A/N: Saya My_Evanthe dengan ini menyatakan numpang share tulisan di akun dengan penname shinkane von einzbern :)
.
.
.
.
Difference
Naruto©Masashi Kishimoto
Story©My_Evanthe
Edited by: shinkane von einzbern
.
.
.
.
.
.
.
Langit cerah. Biru laut. Semuanya terasa indah dilihat. Angin sepoi menerpa anakan rambut hitam milik Sakura yang tak terikat sempurna. Membuat gadis itu beberapa kali harus menyampirkannya ke belakang telinga.
Dia duduk di sana. Di atas pasir putih yang menghampar luas sambil memeluk lutut. Sesekali jemarinya bergerak membentuk beberapa huruf bertuliskan Sakura dan Sasuke. Tapi kemudian dihapusnya kembali dengan wajah muram. Sementara sang pemilik nama Sasuke tampak berdiri tak jauh darinya.
"Kenapa Tuhan menciptakan makhluknya berbeda-beda?" tanya Sakura memandang lurus ke arah laut.
"Karena Dia menyukai perbedaan," jawab Sasuke.
"Jika dia menyukai perbedaan, lantas kenapa kita yang juga berbeda tidak dapat bersatu? Bukankah tidak masuk di akal?" keluh Sakura kian muram.
"Jangan salahkan Sang Pencipta. Dia tidak salah apa-apa. Justru Dia memiliki maksud yang baik untuk kita."
"Tapi …."
Sasuke berbalik menghadap gadisnya. Kemudian tersenyum.
"Tuhan tak pernah salah, Sakura. Meski kita diciptakan berbeda-beda, tapi Dia masih berbaik hati mengijinkan kita untuk merasakan kebersamaan walau cuma sesaat," ujarnya dalam sorot mata teduh.
Sakura menatap Sasuke, tapi kemudian menunduk, membenamkan kepalanya di antara dua lututnya yang ditekuk. Dia menangis. Sakura tersadar akan perbedaan yang terlihat jelas di mata.
"Kenapa harus ada manusia dan iblis? Lalu kenapa kita harus dipertemukan jika pada akhirnya tak bisa bersama? Aku manusia, sedangkan kau iblis. Lalu …," jeda sejenak. Sakura berusaha mengatur napasnya yang mulai tercekat. "… lalu kita dibiarkan saling mencintai tapi tak boleh saling memiliki. Oh Tuhan, apa maksud semua ini?" Sakura menengadah menatap langit dalam bulir airmata.
Sasuke terpaku. Ditatapnya gadis itu lama, sebelum akhirnya dia mulai merasakan sesuatu yang aneh di dirinya. Kaki yang biasa ia pakai untuk melangkah masuk ke rumah Sakura, perlahan mulai terlihat sama, kemudian menghilang. Tangan yang tak pernah absen digunakannya untuk memeluk Sakura pun ikut menghilang. Semakin lama, Sasuke semakin menyadari akan satu hal. Dia telah melanggar sumpah untuk tak mencintai makhluk dari golongan manusia. Dan jika sumpah itu dilanggar, maka kata 'musnah' harus dia terima. Musnah tak berbekas. Seperti Ariel yang berubah menjadi buih ketika tak mendapati cinta pangerannya.
"Sakura …," panggilnya lirih.
Sakura terkesiap. Dia baru tersadar jika keberadaannya di pantai siang itu bersama Sasuke adalah untuk perpisahan. Ya, perpisahan yang telah disepakati bersama sebelumnya. Akan tetapi dia tidak pernah tahu jika Sasuket akan musnah selamanya.
Sigap, Sakura berdiri. Kemudian berlari menemui Sasuke. Mencoba menggapai tangan sang kekasih yang terulur ke arahnya. Namun, belum sempat dia menyentuh jemari tangan Sasuke, matanya sudah tertutup habis oleh airmata. Dia menangis mendapati Sasuke sudah hilang. Sudah musnah di depan matanya sendiri.
Sakura kembali luruh. Badannya lemas. Dia menangis. Dia menjerit. Dan dia … Dia sempat merutuki cupid yang tak berpihak kepadanya. Tapi kemudian dia kembali tersadar, bahwa apa yang sudah terjadi menjadi ketentuan Sang Maha Pencipta. Sakura hanya bisa berharap jika suatu hari nanti dirinya akan dipertemukan dengan Sasuke. Sasuke yang lain yang sudah dipilihkan Tuhan untuknya. Ya, semoga.
.
.
.
FIN
