Disclaimer: Beberapa karakter merupakan dari game otome Shall we date, sisanya karakter buatan
Orientation
Academy Shiki adalah akademi yang terkenal, termewah, dan terpandang di Negara Jepang bahkan sampai ke dunia. Orang-orang yang dapat memasuki akademi ini hanyalah orang-orang tertentu dengan tingkat akademik yang sangat luar biasa jenius, hidupnya bukan menengah ke atas lagi melainkan di puncak langit ke 7. Bayangkan sandal jepit mereka aja terbuat dari emas, EMAS. (*Congkel dikit lumayan tuh). Di Academy Shiki terbagi dalam beberapa kelas, kelas A, B, C dan D. tetapi ada satu kelas khusus yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang terpilih dari pemilik Academy Shiki tersebut. Kelas itu adalah kelas S. (*jeng-jeng!)
Kelas S ini hanya berisi 10 orang, sedangkan kelas yang lainnnya hanya berisi 25 orang di setiap kelas berdasarkan nilai yang di dapat pada saat ujian masuk academy.
Kriteria nilai di kelas A paling rendah 95 (PALING RENDAH? SEGITU? O.O...), kriteria nilai di kelas B paling rendah 90, kriteria nilai kelas C paling rendah 85, dan kriteria kelas D paling rendah 80, jika kelas S sudah dijelaskan loh ya, ada diatas kok.
Kenapa pada diem? Shock? terkejut? Atau Heran? Namanya juga udah terkenal ke dunia mba, mas, abang, neng. Tenang-tenang, yang masuk ke sini manusia kok, bukan alien. Hanya saja mereka kelewat jenius, TERUTAMA UNTUK ANAK KELAS S(*tenang author gak emosi kok kelewat semangat aja ini)
Luas total Academy Shiki sebesar pulau Australia, gak, itu lebay! Haha bercanda, luas totalnya 553 hektar. DENG! Yang buat aja udah melongo apalagi yang baca. PLIS JANGAN PINGSAN! BERTAHANLAH KAWAN! Maklum udah terkenal di dunia, jadi begituuu...lalu fasilitas untuk murid-murid kelas S 6/10 dari luas total, sisanya untuk ke-4 kelas tersebut.
Ayo berapa luas fasilitas murid kelas S? Auhtornya aja engga tau hehehe, jadi silahkan hitung sendiri, peeeace :D
Nah ini baru perkenalan akademinya loh ya, belum masuk kedalam cerita. Kok gitu? Iya karena ingin membuat para readers cengok speechless gimana gitu terhadap akademi ini hehehe. Eits! Bercanda bercanda, bukan itu kok, jangan salah paham, oke? Hihihi.
Perkenalan ini di buat dengan tujuan untuk memperjelas tempat aja, soalnya kejadian berikutnya yang dimuai dari sedih sampai ceria-ceriaan, itu ada disini semua. Dan waktunya kita ke cerita yang sebenarnya :D
Hey yo! Para readers! Kini saatnya kita ke cerita yang sebenarnya, berbagai macam peristiwa ada di academy nan super mewahnya ini yang jumlah pesertanya sedikit. Daripada lumutan menunggu, langsung aja kita mulai!
Chapter 1: The Beginning of Everything
In the morning
======
Awan putih yang damai dilintasi oleh burung-burung gereja, dengan kicauan mereka sudah menandakan bahwa pagi ini merupakan pagi yang sangat cerah. Meskipun cerah suasana yang terasa adalah tegang, lebih tegang daripada seorang nenek tua yang sedang menyebrang di jalan raya yang ramai.
Kok dibandinginnya sama nenek-nenek? Kenapa engga sama cowo ganteng atau cewe cantik gitu atau siapa gitu? Soalnya, kalo sama cowo ganteng ataupun cewe cantik ataupun sejenis mereka itu mah, engga ada tegangnya sama sekali, yang ada tebar pesona, yaaah bete.
Tapi disini bukan masalah si cowo ganteng ataupun si cewe cantik atau sang nenek tua yang mau nyebrang, tetapi tentang ujian penerimaaan siswa baru di Academy Shiki yang akan di jalani oleh Renshi dan Kira.
Renshi? Kira? Siapa mereka? Penasaran? Ini dia keterangannya.
SREEEK
Renshi dan kira adalah teman masa kecil sekaligus sahabat sejak umur 5 tahun. Sifat mereka bagaikan Yin dan Yang (*wiiih), berlawanan tetapi saling melengkapi (*ciee…ehem!) Eeeeh! Mereka bukan yuri saudara-saudara, tetapi sahabat! Salah paham jangaaan! Mereka dapat dikatakan The Best of The Best Friend Ever! (*prok prok prok, piiiiwit!) Nama panjang Renshi adalah Renshi Karashuma sedangkan Kira adalah Kira Ishikawa.
Nah udah kenal kan sekarang, okee kita lanjutkan kembali, TING.
"Kira-chan! Ayo cepat cepaaat! Nanti kita terlambat!" teriak Renshi, gadis yang berumur sekitar 16 tahun yang berambut hitam segi layer terurai dengan panjang sepinggang, memakai seragam asal SMPnya dan jam tangan di tangan kanannya yang berwarna pink dengan bentuk Hello Kitty.
Sementara itu, gadis yang dibelakang Renshi, seumuran dan satu SMP dengan Renshi, berambut merah dikucir kuda dengan panjang sebahu memakai seragam yang sama dengan Renshi dan jam tangan di tangan kirinya yang berwarna hitam sederhana, yaitu sahabatnya, Kira.
Kira hanya berjalan cuek dan santai, sedangkan Renshi berjalan dengan penuh semangat, karena terlalu bersemangat dia berjalan tidak hati-hati, sehingga Renshi menabrak tiang listrik di perempatan menuju Academy Shiki.
BUAAKKKK
Renshi dengan reflek langsung berjongkok dan memegang keningnya dengan kedua tangannya yang telah beradu dengan tiang listrik besi.
"Aduh sakit," keluhnya.
Kira hanya berdiri diam, dan memandang Renshi.
"Ow, that's surely hurts" gumam Kira.
Kira mengulurkan tangan kanannya untuk membantu Renshi berdiri yang sedang berjongkok kesakitan. Renshi menatap tangan Kira yang terulur untuknya dan menggapai tangan Kira tersebut dengan wajah tertunduk sambil memegangi keningnya dengan tangan kirinya itu.
"Besinya tidak lecet ataupun bengkok, syukurlah," Kira meraba-raba dan melihat keadaan tiang listrik besi itu.
"Kira-chan! Kok kamu malah mengkhawatirkan tiang listriknya? Kan aku yang terluka!" omel Renshi.
"Kau yang menyerang tiang listriknya dengan kepalamu, bukan tiang listrik yang menyerang kepalamu, aku tidak mau membela tersangka." kata Kira dengan nada yang bercampur ledekan di wajahnya itu.
"Tapi, aku tadi kan engga liat!" rengek Renshi yang dimana tangan kirinya masih mengusap-usap keningnya.
"Benda mati tidak bisa disalahkan Renshi." kata Kira dengan nada makin meledek.
"Kira-chaaaan!" Renshi sangat kesal, pipinya memerah seperti buah delima, perasaannya menggebu-gebu kesal seperti suara air yang mendidih. Renshi rasanya ingin sekali mencekik, membanting, dan menginjak-injak sahabatnya itu karena sudah meledeknya terus.
"25 menit lagi masuk, ayo buru" kata Kira yang langsung menarik tangan kanan Renshi dengan tangan kirinya.
Mereka berjalan cepat dan terburu-buru karena iklan kecelakaan adu kening dengan tiang listrik yang dilakukan Renshi mengurangi waktu yang tersedia.
"Oh, ternayata siswa yang mendaftar tahun ini 3 kali lebih banyak dari biasanya ya". Seorang pria yang masih sangat amat duper muda berambut panjang berwarna ungu, yang berwajah damai dan ramah dan juga tampan, serta memakai pakaian jas berwarna ungu dengan kemeja putih yang dipadukan dengan dasi warna ungu, sedang duduk di kursi dengan meja bertuliskan "Vice Principal".
Tok Tok Tok
"Masuk," jawab vice principal ini dengan tegas. Seseorang yang tinggi, berwajah tegas, dan memakai jas hitam berdasi hitam dengan tulisan pin perak di jas bagian dadanya "Sekretaris" masuk ke ruangan. Dia menghadap vice principal dengan bahasa yang super formal layaknya bahasa kamus yang bertutur kata baik dan benar.
"File yang anda minta sudah siap tuan muda."
"Oh baiklah, arigato gonzaimasu. Ah ya, bagaimana para pendaftar calon siswa baru?" tanya pria berambut panjang ungu tersebut.
"Semua sudah berkumpul di tempat pendaftaran, tuan muda." jawab sekretaris itu.
"Begitu, bunyikan bel dan mulai ujian masuknya sekarang," perintah vice principal tersebut.
"Baik tuan muda," sekretaris itu kemudian membungkukan badan dan keluar dari ruangan. Ia berjalan dengan tegasnya dan langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh vice principal tersebut.
"Gawaaat! Udah masuuuk! Kira-chan ruangan aku dimanaaaa?!"
"Mana ku tau! Cari sendiri ya! Gomen! Dadah!"
"Kira-cha- ah dia pergi...Huwaaa bagaimana ini, ruangannya banyak, luasnya naujubillah amit-amit jabang bayi! Ini sekolahan atau hutan Amazon sih!"
Yak, itu adalah keributan yang dibuat oleh Renshi dan Kira. Renshi dan Kira sebenarnya tidak terlambat, tetapi mereka tersesat! Pada saat pertama kali memasuki Academy Shiki, Renshi melihat sekelilingnya dengan mata yang berbinar-binar, banyak bintang dimana-mana, di sekitar mata dan sekeliling kepalanya. Tetapi, berbeda dengan Kira, pertama kali melihat academy, Kira melihatnya dengan wajah datar tanpa ekspresi, seolah-olah Kira sudah melihat akademi ini untuk yang keseribu kalinya. (*dih dasar Kira!)
Lalu bagaimana mereka tersesat? Begini, nama seluruh para peserta ujian masuk Academy Shiki sudah di tempel pada papan pengumuman yang tersedia di depan pintu masuk akademi tersebut. Renshi dan Kira berbeda ruangan. Lalu, mereka mencari ruangan mereka masing-masing secara bersama-sama, tetapi di dalam akademi itu tidak ada satupun yang mereka kenal, ditambah ruangan Academy Shiki sangat banyak, dan terdapat bayak lorong serta belokan-belokan layaknya labirin raksasa. Saking luasnya mereka tersesat kemana-mana, bahkan sampai melewati ruangan yang bertuliskan "Gudang".
Kira yang sudah menemukan ruangannya pergi begitu saja meninggalkan Renshi yang masih bingung mencari ruangannya yang entah dimana letaknya itu. Renshi sudah hopeless dan 'sudahlah, cape'. Kemudian Renshi asal duduk di lantai yang entah dimana ia berada. "Aku mau pulaaang! Engga mau masuk akademi ini! Nyusahin! Siapa yang bikin sih! Menyebalkan! Aaarggh!" Renshi dengan geramnya merusak kartu ujiannya itu, lalu berdiri dan dengan sembarangan melempar kartu itu, kemudian...
DUK
"Aduh"
Lemparan Renshi mengenai seorang laki-laki di depannya yang baru saja keluar dari suatu pintu. Orang itu langsung mengambil kartu ujian Renshi dan membaca namanya, lalu berjalan menuju arah Renshi dan menatap Renshi.
Renshi speechless penuh, pikirannya campur aduk. Dia mau kabur tapi takut disangka teroris yang mau membunuh siswa Academy Shiki. Jika diam saja, Renshi takut akan dimarahi habis-habisan, lalu dimasukan penjara atau di denda puluhan juta Yen karena sudah melakukan kekerasan, atau mungkin namanya langsung di coret dari pendaftaran penerimaan siswa baru.
"A-anu...ehmm," Renshi tidak bisa berkata apa-apa.
Mulutnya tiba-tiba saja kaku, rasanya seperti lem kuat menempel pada kedua bibir Renshi. Mata laki-laki yang berwarna ungu itu menatap Renshi dengan tatapan yang penuh dengan misteri. Renshi menatap laki-laki itu dengan penuh ketakutan, mengigil, berkeringat, padahal bukan sedang berjalan di atas jembatan goyang yang bawahnya jurang dalam.
"Kamu, Renshi? " tanya pria misterius itu yang berbadan lebih tinggi dari Renshi.
Renshi tercengang. 'Tidaaaak! Di membaca nama ku! Apa yang harus kulakukan? Berkata ah bukan, aku Azuma, itu kartu temanku hehehe, lalu tersenyum polos? Ah tidak! Tidak! Tidak! Kalau berbohong, apalagi kepadanya, di jasnya terdapat pin bertuliskan vice principal...APA?! VICE PRINCIPAL?!Hidupku pasti akan terlilit utang atau berada di jeruji besi! Aaargghh! Bagaimana ini, Kira-chaaan, tasuketee!'itulah yang dipikirkan Renshi. Pikirannya udah campur-campur, dan akhirnya buntu. Dengan segenap kekuatan dan ketakutan yang luar binasanya Renshi menjawab...
"I-iya"
Laki-laki itu langsung menarik Renshi kedalam pelukannya. Renshi terkejut bukan main dan speechless bukan seneng tapi bingung. Sudah seperti mendapat bom atom yang tiba-tiba jatuh dari langit dan meledak di depannya sendiri. Laki-laki itu melepaskan pelukannya lalu memegang kedua tangan Renshi.
"Renshi, ini aku, Yoshitsune."
Aduh pria itu tersenyum, sangat manis, tunggu dulu, dia bilang apa? Yoshitsune?
"HA?" Renshi melongo.
Pria itu tersenyum dan berkata "Tadaima".
Renshi meledak. Duaarrr! Secara spontan Renshi langsung memeluk balik Yoshitsune.
"Kyaaa! Yoshitsuneee! Okarinasaai".
Wajah Renshi yang tadi mendung dan suram sekarang berubah menajdi mentari yang bersinar di pagi hari.
"Jadi begitu, hahaha, kasihan sekali," ledek Yoshitsune yang masih setengah tertawa.
"Ih jangan meledek! Tadi Kira-chan udah ledekin aku, sekarang kamu ledekin aku!" wajah Renshi terlihat kesal tapi memerah malu sepeti buah strawberry, hanya saja ini mulus tidak ada bintik hitamnya.
"Sekarang aku harus gimana? Ujian udah dimulai dari tadi, ruangannya aku masih engga tau dimana," Renshi mendung lagi.
"Kalau begitu, ujiannya di ruangan aku saja, ayo" ajak Yoshitsune dengan lembutnya.
"Boleh?" tanya Renshi.
"Iya." Yoshitsune tersenyum gentle.
Kemudian Yoshitsune menggandeng tangan kanan Renshi. Renshi dengan senang hati dan sangat girang ikut dengan Yoshitsune. Wajah Renshi kali ini penuh dengan pelangi dan bunga-bunga yang bermekaran di sekitar wajahnya.
At Afternoon
====
Suasana hening dan tenang yang menyelimuti daerah Academy Shiki sejak pagi tadi kini berubah menjadi sauna penuh dengan ribuan curhatan anak manusia yang baru selesai mengerjakan ujian pendaftaran masuk mereka. Suara-suara terdengar dimana-mana, mulai dari teriakan sampai suara tawa, entah bagaimana terdengarnya, sampai-sampai mengalahkan ribuan emak-emak arisan yang sedang bergosip seputar gosip hot terkini.
Termasuk seorang gadis yang kelewat girang pemakai jam tangan pink bentuk Hello Kitty ini, siapa lagi kalo bukan Renshi. Dia selalu mengoceh panjang kali lebar kali tinggi bagi sana-sini tentang bagaimana perasaannya hari ini dan kejadian yang dia alami hari ini kepada Kira, sahabatnya itu. Renshi mengeluarkan berbagai macam ekspresi yang mempunyai kesamaan dengan senam wajah.
Kira yang mendengarkan hanya menatapnya "seriusan? Oooh", "engga ah biasa aja","masa? Bagian yang mananya?", "ih, itu mah gampang kali".
Itulah respon yang diberikan Kira. Petakilannya Renshi sungguh berbeda jauh dibandingkan dengan kedinginan Kira yang menganggap semua itu adalah hal yang tidak lebih dari perasaan biasa, alias datar.
At Evening
=======
Hari ini perjalanan yang cukup melelahkan bagi sepasang sahabat yang terlihat seperti Yin dan Yang ini. Setelah pulang dari ujian masuk Academy Shiki tadi, mereka melanjutkan main ke taman yang penuh dengan malaikat mungil menggemaskan, yaitu kucing. Renshi suka sekali dengan kucing, berkebalikan dengan Kira yang sangat melaknat kucing. Boro-boro mau lihat, mendengarnya aja udah geli dan membuat semua bulu kuduk sampe bulu hidung pun berdiri merinding semua. Awalnya Kira sangat super tidak sudi datang ke taman kucing ini, tetapi karena Renshi yang meminta dan memaksanya, apa boleh buat, Kira pun bersedia menemaninya walaupun berat hati berat gerak dan rasanya ingin melindas semua kucing-kucing itu dengan tank.
"Renshi, ayo pulang, mau sampe kapan disini terus?" kata Kira yang sudah mau muntah melihat kucing yang dimainkan oleh Renshi itu.
"Engga mau pulaaang..…" Renshi memasang muka melas.
Sambil memeluk kucing yang berwarna putih serasa memeluk boneka teddy bear, Renshi berjalan mendekati Kira yang hanya duduk diam di bangku dengan lampu taman yang jauh dari tempat Renshi memainkan kucing tadi. Dengan sigap, Kira langsung lari ngibrit layaknya sedang dikejar setan anjing liar.
"Jangan deket-deketin aku sama hal yang terkutuk itu Renshi!" omel Kira.
Renshi hanya tersenyum jahil. Renshi memang senang menjahili Kira, karena menurut Renshi, Kira yang sedang dijahili mengeluarkan ekspresi lucu yang bisa ketagihan dan mempunyai kenikmatan tersendiri.
"Kira-chan bawa pulang satu yaaa? Satuuuu aja, pliiiis" rayu Renshi.
"Tidak boleh, tidak mau, kuman, virus, troublemaker" jawab Kira.
Tiba-tiba…..
Tenot
Kring
Dungdung
Bang! bang!
'Ada email masuk? Dari siapa ya?' Kira merogoh ponsel di dalam tasnya dan membuka email masuk tersebut. Ponsel yang berwarna hitam touch screen itu memberikan sebuah pengumuman lewat email.
"Renshi kita lolos," kata Kira dengan nada yang biasa aja.
"Lolos apa?" tanya Renshi heran, dia melepaskan kucing putih itu dari kedua tangannya dan berjalan mendekati Kira.
"Kau dan aku masuk ke Academy Shiki, tapi untuk pembagian kelas dan asrama akan diumumkannya pada saat hari upacara penerimaan siswa baru bulan depan, itu yang tertulis di-" belum selesai membacanya, Renshi berdiri di samping Kira dengan cepat dan main tarik tangan Kira yang sedang memegang ponselnya dengan cekatan layaknya kucing yang mencakar jika ekornya diinjak dengan sengaja dan membaca email tersebut secepat kilat.
"Horeee! Kita berhasil! Akhirnya kita masuk ke sekolah Disney ituuu! Hahahaha!" Renshi lagi-lagi kelewat girang.
Renshi langsung memeluk Kira erat-erat sampai leher Kira terasa dicekik psikopat.
"Renshi, kau meluk aku terlalu kencang, aku tercekik nih," suara Kira mendekati orang sekarat diambang kematian.
Renshi langsung melepas pelukannya itu. Renshi yang terlalu girang sampai menangis karena dia tidak menyangka bisa memasuki sekolah yang super wah itu. Padahal Renshi mengerjakan soal ujiannya banyak yang asal jawab dan kosong. Bahkan mungkin memang sebenarnya Renshi engga ngerti soal yang dikerjakan itu apa maksudnya.
'Mungkin bagi Kira ini adalah hal biasa, tapi bagiku, ini adalah hal yang sangat luar biasa.Walaupun hanya dengan keberuntungan, aku sudah sangat senang, karena aku bisa sekolah di Academy Shiki dan tetap bersama dengan Kira'. Itulah yang dipikirkan Renshi. Tubuh Renshi berdiri diam, kemudian kedua tangannya mengusap air matanya yang mengalir, tetapi tetap saja air mata dari mata pink softnya Renshi terus mengalir deras karena terlalu bahagia.
"Renshi udah jangan nangis gitu, kamu aneh, harusnya kamu senang, bukan sedih seperti itu," ledek Kira.
"Aku nangis bahagia Kira-chaaan!" suara Renshi yang serak berteriak karena masih dalam keadaan nangis deres.
"Emang iya? Engga ada bedanya ah, sama-sama bikin risih ngeliatnya, ingusan pula, ih" ledek Kira.
"Kira-chaaan!" Renshi berteriak kesal kepada Kira.
Kira hanya tertawa geli memegangi perutnya melihat aksi lebay sahabatnya itu.
Lalu, tangisan Renshi sudah mereda (*layaknya hujan), dan Kira mengajaknya pulang untuk istirahat. Kira dan Renshi merasa hari ini adalah hari yang paling bersejarah ah bukan, tapi hari yang akan memulai segalanya.
Kisah apa yang akan terjadi selanjutnya? Tunggu di chapter berikutnya :D
di review review reviewwwww ;)
