Awalnya, Imayoshi Shouichi hanya ingin membuatnya terluka, membuatnya menangis. Namun, kenapa saat melihat air mata itu hati kecilnya malah—
—menyesal...?
.
.
.
Kuroko's basketball © tadatoshi fujimaki
.
An Imayoshi/Kasamatsu Manga (part 1) translanted by Rainbow Basketball Scanlations
.
Menyesal © kapten pelangi
.
Imayoshi Shouichi x Kasamatsu Yukio
.
Warning :
Out of character, typo(s), gaje, miss typo, yaoi, dan lain-lain yang tidak dapat tersebutkan.
.
.
.
Imayoshi mengakuinya, mengakui sosok bernama Kasamatsu Yukio. Mengakui bahwa pemuda tersebut cepat serta cocok dijadikan rival.
Imayoshi Shouichi pernah berpikir untuk membuatnya terluka.
Hah, memang, dia monster tak berperikemanusia, menghalalkan segala cara untuk apa yang diinginkannya. Lantas, memang dia akan peduli dengan orang lain? Apa ia akan peduli jikalau Kasamatsu Yukio menangis dan terluka?
Tidak. Ia tidak peduli.
.
.
.
Musim semi adalah musim dimana Imayoshi bertemu dengannya secara tidak sengaja. Dibawah pohon sakura yang ada ditaman, dibawah rindangnya pepohonan, ia mengajak pemuda yang merupakan kapten Kaijou tersebut berkenalan secara lebih dekat.
Oh, ayolah, ini hanya satu dari sekian banyak rencana yang akan dijalankannya di balik senyuman manisnya itu.
Sang kapten Kaijou menatap pemuda berkacama tersebut, ada sedikit rona merah diwajahnya.
Tangan sang pemuda berkacama itu mengulurkan tangannya, menarik tangan pemuda yang —mungkin— lebih pendek darinya, mengenggamnya dengan lembut.
Hangat.
Imayoshi merasakan kehangatan yang menjalari tangannya, seakan menciptakan sesuatu di hatinya yang mengatakan bahwa rencana-rencana liciknya itu salah.
.
.
.
Hubungan kedua kapten tersebut terus berjalan. Awalnya hanya teman yang sering bertemu, dilanjut menjadi sahabat hingga...
... Imayoshi Shouichi mengatakan penyataan cinta di hadapan para pemain Touou dan kaijou pada Kasamatsu Yukio. Penyataan yang membuat para pemain tidak pecaya dengan apa yang kapten Touou itu katakan.
Oh, silahkan saja mereka mengatakan kalimatnya itu hanya candaan, toh, ini rencananya.
Namun, ada dibagian di dasar hatinya yang memang mau memiliki hubungan yang lebih dari sahabat.
Dirinya, Imayoshi Shouichi, mengakui didasar hatinya yang paling dalam, mencintai Kasamatsu Yukio dan ingin memiliknya.
.
.
.
Musim dingin adalah musim pertama seorang Imayoshi Shouichi merasakan yang namanya cemburu. Oke, mungkin ia tak ingin mengakuinya, tapi, kenyataannya ia cemburu.
Cemburu pada Kise Ryouta yang telah membuat pacarnya itu terseyum dengan riang.
Cemburu pada Kise Ryouta yang malah mengajak pacarnya itu jalan-jalan didinginnya udara.
Oh, mari lihat kronologinya;
Dimusim dingin, Imayoshi Shouichi tahu bahwa tubuhnya bisa membeku jikalau keluar dengan hanya syal dan seragam sekolahnya. Tapi, ayolah, dia kapten Touou, tak mungkin terserang flu atau demam semudah itu.
Mengunjungi daerah Kanagawa, daerah dimana Kasamatsu Yukio bersekolah.
Pemuda itu berjalan ditengah-tengah kerumunan orang-orang, hingga kacamatanya menemukan sosok dua pemuda berbalut seragam serta blazer —jas, apalah— Kaijou High.
Ia mengenalinya. Mengenali sosok tersebut.
Kise Ryouta dan Kasamatsu Yukio yang sedang bercanda.
Ia melihatnya, betapa akrabnya kapten Kaijou itu dengan sang model hingga menepuk pundaknya dengan santai sambil berkata;
"Apa-apaan itu?!" Seru Kasamatsu.
Kise tertawa tertahan, "Mou, senpai hidoii-ssu!"
Imayoshi membulatkan matanya, melihat interaksi keduanya, membuatnya merasa cemburu —oke, dia tidak ingin mengakuinya.
Sebuah senyum licik lambat laun mulai terlihat diwajahnya. Ia tahu, rencananya itu salah, tapi ia tetap ingin melakukannya.
.
.
.
Bulan berlalu, musim dingin pun berganti, hubungan antara kedua kapten tersebut mungkin terlihat baik-baik saja.
Tapi, orang yang tidak seawam Wakamatsu dan Susa bisa tahu ada yang disembunyikan oleh kapten mereka. Sesuatu yang buruk.
Bukan hanya itu, mereka juga merasakan aura-aura cemburu yang diusahakan untuk disembunyikan.
Imayoshi tidak peduli. Serius, mau kedua orang tersebut membicarakan Kasamatsu, ia tidak peduli. Beranggapan bahwa mereka baik dan masih sering menghubungi.
Mungkin, sampai Imayoshi yang menemui sang kapten Kaijou yang baru ingin pulang dari gym Kaijou.
"Yukio," sang poing guard Touou itu memanggil nama sang kapten Kaijou dengan sedikit nada yang tak enak didengar.
Imayoshi tahu bahwa Kasamatsu itu cepat, tapi tidak lebih kuat darinya.
Tangan sang point guard Kaijou itu ditariknya dengan kasar, membuatnya lebih dekat, membuatnya bisa mencuri ciuman darinya.
Bibirnya didaratkan pada pemuda itu. Ciuman kasar tanpa dasar cinta. Tanpa keinginan, hanya nafsu belaka. Hanya ciuman kasar penuh nafsu dan kemarahan.
Kasamatsu mengerang, berusaha melepaskan diri dari sosok Imayoshi. Berusaha untuk cepat-cepat menyelasaikan ciuman yang kasar itu.
Ia butuh oksigen.
Ia tidak butuh sikap Imayoshi yang seperti ini.
Seakan keinginanya terkabul, sang pemuda berkacamata itu melepaskan ciuman kasar itu. Membuka jalan bagi Kasamatsu untuk berlari menjauh.
Sebelum sempat menjauh, tangannya ditarik paksa, tubuhnya menghantam tembok dengan kasar.
"Eng—" ia meringis kesakitan. Punggung sedikit sakit setelah menabrak tembok dengan kasar. "Sho—"
Kalimatnya terpotong, bibirnya kembali dibungkam oleh ciuman pemuda yang lahir pada tanggal tiga Juni itu.
Hanya ciuman singkat.
Imayoshi menarik dagu pemuda yang memiliki tinggi 178 cm, "Kau tahu," ia berujar, dengan nada mengintimidasi. "Aku tidak pernah menyukaimu. Aku hanya ingin melihatmu menangis dan terluka."
Kasamatsu terbelak, menatap sang kapten Touou yang masih meneruskan kalimatnya dengan tidak percaya. Ia tak ingin mendengar lanjutan kalimat tersebut.
Tidak ingin. Ia tidak ingin menerima kenyataan tersebut.
Setitik air mata turun dari matanya, terus turun tanpa disadari olehnya.
Imayoshi menatap terbelak. Ia tidak menyangka, kalimatnya tadi membuat kapten Kaijou yang memiliki mental kuat itu menangis.
Ia meringis melihat wajah terluka pemuda itu. Hati kecilnya tidak ingin melihatnya. Ia ingin menghapus air mata itu, memeluk pemuda yang lebih pedek darinya.
Salah.
Ia tahu ini salah, sangat salah.
Ia telah jatuh dalam hubungan tanpa cinta dengan Kasamatsu Yukio. Ia tahu ia mencintai pemuda itu, namun ia menutupinya.
Tubuhnya limbung, membuatnya memberi jalan Kasamatsu untuk kabur. Ia menabrak dinding dan terjatuh, menatap punggung kapten Kaijou dari kejauhan.
Ia menyesal. Menyesal pernah membuat pemuda itu menangis dan meninggalkannya.
Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Apa—" ia menggambil nafas, "yang baru saja ku lakukan?!"
Tangannya lemas, terkulai ke bawah, wajahnya terangkat, menatap langit.
Meresapi penyesalannya dan bagaimana cara berbaikan dengan Kasamatsu Yukio.
Musim semi adalah awal mereka bertemu, sekaligus musim mereka berpisah.
.
.
.
"A love is not a true love without scarifice."
.
.
.
A/N :
Selesai dengan Imayoshi yang menyesal telah menyakiti Kasamatsu. HORAS, YEHET! /teriak-terik pake toa mesjid/
Ini efek stress karna bosen di bus, baru nyambe besok coba di Pare, gila. Seharian gua di bus. Bete banget, dah. Mana batre tingga 64% lagi. Nasib, ya—
Jadi, disini, Imayoshi menyesal. Saaaangaaaaaaaaaaaaaaaat menyesal demgan perbuatannya. Mampus lu, baka! /Nari-nari/
Ouuuh, sakit nyess diginiin. Gua pernah diginiin, tapi beda cerita #jangancurhat
Dah, ah. Mohon keritik, saran, reviewnya senpai!
