WE GOT MARRIED
ChenMin Part 1
"I want my daddy, I need my mommy"
.
.
Rate: T
Main Cast : Kim Xiumin, Kim Jongdae, Kim Jongin, Huang Zitao
.
Pairs : ChenMin
.
.
Genre : Gender Switch (GS), Romance, Love, Hurt/Comfort, Drama
Disclaimer : EXO hanyalah milik Tuhan dan SM,
dan para member adalah milik orang tua dan diri mereka sendiri...
Yang author miliki di cerita ini hanya jalan ceritanya
serta semagat untuk terus mencintai EXO… ah.. Saranghaeyeo!
.
.
.
WARNING : TYPO IS EVERY WHERE
.
.
NEED REVIEW
NO BASH
NO PLAGIARISM
NO HATE
JUST LOVE EXO
.
.
HAPPY READING!
.
.
.
(Part 1 : I want my daddy, I need my mommy)
.
"Sehun-ah... ayo kita berangkat ke sekolah" Xiumin menggandeng tangan anak kesayangannya yang masih berusia 5 tahun itu. Sehun kecil nampak sudah rapi dan siap untuk hari spesialnya di sekolah. Hari ini di sekolah Sehun ada kegiatan pentas seni, dan Sehun akan tampil solo performance. Sehun memang anak yang sangat berbakat, selain itu dia juga terkenal di sekolahnya.
Sehun terkenal karena dia adalah anaknya Kim Jongdae, Jongdae adalah seorang penyanyi solo yang terkenal di Korea, namun kini Jongdae sedang sibuk bermain dalam sebuah drama.
"Sehun-ah... kau siap pentas hari ini?" Jongin memeluk Sehun yang baru turun dari apartemen mereka
"Jongin, ajhuthi juga ikut ke thekolah Thehun?" Sehun tersenyum dalam gendongan Jongin
"Tentu saja... ajhusi tidak mau ketinggalan melihat Sehun tampil..." Jongin mencubil pelan pipi Sehun.
"Noona... apa Jongdae hyung juga bisa datang?" Jongin bertanya pada Xiumin dan membuat senyumana Xiumin memudar
"Kemarin sih dia bilang dia akan datang..." Xiumin mengutak - atik ponselnya, alisnya saling bertaut dan napasnya berhembus kesal
"Gwuenchana noona... Jongdae hyung pasti datang... dia juga pasti tidak mau ketinggalan pentasnya Sehun kan?" Jongin menyemangati Xiumin.
.
.
.
Di sekolah, Sehun terus bertanya dan meneror eommanya.
"Eomma... appa dimana? kenapa belum datang?" Sehun merengek dipangkuan Xiumin
"Sabar ya sayang... appa pasti sedang sibuk... dia kan sudah janji datang..." Xiumin membelai lelaki mungil itu
"Tapi kenapa thampai thekalang appa mathih belum datang... thehun gak mau tampil kalau appa tidak ada di thini!" Sehun melipat kedua tangan kecilnya, mengerucutkan wajahnya dan menatap Xiumin dengan tatapan mengancam
"Sehun-ah... ayo kita ambil fotomu bersama teman - teman yang lain..." Jongin datang membujuk Sehun
"Thileo! Theun gak mau!" Sehun memalingkan wajahnya.
"Jaebal... Sehun belum foto dengan Byun Seongsaengnim kan?" Jongin mengingatkan Sehun pada guru favoritnya itu
Sehun langsung menurut setelah Jongin menyebut nama 'Byun Seongsaengnya'. Sehun dengan sukarela digendong Jongin menuju ke aula. Sementara Xiumin masih terus mencoba menghubungi Jongdae.
.
"Yeobuseo?" Jongdae menjawab telponnya
"Ya... kau dimana? apa kau lupa hari ini pentasnya Sehun?" Xiumin protes pada Jongdae
"Mianhae Xiumin-ah... aku harus menyelesaikan satu scene dulu pagi ini, sekarang aku akan menuju kesana... apa Sehun marah padaku?" Suara Jongdae nampak cemas
"Guere... dia bahkan bilang tidak akan pentas jika kau tidak datang... ya... Paliwa!" Xiumin merajuk
"Tunggu aku, aku akan sampai 30 menit lagi..."
Jongdae menutup telponnya dan Xiumin menghela napas panjang. Jongdae memang memiliki sedikit waktu untuk bisa bersama Sehun, Jongdae sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai artis. Xiumin sendiri sering kesusahan untuk bertemu atau untuk menelpon Jongdae.
"Noona... coba lihat... Sehun sedang ikut kompetisi lempar bola.." Jongin menghampiri Xiumin yang baru saja masuk halaman belakang aula sekolah Sehun
"Dia pasti menang, dia kan sering berlatih dengan ponselku" Xiumin mendesah menahan kesabarannya
"Noona sudah berhasil menelpon hyung? apa hyung bisa datang?" Jongin memastikan
"Meolla... aku hanya berharap agar dia tidak mengingkari janjinya lagi seperti tahun lalu..." Xiumin mempoutkan bibirnya
"kali ini hyung pasti datang, dia sendiri kan yang janji pada Sehun..." Jongin menepuk pelan bahu Xiumin.
Beberapa menit kemudian beberapa orang di aula sekolah mulai riuh dan berbisik - bisik. Jongdae masuk ke aula menggunakan kaca mata hitam dan setelan jas yang sangat rapi, beberapa ibu - ibu muda yang kebetulan mengantar anaknya ikut bisik - bisik menatap Jongdae sang artis. Jongdae tersenyum ramah pada mereka, tentu mereka tau jika Sehun adalah anaknya, karena infotaiment di sini sangatlah update.
"Ya... kau terlambat sekali.." Mineseok menghampiri Jongdae yang dari tadi hanya celingak - celinguk
"huft... syukurlah aku menemukanmu, Sehun oddie?" Jongdae mengedarkan pandangannya ditengah kerumunan
"APPAAAA..." Sehun berteriak. Dari kejauhan terlihat bahwa Jongin sedang menggendong Sehun, namun Sehun menggerakkan kakinya seakan ingin turun, Jongin lalu berjongkok dan melepas dekapannya.
Sehun dengan riang dan gembira berlari kearah Jongdae yang sudah siap memeluknya.
"Urri Sehunie...aaaak..." Jongdae memeluk erat putra kesayangannya itu
"Appa... kenapa telambat thekali?" Sehun memprotes dalam pelukan Jongdae
"Mianhae Sehun-ah... appa harus bekerja..." Jongdae menepuk - nepuk punggung Sehun.
"Apa kau yang mengantar Xiumin dan Sehun ke sini?" Jongdae bertanya pada Jongin
"Nde... hyung..." Jongin mengangguk dan tersenyum
"Gumawo... Kim Jongin..." Jongdae membalas senyum Jongin
.
.
Sehun tampil begitu cemerlang dan sempurna, dia bernyanyi sambil menari untuk solo performancenya. Semua orang tidak meragukan lagi darimana bakan menyanyi milik Sehun itu, sang Appa yang juga datang merasa sangat bangga jika talentanya diwarisi oleh putra kesayangannya itu.
"Sehun punya bakat yang persis sepertimu.." Xiumin berkata namun matanya tetap kearah Sehun
"Guere... tapi keahlian menarinya itu, pasti datangnya darimu.." Jongdae menatap Xiumin yang duduk disampingnya
"Minggu depan adalah waktu mu... apa kau yakin bisa melakukannya?" Xiumin kini memanatap mata Jongdae
"Aaaah... aku akan mengusahakannya..." Jongdae mengalihkan matanya menuju panggung
"Jika kau tidak bisa jangan dipaksakan... kau fokus saja ke dramamu... Sehun kan memang urusanku.." Xiumin tersenyum masam
"ya... apa eommanya Sehun kini sedang ngambek?" Jongdae kembali menatap Xiumin namun senyum manis terukir diwajahnya
"Ngambek? anii..." pipi Xiumin merona
"Hahahaha... kau ini, mianhae aku jarang sekali punya waktu untuk Sehun..." Jongdae menepuk pundak Xiumin lembut
"Setidaknya telpon lah dia setiap malam... dia selalu merindukanmu.." Xiumin menatap mata Jongdae lembut
"Kau sendiri... apa kau tidak merindukanku?" Jongdae menggoda Xiumin
"Mwo ya ige?..." Minsek membalas dengan seringaian manisnya
Seluruh penonton bertepuk tangan setelah Sehun selesai menampilkan Solo Performancenya. Jongin yang sedari tadi merekam aksi Sehun langsung memberikan High Five untuk anak kecil imut itu. Sehun berlari kearah eomma dan appanya, Xiumin langsung memeluk Sehun dan Jongdae mengacak - acak rambut anaknya.
"Kau adalah anak yang paling keren sedunia..." Jongdae menakup wajah Sehun yang sedang duduk dipangkuan Xiumin
"Appa adalah appa telbaik ditheluluh dunia..." Sehun menggerakkan tangannya menggambarkan seluruh dunianya.
"Jongin ajhuthi,... ayo ambil foto Thehun thama eomma dan appa..." Sehun melambaikan tangannya pada Jongin yang sedang berdiri di samping Xiumin.
"Okay..." Jongin mengacungkan jempolnya lalu berjalan kedepan mengambil posisi yang tepat untuk memotret keluarga kecil itu.
Sehun duduk manis dipangkuan Xiumin seraya memeluk appanya, Jongdae dan Xiumin tersenyum begitu bahagia. Jongin mengambil moment itu lalu tersenyum, kemudian dia ingin mengambil foto lain, kini Sehun berdiri diantara Xiumin dan Jongdae, keduanya memeluk tubuh kecil Sehun dan Sehun melingkarikan kedua tangannya di bahu eomma dan appanya.
Jongin melihat hasil jepretannya itu, namun lama kelamaan senyum di wajahnya memudar setelah menatap gambar itu lebih lama.
"Thekali lagi ajhuthi..." Sehun sedikit melompat
"Mi..mianhae Sehun-ah... kamreanya lowbat..." Jongin berbohong.
.
.
.
.
FLASH BACK
Kim Jongdae sedang tertidur di bangkunya, pagi ini dia terlihat begitu lelah dan tampak kurang sehat. Belum lama dia tertidur, seorang guru datang kekelasnya dan membawa sesosok alien masuk ke kelas.
"Ya.. ya... Kelas kalian hari ini kedatangan alien!" Jung Seongsaengnim berbicara di depan kelas membuat semua siswa menitikkan pandangan mereka ke sosok alien itu termasuk Jongdae.
"Alien kita cantikkan? Dia pindahan dari Busan" Jung Seongsaeng langsung mempersilahkan Xiumin utnuk memperkenalkan dirinya.
"Anyeonghaseo... Kim Xiumin imnida... panggapseumnida..." Xiumin membungkukkan badannya 90 derajat di depan kelas, setelah itu dia tersenyum. Pipi chubby Xiumin membuatnya terlihat sangat manis, matanya yang sipit memberikan kesan imut pada gadis berkulit cerah itu.
Jung Seongsaeng lalu meminta Xiumin untuk duduk disebelah Jongdae, bangku itu memang kosong setelah Choi Minho pindah dari sekolah itu.
Xiumin berjalan pelan kearah bangku yang letaknya di pinggir kiri tengah kelas.
"Anyeonghaseo..." Xiumin membungkuk ramah dan tersenyum lagi pada Jongdae. Wajah Xiumin sangat imut, membuatnya terlihat seperti masih usia 15 tahun.
"Duduklah..." Jongdae menarik kursi kosong disebelahnya
"gumawo… Xiumin" Xiumin mengulurkan tangannya . Jongdae dengan semangat meraih tangan lembut itu "Jongdae… Kim Jongdae!"
"Kau pindah dari Busan ke Seoul? Kenapa?" Jongdae bertanya setelah Xiumin duduk dengan baik di kursinya
"Appaku pindah tugas… dia polisi.." Xiumin masih tersenyum
"waaah…. Kalau begitu kau pasti sering berpindah – pindah… tenanglah, aku akan membantumu beradaptasi disni" Jongdae menepuk pelan bahu Xiumin dan tersenyum.
"pelajaran pertama hari itu adalah matematika, Xiumin mengikuti pelajaran dengan baik dan mencatat semua materi dengan tenang.
Berbeda dengan Jongdae yang sedaritadi hanya terus menerus menatap wajah Xiumin yang sedang mencatat, dia sesekali tersenyum sendiri ketika Xiumin menggaruk kepalanya kebingungan dengan materi yang dia dapatkan.
Setelah pelajaran berakhir, Xiumin melihat buku catatan Jongdae masih kosong, Xiumin sedikit mengernyitkan keningnya bingung melihat teman sebangkunya itu.
"Kenapa kau tidak mencatat pelajaran tadi?" Xiumin bertanya sambil menyangga dagunya dengan kedua tangannya menatap Jongdae yang duduk di sebelah kirinya.
"Aku tidak periu belajar yang seperti ini… tujuanku sekolah beda dengan tujuanmu" Jongdae mnyengir kuda
"Wae? Memangnya apa tujuanmu ke sekolah?" Xiumin bingung masa
"Kau sendiri tujuannya apa?" Jongdae balas bertanya
"Aku… aku mau jadi seorang guru,… seperti eomma.. Kau?" Xiumin tersenyum imut, pipi baozinya sungguh menggemaskan
"Aku? Hanya untuk lulus… " Jongdae membalas enteng
"Hah? Memangnya kau tidak punya mimpi dan cita – cita?" Xiumin membelalakkan mata sipitnya
"Heeeeii… jangan salah, justru mimpi dan cita – citaku itu sangatlah besar dan istimewa… selangkah lagi aku akan berhasil mewujudkannya" Jongdae menyeringai geli
"Memangnya apa mimpimu?" Xiumin terlihat semakin bingung
"Aku bermimpi untuk menjadi seorang penyanyi! Dan sebentar lagi aku akan mewujudkannya… aku adalah seorang trainee di SM Entertaiment…" Jongdae membusungkan dadanya, dia sangat bangga pada statusnya sebagai trainee.
"Omona! Aku menjadi teman sebangku seorang calon artis! Kyyaaa" Xiumin menutup mulutnya tak percaya
"Ya… jangan keras – keras! Siswa yang lain tidak tau jika aku ini trainee… aku sengaja merahasiakannya… tapi khusus untukmu, karena kau teman sebangku ku aku memberikanmu pengecualian" Jongdae menepuk bahu Xiumin
Xiumin menganggukkan kepalanya lucu. Saat jam istirahat makan siang, Jongdae mengajak Xiumin berkeliling sekolah, sekolah ini memang benar – benar bagus dan memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Beberapa ruang digunakan untuk secretariat club, Xiumin sangat terkesima ketika melihat ruang pameran, dimana hasil karya seluruh siswa di sekolah itu dipajang.
"Waah… siapa yang melukis lukisan ini?" Xiumin menunjuk sebuah lukisan yang cukup menarik
"Itu lukisan si ketua kelas kita, Kris! Dia punya selera yang unik looh.." Jongdae sedikit tertawa
"Hahahaa… kau tidak boleh begitu… tetap saja ini karya seni…" Xiumin juga sedikit tertawa setelah melihat kembali lukisan itu.
BRUK
Tiba – tiba seseorang menabrak Jongdae. Jongdae segera berbalik dan Xiumin juga nampak penasaran.
"Jongin-ah…." Jongdae mengusap bahunya yang agak sakit
"Mianhae hyung… aku buru – buru…" anak bername tag Jongin itu segera lari lagi.
"Dugu?" Xiumin menaikkan satu alisnya
"Keunyang dongsaeng…" Jongdae menganggapnya sambil lalu.
.
Pulang sekolah Xiumin segera meninggalkan sekolah, dia bilang dia ingin cepat pulang ke rumah barunya, sedangkan Jongdae masih harus melaksanakan tugas piket membersihkan kelasnya. Xiumin berjalan perlahan sambil menundukkan kepalanya, gadis itu berjalan sambil memegang tali ransel yang digendongnya, sesekali dia meniup – niup poni rambutnya dengan lucu. Tanpa sadar seseorang sedang mengikutinya,
"yahaaa… katanya mau capat pulang, tapi kenapa masih di sini?" Jongdae mengayuh sepedanya seirama dengan langkah kaki Xiumin
"Ya! Jongdae-ah… kau membuatku kaget…" Xiumin mengelus dadanya, matanyapun masih membelalak
"mmm… kenapa kau jalan kakaki?" Jongdae turun dari sepedanya dan menuntunya
"Hahahaha… rumahku cukup dekat, jadi aku ingin jalan saja.." Xiumin tersenyum manis lagi
"Ah… karena kau temanku, jadi ayo aku antar kau pulang, kubonceng dengan sepedaku!" Jongdae menawarkan tumpangan untuk Xiumin
"Gumawo… tapi aku jalan kaki saja.." Xiumin menggelengkan kepalanya
"Wae… ini kan jarang – jarang… apa kau lupa kalau aku ini calon artis? Kapan lagi kau pernah dibonceng jika aku sudah jadi artis nanti?" Jongdae berkata sambil tertawa
"Yahahaa… kau ini percaya diri sekali!" Xiumin melipat kedua tangannya dan menyeringai kearah Jongdae.
Dengan sedikit bujukkan akhirnya Xiumin mau diantar oleh Jongdae, Xiumin duduk menyamping dibelakang, kedua tangannya memegang tali ransel Jongdae. Mereka saling berbincang selama diperjalanan, hingga tiba di depan rumah sederhana Xiumin.
"Yaaa… kau bilang rumahmu dekat? Ternyata sejauh ini.." Jongdae mengerucutkan wajahnya
"Menurutku ini dekat tau…" Xiumin tertawa ringan
"Rumahmu manis juga…" Jongdae mencuri pandang ke dalam rumah Xiumin
"Xiumin-ah…" Leeteuk datang dan menyapa putrinya.
"Eomma… aku pulang, Jongdae-ah… ini eommaku!" Xiumin menggandeng lengan Leeteuk manja
"Kim Jongdae imnida…" Jongdae memberi hormat pada Leeteuk
"Jongdae-ah, gumawo sudah mengantar uri Xiuminie pulang nde.." Leeteuk tersenyum pada Jongdae
"Gwuenchana ajhumani…" Jongdae mengusap tengkuknya salah tingkah
"Apa kau ada kesibukan? Mampirlah sebentar, aku membuat pudding.." Leeteuk berkata ramah
Jongdae menerima tawaran Leeteuk untuk singgah ke rumah Xiumin, Jongdae menikmati puddingnya sambil melihat – lihat foto masa kecil Xiumin. Dia terus saja tertawa melihat betapa lucunya Xiumin ketika masih bayi, terutama kombinasi mata sipit, pipi tembem dan bibir manisnya.
"Oh… sudah jam setengah 4, aku harus kembali ke dorm…" Jongdae melihat jamnya
"Ah… kau sudah tinggal di dorm?" Xiumin melirik Jongdae yang sedang memasukkan barang – barangnya kembali ke Tas
"Nde… aku rasa aku akan masuk kedalam sebuah formasi boyband.." gumam Jongdae
"Himneseo Jongdae-ah… fighting! Jika kau sudah debut, akan kupastikan aku datang pada acara fansignmu" Xiumin menganggukkan kepalanya selama berbicara.
.
.
.
Keeseokan harinya saat Xiumin sedang sarapan, Jongdae mengirimkan sebuah pesan singkat ke ponsel Xiumin
From: Si Calon Artis
Apa kau sudah berangkat sekolah?
To : Si Calon Artis
Aku baru selesai sarapan, wae?
From: Si Calon Artis
Aku ada didepan rumahmu, ayo berangkat bersama!
Xiumin membulatkan mata sipitnya melihat pesan terakhir Jongdae, dia langsung berpamitan pada eomma dan appanya untuk segera berangkat sekolah, ketika dia membuka pintu depan rumahnya, Jongdae langsung nyengir sambil melambaikan tangannya. Jongdae melepas earphonenya lalu menyapa Xiumin
"Ayo berangkat!" Jongdae memasukkan ipodnya kedalam tas
"Kenapa kau ada di sini?" Xiumin mengerutkan dahinya, ekspresi kagetnya begitu imut
"Nde.. nde.. aku hanya bosan jika berangkat sendiri, karena dormku dekat sini,.. jadi aku kepikiran untuk mengajakmu" Jongdae memegang erat kedua stang sepedanya.
Mulai saat itulah Jongdae dan Xiumin selalu berangkat sekolah bersama, kadang – kadang Jongdae juga sering sarapan bersama di rumah Xiumin. Jongdae selalu memuji rasa masakan Leeteuk yang menurutnya sangat pas untuk lidahnya. Leeteuk juga menyukai Jongdae yang selalu baik dan sangat menghibur.
.
.
"Jongdae-ah... kau kenapa?" Xiumin menatap cemas sahabatnya itu
"Xiumin-ah... aku tidak tau harus senang atau sedih..." Jongdae menggenggam tangan kiri Xiumin dengan wajah pucat
"Kau pasti sibuk latihan lagi ya... kau seperti kurang istirahat..." Xiumin mempoutkan bibirnya
"Anii... aku takut Xiumin-ah... perusahaan sudah memutuskan bahwa aku akan debut menjadi seorang penyanyi solo.." Jongdae kembali menundukkan kepalanya diatas meja.
Xiumin tersenyum singkat dan mengacak rambut belakang Jongdae, "Uri Idol star sedang stress rupanya..."
"Oh ya... Jongin bilang kau akan pentas bersama dia saat pensi besok... kau mau pentas apa?" Jongdae mengerutkan keningnya
"Aaah... kami dari club dance pastinya akan membuat dance performance dan kita bakalan tampil duet..." Xiumin menganggukkan kepalanya sambil bicara
"Wuaah... beruntungnya si Jongin bisa tampil bersama sunbaenya..." Jongdae menyangga dagunya dengan sebelah tangan
"Wae? aku rasa dia anak yang berbakat, dia juga ingin jadi seorang idol sepertimu.." Xiumin mulai bergosip
"Cinca?" Jongdae menaikkan satu alisnya
"mmm... menurutku dia pasti bisa debut, bakatnya luar biasa.." Xiumin mengacungkan jempolnya
"Jongin kan belum menjadi Trainee... yang debut sebentar lagi itu aku... kau malah menyemangati Jongin... kau sebenarnya ada di pihak siapa?" Jongdae pura - pura ngambek dan manyun dihadapan Xiumin. Melihat sahabatnya begitu Xiumin hanya bisa tertawa imut.
.
.
Pekan pentas seni pun tiba, Jongdae berdiri didepan panggung melihat aksi duet Jongin dan Xiumin, Jongin adalah adik tiri Jongdae, beda usia mereka sekitar 3 tahun dan kini dia adalah hobaenya Jongdae dan Xiumin di sekolah. Mereka berdua tampil sangat memukau, Jongdae bertepuk tangan dan terpukau oleh keahilian kedua orang itu menari.
Sesegera mungkin Jongdae pergi ke belakang panggung untuk memberikan selamat pada Xiumin.
"Chukae Xiumin-ah... kau memang hebat!" Jongdae mengacungkan kedua jempolnya pada Xiumin
"Aniia... bukan aku saja... aku berjuang bersama Jongin, jadi harusnya kami berdua.." Xiumin tersenyum girang
"Ahaaaa... nde... kau juga hebat Jongin-ah.." Kata Jongdae sambil merangkul pundak Xiumin
"Gumawo hyung..." Jongin dengan polosnya membungkuk 90 derajat kepada Jongdae.
"Xiumin-ah... pulang nanti ayo temani aku ke suatu tempat..." Jongdae menggandeng tangan Xiumin dan meninggalkan Jongin sendirian dibelakang panggung.
"Kemana? kau mau kemana?" Xiumin penasaran dan terus bertanya.
Seperti biasa, Jongdae selalu membonceng Xiumin dengan sepedanya, tapi kali ini mereka tidak menuju ke rumah Xiumin. Jongdae mengayuh sepedanya ke sebuah warung ddukbokki langganannya.
"Khaja! Kita makan ddukbokki dulu!" Jongdae memarkir sepedanya disebelah warung pinggir jalan itu
"Ddukbokki? kau mau makan ini?" Xiumin kaget
"Wae? anduweyeo?" Jongdae berkata dengan nada memprotes
"Ani... hanya saja tadi kau sangat serius seperti memintaku untuk mengantarmu ke tempat yang sangat penting" Xiumin membulatkan matanya
"Ya... tempat ini juga sangat penting bagiku,... khaja.." Jongdae menggandeng tangan Xiumin perlahan dan masuk ke warung kecil tersebut.
Jongdae memesan satu hidangan ddukbokki pedas untuk berdua dan mengambil dua kaleng soda di showcase. Jongdae duduk berhadapan dengan Xiumin, Xiumin masih bingung kenapa Jongdae ingin sekali ketempat ini bersamanya, Xiumin hanya melihat kesekitar dan akhirnya melihat Jongdae yang meletakkan sekaleng soda di hadapannya.
"Ayo makan..." Jongdae memainkan sumpitnya sambil memandang lapar kearah sajian ddukbokki di depannya
"Ndee..." Xiumin ikut melihat sajian itu, hanya saja Jongdae membuatnya lebih tertarik.
Xiumin terus melihat cara Jongdae menikmati ddukbokki itu, Jongdae nampak sangat lahap dan seperti orang yang sudah tidak makan 3 hari.
Uhuk...Uhukk...
Jongdae tersedak bumbu pedas ddukbokkinya karena dia makan terlalu cepat, Xiumin segera membukakan sekaleng soda dan memberikannya pada Jongdae.
"Gwuenchana? Jongdae-ah?" Xiumin terus menatap Jongdae sampai Jongdae menganggukkan kepalanya
"Yaa... harusnya kau makan pelan - pelan saja..." Xiumin mengerutkan dahinya dan memandang cemas kearah Jongdae.
"Mianhae... aku sangat menyukai ddukbokki... jadi aku tidak bisa menahannya.." Jongdae masih menatap ddukbokkinya
"Memangnya kenapa? kau makan seperti sedang dikejar hantu.." Xiumin menarik napas panjang
"Huft... aku hanya merasa, sebentar lagi aku tidak mampu menikmati semua ini dengan bebas... menjadi seorang idol star itu artinya hidupmu akan berubah, kau tidak lagi bisa leluasa makan bersama sahabatmu ditempat seperti ini, mengayuh sepedamu kemanapun kau mau, semua itu tidak dapat lagi kau lakukan dengan leluasa..." tatapan mata Jongdae berubah sendu.
"Himneseo Jongdae-ah... jangan bersedih seperti itu, bukankah kau bilang... menjadi seorang bintang adalah mimpimu?" Xiumin bertanya lembut dan dibalas dengan anggukan Jongdae.
"Kalau begitu, kau harus semangat dan tegar melawan semuanya... tentu harus ada yang dikorbankan untuk meraih sebuah mimpi..." Xiumin duduk mendekat kearah Jongdae, Xiumin mengelus punggung Jongdae yang terlihat lelah dan tertekan itu.
Akhir - akhir ini Xiumin jelas tau seberapa besar tekanan yang Jongdae dapat dari perusahaannya sehingga untuk tidur saja kadang Jongdae tidak sempat.
"Besok... apa kau libur?" Xiumin bertanya dan masih mengelus punggung Jongdae
"mmm... aku besok kan hari minggu, tentu aku kosong besok." Jongdae menganggukkan kepalanya
"Bagaimana jika kau kuajak kesuatu tempat... kita akan bermain seharian!" Xiumin berkata antusias.
"Cinca? Kita mau kemana? Seharian?" Jongdae mendadak gembira, wajah lelahnya kini bersemangat
"Rahasia... besok aku akan menunggumu di halte 21 jam 7 pagi... jangan terlambat, tidak usah bawa sepeda!"
.
.
.
Pagi itu Jongdae sudah menunggu Xiumin, Jongdae datang sangat pagi karena dia memang tidak bisa tidur sebelumnya. Dia memainkan tas ranselnya sambil mengutak - atik ponselnya, dia ingin sekali menelpon Xiumin tapi dia takut jika itu akan membuat Xiumin tergesa - gesa. Jongdae lalu menatap sebuah billboard iklan Lotte Duty Free, disana ada Rain yang terpasang. Jongdae berpikir apakah nantinya dia bisa menjadi artis seperti Rain, Jongdae terus melamun hingga dia sendiri tidak sadar bahwa Xiumin sudah duduk disebelahnya
"Oh! Bus kita sudah tiba..." Xiumin berkata tiba - tiba.
Jongdae langsungg terkejut dan agak melompat ketika mendengar suara Xiumin
"Yaa... sejak kapan kau di sini?" Jongdae masih mengelus dadanya
"Tidak lama... ayo naik... ini bus kita" Xiumin menarik tangan Jongdae dan mengajaknya naik Bus.
Didalam Bus Jongdae duduk disebelah Xiumin, setelah lama hening Jongdae lalu memberanikan diri untuk bertanya.
"Yaa... kita sebenarnya mau kemana?" Jongdae memandang Xiumin penasaran
"kemarin kau bilang bisa saja kemarin adalah saat terakhirmu bisa makan disana bersama sahabatmu kan... jadi hari ini aku tidak mau melewatkan saat pertama dan saat terakhirku untuk bermain seharian bersama sahabatku..." Xiumin tersenyum imut.
Jongdae segera memeluk Xiumin erat. Tentu saja Xiumin kaget dan tidak mengerti harus bagaimana.
"Gumawo Xiumin-ah... cinca gumawo..." Jongdae masih memeluk Xiumin.
.
.
Ketika sampai di halte tujuan mereka, Xiumin dan Jongdae langsung turun. Ternyata Xiumin mengajak Jongdae ke taman hiburan terbesar di Korea. Xiumin dan Jongdae sempat bingung mau naik wahana apa terlebih dahulu, karena mereka berdua sangat ingin mencoba segala permainan itu satu per satu.
"Kita naik Roller coaster saja dulu... eotte?" Jongdae menyarankan
"Anduwe... jangan itu... yang lain saja dulu," Xiumin terus melihat peta arena yang dipajang dipintu masuk
"Wae? Kau takut naik roller coaster ya? aaahahaha... Kau takut kau takut..." Jongdae mengejek Xiumin sambil menusuk pipi Xiumin dengan telunjuknya
"Anii... tapi masak baru datang langsung main yang menegangkan.." wajah Xiumin memerah, pipi baozinya kini mereona
"Gwuenchana... aku akan menjagamu bersamaku..." Jongdae menggenggam tangan Xiumin dan menyeret gadis yang ketakutan itu menuju ke wahana roallercoaster.
Jongdae bisa menangkap dengan jelas jika saat ini Xiumin sedang katakutan. Namun dia terus memaksakan keinginannya samapi Xiumin sedniri yang bilang dia takut, tapi sampai mereka duduk di rollercoaster itu Xiumin masih pura - pura berani.
"Kau siap?" Jongdae masih menggenggam erat tangan Xiumin
"N..nde..nde...ten..tu..sa..ja.." Xiumin terlihat sangat gugup.
Rollercoaster itu perlahan bergerak menanjak dan menanjak dengan perlahan, Jongdae tidak memperdulikannya, yang Jongdae lakukan saat ini adalah melihat wajah ketakutan Xiumin, Xiumin menutup rapat - rapat matanya dan bibirnya sedikit berkomat - kamit seperti sedang berdoa. Wahana itu sudah mencapai puncaknya, dan BRUUUUUUSSSSHHHH...
Rollercoaster itu turun dengan kecepatan tinggi. Seketika Xiumin langsung berteriak dan menangis.
"Eommaaa... sarrahajuseo... eomma..." Xiumin berteriak dengan keras
"Xiu-ah... gwuenchana?" Jongdae tak perduli rollercoaster itu berjalan sangat kencang dan memutar tubuhnya, dia hanya terus melihat Xiumin yang kini menangis.
Jongdae lalu memegang erat tangan Xiumin, tangan itu penuh dengan keringat, Jongdae ingin sekali mengehentikan wahana ini, namun tetap saja tak kunjung berhenti, begitu pula dengan tagisan Xiumin.
Xiumin begitu lemas dan pucat, sehingga Jongdae harus memapahnya turun dari wahana itu.
"Xiuminie... gwuenchana...?" Jongdae sudah sangat panik melihat Xiumin yang setengah teler itu
"Anii... pusing sekali..." Xiumin memijat kepalanya
"Mianhae.. ceongmal mianhae..." Jongdae menyesal dengan pilihannya, Jongdae ingin sekali membenturkan kepalanya ke tiang lampu dekat bangku yang mereka duduki saat ini, namun keburu Xiumin menghentikan langkahnya
"Sekarang... kau yang harus ikut denganku!" Xiumin berkata perlahan.
Mereka berdua berjalan dengan santai menuju kesuatu tempat yang ingin Xiumin tuju, dengan manis Jongdae mengikuti langkah Xiumin.
"MWO? RUMAH HANTU?" Jongdae berteriak ketakutan
"Wae? kau takut?" Xiumin melipat kedua tangannya dan menyeringai dengan mata sipitnya
"Ya... kau mau balas dendam?" Jongdae mengerutkan Dahinya
"Ani... ani... ani.. aniiaa..." Xiumin menggeleng kepalanya imut
"Shireo! aku tidak suka hantu..." Jongdae mau meninggalkan tempat itu, tapi Xiumin keburu berteriak
"JIKA KAU PERGI ARTINYA KAU BUKAN LAGI SAHABATKU!"
Jongdae akhrinya dengan berat hati mengikuti keinginan gadis imut itu. Xiumin melangkah dengan sangat ringan dan riang gembira, bahkan dia masih sempat bersenandung ketika kereta otomatis yang mereka tumpangi mulai bergerak. Jongdae meringis dang mengerutkan badannya disebelah Xiumin.
WUAAHAHAHAHAHHAA
"KYAAAA... ITU APA? YAAA!"
HIHIHIHIHIHIII
"YAA... KERETA SIALAN! PALLII PALII!"
UAHAHAHAHA...
"Jongdae-ah tenanglah, itu hanya hantu bohongan.."
"TAPI TETAP SAJA MEREKA MENAKUTKAN! KYAAAAA"
"Ahahaha... tenanglah... aku ada di sini.."
UAAAARRRGGHHHH!
"MWO YA! APA INI SEMUA!"
"Itu cuma hantu bohongan..."
"TAPI ITU BENAR - BENAR MENYERAMKAN!"
Jongdae terus berteriak sepanjang perjalanan mereka mengelilingi rumah hantu tersebut, namun Xiumin kini sibuk tertawa melihat sahabatnya ketakutan dan terus mengutuk hantu - hantu bohongan itu.
Setelah mereka keluar dari rumah hantu Jongdae langsung mengusap - usap dadanya. Wajahnya kini jadi pucat pasi dan penuh keringat.
"Ahahaa... kau penakut sekali..." Xiumin tertawa riang
"Kau juga takut saat naik rollercoaster tadi... kita impaas" Jongdae mengerucutkan wajahnya lalu meninggalkan Xiumin
Xiumin mengejar Jongdae dan meraih tangan Jongdae manja.
"Jongde-ah... jangan cemberut... masak calon idol star cemberut,... anduwee..." Xiumin mengerakkan tangannya yang ditautkan di lengan Jongdae
"Aku Lapar!" Jongdae berkata singkat dan masih mengerutkan wajahnya.
Xiumin dan Jongdae akhirnya makan siang disebuah panhouse bernama Toast and Burger. Xiumin adalah seorang burger holic dan dia sangat sangat mencintai burger dengan lapisan keju meleleh yang tebal. Jongdae ikut memesan menu yang sama dan dia setuju pada Xiumin jika keju dalam burger adalah kombinasi yang sangat cerdas.
"mmmm... Burger memang tidak pernah mengecewakan..." Xiumin mengigit burgernya dengan lahap.
Jongdae memperhatikan cara mengunyah Xiumin yang sangat imut itu, dia sesekali tersenyum karena menyadari betapa imutnya gadis itu. Jongdae melihat ada sisa keju menempel di sudut kiri bibir Xiumin, Jongdae meletakkan burger miliknya dan menghapus sisa keju itu dengan tangannya sendiri.
Namun, ada sesuatu yang aneh ketika Jongdae melakukannya. Jongdae merasakan getaran yang sangat fantastik di hatinya, Jongdae melihat wajah Xiumin bercahaya dan sangat manis, Jongdae seakan tenggelam dan tersihir oleh keimutan pipi chubby gadis itu. dada Jongdae juga berdegup sangat kencang... Jongdae kini telah jatuh cinta.
Demikian pula dengan Xiumin, dada Xiumin berdegup begitu kencang, napasnya dia rasakan tak lagi beraturan. Wajahnya memanas ketika memandang tatapan Jongdae yang menusuk hatinya. Satu persatu orang yang ada disekitar mereka sepertinya lenyap dan terhapus, dan yang tersisa hanyalag mereka berdua.
Xiumin dan Jongdae kini saling jatuh cinta.
FLASH BACK END
.
.
.
"Sehun-ah,... ayo tidur... besok kan Sehun harus sekolah,... ini sudah malam..." Jongin memelas pada Sehun yang masih adik melompat - lompat di atas tempat tidurnya
"Thileo... Thehun gak mau tidul... Thehun maunya tidul sama eomma, sama appa..." Sehun berkata masih sambil melompat
"Nde,... ajhusi tau... tapi jeabal... hari ini Sehun tidurnya sama ajhusi ya..." Jongin berusaha menangkap Sehun
"Thileo! memangnya ajhusi tidak ada kerjaan?" Sehun berhenti melompat dan menyipikan matanya
"Anii... ajhusi kan sedang libur kuliah, jadi tidak ada kerjaan... mau ya Sehun tidurnya ditemani Jongin ajhusi?" Jongin memeluk Sehun
"Tapi eomma kemana?" Sehun terduduk diatas tempat tidurnya
"Eomma masih ada urusan, dia baru pulang nanti malam.." Jongin mengelus kepala anak kecil imut itu
"Kalau begitu thehun tidulnya kalau eomma sudah pulang saja.." Sehun kembali berdiri dan melompat
"Anduwe.. anduwe... ini sudah jam 10 malam... sudah seharusnya Sehun tidur.." Jongin mulai resah karena Sehun tidak mengikuti kata - katanya.
"Kalau begitu, Thehun mau tidulnya thama appa!" Sehun mengepalkan tangannya dan mempoutkan bibirnya
"Itu juga... tidak bisa Sehun-ah..." raut wajah Jongin berubah masam
"waeyeo?" Sehun memiringkan kepalanya
"Karena... appa Sehun kan... dia...masih kerja... jadi tidak bisa pulang..." Jongin menggaruk pelipisnya yang tidak gatal
"Kenapa appa theelalu kelja dan tidak pelnah kethini lagi... Thehun kangen appaaaaa..." Sehun menangis lagi.
Jongin akhirnya menenangkan Sehun dan menggendong anak itu keliling sambil menepuk - nepuk pantat gembul bocah itu. Tak lama kemudian Sehun tertidur. Jongin segera meletakkan Sehun di tempat tidurnya dan mengusap - usap kening Sehun yang sudah pulas.
"Gwuenchana Sehun-ah... semua baik - baik saja..." Jongin bergumam dan tertidur disebelah Sehun
Tak lama Xiumin pun datang, dia melihat sepatu Jongin masih ada di dalam
"Oh,... Jongin masih di sini? apa Sehun belum tidur?" Xiumin bergumam sendirian sambil mencuri pandang ke arah kamar Sehun
Drrrt... Drrrt...
Ponsel Xiumin bergetar, Xiumin segera mengambilnya dan melihat nama "Sehunie Appa" di layar ponselnya
"Yeobuseo?"
"Xiumin-ah... Sehunie sudah tidur?"
"Nampaknya sih begitu,... aku juga baru pulang.."
"Kau darimana?"
"Mengajar..."
"mmm... mianhae,"
"Gwuenchana... ada apa Jongdae-ah?"
"Ah ya... besok aku akan menjemput Sehun di sekolahnya saja ya... setelah dia pulang sekolah.."
"Guere yeo? mmm... apa kau yakin itu tidak akan merepotkanmu?"
"Repot? ya... kenapa harus repot? Sehun kan anakku juga..."
"Nde... dia memang anakmu juga.."
"mm.. Aku dan Zitao pasti menjaganya dengan baik selama dia bersamaku.. kau jangan khawatir ya.."
"Oh... nde... kau... dan Zitao... nde... kalian pasti menjaga Sehun dengan baik"
"Okay, besok aku menjemputnya... chalja..."
PIP
Xiumin bengong sebentar ketika mantan suaminya itu menutup telponnya. Dia sedikit tertegun dengan keadaan yang dia hadapi. Setelah itu Xiumin langsung berjalan gontai ke arah kamar Sehun dan mendapati Jongin sedang memeluk sehun dan tertidur bersama dengan tenang.
"Jongin-ah... irreona..." Xiumin membangunkan Jongin dari tidurnya
"Oh! noona... mianhae.. aku ketiduran.." Jongin mengucek matanya setelah terduduk di tempat tidur Sehun
"Gumawo sudah mau menjaga Sehun seharian... Mianhae sudah merepotkanmu..." Xiumin berkata sambil memperbaiki selimut Sehun
"Anii.. aku senang melakukannya... Sehun-ah sudah kuanggap anakku sendiri..."
Kata - kata Jongin membuat Xiumin memalingkan wajahnya dan memandang namja berkulit tan yang masih berstatus sebagai adik tiri Jongdae sekaligus kekasihnya sekarang.
-TBC-
Anyeonghaseo... author balik lagi dengan WGM Official Pairs dan ini ChenMin adalah official pairs terakhir ya... heheheh... ceritanya bikin bingung ya? hahaha... mianhae... Mohon kesediaan readerdeul untuk tetap mereview hasil karya author yang satu ini...
Ini genrenya sad, romance dan sweet. Cinta segi empat antara Xiumin dan Chen yang sudah bercerai dan juga Zitao dan Jongin yang menjadi kekasih mereka setelah bercerai...
penasaran dengan kelanjutannya? Inget direview nde... keekkee...
Untuk seri WGM yang lain akan Author update hari Sabtu dan Minggu... Giedhariseo...
Akhir kata Author ucapin... Aaaauuu... AH! SARANGHAEYEO!
