hati. Waktu yang tepat karena besok ada pertandingan futsal dengan kelas sebelah makanya Renji perlu minuman ekstra.
0o0
Wuuiiihh… ternyata pertandingan futsal hari ini berjalan cukup alot, perpanjangan waktu dimainkan dan penalti pun dilakukan, makanya cukup menguras tenaga apalagi tenggorokan. Makanya begitu pertandingan usai, Renji langsung lari dengan kekuatan penuh menuju tempat kang Mayuri. Segelas, dua gelas, empat gelas….hhhhhhhh…..lega…..enak…..adem…..seger…..Renji merem melek dibuatnya. Siap sih yang tidak suka minuman buatan si akang ini? Semua pasti suka karena menurut yang berjualan, minumannnya terbuat dari bahan alami dan tidak mengandung pemanis buatan. Tak lama kawan-kawannya muncul dan memesan minuman. Kemudian mereka asyik membicarakan jalannya pertandingan tadi.
Setelah berganti baju dikamar mandi, mereka bergegas menuju kelas. "Aku mau beli eksternal hard disk nih, ada yang mau ikut ga?" tanya Renji sambil menarik bangkunya.
"Buat apaan sih Ren?" tanya Ichigo sambil memasukkan kaosnya kedalam tas.
"Nyimpen data sama program baru. Aku kan lagi bikin pemrograman buat lomba IT design itu lho yang diadain sama universitas Seiretei. Kan kalo flashdisk kapasitasnya kecil paling cuma 8 GB, mending sekalian beli eksternal hard disk" sahut Renji.
"Oh boleh aja sih, kebetulan aku mau lihat-lihat pik buat gitarku juga" jawab Hisagi.
Mereka berenam bergegas pergi ke pusat alat elektronik dan musik, Seretei Elektronic & Music Mall. Sesampainya disana, mereka mampir dulu menemani Hisagi membeli pik gitar ditoko alat musik setelah itu dilanjutkan dengan membeli charger hp untuk Hitsugaya. Kemudian barulah mereka ke toko laptop and aksesoris komputer langganan Renji.
Renji memutuskan membeli eksternal hard disk dengan kapasitas 160GB dengan harga Rp370.000,-. Harga itu termasuk murah karena sudah diberi diskon oleh sang pemilik toko karena Renji pernah beberapa kali membantunya memperbaiki komputer pelanggan disitu. Ketika hendak mengambil uangnya Renji sangat terkejut karena lembaran-lembaran uang berwarna biru dan hijau itu telah lenyap. Dengan panik, pemuda berambut merah itu mengeluarkan seluruh barang-barang dari dalam tasnya.
"Kenapa Ren?" tanya Byakuya penasaran
"Aduh…uangku ga ada nih?" jawab Renji panik
"Udah dicari ditas?" tanya Hisagi
"Udah….liat nih dah pada dikeluarin semua barangnya, tapi tetep aja ga ada" kata Renji dengan wajah pucat
"Coba di cek disaku celana sama baju" saran Hitsugaya
"Ga ada juga, saku dah dicek pertama kali" Renji semakin BT
"Coba diingat-ingat, jangan-jangan uangnya lupa dibawa" kata Chad
"Ga kok. Tadi waktu ke toko alat musik, masih ada. Kan waktu Hisagi beli pik, aku ke tukang minuman beli es. Uangnya masih ada kok, kan aku taruh di saku bagian depan tas campur uang seribuan buat beli minum" kata Renji
"Jangan-jangan pas ambil uang seribu, uangmu yang lain ikut jatuh" kata Chad
"Iya…atau malah jangan-jangan ada yang nyopet, kan tadi kamu jalan paling belakang terus siapa tau saku depan tasmu belum kamu resleting makanya ada yang nyopet" Ichigo ikut menambahi
Renji hanya tertunduk lesu, dengkulnya lemas seketika. Uang Rp370.000,- itu bukan uang yang sedikit. Renji telah mati-matian mengumpulkan uang itu, kalau tidak ingat ada ditempat umum dan dirinya adalah seorang laki-laki maka Renji sangat ingin menangis berguling-guling. Akhirnya mereka meninggalkan tempat itu dengan wajah Renji sesuram langit mendung di musim gugur. Didalam angkutan itu mereka berenam hanya diam. Akhirnya Renji buka suara, "sorry ya guys kalian jadi ikutan ga enak gara-gara aku".
"Ga juga sih Ren, aku diem aja bukan karena kamu tapi karena capek aja tadi habis futsal" hibur Ichigo
"Jangan-jangan uangku hilang gara-gara itu ya" gumam Renji
"Gara-gara itu apa?" tanya Hitsugaya
"Iya….jadi kemarin pas pulang sekolah aku nemu uang Rp50.000,- di semak-semak dekat taman kompleks kita itu lho" terang Renji
"Terus?" cecar Byakuya tidak sabar
"Uangnya aku pake buat beli majalah 2 sama minuman. Mungkin yang punya ga ikhlas ya" jawab Renji
"Nah itu dia" kata Chad tiba-tiba, "pernah denger ga sih kalau kita nemu uang sebaiknya jangan diambil, karena biasanya kita akan kehilangan yang lebih besar lagi"
"Iya ya…aku pernah denger tuh" jawab Hisagi, diiringi anggukan dari yang lain.
"Tapi aku belum pernah denger tuh" kata Renji polos
"Waduh..kayaknya pemeo itu dah terkenal banget deh…lagian kalau ada rejeki lebih mbok ya disumbangin sedikit ke pengemis dan traktir kita-kita gitu, jangan dipakai sendiri biar berkah" kata Ichigo
"Sebenernya kemarin aku udah ada niat buat traktir kalian minum es kelapanya kang Mayuri pas habis futsal hari ini tapi berhubung tadi hauuusss banget jadi aku pakai sendiri deh, nambah sampai empat gelas" jawab Renji
"Makanya….." Ichigo sudah tidak kuat lagi menahan tawanya. Bukannya dia tidak berempati pada Renji namun kepolosan Renji membuatnya membuka bibirnya lebar-lebar. Sementara yang lain juga ikut tertawa dan hanya Renji yang memanyunkan bibirnya, namun tak lama dia pun ikut tertawa terbahak-bahak bersama mereka.
-To be continued-
0o0
Cerita ini terinspirasi waktu aku masih SD, waktu itu nemu uang Rp10.000,- dijalanan deket sekolah trus aku pakai uangnya buat beli komik candy-candy. Ga taunya uangku malah ilang Rp30.000,-, pas cerita ke mama katanya kalo nemu uang sebaiknya jangan diambil nanti kita akan kehilangan lebih banyak. Tapi ga tau ya itu bener apa ga, tapi sekarang setiap kali aku nemu uang ga pernah aku ambil.
