LOVE AND DEATH

CAST :

BAEKHYUN (EXO)

BWON JIN YOUNG (ME OR YOU)

SUHO (EXO)

CHANYEOL (EXO)

SEULGI (RED VELVET)

WENDY (RED VELVET)

OTHER:

BWON JAE JOON

IRENE (RED VELVET)

EXO MEMBER

GENRE:

ROMANCE, BIT OF HUMOR, FRIENDSHIP,

CHAPTER 1

Jin Young POV

Pagi itu ada pertandingan basket di sekolahku. Pertandingan antara sekolahku dan sekolah tetangga memang sedikit menegangkan. Belum lagi ketika kau melihat keringat dari para anggota tim basket Exo bercucuran. Exo adalah nama tim basket terhebat di sekolahku. Selain berbakat bermain basket, bernyanyi, bahkan dance pun mereka seperti, "IDOL SUPERSTAR!"

Reader POV

Tak lama Jin Young terbangun dari bengongannya. Ia kaget saat para penonton antusias meneriaki tim Exo yang terus saja dapat menghasilkan gol terbaik. Kemudian Exo pun mengakhiri pertandingan dengan membawa piala. Semuanya pun mendukung Exo dan meneriaki Exo. "E.. X.. O! EXO! EXO!" ucap sekelompok cheerleaders. Semuanya pun bubar dari lapangan dan memasuki kelas masing masing. Jin Young yang sangat nge-fans dengan Baekhyun pun mendekat pada Baekhyun.

"Kau menang. Selamat." Ucap Jin Young sambil memberikan sebungkus kado untuk Baekhyun.

"Kau ini seperti anak kecil! Minggirlah! Aku harus mengganti kaosku." Ucap Baekhyun tidak menerima kado dari Jin Young.

Jin Young pun membalikkan badannya dan sedikit menangis melihat sifat Baekhyun yang kasar padanya. Kemudian seseorang datang dan memberikan jaket padanya.

"Uh?" lirik Jin Young pada seseorang tersebut.

"Sebentar lagi salju akan turun, kau harus memakai jaket." Ucap Suho sang leader tim Exo.

"Um, aniya. Aku yakin ini hanya dingin biasa. Tak akan ada badai salju." Ucap Jin Young sambil buru buru meninggalkan Suho.

"Tunggu! .." kata Suho.

Seketika itu waktu berhenti. Kemudian Jin Young pergi menuju suatu tempat menggunakan gelang teleportasinya.

Jin Young POV

Aku adalah pencatat kematian. Aku berpura pura hidup sebagai manusia, agar aku bisa merasakan kehidupan manusia yang sesungguhnya. Seharusnya kalian mengetahuiku. Karena tanpa perlu kalian mengenalku, aku akan mengenal kalian jauh lebih dalam dari yang manusia lain tahu. Ini kehidupanku. Cinta dan kematian.

Seketika ia sampai dan berdiri di sebuah atap rumah.

Reader POV

"Kecelakaan beruntun." Ucap Jae Joon dengan malas.

"Apakah kehidupan manusia sebegitu menyedihkannya hyung?" tanya Jin Young sambil memberikan sebuah kotak kematian.

"Entahlah, manusia memang berbeda dengan kita." Ucap Jae Joon sambil memberikan catatan kematian pada arwah arwah tersebut.

"Aku rasa, manusia benar-benar egois. Mereka tidak menghargai sesama. Mungkin aku memang tidak sama dengannya, tapi setidaknya dia harus mau menghargai pemberianku." Omong Jin Young kesal.

"Bukankah kau percaya ada dewa iblis di dunia ini? Dewa iblislah yang melakukannya!" omong Jae Joon

"Dewa iblis. Tapi saat aku mengantarkan kotak kematian ke neraka, penjaga pintu ramah." Ucap Jin Young bingung.

"Mereka hanya baik pada orang orang gaib seperti kita. Coba saja lihat suasana di dalam kerajaan iblis, semua orang di siksa!" jawab Jae Joon sambil memberikan kotak kematian yang sudah penuh oleh roh.

"Aku rasa aku frustasi hyung!" ucap Jin Young sambil berteriak.

"Sudahlah! Bukankah kau yang bilang sendiri, bahwa kau ingin menjadi manusia setengah pencatat kematian? Mau tidak mau kau harus menuruti kontrak. Di kontrak bertuliskan, kau harus menjadi manusia setengah pencatat kematian selama kurang lebih 10 tahun mulai dari bulan kemarin mengerti?" ucap Jae Joon sambil melemparkan kotak kematian pada Jin Young.

"Um, okay. Kehidupan ini, apapun yang terjadi, akan aku jalani!" ucap Jin Young sambil langsung pergi menuju kehidupan manusia.

Sesampainya di sekolahnya, waktu pun berjalan lagi. Tiba tiba Suho menarik tangan Jin Young.

"Um, aku memiliki sebuah hadiah untukmu" ucap Suho.

"Ini apa?" tanya Jin Young bingung.

"Gomawo. Kau sudah mau menjadi seorang fans setia kami." Jawab Suho sambil tersenyum pada Jin Young.

"Ah, aniya.. aku hanya," ucap Jin Young.

"Um, kau mau makan roti bersamaku?" tanya Suho sambil menggandeng tangan Jin Young dan membawanya menuju kantin.

Jin Young hanya ternganga pada Suho. Sementara Wendy dan Seulgi memerhatikan dari belakang.

"Kau tahu Seulgi?" tanya Wendy sambil merangkul pundak Seulgi.

"Tahu apa?" tanya Seulgi bingung.

"Entahlah, aku pikir Jin Young beruntung. Lihatlah! Dia Suho! Suho mengajak Jin Young makan bersama!" ucap Wendy terkagum kagum.

"Itu akan lebih fantastik lagi kalau itu adalah Chanyeol. Ah! Chanyeol oppa! Saranghaeyo!" ucap Seulgi sambil tersenyum senyum sendiri.

"Suho lebih ganteng kau tahu?!" teriak Wendy pada Seulgi.

"Suho kan pendek! Haha! Chanyeol tinggi! Lihatlah! Suho tak ada apa apanya dibandingkan dengan Chanyeol!" ucap Seulgi sambil tertawa.

Kemudian Wendy menarik rambut Seulgi dan memukul kepalanya.

"Hey! Geumanhae!" ucap Seulgi berteriak pada Wendy.

Wendy dan Seulgi pun saling tertawa. Lalu pada saat Jin Young dan Suho sedang makan bersama, mereka terlihat saling canda tawa.

"Ayo kita duduk disana!" ucap Baekhyun mengajak Chanyeol.

"Ayo." Ajak Chanyeol dengan senang hati.

Tapi tiba tiba, Baekhyun menghentikan langkahnya dan melihat Suho dan Jin Young yang sedang makan bersama. Baekhyun pun memasang wajah cemberutnya dan berjalan menuju meja Suho dan Jin Young.

"Um, Baekhyun, kau bilang kita duduk dibangku sebelah sana? Tapi kenapa?" tanya Chanyeol bingung sambil terus mengikuti Baekhyun.

Baekhyun datang dan membanting nampan yang berisi makanannya ke meja Suho dan Jin Young. Suho dan Jin Young pun kaget. Jin Young pun menatap mata Baekhyun yang terus saja menatapnya dengan wajah marah.

Jin Young POV

Baekhyun wae?

Reader POV

Kemudian Baekhyun duduk diantara Suho dan Jin Young yang sedang berhadapan. Tiba tiba Baekhyun menjatuhkan supnya ke lantai.

"Um, kau tak perlu mengelapnya, aku akan panggil petugas kebersihan. Ini ambil saja supku. Aku belum memakannya." Ucap Jin Young sambil menyodorkan semangkuk sup pada Baekhyun.

"Eobso." Ucap Baekhyun yang masih mengelap lantai yang basah.

"Ambil saja aku tidak lapar." Kata Jin Young yang terus saja menawarkan supnya.

"AKU BILANG TAK PERLU!" teriak Baekhyun pada Jin Young.

Se-isi kantinpun terdiam. Semua orang melirik pada Baekhyun.

"Na jeongmall mianhae." Ucap Jin Young sambil berlari keluar kantin.

"Jin Young! Bwon Jin Young!" teriak Suho.

Suho pun menatap mata Baekhyun dengan sinis.

"Noe waeire?" tanya Suho kecewa pada Baekhyun dan berlari mengejar Jin Young.

Jin Young pun duduk di bangku taman sekolah dan menangis. Tiba tiba Suho datang dan menyodorkan sebuah sapu tangan pada Jin Young.

"Mian. Karena aku kau seperti ini. Seharusnya aku tidak membiarkan Baekhyun duduk disitu." Ucap Suho pada Jin Young.

"Gwenchana. Itu hak semua orang untuk bisa duduk di situ. Mungkin aku hanya terlalu sensitif." Jawab Jin Young sambil menerima saputangan dari Suho.

"Okay, tapi kau sungguh tak apa kan?" tanya Suho.

"Aku baik baik saja." Jawab Jin Young menjauhkan jarak duduknya dengan Suho.

"Kau, apakah kau benar-benar menyukai Baekhyun?" tanya Suho tidak mau menatap mata Jin Young.

"Uh?" Jin Young bingung.

"Kau, sangat fanatik dengannya?" tanya Suho lagi.

"Um, Aku, aku hanya.." Jin Young menjawab ragu ragu.

"Lihat mataku! Tatap!" ucap Suho sambil menatap mata Jin Young.

Jin Young pun kaget dan langsung menatap mata Suho. Selama beberapa menit mereka bertatap mata, tiba tiba waktu berhenti.

"Lihat mataku! Tatap!" teriak Jae Joon menghampiri Jin Young.

Jin Young pun melirik pada Jae Joon.

"Jadi seperti ini kau dikala menjadi seorang manusia?" ucap Jae Joon sambil tertawa.

"Geumanhae!" teriak Jin Young pada Jae Joon.

"Baiklah, baiklah.." ucap jae Joon menyerah.

"Hyung, apakah aku salah jika aku mencintai manusia?" tanya Jin Young pada Jae Joon.

"Tentu saja. Itu melanggar aturan. Karena mahkluk gaib dan nyata seperti manusia berbeda." Jawab Jae Joon.

"Hah? Jeongmall? Itu artinya, aku tidak bisa mencintai Baekhyun?" tanya Jin Young sambil menundukkan kepalanya.

"Kau itu tidak berbeda jauh dengan para fans EXO. Sama sama ingin menikah dengan mereka." Ucap Jae Joon meremehkan Jin Young.

"Oleh sebab itu Baekhyun tidak pernah mengerti persaanku?" tanya Jin Young lagi.

"Sudahlah. Kehidupan manusia itu menyedihkan. Kenapa kau tidak membatalkan kontrak dan kembali menjadi pencatat kematian saja?" kata Jae Joon sambil pergi meninggalkan Jin Young.

"Tapi kau juga pernah mencintai seseorang bukan? Dan dia adalah manusia." Omongan Jin Young membuat Jae Joon memberhentikan langkahnya.

Jae Joon melirik pada Jin Young dan menatap matanya sangat tajam.

"Darimana kau mengetahui hal tersebut?!" tanya Jae Joon.

"Kau tidak membuka buku Harianku kan?!" teriak Jae Joon lagi pada Jin Young.

"Kalau ya?" tanya Jin Young.

"Noe michiyoseo?! Sampai mana yang kau baca?!" tanya Jae Joon lagi pada Jin Young.

"Um, Irene. Namanya Irene. Dia adalah wanita pertama dalam hidupmu yang membuatmu selalu tersenyum. Dia wanita tercantik yang kau tahu. Dia luar biasa. Kau ingin menikahinya. Tapi tata tertib menghalangmu. Karena masalahnya, dia adalah manusia." Ucap Jin Young dengan lengkap.

"Bagaimana kau menghafalnya?!" teriak Jae Joon pada Jin Young.

Jin Young hanya tersenyum.

"Sudahlah lupakan! Kembali saja ke kehidupanmu." Ucap Jae Joon.

"Kenapa kau tidak memperjuangkan cintamu?" tanya Jin Young.

"Um, aku ingin, tapi, .." ucapan Jae Joon terputus.

"Tapi kenapa?" tanya Jin Young lagi.

"Dia sedang coma. Dia di rumah sakit." Jawab Jae Joon sambil murung.

"Coma? Kau tetap tidak bisa bertemu arwahnya?" Jin Young bingung.

"Coma adalah keadaan dimana Jiwa seseorang terkunci di dalam jasadnya, roh tersebut tidak bisa keluar dari jasad, ataupun bergerak dengan jasadnya. Jadi aku tidak bisa mendengar suara lembutnya. Lagi." Jelas Jae Joon.

"Memangnya Irene punya penyakit kronis?" tanya Jin Young.

"Kanker hati. Dia menyembunyikan hal itu dariku." Jawab Jae Joon dengan nada menyesal.

Kemudian Jae Joon pergi meninggalkan Jin Young. Tapi tiba tiba saja Jin Young berkata sesuatu.

"Kau, menghampiriku, apakah kau sebelumnya ke rumah sakit dahulu menjenguk Irene?" tanya Jin Young.

Jae Joon pun melirik pada Jin Young seperti hendak mengatakan sesuatu.

"Aku," Jae Joon memutuskan kata katanya.

Love and Death-