Justice: Ten Little Niggers

Naruto by Masashi Kishimoto

Summary: Kalian tahu Ten Little Niggers? Atau And Then There Were None? Karya terbesar Queen of Crime Agatha Christie yang menceritakan 10 orang diundang ke Pulau Negro dan mereka semua akhirnya dibunuh dengan catatan: Pembunuhnya Tidak Diketahui, Cerita Detektif tanpa Detektif. Hinata, Novelis Misteri paling terkenal di Jepang dan penggemar Christie diundang ke sebuah Pulau bersama 9 orang lainnya, tentu dengan pengadilan tertinggi dan sajak penghakiman itu sendiri.

Pair: NaruHina dalam balutan misteri hm?

Rate: M for Murders and little bit Gore.

Author: Icha Ren

Warning: AU, Gaje, Mistery maybe abal-abal dll.

Cerita ini terjadi pada tahun 1990, Bulan Januari

-Dapatkah kau menebak pelakunya berdasarkan petunjuk aslinya karya Agatha Christe?-

Sepuluh Anak Negro makan malam; Seorang tersedak, tinggal Sembilan.

Sembilan Anak Negro bergadang jauh malam; Seorang ketiduran, tinggal Delapan.

Delapan Anak Negro berkeliling Devon; Seorang tak mau pulang, tinggal Tujuh.

Tujuh Anak Negro mengapak kayu; Seorang terkapak, tinggal Enam.

Enam Anak Negro bermain sarang lebah; Seorang tersengat tinggal Lima.

Lima Anak Negro ke pengadilan; Seorang ke kedutaan, tinggal Empat.

Empat Anak Negro pergi ke laut; Seorang dimakan Ikan Herring Merah, tinggal tiga.

Tiga Anak Negro pergi ke kebun binatang, Seorang diterkam beruang, tinggal dua.

Dua Anak Negro duduk berjemur, Seorang hangus, tinggal satu.

Seorang Anak Negro yang sendirian, Menggantung diri habislah sudah.

BAB 1 Sajak.

1

Hyuuga Hinata menutup buku seukuran 10 kali 7 centi itu dengan dada berdebar. Ten Little Niggers, atau yang diubah menjadi And Then There Were None karena adanya unsur rasis karya Agatha Christie itu terpampang jelas di sampul putih buku dengan tulisan cetak timbul hijau plus gambar 10 anak negro yang saling berpegangan tangan. Siapa tak kenal Queen of Crime Agatha Christie bagi pecinta Novel Misteri? Hinata adalah fans beratnya. Menekuni semua karyanya hingga karya terakhir tentang kematian Hercule Poirot membuat sang Hyuuga tahu bagaimana piawainya Christie memainkan kalimat-kalimat di bukunya menjadi suatu cerita misteri kelas kakap. Karena dari semua itu-lah dia menjadi Novelis Misteri sekarang. Mengikuti jejak Christie, Hinata menjadi Novelis Misteri wanita paling terkenal di Jepang dan dua buku karyanya pernah masuk ke Majalah Times sebagai Novel Misteri terbaik dunia selama 2 tahun berturut-turut. Hinata cukup berbangga dengan dirinya.

Membuat 18 buku misteri di umurnya yang baru 27 tahun dengan 8 judul menjadi Best Seller di Jepang membuat kehidupan Hinata mapan. Walaupun sudah pisah dengan kedua orangtuanya, Hinata mampu membiayai kehidupan pribadinya. Ayahnya adalah seorang pemimpin perusahaan tambang di Hokkaido. Ibunya artis menawan. Kedua orang tuanya adalah dua sosok manusia dengan kemampuan berbicara yang fasih, hal itu diikuti adiknya Hyuuga Hanabi yang lebih muda 2 tahun dari umurnya dan digadang-gadang menjadi ahli waris kedua orang tua mereka. Hinata?

Hinata berbicara tergagap bahkan setelah mendapat titel di perguruan tinggi. Hampir digagalkan saat Sidang Akhir jika bukan karena pengaruh ayahnya. Hinata memeluk erat buku Agatha Christie favoritnya…kemampuan menulis adalah satu-satunya yang dia banggakan.

Sekali lagi lavender cantik itu memandang surat yang dia dapatkan 2 minggu yang lalu dari seorang teman lama.

Dear Hinata,

Masih mengingatku? Kita pernah sama-sama berbincang soal perbandingan kekuatan antara buku karya Agatha Christie dan Sir Conan Doyle, kau pro Christie dan aku pro Sir Conan. Nah…aku sedang mengadakan beberapa pesta dengan beberapa teman dan percayalah ada beberapa diantara mereka adalah fans berat Christie dan fans berat Sir Conan. Ini pasti akan menjadi debat yang menarik padahal aku mau bilang 'menjadi pesta yang menarik'. Apakah kau mau datang? Kuharap kau mau karena di perpustakaanku berisi seluruh karya Christie, Doyle hingga Sheldon. Biaya perjalanan akan kutanggung.

Tujuan, Pinggiran Kota kecil Konoha 80 Km dari Tokyo, Pulau Sajak.

Salam hangat, U. N. Owen

Ou yeah…Hinata tersenyum dengan napas memburu. U. N. Owen? Nama yang aneh untuk orang Jepang. Tetapi Hinata ingat nama itu, U. N. Owen ada di buku Christie dan nama itu yang membuka tabir kegelapan di buku tersebut.

Hinata akan datang ke Pulau Sajak yang dalam artian bahasa inggris adalah Sajak Island. Hinata tak peduli siapa U. N. Owen yang mengundangnya, yang terpenting dia akan melihat, apakah nanti cerita ini akan sama dengan yang ada di buku fiktif Christie? Jika sama maka pasti akan seru.

Hinata tak tahu dia akan bergegar ketakutan nantinya…

2

Uzumaki Naruto memang benci membaca. Detektif Polisi dari Divisi Kriminal Tokyo itu mengerutkan keningnya saat mengingat kembali isi pesan dari surat kecoklatan yang ditaruh di kotak pos-nya.

Salah Hormat Detektif Naruto

Saya Tuan U. N. Owen meminta tolong anda secara rahasia dan pribadi untuk penyelidikan 9 Tamu saya yang diundang ke Pulau Sajak, ini tentang sebuah rahasia kecil yang mereka simpan dan harus segera saya ketahui. Akan saya jelaskan lebih rinci saat anda ikut menyamar menjadi salah seorang tamu di Pulau Sajak.

Saya akan membayar uang muka sebagai jaminan. Jika penyelidikan anda berhasil, saya akan membayar 4 kali lipat.

U. N. Owen

Naruto hanya mengingat tanda tangan aneh klien rahasianya beserta uang mukanya. 500 ribu Yen bukan angka yang kecil…empat kali lipat lagi. Hm…Naruto mengetuk-ngetukkan pensilnya saat melihat daftar nama Uchiha Sasuke di atas kertas. Untung saja dia berkata kepada Kepala Polisi butuh liburan setelah berhasil menangkap pembunuh berantai yang dikejarnya 3 hari 2 malam tanpa nonstop. Dan si 'bos' mengizinkan.

Pulau Sajak nampak menyenangkan bagi Polisi muda itu dan dia menyeringai tipis.

3

Haruno Sakura dokter muda cantik yang berbakat. Masih belia, berusia 26 tahun dengan kemampuan yang selalu dikatakan Tokyo News-surat kabar paling konspiratif di Jepang-sebagai 'Sang Dewi Musim Semi'. Tangannya dikatakan penyembuh sakit sehingga pasien-pasiennya kebanyakan masih sering melihat bunga Sakura bermekaran di musim semi. Sakura cukup bangga dengan julukan tersebut mengingat gelar Dokter yang dia dapatkan murni hasil jerih payahnya sendiri.

Ayahnya petani dan ibunya hanya seorang Ibu Rumah Tangga. Sakura dibekali otak yang cerdas dan mendapatkan beasiswa kedokteran saat lulus Olimpiade Sains go Internasional mewakili Jepang. Dia juara dua, tetapi cukup membuat Perdana Menteri menganugerahkannya Beasiswa untuk kuliah, dan itu di bidang Kedokteran.

Sakura belajar giat dan menjadi orang. Ayahnya pasti senang di alam sana. Sakura tersenyum lalu membaca surat undangan dari seorang tuan rumah bernama Utari Nakata Owen. Nama belakangnya Owen? Pasti keturunan Jepang-Inggris.

Salam hangat Dr. Haruno

Bagaimana kabar anda? Seorang Dokter harus sehat bukan? Kita pernah berbincang di Rumah Sakit Suna saat anda merawat adik kecil saya yang terkena patah tulang akibat kecelakaan. Anda ingat? Anda pasti lupa karena menangani ribuan pasen bukan? Ah…istri saya sedang mengalami Neurisis dan perlu diobati oleh Sang Dewi seperti anda. Saya mohon Dr. Haruno, sekalian anda menikmati Pulau Sajak kepunyaan kami bersama beberapa tamu di sana. Saya akan membiayai perjalanan anda

Utari Nakata Owen

Baiklah, tanpa dibantu biaya perjalanan dia pasti datang karena tuan rumah ini sudah mengenalnya. Sakura memeriksa tas kecilnya dan mengangkat botol-botol obatnya, siapa tahu dia membawa Sianida di salah satu botol.

Sakura tertawa…tidak mungkin lah.

4

Hakim Uchiha Sasuke selalu dibilang hakim dingin dan pembunuh. Paling benci kejahatan dan mengetuk palu dengan cepat agar para Juri terintimidasi dan memutuskan terdakwa bersalah tanpa pikir panjang. Sasuke punya kekuatan khusus yang membuat para Juri berpihak kepadanya tanpa menggunakan Hak Veto-nya. Sudah ribuan penjahat di-Harakiri, seppuku, digantung, dan dibakar di depan matanya yang beriris onyx kelam. Sasuke memandang kereta api yang membawanya dari pinggiran Oto menuju Konoha, angin yang masuk dari jendela kereta api mengibarkan surai raven-nya yang selalu dia tutupi dengan topi kehakiman.

Sasuke mengibaskan kipas lipatnya yang biasa ia pakai di pengadilan dan kembali mengingat surat undangan itu.

Temanku Sasuke

Kau masih ingat Keluarga Okigawa yang kau jatuhi hukuman mati satu keluarga akibat membunuh seorang anak kecil bernama Henshin Saji. Nah…saya U. N. Owen adalah sahabat Pak Tua Henhsin, ayah Saji, mendengar keteguhan hati anda saat menjadi hakim dan tak goyah dengan pandangan pers soal kasus keadilan yang menimpa Saji. Oh Saji yang malang…maaf, saya hanya turut bersimpati. Saya sebagai Tuan Rumah di Pulau Sajak mengundang anda ke sana sebagai Tamu Kehormatan juga mengobrol bersama teman lama anda untuk hal-hal yang perlu dan penting diobrolkan. Saya harap anda datang karena biaya perjalanan akan saya tanggung.

U. N. Owen

Sasuke tersenyum tipis. Siapa yang tidak mengenal Pulau Sajak? Seorang Dokter pun pasti tahu pulau itu berada. Pulau dengan pantai yang dikelilingi tebing dan batu karang. Tepi pantai berbau agak amis karena banyak ikan bersembunyi di gua-gua laut. Pulau itu dulunya punya seorang Amerika yang kini dilelang dengan harga cukup murah sehingga jika seorang Detektif Polisi yang telah bekerja selama 4 tahun ingin membelinya, ia pasti mampu membelinya. Apalagi hakim seperti dirinya.

Namun sayang Pulau itu telah terjual dan diisukan dimiliki oleh seorang artis top Jepang. Tetapi setelah membaca surat itu….

U. N. Owen. Tidak ada artis Jepang dengan nama aneh tersebut, terkecuali nama itu ada pada Novel favorit yang sering dia baca saat masih menjadi Mahasiswa Hukum di Universitas Tokyo. Dia tahu karya besar Agatha Christie tersebut. Sasuke tersenyum miring sambil menutup matanya. Bagus, apakah nanti akan masuk ke dalam cerita yang sama? Dia harap iya karena pasti ada 9 tamu lain dan mereka membawa masing-masing dosa yang tidak diadili di pengadilan.

5

Sarutobi Hiruzen adalah mantan Perdana Menteri. Benar. Dia sekarang mantan Perdana Menteri yang berjalan beberapa langkah menuju pelabuhan yang akan menyebrangkannya ke Pulau Sajak, tempat mantan sahabatnya dari Inggris yang pernah mengobrol dengannya 15 tahun yang lalu. Entah dia melupakannya atau apa, tetapi Hiruzen benar-benar tak ingat. Padahal nama teman lamanya itu adalah U. N. Owen, nama yang unik. Kenapa dia bisa melupakan hal unik itu di kepalanya? Hiruzen memegang kepalanya dan dia tahu kenapa…kepala itu telah beruban.

Hiruzen terkekeh pelan oleh pemikirannya sendiri dan menghembuskan cerutunya tanpa menanggalkan dari bibir keriputnya. Sebagai Perdana Menteri paling nyentrik di tahun 1890, Hiruzen tahu bahwa dirinya akan selalu dikenang anak-anak muda sebagai sang Menteri Gaul. Tetapi Hiruzen tak yakin dengan julukan itu. Dia juga bisa dijuluki sebagai Menteri Kejam oleh para kaula tua. Hiruzen kembali terkekeh dengan pemikirannya.

6

Yamanaka Ino boleh dibilang Super Model terpanas di Jepang, tetapi dia paling benci yang namanya berjemur di Pulau. Apalagi Pulau Sajak, yang terkenal dengan pantai bau-nya. Ino tak mengizinkan lingerie ungu kesayangannya menyentuh sebutir pasir pantai tersebut sehingga merusak tekstur kain mahalnya. Gadis belia itu datang ke Pulau Sajak karena ada 3 alasan utama dan 1 alasan pendukung.

Pertama, U. N. Owen atau apapun namanya menulis kenal dengan Sher Harbit di dalam suratnya. Siapa yang tak kenal Mr. Harbit? Seorang designer asal Irlandia yang diunggulkan dunia Fashion internasional. Owen begitu kagum dengan bakat Ino di dunia Model dan ingin mengenalkan pada Harbit soal bakat Ino di bidang Fashion tersebut. Dengan menggabungkan Model dan Fashion, maka akan tercipta karya Grandmaster yang akan melejitkan Ino bukan hanya Super Model, tetapi Kami-Model; Dewa Model. Ino mengucapkan terima kasih kepada Taxi yang mau mengantarnya dari Bandara Konoha menuju pelabuhan untuk penyebrangan Pulau Sajak dengan nada cekikikan pelan. Membayangkan dirinya dielu-elukan para perancang busana membuat hormon-nya naik.

Kedua, katanya U. N. Owen atau apalah itu akan mengundang seorang pelukis terkenal yang juga disukai oleh Ino. Yamanaka Ino jelas tak kuasa untuk memegang pipinya saat membaca salah satu isi surat tersebut. Dia sudah digosipkan selama 4 minggu mendekati Shimura Sai, pelukis bergaya dark keturunan Jepang-Kazakhstan, agar menjadi kekasihnya. Ino tidak peduli dengan gosip karena hidupnya sudah dipenuhi gosip-gosip soal kemurahan tubuhnya. Heh…enak saja, tubuh panas-nya ini hanya untuk Sai, calon kekasihnya.

Ketiga, biaya ke Pulau Sajak dibiayai oleh si U. N. Owen ini. Tentu saja Ino tahu itu adalah strategi jitu agar orang-orang yang diundang bisa datang ke Pulau Sajak walaupun agak terpaksa. Ino menghela napas senang begitu melihat seorang kakek tua yang sedang berbicara dengan seorang anak muda berkulit pucat dengan rambut hitam lurus di depan dermaga.

Satu alasan tambahan…dia ingin bersenang-senang.

7

Shimura Sai tersenyum senang mendengar ocehan mantan Perdana Menteri Jepang tentang negaranya sendiri. Pak Tua Hiruzen bahkan senang menekankan topik tentang kebobrokan mental orang Jepang di industri perfilman. Kenapa bisa begitu? Hiruzen menjawabnya dengan pasti, karena banyaknya film porno di Negara Sakura tersebut. Sai tidak terlalu memikirkan soal bahayanya porno atau segala sesuatu tentang seks bebas. Dia adalah seniman; orang seni. Baginya, mau se-liar apapun hasil seni tersebut, jika bernilai seni, maka dia akan mendukungnya.

Film porno yang memiliki cita rasa seni adalah mahakarya.

Mengingat seni, Sai kembali teringat surat yang ia terima dua minggu yang lalu. Surat dari Yanazaka Gallery yang ingin merekrutnya menjadi pencetak tetap di galeri mereka. Sai memang pernah mendengar tentang sebuah galeri baru yang dimiliki oleh seorang miliader dunia. Namun siapa sangka galeri baru itu ingin menjadikannya penyumbang seni tetap bagi galeri tersebut.

Yang Terhormat Seniman Kelas Tinggi, Shimura Sai.

Saya mengenal ayah anda, Shimura Danzo saat kami berdua sedang berkeliling dunia melakukan Big Art Project beraliran futuristic menuju sudut-sudut Negara. Ayah anda adalah seniman futuristic yang hebat. Mendengar nama anda yang juga dialiri bakat seni dan nama anda yang melejit sambil menyandang marga Shimura, membuat saya tertarik ingin membuat proyek seni baru dengan anda.

Saya senang. Ah…jikalau Danzo masih hidup saya pasti akan membanggakan dirinya lebih dari siapapun, jika anda datang ke Pulau Sajak. Saya akan menunggu di sana dan bergabunglah bersama tamu-tamu lainnya untuk membahas arti seni yang sebenarnya. Biaya perjalanan akan saya tanggung.

U. N. Owen

Sai tersenyum kembali mendengar celotehan Hiruzen soal destinasi wisata Jepang yang sedikit menurun akibat isu nuklir yang dihembuskan Amerika. Hanya saja Sai juga baru tahu bahwa pemilik Yanazaka Gallery adalah seseorang dengan marga Inggris.

8

Gaara melipat kedua tangannya. Wajah kalem tanpa emosinya menunjukkan ada kelas hidup yang tinggi di sana. Menggunakan jas perak yang elegan dan terlihat mahal, pria dengan garis hitam di sekitar matanya itu menunjukkan bahwa ia seorang borjouis. Direktur utama Percetakan Tokyo News itu sedang duduk tenang di atas mobil mewahnya sambil menikmati alam pedesaan menuju Kota Konoha. Apa yang ia pikirkan tadi? Oh ya, soal berita-berita besar tahun lalu. Reaksi Nuklir, Pembunuhan Berantai di Kota Saitama, Prostitusi besar di Tokyo yang terungkap…

Gaara tidak dapat menahan senyumannya sehingga Kankuro, abangnya yang sedang menyupir mobil sedan bermerek Ferrari itu terlihat bingung serta penasaran.

"Apa yang kau senyumkan, Gaara?"

"Tidak ada, Kankuro. Hanya saja undangan itu membuatku senang."

"Dari U.N Ow-tunggu, apa nama belakangnya Owen?"

"Nama yang unik bukan. Aku pernah ingat nama itu dalam suatu percetakan. Apa benar? Ah…aku benar-benar tidak ingat."

"Kau masih yakin pergi ke Pulau tersebut?"

"Tentu saja."

Gaara teringat akan surat yang ia terima beberapa hari yang lalu

Yang Terhormat, Direktur Utama Tokyo News.

Tuan Gaara, saya sebenarnya sangat malu mengirimi anda surat seperti ini. Saya yakin anda orang yang super sibuk. sangat amat sibuk. Tokyo News adalah buktinya. Semua informasi yang ada di Tokyo, Shibuya, dan seluruh Jepang telah disampaikan Tokyo News dengan benar. Saya sangat senang membaca koran anda di sore hari dengan tiga potong biscuit Regalls dan secangkir teh. Itu waktu yang terbaik untuk melihat mana berita yang baik bukan? Saya mengundang anda karena ada rahasia besar yang ingin saya sampaikan tentang mantan Perdana Menteri Sarutobi Hiruzen. Saya ingin anda sendiri datang ke Pulau Sajak untuk mendengarkan informasi tersebut. jika anda mau membuat beritanya, saya akan membayar anda sebesar 5 Juta Yen. Perjalanan akan saya biayakan. Informasi ini menyangkut kehidupan saya juga, maka saya bersikeras anda harus mempublikasikannya dan anda sendiri yang mendengarnya dari mulut saya.

U.N. Owen

"Dia yang memberikan kita informasi, dia yang memberi kita uang? Bukankah itu terdengar gila?"

Gaara tersenyum mendengar ocehan Kankuro. Jiwa Pers-nya tergelitik hebat. Bagi orang awam, hal itu merupakan suatu keanehan. Tetapi tidak bagi Gaara. Jika yang dikatakan Owen tentang rahasia besar itu bisa memperbaiki kehidupannya dan menggemparkan Jepang, hingga si Owen menarik minatnya dengan uang, kenapa ia musti tolak?

Lagipula Owen memberikan surat tersebut dengan uang muka tunai bernilai 1 Juta Yen. Itu berarti U.N. Owen tidak main-main dengan tulisannya.

9

Jiraiya meletakkan sendok terakhir di atas piring keramik tebal berbahan material mahal tersebut. Dia memperhatikan kendil lilin yang sedikit miring dan membenarkan letaknya. Jiraiya merapikan pakaian pelayannya yang elegan. Dia adalah pelayan yang mempunyai prinsip kerja cepat, kerja beres. Jiraiya berjalan menuju sebuah meja kecil di dekat meja makan dan mengambil sebuah nampan keramik yang di atasnya berdiri 10 patung kaca kecil berwarna hitam. Sesuai instruksi Tuan Rumah, nampan itu diletakkan di tengah meja makan sebagai penghias. Oke, sekarang meja makan bagi tamu-tamu Mr. Owen sudah megah. Jiraiya tersenyum lalu berjalan menuju ke arah dapur.

10

Tsunade adalah istri Jiraiya. Dia memiliki kemampuan memasak yang sangat baik. Bersama suaminya, keduanya disewa Mr. Owen sebagai pelayan utama di rumah mewah yang ada di tengah Pulau Sajak. Tsunade percaya dengan kemampuan dirinya dan percaya dengan kemampuan Jiraiya. Mereka berdua cukup mengurusi 8 tamu yang akan datang ke Rumah Mr. Owen sebagai tamu terhormat.

"Sudah siap dengan soufflé lobsternya?" tanya Jiraiya sambil membenarkan letak sebuah sapu yang tersandar di dinding dekat pintu. Tsunade tersenyum tipis. Kecantikan yang membaluti wajahnya tidak hilang walaupun ia hanya seorang pelayan.

"Sedikit lagi, Jiraiya. Kau akan memasang benda itu kan?"

"Tentu saja. Oh ya, di ruangan mana benda kuno itu di simpan."

"Dekat gang menuju ruang tamu. Jika kau keluar dari ruang makan para tamu, jalan lurus lewati dua ruangan yang ada di sisi kiri gang dan sebuah pintu di ujung adalah ruangan tempat menyimpan pemutar piring hitam tersebut. Tolong carikan aku sebuah kuali besar."

"Kau tidak berpikir Mr. Owen ini korporat tua yang senang bermain musik klasik tahun 30-an kan?" Jiraiya berjalan cepat menuju lemari bercat kayu yang terlihat terawat.

"Tidak. Aku pikir dia akan mengeraskannya melalui speaker yang ada di sudut ruangan makan. Lagipula suaranya pasti akan terdengar keras."

Jiraiya meletakkan kuali besar di atas kompor gas yang ada di sisi utara dapur. Dia mengambil sebuah kertas yang terlipat rapi di saku jas pelayannya.

"Mari kita lihat kembali nama-mana tamunya…"

Hyuuga Hinata, Novelis misteri terkenal dan tersukses di Jepang

Inspektur Uzumaki Naruto, Detektif Polisi dari Divisi Kriminal Tokyo (Jangan mengatakan apapun tentangnya)

Dr. Haruno Sakura, sang Dewi Musim Semi

Hakim Uchiha Sasuke, Pengadil yang dingin dan membunuh para pelanggar kitab hukum

Sarutobi Hiruzen, Mantan Perdana Menteri Jepang

Yamanakan Ino, seorang model panas Jepang

Shimura Sai, Seniman dengan gaya Dark yang terkenal di dunia Seni Lukis

Gaara, Direktur Utama Tokyo News-surat kabar paling konspiratif di Jepang

Jiraiya melipat kertas itu kembali dan menganggukkan kepala. 8 tamu, 2 pelayan. 10 orang di Pulau Sajak. 10 kalimat di sajak anak Negro. 10 patung kaca Negro di atas meja makan.

Dari 10 orang tersebut, siapa yang menjadi Hakim Wagrave selanjutnya?

BAB 1 Sajak. End

Challenge: Barangsiapa yang bisa menebak pembunuhnya, maka akan dihadiahkan pulsa. Tebakan pembunuh itu disertai alasan dan bukti kenapa dia bisa menjadi pembunuh. Penulis akan bermain adil dengan menggambarkan kejadian-kejadian serta menghubungkan setiap cerita dari 10 orang tersebut. Pembaca juga bisa menebak pelaku melalui cerita asli karya Agatha Christie yang berjudul Ten Litte Niggers atau And Then There Were None.