MEMORIES & REVENGE
Disclaimer : God, ThemSelves
Casting : Jung Yunho X Kim Jaejoong
Jung (Tan) Hangeng X Jung (Kim) Heechul
Xiah Junsu Jung Ji Hye
Choi Jonghun (FT. Island) X Lee Hong Ki (FT. Island)
And others
Genre : Romance, Drama, Mystery, Crime.
Rate : T
Warning : DEATH CHARA, OOC, REMAKE, ALUR MEMAKSA, BL, M-preg, Aneh, Shounen-ai, Gaje, Abal
Bikin Muntah, Pusing karena Bingung, etc.
I warned you before
A/N : REMAKE "REVENGE" season First of the ABC U.S DRAMA
NO COPAS NO PLAGIARISM
DON'T LIKE DON'T READ JUST SKIP
.
VIOS
.
Note :
Flashback = center + italic
Ini bukanlah tentang sebuah kemaafan
Namun tentang sesuatu yang tersisa dalam kenangan
Rasa Dendam
Dan ini juga bukanlah kisah tentang sebuah pengampunan
.
"Terima kasih telah meluangkan waktu menghadiri acara ini."
"Saya Kim Heechul sebagai Queen disini sungguh sangat tersanjung atas partisipasi Anda dengan pertunangan Anak sulung kami."
"Jung Yunho dengan Kim Jaejoong."
"Jung Yunho putra tercintaku telah melabuhkan hatinya kepada Kim Jaejoong."
"Sosok namja yang cantik, cerdas dan tentunya dermawan. Bukankah begitu, Joongie?!"
Kim Heechul, sosok yang disebut Queen di Pulau Jeju melangkahkan kakinya sambil terus 'berpidato' dengan anggunnya. Tuxedo hitam-putih yang membalut lekukan tubuh indahnya mencitrakan betapa anggunnya dia sebagai sosok Huswife dan sosok Queen di pulau tersebut.
"Saya sangat bangga dengan pilihan anak saya yang tepat."
"Kim Jaejoong, malam ini adalah pesta pertunanganmu dengan anakku, Jung Yunho." Kini Kim Heechul berdiri tepat dihadapan sosok Kim Jaejoong yang memandangnya dengan perasaan kalut.
"Jadi..." Mata Queen Kim Heechul menatap nyalang sosok yang berdiri 5 langkah dari tempatnya.
"Dimana kau meyembunyikan putraku, Kim Jaejoong!"
.
.
"Ahahaha. Ya! Hoya oppa! Hentikan .." Malam yang bertabur bintang menghiasi langit hitam kebiruan diatas sana dengan megahnya. Memancarkan cahaya bulan yang begitu lembut sinarnya dimalam hari. Diiringi tawa renyah seorang gadis yang hanya mengenakan pakaian minim dibibir pantai dengan seorang pria tampan yang hanya mengenakan celana sebatas lutut.
Pria itu tetap pada kegiatan yang menurutnya sangat menyenangkan dibandingkan harus menghadiri pesta pertunangan itu, yaitu bermain air ombak dengan sang adik dari Jung Yunho. Jung Ji Hye.
"Ya! Oppa, hentikan! Kau membuatku basah!" Seru Ji Hye.
Tanpa sengaja retina matanya menangkap sesuatu di pantai bagian barat. Ia menyipitkan matanya agar lebih mengenali 'sesuatu' itu.
Matanya membulat dengan sempurna ketika menyadari sesuatu.
Ia lari.
Menghampiri 'sesuatu' itu yang ternyata 'sosok' yang tergeletak dengan darah yang menghiasi tuxedo hitamnya.
"Oh My God."
Ji Hye menutup mulutnya tidak percaya dengan 'sesuatu' itu. Meskipun dari jarak yang cukup jauh namun retina matanya mengenali 'sosok' itu dengan sempurna.
"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi.." gumam gadis manis itu dalam dekapan mulutnya sendiri.
Ia berlari secepat mungkin. Meninggalkan kekasihnya yang masih berdiri disamping 'sosok' tersebut. Sosok Jung Yunho.
Kaki pendek gadis tersebut terus berlari tanpa mengenakan alas kaki. Ia takut.
"Andwe." Gumamnya lagi.
Ia berhenti berlari ketika telah sampai tempat tujuannya, halaman rumah depan Jung Mansion yang tepat menghadap pantai Selatan.
Ia kini berdiri dihadapan ratusan kolega bisnis orangtuanya. Matanya masih saja terus memproduksi air yang kini mengalir begitu deras. Ia tidak peduli jika semua tamu undangan pertunangan Oppa-nya memandangnya dengan tatapan apa-yang-sedang-terjadi dan kenapa-dia-berpakaian-seperti-itu.
"Umma~"
.
.
Queen Heechul yang berdiri dihadapan Kim Jaejoong dengan mata kucingnya yang nyalang memutar kepalanya kebelakang. Wajahnya yang rupawan shock ketika melihat anak bungsunya dengan 'kostum' yang kacau. Ada rasa was-was yang menyelimuti hatinya ketika melihat sosok putri satu-satunya, Jung Ji Hye yang keras seperti dirinya sedang menangis.
"Umma~" Ia tidak ingin mendengar kabar buruk apapun malam ini. cukup sudah keadaan hidupnya yang semakin rumit.
"Ji Hye.."
"Aku menemukan oppa tergeletak di pantai barat."
Deg.
Hatinya yang angkuh dan kejam kini sakit. Putra yang selama ini ia banggakan dan ia sayangi meskipun selalu membuat ulah kini 'tergeletak'? di pantai?
Gelas martini yang ia genggam kini telah hancur ditangan kanannya. Ia berlari ke arah pantai barat dimana putrinya yang menemukan oppanya tergeletak. Tidak hanya dia. Bahkan seluruh tamu undangan-pun melakukan hal yang sama.
Merasa penasaran.
Setelah sampai di tempat yang ia tuju, hatinya semakin sakit dan penuh amarah.
"Jangan sentuh anakku!" Teriaknya ketika menemukan sosok Jung Yunho tergeletak bersimbah darah dengan Hoya yang masih terkejut dan ingin menyentuh sosok itu.
VIOS
5 months earlier
"Alright, inilah tempatnya." Ucap Nyonya Han ketika membuka rumah yang disewakan oleh Boss-nya.
"Apa kau menyukainya?" lanjut wanita setengah baya tadi kepada pria cantik dibelakangnya.
"Emm. Aku sungguh menyukai tempat ini."
Sosok pria cantik itu, Kim Jaejoong. Ia akan menyewa rumah pantai ini selama liburan musim panas. Dan rumah inilah yang menjadi tujuan awal dari semuanya.
Mata doe besar indahnya menatap sekeliling rumah pantai yang sebentar lagi akan ia tempati selama musim panas ini, atau lebih. Retina brown-nya menangkap sebuah bingkai foto pada meja nakas yang terletak disamping televise. Meraih dan mengamati gambar dua sosok namja yang sepertinya bahagia.
"Oh itu adalah pemilik dari rumah ini. Kabarnya mereka akan bercerai."
"Bisakah aku melihat bagian belakang?" Kim Jaejoong meletakkan bingkai itu dan lebih memilih mangalihkan topic.
"Tentu saja. Silahkan." Setelah mengatakan itu, wanita paruh baya tadi lebih memilih menelepon Boss-nya. Membiarkan Jaejoong berjalan kebagian belakang rumah sendirian.
Kaki jenjangnya melangkah sangat pasti. Seolah ia tau tempat ini.
BUKAN SEOLAH.
Tapi ia memang 'sangat tau' rumah pantai ini.
Tangan putihnya terjulur untuk mengusap sebuah ukiran pada salah satu pagar kayu yang 'membingkai' rumah pantai bercat putih ini.
Mengusap ukiran tanda tersebut dengan sayang.
Symbol Infinity Double.
Ia tersenyum.
"Appa.."
"Appa, lihatlah. Jongie membawa pasir pantai."
"Untuk apa sayang?"
"Joongie ingin menggambar sesuatu."
"Hmm, bagaimana dengan ini ?"
"Eh? Kenapa dua angka delapannya tidur?"
"Ahaha, ini namanya symbol sayang."
"Simbol?"
"Em. Ini namanya symbol infinity ganda atau infinity double."
"Maksudnya?"
"Kau akan mengerti suatu hari nanti."
"Ah, maaf meninggalkan Anda terlalu lama."
"Tidak apa-apa, Agassi."
"Jadi, apakah kau berminat menyewa rumah ini?"
"Tentu."
VIOS
Tok tok tok
"Masuklah, Junsu."
"So, kau akan tinggal disini selama summer?"
"Yeah. Tentu saja. Ada apa kau kemari?"
"Apakah kau butuh bantuan untuk 'merapikan' barang?" Kim Jaejoong tersenyum menanggapi ucapan temannya yang sedang 'mengunjunginya' itu, Xiah Junsu. Baginya kalimat terakhir yang dilontarkan pria yang cerewet ini terdengar lucu dan aneh.
"Kau akan membantuku mengemas rumah dengan menggunakan Tuxedo Kashmir (Cashmere), Mr. Xiah?!" Ujar Jaejoong menaikkan salah satu alisnya dengan nada menggoda.
"Alright, fine. Aku menyerah. Aku kesini hanya ingin memastikan apakah kau yakin akan menderma dalam acara Queen Heechul?"
"Tentu saja. kenapa kau terus bertanya tentang hal ini? itu justru membuatku tidak nyaman." Jaejoong pura-pura memasang wajah kesalnya.
"I'm sorry, hyung." Ucap Xiah lalu memeluk Jaejoong.
"Aku hanya ingin memastikannya. Kau tau hyung? Queen itu benar-benar membuatku kerepotan. Oleh karena itu aku ingin memastikan agar acara ini berjalan dengan sukses." Lanjut Xiah.
"Xiah Junsu-ssi, kau meragukanku?"
"Aniyo, hyung. Aku err khawatir jika kau akan menarik sumbangan amal secara tiba-tiba."
"Kekeke~ itu tidak mungkin Junsu-ya. Aku tidak tega membiarkan temanku yang imut ini dalam 'bahaya'."
"Hehe, kau selalu 'mengerti' apa maksudku, hyung." Ujar Xiah Junsu dengan nada tanpa dosanya.
Jaejoong tersenyum menaggapi ucapan Junsu sambil mengangkat kardus berisi barang-barangnya.
"So, kau ada acara apa hari ini, Junsu?" Junsu menepuk jidatnya ketika mengingat sesuatu.
"Hyung, maaf aku tidak bisa membantumu. Aku harus segera menge-check tempat sumbangan amal."
"It's oke, Junsu-ah. Pergilah."
"Thank's hyung. Aku janji akan memperkenalkanmu dengan Queen Heechul yang bawel itu."
"Alright."
VIOS
"Morning." Sapa Sang Queen Heechul dengan mesra-nya ketika melihat suami tercinta duduk di kursi mini bar Mansion Jung.
"Morning, My Cinderella." Dengan intimnya mereka melakukan French kiss dipagi hari. Sungguh harmonis.
"Oh God. Mommy, daddy bisakah kalian pergi ke kamar sekarang. Ini bahkan terlalu awal untuk bercinta." Ucap Jung Ji Hye dengan nada kesalnya ketika disuguhi pemandangan 'panas' sarapan pagi.
"Hei, baby. It's just a morning kiss. Take it easy." Balas sang Daddy dengan santainya setelah melepas tautan mereka.
"Kau akan kemana, Ji Hye?" Heechul menginterupsi percakapan Daddy-daughter.
"Hanya jalan-jalan saja, mom. apakah tidak boleh?!" ujar Ji Hye dengan ketus.
"Go. And have fun, sweety." Jawab Hangeng –sang daddy.
"Thank's, daddy." Dengan itu Ji Hye langsung melenggang pergi.
"Ya! Ge, apa yang kau lakukan?!" Heechul tidak suka dengan keputusan suaminya yang memberi kesempatan Ji Hye untuk keluar.
"Sudahlah, Chullie. Biarkan saja. Lagipula nilai tahun ini Ji Hye mendapatkan A hampir keseluruhannya."
"Ck, siapa juga yang bilang jika Ji Hye itu bodoh." Cibir sang Queen.
"Chullie, hari ini aku akan bermain golf. Dan sepertinya aku harus pergi sekarang."
"Ha-ah, terserah." Balas Heechul yang kemudian mendapat ciuman dahi dari sang suami, Jung Hangeng.
.
.
"So, lukisan mana yang akan kau lelang, Queen?" Queen Heechul duduk disofa tunggal ruang tamu, berkumpul dengan para kolega wanita yang telah menjadi teman dekatnya.
"Aku harap bukan Perino Dell Vaga yang akan kau lelang untuk penyumbangan amal itu, Chullie?" Ujar Choi Hong Ki pada Queen.
"Jangan khawatir, Hong Ki. Lukisan Perino Dell Vaga sangat mengesankan. Jiwa sociality dan kesetiaan pada karya-nya sangat tinggi." Balas Queen dengan anggunnya.
Choi Hong Ki tersenyum ketika mendengar jawaban dari Queen yang telah ia anggap sebagai sahabatnya. Ia berdiri dari kursinya. Mengelilingi ruang tamu tersebut untuk mengamati berbagai lukisan karya agung sang pelukis pada zaman dulu.
Matanya berhenti pada satu titik. Tangannya terjulur untuk menyentuhnya.
Foto keluarga Jung.
Heechul ikut berdiri ketika melihat seseorang yang telah ia percayai sedang menyentuh Foto Keluarganya. Ia tau maksudnya. Mungkin.
"Apakah kau yakin akan bercerai dengan Choi Jonghun, Hong Ki-ya?" bisiknya pada telinga kiri Hong Ki. Ia tidak ingin jika para wanita kolega yang lain mendengar topic ini.
Hong Ki hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan sang Queen.
"Dan dia akan menjual rumah pantai itu jika aku tidak mau melepaskan rumah yang di Gwangju, hyung." Ucapnya lirih.
"Ha-ah. Sudahlah. Semua pasti akan baik-baik saja. Kau jangan terlalu memikirkannya. Bukankah rumah itu sekarang disewakan? Hm?"
"Yeah, hanya untuk sementara waktu." Hong Ki tersenyum kecil menanggapi kalimat Heechul.
"Well, sepertinya aku harus pergi untuk menyapa penghuni sementara rumah itu. Bye, Queen." Lanjut Hong Ki berpamitan.
"Alright. And be strong, please." Heechul menepuk pundak Hong Ki sebelum namja itu keluar dari ruang tamu mansion-nya.
VIOS
Seorang namja cantik berdiri pada bibir pantai dengan hanya menggunakan boxer yang ditutupi oleh bathrobe. Tidak takut jika kaki telanjangnya yang putih itu akan dingin jika air ombak kecil menyapa bibir pantai.
Angin pantai yang terasa menyejukkan membelai halus surai blonde-nya dengan begitu lembut. matanya terpejam untuk menikmati sensasi ini yang begitu menenangkan sekaligus menyenangkan. Membawa pikirannya pada masa lalu ketika ia masih berumur 5 tahun.
"Apa kau siap, Joongie?"
"Em, iya."
"Rendam kaki Joongie di bibir pantai seperti ini."
"Aw, ini sangat dingin Appa."
"Jangan takut dingin, Joongie."
"Uh~, tapi ini benar-benar dingin."
"Rendamlah kaki dan diamkan terus. Lama-lama Joongie akan merasa hangat."
"Eh! Appa benar. Kaki Joongie tiba-tiba hangat."
"Hei, kau. Apa kau tidak takut jika terkena angin sejuk ini. Kau bisa sakit." Sapa atau lebih tepatnya sapaan dengan nada setengah teriak itu membuyarkan lamunan namja bersurai blonde itu.
"Ah, tidak. Kaki akan menghangat jika lama-lama merendamnya." Balas namja blonde tersebut.
"Aku Choi Hong Ki." Ucap sang penyapa dengan mengulurkan tangan kanannya pada namja blonde tersebut.
"Choi Hong Ki? Wow, berarti Anda pemilik rumah ini. Benarkan? Saya Kim Jaejoong."
"Ya, akulah pemiliknya. Apa kau menyukai rumah ini? karena rumah pantai ini penuh dengan kenangan indah kami."
"Ya, tentu saja. Rumah ini sangat bagus dan saya harap juga akan mempunyai kenangan indah disini." Balas Jaejoong dengan nada yang sangat sulit dijelaskan melalui senyum kecilnya.
"Alright. Aku harap kau akan menjaganya dengan baik selama menyewanya."
"Tentu saja, Choi Hong Ki-ssi."
"Ingat, jangan sampai ada yang lecet." Ujar Hong Ki dengan nada candanya.
"Ahaha, saya akan merawatnya. Don't worry." Setelah kepergian Hong Ki, Jaejoong membuka bathrobe-nya sehingga kini ia topless.
Membuang bathrobe itu sembarangan lalu ia berlari ke arah pantai, berenang. Menikmati air pantai yang sudah lama tak ia rasakan.
Menghiraukan sejuknya angin di pantai tersebut.
.
.
"Yeobseyo, Junsu-ah."
/"Yeobseyo, Jae hyung. Please, kau bisa membunuhku setelah ini. Aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa datang hari ini."/
"Hm, baiklah. Aku maafkan. Aku tau pasti kau sekarang ini sedang repot dengan tugas dari sosok Queen, kan?"
/"Ah, Jae hyung. Kau benar-benar pengertian. Apakah kau sudah menungguku di Restoran, hyung?"/
"Iya, sudah 30 menit."
/"Mianhae, hyung. Aku lupa untuk menghubungimu. Aku tidak ada waktu tadi hyung."/
"Em, gwenchana Junsu-ah. Apa kau perlu bantuan untuk mengambil tuxedo di butik? Mengingat betapa sibuknya dirimu."
/"Hyung, kau benar-benar manusia paling pengertian sedunia."/
"Baiklah, aku akan mengambilkannya untukmu." Jaejoong menutup panggilannya. Matanya tidak sengaja melihat seseorang yang memasuki Restoran, Choi Hong Ki.
Keningnya mengkerut ketika selang beberapa detik retina matanya menangkap sosok pria jangkung dengan kulit tan-nya memasuki restoran juga. Meskipun sosok itu mengenakan kacamata, ia tau persis sosok dibaliknya.
"Wanna more some tea?" tawar seorang pelayan mengalihkan mata Jaejoong dari sang objek. Jaejoong melihat name tag pelayan 'Min Woo', lalu tersenyum ke arahnya.
"Yes, please." Ucapnya dengan ramah.
Tak ada seorang yang tau jika wajah yang terbingkai dengan sosok ramah dan senyuman manisnya, ia menyeringai dalam hati.
.
.
TBC
January, 03.13
By
VIOS
(beta-tran at. h_getz)
Note :
Ini FF Remake dari drama series America "Revenge" season 1st dan tentunya dengan sedikit perubahan dari saya.
So, keep or delete?
Interesting ...?
REVIEW PLEASE ...
(mohon gunakan bahasa yang sopan^^)
-xoxo-
Sean A
Go Like page on Facebook =) O'Style.
Gambar PP-nya yang ada tulisan 'style' dengan seorang gadis yang sedang duduk pada tulisan tersebut.
Get information about Fashion, Beauty, Tips and anything for make you looks beauty, stylish and fashionable. (^^)/
I'm a BOY and please don't call me EONNIE or UNNIE ==v
(please visit our profile to find out who we are)
