Disclaimer
Naruto
Masashi Kishimoto
.
.
.
.
.
Kring! Kring Kring!
Jam weker berwarna biru menggema di ruangan seorang gadis yang masih asik bergelung di kasur.
Haruno Sakura, bungsu dari pasangan Tsunade Senju dan Haruno Dan, gadis dengan surai merah muda sepunggung ini masih belum beranjak dari kasur empuknya.
Setelah berleha-leha dan terganggu dengan suara jam wekernya, Sakura akhirnya bangun. "Hoam,.. Sudah pagi yaa,.. " menguap sebentar dan mengucek matanya, Sakura akhirnya beranjak menuju kamar mandi.
Memakai seragam sailor dan rok kotak-kotak, Sakura keluar dari kamar-nya menuju ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya.
.
.
.
.
.
"Ohayou, gozaimasu..., " Sakura menyapa Ayah,Ibu, dan Kakaknya.
"Ohayou,. " Sasori dengan tenangnya, sambil menyeruput teh.
"Ohayou, Sakura-chan. " Ayah dan Ibunya tersenyum lembut.
"Duduk, " Tsunade memberikan roti dan susu kepada Sakura.
"Ha'i, arigatou Kaa-san. " Sakura menerimanya dan memakannya dengan tenang.
"Aku, selesai. " Sasori pemuda berambut merah, sulung dari Haruno Dan ini berdiri karena telah selesai dengan sarapannya.
"Oh, bekalmu Sasori,. " Tsunade beranjak dari kursinya dan memberikan bekal kepada Sasori.
"Arigatou, " Sasori menerima dan memasukkan bentonya ke dalam tas yang sejak tadi di sampirkan dikepala kursi, dan mencangklongkan tasnya di pundak-nya.
"Ha'i ittekimasu,. " Sasori melangkah menuju pintu depan.
Sakura menghentikan sejenak acara mengunyahnya, dan memandang Sasori yang berjalan menuju pintu depan. Sakura langsung mempercepat makannya karena tidak ingin di tinggal oleh Kakaknya untuk berangkat bersama.
"Pelan-pelan Sakura, kau bisa tersedak,.. " Dan, sang Ayah memperingati cara makan Sakura yang begitu terburu-buru.
"Kalau aku tidak cepat, Nii-san akan meninggalkanku. " Sakura menandaskan susu hangat dalam sekali tegukkan.
"Aku selesai, aku berangkat Tou-san, Kaa-san,. " Sakura beranjak dari kursinya, menghampiri sang Ayah dan mencium pipinya, Meraih tasnya, Sakura berlari menuju pintu depan.
"Ha'i itterasai. " Dan pun tersenyum melihat Sakura.
"Bento-mu, Sakura-chan! " Tsunade menyusul Sakura di pintu depan dan menyerahkan kotak bento Sakura.
"Eh,..gomene Kaa-san, aku terburu-buru, arigatou bentonya, ittekimasu.. " Sakura mencium pipi Tsunade dan bergegas menyusul Sasori.
"Mereka berangkat bersama kan, " Dan datang menghampiri Tsunade.
"Kalau begitu, aku berangkat. " Dan mencium kening Tsunade.
"Ha'i itterasai. " Tsunade pun tersenyum.
Haruno Dan, suami dari Tsunade, dan Ayah dari Sasori dan Sakura adalah seorang pengusaha Produk Industri yang masih terbilang, Perusahaan berkembang.
Dengan ketekunan dan kesabaran, Dan akhirnya bisa merubah sebuah perusahaan yang dulunya mati, bisa hidup kembali.
.
.
.
.
.
"Nii-san! Dasar, kau meninggalkanku, kenapa kau tidak menungguku. " Sakura berhasil menyusul Sasori dan berjalan di sampingnya.
"Kau itu lama, kalau aku menunggumu bisa-bisa aku terlambat ke Kampus. " Sasori berucap dengan santainya.
Duk!
"Aw,! Kenapa kau menendangku! " Sungut Sasori kaget, karena Sakura tiba-tiba menendang kakinya, tentu saja itu sakit-ralat sedikit linu.
Sasori menghentikan langkahnya dan menatap Sakura.
"Huh..' kau tidak asik, setidaknya menungguku tidak membuat kau terlambat, karena kuliahmu siang. " Sakura yang menyadari tatapan Sasori, mendengus dan berjalan meninggalkan Sasori yang kali ini menatapnya dengan kekesalan.
.
.
.
.
.
Haruno Sakura memasuki gedung bertuliskan Konoha High School dimana dia akan belajar menuntut illmu.
Sakura memasuki kelas bertuliskan X1.B, memasuki kelas yang mulai ramai oleh para siswa/siswi.
Tepat saat Sakura duduk di bangkunya, bel sekolah berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai.
"Hampir saja kau terlambat Jidat,.. " Yamanaka Ino, gadis berambut pirang panjang, yang selalu diikat, mempunyai mata berwarna biru dan berwajah cantik. Sahabat sekaligus teman sebangku Sakura.
"Hmm, hampir saja. " Sakura meletakkan tasnya di meja.
"Hei, jidat kau tau tidak..bla..bla..bla.. " Sakura yang awalnya mendengarkan Ino, seolah ucapan Ino bagaikan angin lalu saat matanya tak sengaja melihat seseorang yang mengusik hatinya.
Deg
Seorang pemuda, berperawakan tinggi, bermata onyx, dan berambut raven.
Uchiha Sasuke, Melewati kelas Sakura X1.B, bersama sahabatnya pemuda berambut pirang jabrik Namikaze Naruto yang sejak tadi mengoceh.
Uchiha Sasuke,
Sakura mengenalnya, teman semasa kecilnya bersama juga Naruto.
Dan
Cinta pertamanya
Flassback
Di suatu taman terdapat 3 anak kecil berumur 9th sedang bermain bersama. 2 laki-laki dan 1 perempuan. Sasuke dan Naruto anak laki-laki tersebut sedang bermain kelereng. Sedangkan satu-satunya perempuan di situ, Haruno Sakura sedang bermain masak-masakkan.
"lihat,..! Sasuke-kun Naruto, masakan Saku sudah jadi, ayo cicipi. " Dengan senyum mengembang dan pipi chuby-nya Sakura menghampiri 2 temannya yang sedang bermain kelereng membawa 2 puding dari tanah.
"Aku tidak mau, itu kan tanah. " Bagi Sasuke, makan tanah itu menjijikan.
"Tapi kan, tidak benar-benar memakannya Sasu-kun, anggap aja ini pura-pura.. " Sakura memudarkan senyumnya.
"Are,..ahahaha, Sakura-chan benar Sasuke, kita kan hanya pura-pura memakannya, Nah, Sakura-chan biar Naru saja yang mencicipi. " Naruto menghibur Sakura yang agaknya akan menangis, dan mengambil piring berisi puding tanah dari tangan Sakura.
"Hmm, ini sangat enak sekali Sakura-chan, kau pandai memasak. " Naruto dengan senangnya memuji masakan Sakura, berpura-pura seakan puding tanah itu puding sungguhan.
"Sasuke-kun benar tidak mau,? " Sakura mencoba menawarkan lagi pada Sasuke. Sasuke berpikir sebentar, dan menatap Sakura.
"Baiklah, ini kan hanya pura-pura, sini. " Sasuke mengambil piring yang satunya dan Sakura tersenyum dengan senangnya.
"Yeyy.. Makanlah, " Sakura bersorak dan mereka tertawa bersama.
Flassback end
Mengenang masa kecil mereka, membuat Sakura tersenyum simpul betapa akrabnya dia dulu dengan Sasuke, tapi sekarang Sasuke tidak seakrab dulu lagi, entah apa yang terjadi.
"Jidat! Kau mendengarkanku tidak sih,. " Ino melambaikan tangannya di depan wajah Sakura.
"Eh,.. Maaf Pig, tadi kau bertanya apa " Sakura tersentak kaget, melirik Ino dan menundukkan wajahnya.
"Kau kenapa sih Jidat, melamun? Aku kan tadi bertanya, sebaiknya aku pakai baju apa nanti saat kencan dengan Sai-kun, kau malah , mela- " ucapan Ino terputus begitu mengetahui arah pandangan Sakura tadi,
Sasuke, yang saat ini tengah berbicara dengan Shikamaru ketua Osis KHS.
"Jidat,.. Kau melamunkan Sasuke lagi yaa.. " Ino memandang sedih Sakura.
"Ha,? Tidak ko' Pig, jjangan khawatir aku tidak apa-apa hahaha. " Sakura mengibaskan tangannya dan tertawa dipaksakan.
"Jangan bohong Sakura, aku tahu arah pandanganmu tadi.. Aku ini sahabatmu jadi berbagilah pada ku jika ada sesuatu yang mengganjalmu, berbagilah kesakitan itu padaku, Sakura. " Ino menggenggam tangan Sakura.
"Daijobou, dan berhentilah berbicara karena Kakashi-sensei sudah datang. " Sakura tersenyum lembut kepada Ino.
"Aku tidak apa-apa, percayalah.. "
"Baiklah, aku tidak akan memaksamu.. " Ino ikut tersenyum.
Hatake Kakashi memasuki kelas dan pelajaran pun dimulai.
Sakura mengingat ucapan Ino,
"Aku ini sahabatmu, jadi berbagilah padaku jika ada sesuatu yang mengganjalmu, berbagilah kesakitan itu padaku Sakura.. "
Yaa.. Ino mengetahui jila Sakura jatuh hati pada Sasuke tapi apa mau dikata cintanya bertepuk sebelah tangan, hanya Ino yang mengetahui perasaan Sakura pada Sasuke. Apalagi setelah Sakura mengetahui Sasuke menyukai gadis lain dari kelas sebelah.
Ino sebagai sahabat tentu saja tidak ingin membuat Sakura sedih, Ino selalu menghiburnya. Hanya Sakura tidak ingin membuat Ino khawatir pada dirinya yang terlihat menyedihkan.
Sakit.. Sakit rasanya melihat orang yang kita sukai malah menyukai orang lain.
.
.
.
.
.
Tet... Tet.. Tet..
Bel istirahat pun berbunyi,
"Yak.. Silakan kumpulkan kertas kalian karena waktu sudah habis, dan Shino, tolong bawa kertas ulangannya ke ruanganku,.. " ucap Kakashi-sensei kepada Shino ketua kelas, dan keluar dari kelas.
"Haah.. Kakashi-sensei tidak biasanya mengadakan ulangan dadakan kepalaku jadi sakit, " Tenten, gadis bercepol dua ini menghampiri bangku Ino dan Sakura, "
"Memang kau saja, aku juga... Tahu, " Sahut Ino yang juga ikut menggerutu.
"Sudahlah, kalian ini yang penting ulangannya sudah kan, " Sakura memandang ke dua temannya, dan mengemasi peralatan menulisnya.
"Hmm, benar juga, ayo kita makan siang.. " Seru tenten bersemangat.
"Aku bawa bento Pig.. " Sakura menunjukkan bento ke Ino.
"Oh, tumben sekali.., kau Tenten pesan apa? " Ino bertanya pada Tenten di sebelahnya.
"Eh..aku pesan.. Ah! Ayo kita kesana sebelum tambah ramai. " Tenten menarik tangan Ino.
"Tunggu dulu,.. Sakura kau tunggu di sini dulu aku dan Tenten pesan makanan, oke. " ucap Ino, Sakura menganggukan kepalanya.
.
.
.
.
.
Sakura duduk di salah satu meja kantin sembari menunggu Ino dan Tenten datang.
"Sakura-chan.. " Tiba-tiba Naruro datang dan langsung duduk di depan Sakura, saontak Sakura pun kaget.
"Astaga Naruto, kau meembuatku kaget, "
"Hehehe, ano... Kau sendirian? Dimana teman-temanmu? " Naruto celingukan.
"Ino dan Tenten membeli makanan, dan aku menunggunya di sini karena aku sudah bawa bento, "
"Hmm,.. Dimana Hinata? "
"Eh,..? Benar juga, dimana Hinata? Aku tidak menyadarinya.. " Sakura celingak celinguk mencari Hinata, gadis dengan surai hitam panjang, Sakura baru menyadari Hinata tidak bersama dengannya.
"Hehh.. Kau itu bagaimana sih Sakura-chan biasanya kan kalian bersama. " teriak Naruto dengan Heboh.
"Gomen, aku baru menyadarinya.. Lagi pula untuk apa kau mencarinya.. Jangan-jangan.. " Sakura menyipitkan matanya, mencoba menggoda Naruto.
"Jangan-jangan apa,? " Naruto yang mengetahui gelagat Sakura, mengerutkan keningnya.
"Jangan-jangan kau ingin berduaan dengan Hinata kan, dan tidak ingin diganggu siapa pun, iya kan,.. " Sakura menyeringai.
"Apa! Aku.. Aku.. Ti.. Tidak bukan.. Seperti.. Hmm, ah sudahlah kau itu.. " Semburat merah tipis menghiasi wajah Naruto.
"Hahaha... " Sakura tidak bisa menahan tawanya melihat muka malu-malu Naruto.
"Sudahlah diam, jangan menggodaku, kau sama saja dengan Sasuke,.. Eh.. Teme!.. " Naruto tidak sengaja melihat Sasuke duduk di pojok kantin sendirian.
"Ehh,.. " Sakura mengikuti arah pandang Naruto,
"Sasuke-kun. " batin Sakura.
"Kenapa dia malah sendiri, bukannya menungguku,.. " Gerutu Naruto.
"! " Naruto menyadari sesuatu, dia menatap Sasuke dan mengikuti arah pandang Sasuke yang sedang memperhatikan gadis bersurai merah panjang sedang asik dengan temannya, Uzumaki Karin, sepupunya.
"Jadi, apa benar Sasuke menyukai Karin? " Naruto bergumam dalam hati.
Duk
"Aw,.. Ittai.. Kenapa kau memukulku Ino! " Sungut Naruto karena tiba-tiba Ino datang bersama Tenten dan langsung menjitak Naruto, tentu saja Naruto kaget.
"Baka, sedang apa kau di sini, merayu Sakura yaa.. " Ino berkata dengan santainya dan duduk bersama Tenten di samping Sakura.
"Enak saja, aku menemani Sakura-chan karena menunggu kalian lama, huh.. " Naruto mengelus-elus kepalanya.
"Sudahlah Pig, Naruto hanya mencari Hinata, karena Hinata tidak ada, jadi dia menemaniku, oh iya dimana Hinata? " Sakura bertanya kepada Ino dan Tenten.
"Eh,.. " Ino juga baru menyadari bahwa Hinata tidak bersamanya.
"Hinata ada urusan dengan Neji-Senpai, tadi dia bilang begitu padaku, dia tidak bisa ikut makan siang bersama kita. " Tenten langsung menjawab.
"Ohh,.. " Ino, Sakura, dan Naruto ber 'Oh' ria. Tenten menaikkan alisnya , " Huh, kalian seperti paduan suara saja,.. " Mendengus, Tenten memakan makanannya.
.
.
.
.
.
Sakura dan Ino berjalan bersama, menuju gerbang depan sekolah, terlihat siswa siswi juga berhamburan untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Tapi, ada juga yang masih si sekolah karena adanya kegiatan Ekskul.
"Hah.. Sayang sekali Tenten tidak bisa pulang bersama kita karena ada latihan karate, sedangkan Hinata, dia malah pulang dengan Neji-senpai,.. " Ino menunduk lesu.
"Ino.. " Pemuda berambut hitam klimis dan berwajah agak pucat, Shimura Sai menghampiri Ino dan Sakura.
"Ah,.. Sai-kun.. " Ino langsung memeluk Sai, kekasihnya.
"Ow, hmm.. Mau pulang bersama? " ajak Sai kepada Ino.
"Ah,.. Mmm.. " Ino melirik Sakura, sebenarnya Ino ingin pulang dengan Sai, tapi Ino tidak tega meninggalkan Sakura pulang sendiri.
Sakuara yang menyadari lirikan Ino langsung mengerti, Sakura menganggukan kepalanya.
"Pergialh, kalian jarang pulang bersama kan, karena Sai terlalu sibuk dengan kegiatan Osisnya, aku tidak apa-apa, aku bisa pulang sendiri atau aku akan menghubungi Sasori-nii untuk menjemputku. Nah, jaa.. Aku pulang dulu,.. " Sakura tersenyum dan langsung berlari meninggalkan Ino dan Sai, karena tidak mau mengganggu mereka.
"Hei,! Jidat! Tunggu.. " Ino berteriak tapi Sakura tidak memperdulikannya. Sai hanya tersenyum seperti biasanya.
"Ayo, kita pulang.. " Sai memegang tangan Ino.
"Hu'umm, " Ino mengganguk dengan pipi merona.
Pasangan kekasih itu pulang dengan bergandengan tangan.
.
.
.
.
.
Dan di sinilah Sakura, duduk di Halte menunggu Bus datang.
"Haaah, cuaca panas sekali, lama sekali Bus datang.. " Keluh Sakura, mengelap keringat di jidat dan lehernya.
Gerakannya terhenti saat matanya melihat Sasuke bersama seorang gadis berambut merah Karin, di Cafe seberang jalan,
Terlihat Sasuke tersenyum lembut, dan di depannya Karin tertawa. Bahkan sesekali menyuapkan makanan pada Sasuke yang menyambutnya dengan senang hati.
Matanya memanas, hatinya bergemuruh melihat pemandangan dua orang di Cafe itu, Tidak ingin menangis di tengah jalan dan dilihat orang, Sakura segera beranjak dari Halte. Beruntung Bus datang, Sakura segera naik.
"Kami-sama... Kuatkan aku,. " Sakura mengepalkan tangannya.
Tbc
