Mana, sebuah 'esensi' yang dikenal oleh semua penduduk bumi sebagai titik ukur kekuatan sebuah makhkuk. Makhluktanpa Mana sama saja tidak berguna. Akan tetapi bernahkah hal tersebut? Heh, Mana bukanlah sesuatu yang penting, kau hanya perlu melatih dirimu hingga melewati batasan yang ada sehingga kau tidak butuh dengan apa yang di sebut 'Mana' itu...

.

.

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto

Highschool DxD © Ichiei Ishibumi

.

Rating : M (Just for save)

Genre's : Adventure, Supernatural, Half-Humor, Fantasy, Little bit-Romance, School-Magic, Martial Arts, etc...,

Pair : Naruto x Akame, ? x ?

Warn : Always Mainstream idea!, Many more typo, alur acak!, much OC from other anime, OOC Chara, AU, Mix Modern Life and Past Life setting, bad EYD, bahasa kaku dsb, and etc...,

HumanNaru, OPNaru, SwordUserNaru, etc

.

Play OP Song : Konomi Suzuki - Redo

.

Chapter 1 : First, Introduce

.

Unknown Place

Terlihat di dalam sebuah ruangan dalam suatu bangunan, terdapat tiga orang yang sepertinya sedang membicarakan suatu hal yang penting. Pertama, wanita berperawakan tegas berambut perak atau silver pendek mungkin? Dengan warna mata hitam keabu-abuan dan di mata kanannya terdapat sebuah Eyepatch. Kedua, wanita cantik berambut pink panjang dengan ujung yang di ikat dan ikatannya di letakkan di atas bahunya yang kini tengah memasang wajah lembut khas seorang wanita pada umumnya dengan warna mata pink kemerahan. Terakhir, pemuda tampan berambut pirang cerah bergelombang sepundak dengan bagian samping rambut yang membingkai wajahnya, memiliki warna mata merah darah yang terlihat kontras dengan surai pirang dan wajah tampannya (Mikaela from OnS).

"Jadi, untuk apa kau memanggilku kesini huh, Najenda?" tanya pemuda pirang tersebut dengan malas.

"Aku telah mendaftarkanmu sebagai siswa di Raizen Magic Academy, jadi besok atau mungkin 2 hari kedepan kau harus segera berangkat kesana" pemuda yang di panggil dengan nama Naruto tersebut sedikit tersentak lalu tak lama kemudian dia membalas,

"Huh? Untuk apa diriku melakukan kegiatan tidak berguna seperti itu!?" Naruto pun membalas dengan suara yang sedikit di tinggikan sembari menatap Najenda dengan pandangan meminta penjelasan.

'Hah, sudah kuduga akan seperti ini reaksinya'

"Relie, jelaskan padanya!" setelah menghela nafas sebentar, wanita yang di panggil Najenda itupun memerintahkan kepada asisten berambut pinknya...,

"A-Ah Ha'i, baiklah begini Naruto-kun. Najenda-sama ingin kau agar menikmati sedikit kehidupan masa mudamu. Ia sedikit khawatir karena dirimu terus melakukan misi pembunuhan sedangkan anggota lain yang seumuran denganmu tengah menikmati masa muda mereka dengan bersekolah di akademi" jelas wanita berambut pink tersebut. Namun pemuda pirang yang mendengarkan penjelasan tersebut hanya berwajah semakin malas, kemudian dengan santainya ia menjawab "Hmm, untuk apa diriku melakukan hal tersebut? Kau tahu sendiri disana banyak para bangsawan menjijikan, lagipula menjalankan quest seperti menghabisi bandit itu cukup menyenangkan"

"Aku tau kau pasti berpikiran seperti itu, namun aku hanya ingin kau menikmati masa mudamu walaupun hanya sedikit saja. Lagipula di sana ada beberapa 'anggota' kita, terutama 'dia'. Kau yakin tidak ingin bersekolah disana?" tanya Najenda

"Hmm, 'dia'? Ah benar juga, aku baru ingat kalau 'dia' ada di akademi itu" balas Naruto, Najenda yang mendengar jawaban Naruto pun hanya memijat keningnya sebelum menghela nafas kembali,

"Sudahlah, lebih baik kau segera mempersiapkan barangmu, karena kemungkinan besok kau harus segera berangkat. Lagipula aku sudah terlanjur mendaftarkan dirimu, jadi mau tak mau kau harus menerimanya" balas Najenda, pemuda pirang tersebut diam tak menjawab, tak lama kemudian dirinya berjalan kearah pintu keluar untuk keluar dari ruangan itu, disaat hampir keluar dirinya sedikit melirik Najenda dengan ujung iris merah darahnya, ia mengeluarkan sensasi membunuh yang kuat, bersamaan dengan itu ia berkata "Baiklah, tapi..., jangan menyalahkanku apabila ada 'sesuatu' yang terjadi di akademi itu nanti" pemuda pirang tersebut akhirnya keluar dari ruangan tersebut sebelum terkekeh pelan, sensasi membunuh itu akhirnya lenyap.

"Mattaku, anak itu. Ini sedikit mengingatkanku ketika Night Raid bertemu untuk pertama kali dengannya" ketika membahas hal ini, pandangan Najenda pun berubah menjadi tajam dan serius "Hah, aku mengingat dengan jelas bagaimana ia datang tanpa sebab lalu memaksa kami semua bertarung padahal kami baru saja melaksanakan [Quest] kelas SS yang mengharuskan para anggota terkuat Night Raidikut andil dalam quest tersebut"

Wanita berambut pink itu hanya diam saja mendengar perkataan dari pendiri Night Raid tersebut. Jujur saja, dirinya memang sudah mengetahui bahwa Naruto merupakan yang terkuat di Night Raid, tidak. Bahkan menurut yang ia dengar dari Najenda sendiri, Raja Pendragon pernah mengatakan bahwa Naruto bisa saja sejajar dengan para pemegang kekuatan terkuat di dunia jika usianya sudah semakin matang. Menyaksikan dan merasakan langsung bagaimana hal tersebut, membuat dirinya bagaikan sebuah hama kecil saja dihadapan pemuda pirang itu..,

.

- Skip time -

Terlihat pemuda dengan surai kuning cerah sedang berjalan dengan wajah mengantuk dan tanpa semangat hidup sedikitpun dari pancaran matanya, sehingga orang yang berada di sekitarnya sedikit mengerenyitkan dahi dan sedikit terkikik untuk para gadis. Yah karena parasnya yang tampan wajar saja jika ada gadis dari kalangan rendah maupun tinggi akan tertarik karena parasnya tersebut. Tetapi sayangnya, dibalik wajah tampannya tersembunyi beberapa hal mengerikan jika orang lain mengetahuinya.

'Hoaamm..., Tsk, kono kuso-onna..., Dia tidak memberitahuku bahwa harus ke akademi ini sehari setelah di perintah kan, kalau begini jadinya aku tidak perlu mengambil quest malam tadi. Umpatan tersebut tentu saja tidak ia ucapkan dalam, karena tidak mungkin bukan jika dirinya mendumel sendiri di jalan? Malah yang ada dirinya akan dianggap gila oleh masyarakat sekitarnya karena kelakuannya tersebut.

Tak lama setelah umpatan demi umpatan yang Ia ucapkan dalam dirinya, tanpa sadar dirinya sudah sampai di depan gerbang Raizen Magic Academy...,

"Hoo, ternyata lumayan megah juga bangunan membosankan ini" gumamnya, ia pun segera bergegas masuk ke dalam akademi tersebut. Saat masuk dirinya menjadi banyak sorotan terutama para wanita, wajar saja dengan wajah tampannya ia bisa dengan mudah menggaet wanita tanpa perlu bersusah payah. Dalam perjalanan Ia melihat dua bangunan besar yang berbeda jarak, tak salah lagi itu pasti asrama laki-laki dan perempuan.

'Hmm, sistem asrama kah?'

Tidak memperdulikan hal tersebut, Naruto terus berjalan dengan cuek menuju ruang kepala sekolah di academy ini. Karena sedikit kebingungan dirinya pun terpaksa bertanya kepada salah satu murid perempuan berambut orange yang sedang mengobrol dengan murid lainnya, Ia pun menghampiri perempuan tersebut dan bertanya...,

"Hmm, maaf tapi apa bisa kau memberitahuku jalan menuju keruang kepala akademi?" sedikit kaget karena dirinya di lontarkan pertanyaan, secara spontan pun gadis itu menjawab...,

"Ahh, kau bisa jalan terus lalu belok kekanan. Disana bangunan besar yang bernama 'Academy Headquarter'..., Eh? C-Chotto mate, Naruto!?" setelah membalas pertanyaan pemuda tersebut, sang gadis akhirnya tersadar bahwa pemuda yang menanyainya merupakan pemuda yang menjadi kenalannya di Organisasi itu...,

"Hmm? Oh, Chelsea? Kau ada disini juga?" balas Naruto setelah dirinya juga menyadari bahwa gadis ini merupakan anggota sesama di Night Raid...,

"Huh, bukankah aku sudah pernah memberitahumu tentang itu? Tapi tidak kusangka orang sepertimu mau ikut kegiatan yang bernama seperti belajar ini" ujar Chelsea sembari tertawa pelan...,

"Souka, mungkin aku lupa, kuso-Najenda yang memaksaku untuk bersekolah di sini dan juga mungkin karena 'Dia'..." sementara itu, Chelsea menampilkan senyum tipis sebelum bergumam "Hoo, karena 'dia' ya?" "Saate, daripada itu lebih baik dirimu kuantar saja, ayo ikuti aku"

Setelah berpamitan kepada teman bicaranya tadi, Chelsea pun segera mengantar Naruto ke ruang kepala sekolah di akademi tersebut...,

"Disini ruangannya, kuharap kita dapat sekelas dan juga..." Chelsea sedikit menggantung ucapannya sebelum dia melanjutkannya "...'Dia' dan beberapa anggota yang lainnya mungkin akan terkejut dengan kehadiranmu. Saa, kalau begitu aku pamit dulu"

Naruto hanya diam saja melihat kepergian Chelsea yang sedang menuju kelasnya, sebelum dirinya menyadari sesuatu yang kurang..,

"Ahh, aku lupa berterima kasih kepadanya. Huh, biar sajalah, lagipula mungkin aku juga sekelas dengannya" gumam Naruto, sebelum dirinya masuk ke dalam ruangan kepala sekolah tersebut tanpa mengetuknya terlebih dahulu yang menyebabkan orang yang terdapat di dalam ruangan tersebut sedikit terkejut..,

Kriet!

"Hoo, ada apa seorang murid datang keruangan ku tanpa permisi?" tanya sang pemilik akademi tersebut. Dia berjenis kelamin laki-laki berbadan lumayan tinggi, dengan wajah yang mungkin dapat di bilang menjengkelkan dan bermuka mesum, serta rambut putih dengan gaya rambut seperti landak. Sementara guru di situ menatapnya tajam karena kelakuannya yang kurang sopan..,

Sementara yang bersangkutan hanya diam saja, tersenyum tipis, setelah itu dirinya mengeluarkan hawa intimidasi yang membuat orang yang berada di ruangan itu memasang posisi waspada..,

"Ara, apakah aku datang di saat yang kurang tepat hm?"

Jiraiya Senju, pemilik dari Raizen Magic Academy tersebut menyipitkan matanya saat dirinya merasakan sensasi membunuh ini, 'Hmm, dia orang yang di maksud Najenda itu kah?' terlintas dibenaknya perkataan Najenda tentang murid baru dari Night Raid yang akan bersekolah disini..,

"Grr, apa-apaan kau orang asing! Mau mencari masalah hah!?" salah satu guru berambut biru muda yang kebetulan berada di sana, Mizuki, nama guru tersebut. Mengeluarkan kekesalannya dengan memberikan umpatan kepada pemuda pirang tersebut..,

Naruto hanya diam saja sebelum mata merah darahnya sedikit bersinar mengerikan kearah Mizuki. Terkekeh pelan iapun balas berkata...,

"Oh ayolah, untuk seorang yang menjabat sebagai guru. Kau cukup lemah karena tidak dapat menahan tekanan sekecil tadi"

Keadaan ruangan di sana pun semakin memanas karena guru tadi tidak terima karena perkataan Naruto tetapi akhirnya langsung mereda karena Jiraiya menengahinya, "Gomen-gomen, kau pemuda yang dimaksudkan olehnya kan? Kelasmu sudah kutentukan yaitu kelas B - II, wanita berambut perak itu akan mengantarmu kesana, kebetulan dia juga wali kelasmu"

Naruto langsung mengalihkan tatapannya ke arah wanita berambut perak yang memakai pakaian khusus guru wanita, ia pun terdiam sesaat sebelum menghilangkan intimidasi tadi. Lagipula ia mengeluarkan intimidasi untuk melihat seberapa hebat guru di akademi ini, dan sepertinya guru di akademi ini cukup hebat..,

"Kalau begitu, ikuti aku. Kita akan menuju ke kelas karena pelajaran akan segera di mulai tetapi sebelum itu kau ganti pakaianmu dahulu dengan seragam akademi ini, kau bisa menggantinya di kamar mandi" tukas wanita bersurai perak tersebut sembari memberikan pakaian Raizen Magic Academy setelah keluar dari ruangan kepala sekolah tadi,

"Itu tidak perlu...

Sressh!

...Tunjukkan saja jalannya" Naruto menerima seragam tersebut tetapi ia tidak memakainya malah dirinya melemparkan seragam itu keatas yang membuat seragam itu hilang entah kemana tetapi kemudian dengan memejamkan mata, seragam itu sudah terpakai tiba-tiba di tubuh Naruto.

Grayfia, Grayfia Lucifuge. Nama guru tersebut, ia sedikit kagum melihat teknik yang digunakan oleh murid baru tersebut, sebelum akhirnya dirinya memilih tutup mulut dan mulai berjalan menuju kelas yang di pegangnya.

Naruto yang melihat itu pun mengikutinya dari belakang tanpa berucap apapun. Guru dan murid itu pun berjalan ke kelas dengan keheningan yang melanda.

.

At Academy Heaquarter Room

"Jiraiya-sama, kau kenal dengan pemuda tersebut?"

Jiraiya menolehkan wajahnya ke arah guru tersebut, guru itu berjenis kelamin pria, berperawakan tinggi, serta dengan janggut di dagunya. Asuma, nama guru itu, para guru lain pun sama penasarannya dengan Asuma. Jiraiya hanya menghela nafas sebelum menjawab.., "Ah, pemuda itu? Hm, aku hanya tau sedikit saja tentangnya tetapi tidak sampai mengenalnya. Hmm, ah! Kalian semua pasti sudah mendengar tentang pemuda yang memiliki julukan [The Monster] dari suatu organisasi?"

"Oh, jangan-jangan dia kah orangnya?" balas Asuma terkejut karena perkataan Jiraiya,

"Tepat sekali, dialah pemuda dengan julukan [The Monster]. Julukan yang berikan oleh Raja Pendragon itu sendiri. Pemuda berkekuatan misterius yang bahkan aksinya sudah terkenal hingga ke berbagai kerajaan dan ras lain"

Semua guru yang ada di situ pun terdiam karena terkejut, sebelum salah satu guru di sana angkat bicara.., "Kupikir dia berkisaran 20 tahunan atau lebih, tapi ini..., 17 tahun? Ya ampun, di usia muda saja sudah sekuat itu aku tidak bisa membayangkannya jika dia telah mencapai usia matangnya. Tapi kalau memang begitu, untuk apa dia ingin belajar di akademi ini? Tanpa pendidikan dari akademi pun dirinya sudah memiliki kekuatan hebat bukan untuk anak seumuran dengannya?" ujar guru tersebut

"Hmm, itu juga yang sedang kupikirkan. Bagaimana mungkin dirinya berminat di akademi ini. Maa, mungkin akan ada sesuatu yang menarik kedepannya. Daripada itu, kalian boleh kembali ketugas kalian masing-masing"

Para guru pun mulai kembali ke pekerjaan mereka masing-masing kecuali Jiraiya seorang tentunya, menatap langit-langit ruangannya pikirannya sekarang masih bergelut tentang hal yang baru saja terjadi pagi ini, 'Dengan hadirnya pemuda itu, aku tak sabar menantikan kejadian menarik yang mungkin akan terjadi kedepannya'

.

At Class B - II

Terlihat sebuah kelas yang di dalamnya terdapat sekitar 12 murid, suasana di kelas itu sedikit ribut karena mungkin guru yang seharusnya mengajar di kelas mereka belum datang.

"Hei minna, bersiaplah! Grayfia-sensei sedang menuju kemari!"

Salah satu murid disana memberitahu temannya bahwa guru mereka akan segera datang, dan itu menyebabkan suara grasak-grusuk di kelas mereka karena mereka sedang buru-buru untuk kembali ke tempat duduknya masing masing.

Kriet!

"Duduklah, aku akan memperkenalkan murid baru di kelas kita. Kau dapat masuk sekarang" setelah masuk ke kelas Grayfia langsung memerintahkan muridnya di kelas tentang murid baru yaitu Naruto, dengan dirinya yang memanggil Naruto masuk setelah sebelumnya menyuruhnya untuk menunggu di luar sebentar.

Tak lama, masuklah pemuda pirang bergelombang dengan mata merah mempesonanya, kedatangan seorang murid laki-laki tampan baru, membuat para murid di kelas langsung memfokuskan pandangan mereka ke arahnya, kecuali satu murid perempuan yang tengah tidur di meja kelas.

Gadis bersurai auburn, Chelsea namanya, tersentak ketika mendengar sebuah gebrakan meja, setelah itu Ia menatap kedepan dan seketika iris matanya melebar sebelum dirinya segera tersenyum. Dia pun segera menepuk pundak gadis barsurai hitam yang sedang tidur di meja dengan tangan yang di letakkan di meja.., "Nghh, ada apa Chelsea?" "Lihatlah kedepan!" gadis itu berwajah sangat cantik dan manis, surai hitam lembut, bermata merah delima. Ketika dirinya menatap ke yang di tuju, seketika iris mata nya sedikit melebar. Setelah itu dirinya memasang senyum lembut.

"Naruto Vermilion, yoroshiku" perkenalan yang singkat tapi cukup membuat para siswa terdiam sesaat tetapi tak lama kemudian ada beberapa yang menyambut perkenalannya dengan ramah.

Naruto menatap sekelilingnya sebelum dirinya menangkap Chelsea yang melambaikan tangannya kepada dirinya, sebelum pandangannya terarah ke gadis berambut hitam dan bermata merah sama dengannya.

'Naru'

Bibirnya membentuk sebuah senyum tipis ketika ia melihat gadis yang ia cari berada dalam pandangannya,

'Akame'

.

Play ED Song : Haruka Tomatsu - Yume no Sekai

.

TBC

.

Note :

Seluruh chapter telah di ubah sedikit demi kenyamanan dalam membaca :"

- Quest = Semacam tugas/misi/pekerjaan yang di ambil dan berhadiah koin emas, tergantung tingkat kesulitan Quest tersebut