"Oi, Sasuke! Cepatlah! Aku hampir terlambat!"

"Hn, iya sebentar. Dasar nenek-nenek cerewet."

"Hah? Barusan Kau bilang apa?"

"Tidak. Barusan kulihat nenek membawa galon besar dari jendela."

Hiruk pikuk seisi rumah hampir setiap pagi sering terdengar, bahkan hingga terdengar sampai keluar rumah kediaman keluarga Uchiha tersebut. Suara langkah kaki cepat saling beradu, perpaduan surai biru donker dan surai panjang pink tergesa-gesa berlalu lalang kesana kemari, walau salah seorang pemilik surai biru hanya berjalan santai, ditambah suara burung berkicau─ledekan yang saling bersautan─membantu memperkeruh suasana. Mungkin bukan lagi 'sering' terdengar gaduh. Selalu.

.

Nii-san

.

"Nii-san" by Laila Elric

Naruto © Masashi Kishimoto

SasuSaku

Slight Romance NaruSaku

Main Character : Sakura

Rate : T

Genre : Family, Hurt/Comfort, Slice of Life, Romance, Friendship

Warning : AU, beberapa OOC, Typos, alur cerita lambat, etc.

.

I'm not a crack-pairing Lovers. I just one of Naruto Lovers.

.

CHAPTER 1 : Late

.

* Sakura POV *

Sasuke itu hhh. Berapa kali ku bilang untuk tidak membuatku terlambat? Belum puaskah dia membuatku menjadi 'Si Ratu Terlambat' yang terkenal disekolah? Memalukan.

"Oi, Sasuke! Cepatlah! Aku Hampir terlambat!"

"Hn, iya sebentar. Dasar nenek-nenek cerewet." Jawabnya. Ya! Jawabnya! Jawabnya selalu seperti itu membuatku kesal.

"Hah? Barusan Kau bilang apa?" tanyaku pura-pura. Atau hanya mengoreksi apakah telingaku masih normal.

"Tidak. Barusan kulihat nenek membawa galon besar dari jendela." jawabnya malas dengan sandwich dimulutnya. Hei! Kau pikir aku tidak mendengarnya, huh?

Lagi dan lagi. Cowok berambut pantat bebek yang menjengkelkan itu tak henti-hentinya membuat ku kesal untuk alasan apapun. Kau tahu, untuk sebuah debut anak baru SMA itu penting. Bahkan saat hari pertama SMA-ku, aku melewatkan upacara penerimaan murid baru dan masuk dalam kelas dengan canggung tanpa mengenal siapapun.

*Sakura POV End*

Sakura Flashback ON.

Bagi Sakura, upacara penerimaan murid baru itu hal utama dan penting untuk menjalin komunikasi dan perkenalan sesama murid agar setidaknya ia telah mengenal salah satu dari mereka. Dan yang terpenting dari upacara penerimaan murid baru di SMA yang ia pilih, di SMA dimana ia berada saat ini, di Konoha International High School, Sakura Uchiha, dipilih sebagai perwakilan murid baru untuk berpidato.

Sayangnya, saat Sakura telah memasuki sebuah pintu gedung utama, sebuah gedung upacara sekaligus gedung olahraga yang biasa dipakai untuk Upacara penerimaan murid baru saat itu semua telah usai, ia tidak tepat waktu, terlambat.

"Aku terlambat. Ahh andai saja ia tak mem─"

"HAHAHA sepertinya kau memang tidak di takdirkan menjadi sorotan publik, Sakura-chan."

Sakura bergidik kaget mendengar suara seseorang yang tiba-tiba namun tak lama kakinya refleks menginjak kaki pemuda tersebut saat telinganya berhasil menghantarkan pesan suara pemuda dibelakangnya─saat Sakura menyadari ia mengenalnya─ dengan cepat seperti biasa menuju ke otak.

"A-AKH. Kau ini kenapa, sih?" Lirih pemuda SMA berambut pirang kesakitan memegangi kakinya.

Sakura hanya menatapnya sinis dan membuang muka. "Bukan urusanmu, Naruto!"

"Kau terlambat di hari pertamamu sekolah. Terlebih lagi kau adalah perwakilan murid baru. Bagaimana kau ini.."

Sakura melipat tangannya ke dada dan mendengus kesal, "Ku bilang bukan urusanmu!"

"HAHA aku tahu pasti karena Sasuke Teme membuatmu terlambat ya." Ledek naruto menunjuk-nunjuk geli Sakura.

"Diam! Dan yang harus kau ingat, Naruto Uzumaki! Jangan pernah sebut namanya di depanku! Mengerti?" Seru gadis pemilik mata emerald kesal.

Naruto bergidik. "Ba-Baik, Ma'am."

"Lagipula ini memang karenanya. Kau tahu berapa lama Sasuke berada di dalam kamar mandi tadi pagi? 1 jam 26 menit 39 detik. Bahkan lama waktunya mandi seperti seorang wanita. Konyol bukan? Aku terlambat karena hal seperti itu? Dan lagi di saat yang tidak tepat seperti ini."

Sakura sukses melontarkan semua keluh kesahnya ke hadapan Naruto. Pemuda pemilik mata blue sapphire itu hanya terdiam menyerngit dengan berkerutkan dahi. Mencoba menenangkan gadis bersurai panjang berwarna sakura yang ada di depannya.

"Sudahlah Sakura-chan. Eto.. Lagipula semua sudah terjadi kan. Aha, Bagaimana kalau lebih baik kau mencari dimana dulu kelasmu."

Sakura dengan cepat mendongakkan kepalanya ke hadapan Naruto antusias.

"Ah, aku melupakan itu, bagian terpentingnya! Aku tidak ingin melewatkan kelasku kali ini. Dimana kelasku?"

"Kabar baik. Kelas mu berada di samping kelasku" Naruto menyengir dan mengajungkan jempol dengan mantap.

"Bukan itu informasi yang kubutuhkan BAKA!"

"Aku 1-B dan kau 1-A. Kau kelas unggulan seperti biasa. Dan Sasuke 3─"

"Aku tidak perlu informasi tentangnya" Potong Sakura. "Terimakasih Naruto. Ayo ke kelas!"

. . .


Sakura dan Naruto bersama menelusuri lorong kelas setelah keluar dari gedung upacara. Butuh banyak langkah yang dicapai dari gedung upacara ke aula sekolah karena mereka harus menyebrangi lapangan lari plus lapangan sepak bola─bukan lapangan sepak bola sungguhan tentunya─terlebih dahulu.

Kedua murid baru Konoha International High School─singkat saja Konoha IHS─itu lantas bingung mengapa gedung olahraga yang dipakai sebagai tempat upacara penerimaan murid baru tersebut letaknya harus bersebrangan dengan aula sekolah. Wilayah Konoha IHS sangat luas. Sebelum bel masuk terdengar, mereka memanfaatkan waktu yang ada malah untuk menyusuri setiap lorong kelas dan aula yang mereka lihat, Iris emerald dan Iris sapphire kedua murid baru tersebut fokus melihat-lihat sekeliling Konoha IHS yang dahulu mereka kagumi. Dari kamar mandi yang memiliki shower, tangga berkarpet yang menghubungi tiap lantai, lift menuju kantin, ruang guru ber-AC, ruang piket, ruang kepala sekolah, hingga tanaman-tanaman di setiap sudut sekolah tak putus dari pandangan mereka.

"Sekolah ini menyenangkan! Untunglah Aku masuk sekolah ini. Bagaimana dengan mu?"

"Yah, Lumayan."

"Hei. Jangan bilang kau masih kecewa karena tak mendapatkan Acceles- atau apalah itu."

"Acceleration Class. Dasar. Kau pintar tapi kau bodoh."

"Ah. Aku anggap itu sebuah pujian." Naruto merasa mendapat pukulan telak dari Sakura.

Tentu Naruto tidak serius menanggapi ucapannya. Walau ia tahu apa yang Sakura ucapkan juga serius terhadapnya. Dari kecil mereka sudah bersama jadi hal ini telah menjadi kebiasaan bagi naruto untuk mendapatkan cacian-cacian dari Sakura. Bagi mereka, menjadi lembut dan polos terlalu naif untuk mereka berdua dan itu malah membuat awkward suasana. Jadi inilah yang terbaik.

"Kau memperpanjang rambutmu, Sakura-chan? Seingatku terakhir di SMP rambutmu hanya sebatas pundak mu." Ujar Naruto sembari menyentuh rambut Sakura.

"Bagus, Bukan? Aku sudah memperpanjangnya saat aku mendaftarkan diri ke sekolah ini dan tahu kalau aku yang akan menjadi perwakilan murid barunya. Aku ingin tampil bagus tadinya. Siapa sangka malah seperti ini yang terjadi."

Ahaha... Tawa garing Naruto menyadari kalau ia salah bertanya.

"Kau yakin tidak ingin tau dimana kelas Sasu─" Naruto menelan ludah mendapati lirikan sadis Sakura. "─Teme itu dimana? Dari yang ku dengar dia cukup terkenal di sekolah ini" lanjut Naruto.

Tentu saja ia menyadari kesalahannya untuk kali kedua.

"Hahh.. Naruto kau malah membuatku down. Aku sudah dibuat terlambat dan malu olehnya mengapa juga aku harus peduli tentangnya"

Bagi Naruto, untuk masuk ke sekolah Konoha IHS tidaklah sulit karena memang dari kecil ia sudah berbakat dan IQ nya jauh diatas rata-rata, walaupun terkadang ia kalah dari Sakura. Mungkin Sang Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya kali ini.

Berbeda dengan Sakura, baginya, hal ini membutuhkan jerih payah sungguhan untuk memasuki Konoha IHS bukan karena ia tidak berbakat dan IQ dibawah rata-rata. Justru sebaliknya. Sakura dan Naruto sama-sama memiliki IQ 145. Yang gadis itu perlukan ialah Ia berusaha keras agar bagaimana caranya mendapatkan Acceleration Class Konoha IHS.

Bagaimanapun juga ia ingin mengalahkan Kakaknya, Sasuke Uchiha. Umur Sakura dan Sasuke hanya berselisih satu tahun namun kini Sasuke berada di tingkat kelas 3 SMA.

Satu tahun yang lalu, saat mendengar Sasuke mendapat Acceleration class, Sakura bukannya senang, ia malah mendengus kesal karena berpikir ia akan semakin sulit mengejar ketertinggalan menyusul Sasuke ditambah ledekan remeh yang diperolehnya dari Sasuke saat itu.

Ding. Dong. Ding. Dong

Bel tanda masuk pun berbunyi.

"Kita sampai. Ini kelas mu, Sakura-chan. Kau mengalahkanku kali ini"

"Tentu saja, baka!"

Melihat Sakura yang meledeknya dengan tersenyum membuat bibir pemuda jabrik itu ikut melayangkan senyumnya.

"Kau tahu sistem sekolah ini bukan? Tiap semesternya murid disini bisa naik level ketingkat yang lebih tinggi dari kelasnya sesuai angkatannya masing-masing. Semester 2 nanti akan kupastikan Namaku ku akan berada di kelas 1-A dimana kau berada. Jadi pastikan posisimu di semester 1 jangan sampai berada dibawah peringkat 20. Kau mengerti?!"

"Coba saja. Pastikan juga kau berada di peringkat 1 karena hanya satu oranglah yang bisa naik level."

"Serahkan Padaku. Itu mudah bagiku!" Seringai Naruto membuat Sakura melupakan insiden upacara penerimaan murid baru.


Sakura memasuki ruang kelasnya dengan canggung. Desas desus dan lirikan tajam kendati mengganggunya. Ia tak tahu apa yang harus di lakukan. Bingung mencari-cari dimana tempat duduk yang kosong. Setidaknya ia ingin duduk mencairkan tatapan-tatapan asing yang memperhatikan dirinya.

"Sakura!"

Teriakan halus yang memanggilnya membuatnya mencari dari mana sumber suara itu berasal.

"AH! Hinata!"

Sakura tanpa ragu menghampiri gadis bersurai Indigo yang memanggilnya tadi.

"Sakura aku tahu kau pasti akan berada di kelas 1-A jadi kupikir sekalian saja aku menyiapkan tempat duduk untukmu di sebela─"

Kalimat Hinata terhenti melihat sakura tanpa aba-aba duduk di kursi sebelah yang telah disediakannya.

"Hinata! Kau benar-benar malaikatku." Puji sakura─seperti-berlinang-air-mata-bahagia─ setelah menarik kedua tangan Hinata dan mengepalnya diatas meja.

"Sa-Sakura, Kau berlebihan." Kata Hinata malu.

"Dan lagi, Hinata, kenapa orang-orang di kelas ini menatapku terus dari tadi?" bisik Sakura.

"Ah itu sudah jelas bukan? Bukankah seharusnya hari ini kau menjadi perwakilan murid baru, Sakura? Tapi saat upacara tadi kau tidak datang. Kau kemana saja? Aku mencemaskanmu tadi."

Jelas Hinata dan Sakura mendengarkan.

"Oh. Karena itu. Ahh ini memang karena salah orang itu, huh"

"Orang itu? Mungkinkah Sasuke-senpai?"

"Hinata. Ku beritahu, dihadapanku kau tidak perlu memanggilnya 'Senpai'. Bahkan gelar Senpai sangat tidak cocok untuk orang yang telah menelantarkan adiknya seperti ini"

"A ha ha.. Baiklah sakura" Hinata menyerngit.

"Memang tadi kamu kemana?"

"Aku telat Hinata. Aku terlambat karena Sasuke-no-yatsu. Kau tahu berapa lama Sasuke berada di dalam kamar mandi tadi pagi? 1 jam 26 menit 39 detik. Bahkan lama waktunya mandi seperti seorang wanita. Konyol bukan? Aku ter-" Sakura menghentikan kalimatnya karna ia merasa seperti deja vu atau semacamya.

"Pokoknya itulah yang terjadi"

Hinata hanya tersenyum tak iklas melihat sahabatnya mengalami kesulitan.

BRAK!

Suara pukulan meja yang di timbulkan sakura sentak membuat Hinata kaget lalu menengadah ke Sakura yang tengah berdiri.

"Ada apa Sakura?"

Iris Lavender menatap sahabatnya berdiri dengan wajah yang mantap. Tak lama selelah itu Sakura membungkukkan badan 60 derajat dari posisi berdiri.

"Semuanya. Maafkan atas kesalahanku hari ini!" Ucap lantang seorang gadis dengan surai pink panjangnya terjatuh menghadap lantai dari sela-sela lehernya yang sukses membuat bingung seisi kelas.

"Sa-Sakura-san? Ada apa ini?" Tanya seorang gadis berampul kepal dua, Tenten, teman sekelasnya.

Sakura menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan bermaksud menyinkirkannya dari pandangan. Ia menegapkan badannya.

"Eh? Bukankan kalian menatap ku tajam sedari tadi karena aku terlambat datang di upacara penerimaan murid baru sehingga tidak bisa berpidato di hadapan kalian sebagai perwakilan murid baru?

Sakura bertanya tanpa henti.

"Y-Ya kami memang berpikir begitu awalnya. Tapi sekarang tidak lagi, Sakura. Setelah melihat tindakanmu barusan mengejutkan kami." Tutur pemuda bermata Ungu pucat bersurai gelap di kuncir yang Sakura yakin ia adalah Saudara kembar Hinata, Neji Hyuuga. Ia baru melihatnya langsung saat itu.

"Rapper Sakura in Action." Saut Chouji─yang masih mengunyah kripik kentangnya─ mengarahkan jarinya membentuk sebuah layaknya pistol, tetapi secara bersamaan juga sebuah V kearah depan. Ntah apa namanya..

'um.. okay.. nama yang keren, kurasa', gumam Sakura.

"Hey kau yang bernama Sakura. Kau bilang tadi kau tidak datang karena terlambat? Itukah pribadi seorang perwakilan murid baru Konoha IHS? Apa aku tak salah dengar?" Saut gadis berambut pirang panjang berparas cantik dengan sinis.

"Ya. Aku terlambat. Maafkan Aku."

"Hah? Kami pikir kau tidak datang karena suatu alasan. Ternyata karena TELAT? Kau memalukan sekali" Jawab gadis itu lagi yang mempunyai nama Ino Yamanaka.

"Heh? Apa kau bilang?" sergah sakura yang terpancing akan omongannya.

"Sakura-san, I LOVE YOU"

Sakura bergidik ngeri mendapati sautan tersebut. Suara yang dikenalnya tersebut berasal dari jendela antara kelasnya dan lorong sekolah yang dekat dengan kelas I-B. Dilihatnya Rock Lee melambai-lambaikan tangan kearahnya antusias. Bulu kuduk sakura berdiri mantap. Fokusnya teralih pada seseorang di samping Rock Lee menyeringai ke arahnya dengan mengerutkan dahi. Naruto Uzumaki.

"Maaf Sakura-chan, aku tak bisa ngengontrol anak ini hehe. Sepertinya dia sangat jatuh cinta padamu"

"Singkirkan benda itu jauh jauh dariku, Naruto!"

"Sakura kau kejam" Ledek Hinata menutup mulutnya menahan tawa.

"Hinata kau jangan ikut-ikutan!" Sakura mendengus.

Seisi kelas menertawai kejadian itu.

"Sakura kau jahat" kata Chouji─yang masih mengunyah kripik kentangnya.

"Iya kau jahat padanya Sakura" "Dia mengagumimu" "Hargailah dia"

"Sakura rambutmu halus" "Kau perawatan muka apa?" "Sakuraa!"

Anak-anak yang lain pun saling bersautan ikut meledeknya. Saat itu nama Sakura menggema ke seluruh isi ruang kelas. Sakura melirik-cemas-meminta-pertolongan kearah Hinata. Hinata hanya tersenyum menaikian bahu seolah berkata−aku tak tahu apa-apa− kearahnya.

"Ahh. Mou!" gertak Sakura lelah dengan semua yang terjadi. Tetapi ia senang melihat semuanya bahagia.

Sakura Flashback OFF.

. . .


Setelah keributan yang terjadi di pagi hari mereda, Sasuke dan Sakura berangkat menuju Konoha IHS.

Tak jauh-jauh dari kata keributan, dua saudara Uchiha lain darah ini melanjutkan keributan mereka di dalam mobil.

"Kau tahu, dibuku piket aku terlambat 7 kali di semester 1 ini! Kau masih bisa santai disaat repotasi adikmu buruk padahal seharusnya kau juga merasa ikut tertekan, kau kan juga terlambat"

"Ah cerewet sekali kau ini. Kau hanya tidak perlu terlalu memikirkan hal-hal tidak penting seperti terlambat bukan?"

"Kau ingat saat hari pertama kali aku upacara penerimaan siswa baru? Aku terlambat karenamu dan tepat waktu itu akulah perwakilan murid barunya. Sekarang akhir semester 1 kau ingin membuatku terlambat lagi, huh?"

"Kan sudah kubilang di hari itu juga kalau aku minta maaf, kenapa kamu mengungkit-ungkitnya lagi?" jawab Sasuke acuh tak acuh dengan kelingking di telinganya.

"Tapi kau mengulangnya berulang kali, Sasuke!"

Saking kesalnya Sakura bahkan ia pun tak sadar hal ini membuatnya kesal sampai ingin menangis. Melihat adiknya yang berkaca-kaca membuat Sasuke kaget hingga mengatur duduknya yang santai tadi menjadi terkesiap menoleh kearahnya.

"Oi oi jangan membuatku kaget sampai ingin menangis seperti itu, Sakura."

Tak ada balasan.

"Baik. Aku minta maaf. Kau puas?"

Sakura mendecih kesal dan melempar muka kearah jendela mobil tak peduli.

"Ayolah, aku kan sudah minta maaf, Sakura."

Hening.

"Yare-yare.. Kau membuat seorang gadis menangis, Sasuke" Ucap Hayate, Supir keluarga Uchiha, membuat panas suasana.

"BISAKAH KAU DIAM SAJA, HAYATE-SAN ?!" Bentak kedua Uchiha itu bersamaan.

"Ha'i, Ha'i"

"Lagipula aku tak menangis. Barusan aku hanya akting ingin tahu bagaimana reaksimu melihatku menangis karena kesalahan kakaknya sendiri. bwek" Sakura menjelirkan lidah.

Ekspresi kesal, marah dan bingung Sasuke bercampur aduk menjadi ekspresi melongo sebelum dia mencerna penuh apa yang dikatakan Sakura barusan.

CIIITT!

Mobil yang di tumpangi Sasuke dan Sakura mendadak mengerem tajam membuat penumpangnya tergejolak ke depan terjadi saat kecepatan awal mobil bergerak konstan tiba-tiba berubah menjadi 0 meter per second seperti yang dijelaskan pada Hukum Newton I.

'Tolong singkirkan penjelasan fisikanya, Author-san. Kumohon.' batin sakura, mungkin.

"Kita Sampai Tuan dan Nona" Kata Hayate dengan tenang setelah menginjak rem begitu saja.

"Baiklah aku turun. Terima kasih untuk pelatihan jantungnya Pak Hayate"

Ucap Sakura sambil bergegas keluar mobil. Sementara Sasuke yang hampir selesai mencerna kalimat Sakura sebelumnya menerjapkan mata berulang kali. Tersadar.

"Sasuke-sama kau tidak tur─"

"Sakura−KAU! Kau mengerjaiku, hah?" Sambar Sasuke meneriaki Sakura sambil terburu-buru menyambar tasnya lalu keluar dari mobil untuk mengejarnya.

"Sasuke-sama! Kau tidak boleh kelelahan!" Teriak Hayate.

Namun, Sasuke tak mendengarnya karena fokus mengejar Sakura.

"Oi Sakura!"

Sakura pura-pura tak mendengar ocehan kakaknya dan berjalan cepat secepat yang ia bisa─bukan berlari.

"Dasar anak muda~"

Hayate memindahkan posisi mobilnya ke sisi kanan gapura sekolah. Setelah mengantarkan kedua Uchiha itu sekolah, Hayate tak langsung pulang, tetapi menunggu mereka sampai mereka pulang. Itu sudah perintah dari pasangan Fugaku Uchiha dan Mebuki Haruno−Uchiha, kedua orangtua Sasuke dan Sakura.

Pada akhirnya, Sakura pun berlari saat melihat pintu gerbang sekolah yang hampir tertutup.

"Pak Hidan. Kumohon jangan tutup dulu gerbangnya!"

Teriak Sakura sambil berlari menuju Hidan─Pintu Gerbang lebih tepatnya. Pria Dewasa gagah berambut putih tersebut menolak menghentikan tangannya untuk tidak menutup gerbang.

"Kau cepatlah kemari, beberapa detik lagi gerbang akan di tutup dan aku tidak bisa membukanya lagi untuk orang-orang yang tak tepat waktu seperti kau−kalian!"

Sakura menoleh kearah belakang melihat Sasuke terengah-engah yang mengejarnya. Tapi Sakura telah lebih jauh darinya.

Sakura mempercepat larinya.

Seberapa jauh jarak menuju gerbang sekolah? Sebelum Memasuki gerbang utama Konoha IHS, 100 meter sebelumnya terdapat gapura yang bertuliskan Konoha International High School. Jadi, antara jarak antara gapura dan gerbang Konoha IHS sama saja seperti lapangan turnamen Lari Jarak Pendek 100 m.

Sakura berhasil melewati gerbang utama 3 detik sebelum gerbang ditutup. Sementara 7 detik kemudian, Sasuke yang terengah-engah baru sampai didepan gerbang.

"Pak... hosh.. hosh.. Tolong.. Buka gerbang.. nya.. Ku mohon... Uhuk.." Pinta Sasuke jatuh berlutut kelelahan, kehabisan nafas mengejar Sakura. Sasuke terus memegangi dadanya mengontrol pernapasannya.

Dengan memejamkan sebelah mata bermaksud sedikit menahan rasa sakitnya, Sasuke terus memukul mukul dadanya. Sesekali ia menerangapkan mulutnya lebar, mencuri habis udara disekitarnya hingga dirasa ia dapat menghirup kembali sedikit oksigen di sekelilingnya.

"Tenangkan dulu kontrol napasmu, Sasuke-san!" seru Hidan.

Sementara itu di sisi Sakura.

"Oi Sakura-chan!" Naruto yang selalu menunggunya di depan aula menyapanya.

"Ada apa dengan wajahmu? Kenapa matamu merah?"

"Ssstt!" Sakura berdesut dengan jari telunjuk dihadapan bibirnya pertanda menyuruhnya untuk diam.

Naruto ini selalu saja menyadari hal-hal yang sudah ku tutup-tutupi, sih, batin Sakura.

"Kenapa kau terlambat terus, sih? Dimana si Sasu─"

Naruto memotong kalimatnya. Kelopak mata melebar membuat iris sapphirenya mengecil. Bukan karena sakura yang memelototinya, tapi karena pandangannya menangkap sesuatu di depan gerbang. Naruto Ingin menghampiri sesuatu itu tetapi terhenti karena suatu alasan.

"A-Ah, pasti gara-gara Sasuke ya, ahaha haha."

Naruto terbata menjadikannya seorang yang canggung. Sakura micingkan mata curiga.

"Kau mencurigakan Naruto."

"A-Apanya yang mencurigakan dariku Ha Ha. Yang ada kau yang aneh. Bukankah kau berangkat bersama Sasuke tapi yang sampai kenapa hanya kau saja?"

"Naruto Jangan katakan nama itu di depanku. Lagi pula dia tidak akan tepan waktu untuk sampai disini. Lihat sa─"

"AAHHH AKHIRNYA AKU BISA LOLOS DENGAN MUDAH~" Teriak seseorang tak terlalu jauh di belakang sakura.

Sakura menoleh. Membelalakan mata tak percaya.

'Kenapa Sasuke bi─'

"KENAPA KAU BISA MASUK?!" Pekik sakura lebih cepat dari suara batinnya sendiri.

.

.

~ TO BE CONTINUED ~

.

.

.


Author Note :

Remake abis-abisan dari cerpen ku yang berjudul "Kakak". Karena ini ff anime otomatis rasanya pengen ngerubah judul ke versi jepang~

Thanks to siskap906 { }

Orang pertama yang memperkenalkan ku pada dunia fanfic,orang yang sangat berpengaruh dibalik ff ini salah satunya pencarian karakter2nya dan penerang kebutaan ku akan istilah-istilah ffn, lol. Ini serius wkwk.

Ini ff pertama, ff multichapter pertama, dan ff narusaku pertama. Maaf kalau jelek, acak-acakan, gak beraturan, aneh, dan sebagainya. Masih newbie xD

Word terlalu sedikit kah? Mohon kritik dan saran.

Lanjut?

Review kalian akan sangat membantu!^^