Chapter 1

Household

.

ChanBaek

.

Boy Love, Drama, Marriage Life, Little bit of Amateur Comedy, mpreg

.

Rating T

.

Happy Reading

.

.

Coming of Age Day jatuh pada hari senin ketiga di bulan mei—tepatnya hari ini. Haneul tidak dapat menyembunyikan senyumnya melihat postingan instagram Suho—keponakannya—dengan ramainya latar suasana Namsan Hanok Village, tempat upacara perayaan diadakan. Pemuda yang telah menginjak usia dua puluh tahun itu tampak tampan dengan pakaian tradisional korea selatan yang ia kenakan.

Selamat~ ^,^ ku harap kau menjadi lebih hebat lagi di masa depan.. tulis Haneul di kolom komentar. Tidak lama kemudian Suho membalasnya dengan ucapan terima kasih.

Dalam empat tahun kedepan Haneul juga akan menyaksikan putra semata wayangnya merayakan hari ini, hari kedewasaan tentu saja.

Byun Baekhyun tumbuh begitu cepat, saat baru lahir Haneul berharap Baekhyun cepat tumbuh dewasa tapi kenapa sekarang dia jadi tidak rela? Anak itu terlalu manis untuk menjadi seorang pria dewasa, bahkan kadang kala masih merengek ketika Haneul memperlakukannya seperti bocah kecil. Baekhyun selalu mengatakan jika ia sudah dewasa dan tidak ingin di manja lagi, raut wajahnya ketika mengutarakan itu sangat menggemaskan. Oh, bayi besarku..

Haneul masih berbalas komentar dengan Suho ketika seorang maid datang menghampiri. "Nyonya, ada seorang tamu yang datang." infonya.

"Siapa?" tanya Haneul mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel.

"Gadis itu berkata dia teman dari tuan muda dan ingin bertemu dengan anda."

Meski keheranan Haneul tetap mengangguk. "Aku akan segera menemuinya."

Ketika sudah berada di ruang tamu Haneul mendapati seorang gadis yang mungkin seusia putranya duduk disana, ia memiliki tubuh kecil layaknya remaja sekolah menengah atas pada umumnya, rambut lurus hitam panjang namun wajahnya sedikit tidak terlihat karena terus menunduk, gadis itu memilin ujung rok pendek yang ia kenakan, raut wajahnya tampak gusar dan tak sabar.

Sebelum Haneul sempat menyapanya, gadis itu lebih dulu menyadari kehadiran Haneul disana, ia segera beranjak dari tempat duduknya menghampiri Haneul.

"Kau teman Baekhyun?"

Gadis itu reflek mengangguk, ia mengenakan seragam yang sama dengan putranya tapi tentu saja Baekhyun masih berada di sekolah saat ini, dan gadis ini—apa dia membolos?

"Maafkan aku. Aku tahu seharusnya aku tidak bersikap lancang seperti ini dengan menemui anda secara langsung, tapi Baekhyun tidak mau mendengar penjelasanku." jelasnya hampir menangis.

Masalah percintaan sepasang remaja? tebak Haneul. Lihat, dia bahkan menyembunyikan pacar cantiknya ini.

"Mau bercerita sambil minum teh dan makan kue?"

"Tidak." sang gadis menolak lirih. "...aku hanya ingin bilang jika saat ini aku tengah mengandung bayi Baekhyun."

Sejak saat itu pandangan Haneul tentang anak semata wayangnya berubah..

~o0o~

Suneung sudah berlangsung minggu kemarin, Baekhyun masih menikmati saat-saat santainya sambil menunggu hasil kelulusan untuk bisa menjadi bagian dari Seoul National University, mahasiswa fakultas kedokteran. Haneul tidak tahu sejak kapan anaknya itu tertarik pada dunia kedokteran, ia 'kan maunya Baekhyun langsung menikah saja setelah lulus sekolah..

Anak itu terkadang masih sangat kekanakan, ceroboh, dan jangan katakan ia lupa siapa yang menangis karena takut dengan jarum suntik saat berobat kerumah sakit. Namun sebagai ibu yang baik Haneul tidak akan mengatakan secara gamblang mengingat semangat Baekhyun yang mengebu-gebu bercerita bagaimana kerennya dirinya nanti ketika cita-citanya itu tercapai. Terserah saja, asal dia bahagia..

"Aku harus bertemu dengan laki-laki brengsek itu! Byun Baekhyun, keluar kau!"

Haneul yang berada di ruang tengah sedang bersantai sembari membaca majalah fashion-nya terkejut mendengar teriakan yang berasal dari arah ruang tamu. Seorang maid berusaha menghalau tubuh gadis cantik yang mencoba masuk kedalam mansion Byun.

"Nona, anda tidak bisa melakukan ini."

"Kenapa? Dia harus tanggung ja—"

"Ada apa ini?" interupsi Haneul, belum paham situasi yang tengah terjadi.

"Ah, nyonya Byun." maid itu menunduk sopan sementara sang gadis terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya menerobos masuk kedalam, menghadap secara langsung pada sang nyonya besar dengan gestur menantang.

"Nona, tolong keluar dari sini!" maid yang sedikit terkejut akan kelakuan sang gadis menunjuk arah pintu, memintanya keluar.

"Kau bisa pergi, Yura-ssi. Aku akan menanganinya." ucap Haneul, maid itu mengangguk sopan sebelum pergi menjauh. "Siapa gadis cantik ini?" pertanyaan bernada lembut itu terdengar, sambutan di luar dugaan dari sang pemilik rumah.

"Anda orang tua Byun Baekhyun?" tanya sang gadis.

"Benar."

"Kebetulan sekali." gadis itu bergumam dengan senyum mengejek. "Apa anda tahu apa yang sudah Baekhyun perbuat padaku?"

Kernyitan muncul di dahi Haneul, menggeleng pelan menunggu ucapan gadis itu selanjutnya.

"Aku mengandung bayi Byun Baekhyun."

Terulang lagi..

~oOo~

Baekhyun sedang asik main billiard dirumah Kasper bersama Jongdae ketika Haneul menghubungi ponselnya, berkata jika mantan kekasih cantiknya datang berkunjung, sudah dapat Baekhyun tebak itu pasti Hyuna.

"Kami sudah berakhir satu bulan yang lalu." seru Baekhyun bahkan sebelum ia berhasil mendaratkan bokongnya diatas sofa untuk menemui dua wanita disana.

Hyuna mendelik marah, Baekhyun mendecih, buang muka. "Satu minggu sebelum hubungan ini berakhir, kita melakukannya dalam keadaan kau mabuk, disebuah hotel milik kenalanmu. Kenapa kau mendadak amnesia begini?" sembur Hyuna tak terima.

Haneul berdiri dari tempat duduknya dengan kalem berpindah duduk disamping Hyuna, mengusap lembut pundak gadis itu, memintanya untuk sedikit bersabar. "Baekhyun-ah, ibu tidak pernah mengajarimu untuk bersikap tidak sopan pada orang lain." tegurnya. "Meskipun Hyuna mantan kekasihmu, seharusnya kau tetap menghargainya."

"Ibu, itu ti—"

"Jadi benar calon cucuku ada di dalam sini?"

Hyuna sedikit tersentak ketika tangan Haneul mendarat lembut tepat diperutnya yang masih rata. "Y-ya, nyo—"

"Ibu." sela Haneul.

"A-apa?"

"Ibu, panggil aku ibu, Hyuna-ya."

"Ibu?"

"Ya. Bagaimana mungkin calon menantuku hanya memanggilku nyonya Byun? Bukankah itu akan membuat kita tampak memiliki jarak?" Haneul tersenyum anggun sementara Hyuna menatapnya takjub, tidak menyangka nyonya Byun orang yang seramah ini.

Mereka kaya raya, keluarga terhormat, sangat disegani, semua yang mereka miliki tidak menutup kemungkinan orang-orang akan berpikir mereka orang kaya yang sombong dan angkuh.

Hyuna baru saja mengakui jika ia sudah dihamili Baekhyun, jika dalam drama yang biasa Hyuna tonton nyonya besar itu akan murka atau memberi banyak sekali uang agar sang wanita mau menggugurkan kandungannya dan pergi jauh dari kehidupan sang pria. Tragis memang..

"Aku sudah meminta supirku menyiapkan mobilnya. Ayo kita pergi kerumah sakit."

Kedua mata Hyuna melebar sempurna, panik. "Apa kita akan melakukan tes DNA?" tanyanya dengan nada naik satu oktaf.

"Oh, sayang.. Apa yang kau katakan?" Haneul tertawa ringan. "Jangan terlalu stres, oke? Itu tidak akan baik untuk kandunganmu. Aku hanya ingin memastikan cucuku baik-baik saja didalam sana."

"O-oh.."

Haneul beralih pada Baekhyun, menatap agak sebal pada anak itu. "Sementara ibu dan kekasih cantikmu ini per—"

"Dia bukan kekasihku, ibu!" sela Baekhyun dongkol.

"Ya, terserahlah. Tetap tinggal dirumah sementara kami pergi."

~oOo~

Setelan dress berwarna merah maroon yang tampak simple namun tak menutupi aura anggunnya, juga sebuah tas kecil dengan merk ternama berada di tangan wanita yang selalu menunjukkan wajah ramahnya itu. Haneul masuk kedalam mansion dengan langkah ringan bersama Hyuna disampingnya.

"Kau lelah, sayang?"

Senyum Hyuna mengembang, betapa ia merasa melambung tinggi hanya dengan mendengar panggilan itu. "Tidak, bu, sebaliknya aku merasa sangat senang."

"Cucuku baik-baik saja dan itu terdengar sangat melegakan." Haneul balas tersenyum. "Aku baru saja menanam bunga anggrek satu minggu yang lalu di taman belakang. Mau menemaniku menikmati pemandangan taman sambil minum teh?"

"Tentu, bu."

Tiga jam berlalu cepat. Hari sudah tampak gelap ketika Baekhyun keluar dari kamar, setelah bangun dari tidur siang yang cukup panjang perutnya tiba-tiba merasa lapar, lagipula ini sudah memasuki waktu makan malam. Di ujung tangga Hyuna dan Haneul sudah menunggu. "Kebetulan kau turun sendiri. Ada yang ingin Hyuna katakan padamu, sayang. Ibu tunggu kalian di meja makan." seperti biasa Haneul memberikan senyum terbaiknya sebelum berlalu meninggalkan keduanya.

"Jangan melihatku seolah-olah tubuhku dipenuhi kotoran kerbau!" hardik Hyuna tidak terima dengan tatapan jijik dan tajam yang Baekhyun layangkan.

"Mau bicara apa?" tanya Baekhyun enggan basa basi.

"Aku minta maaf. Dan aku menarik tuntutan memintamu bertanggung jawab atas bayi didalam kandunganku." jawab Hyuna.

"Apa?" Baekhyun mengorek telinganya, pura-pura tidak mendengar.

Hyuna menghela nafas, tampak kesal namun tetap berusaha menahan. "Bagaimana bisa wanita cantik, anggun, dan ramah seperti eomma Byun memiliki anak sepertimu? Kau yakin tidak tertukar saat lahir dirumah sakit?"

Tidak mungkin juga sih, toh wajah Baekhyun 90% mirip dengan Haneul. Sampai pendek-pendeknya pun sama, ups!

"Apa maksudnya itu?!" tanya Baekhyun tidak terima.

"Tidak ada." Hyuna menjawab singkat, malas berdebat. "Ini bukan bayimu, tapi milik Hyunsik." gadis itu mengakui. "Kau memang mabuk saat itu tapi kau tidak pernah lupa mengenakan pengaman sialan itu! Ah, Ya Tuhan andai saja aku benar-benar mengandung anakmu aku pasti akan bersyukur sekali menjadi bagian keluarga ini."

Baekhyun berdecih, selama ini ia diselingkuhi ternyata. Selalu.. "Kau sudah selesai? Cepat pergi ke meja makan sebelum ibu menyusul kemari."

"Aku harus pulang sekarang, Hyunsik sudah menungguku didepan. Sampaikan salamku pada eomma Byun, aku akan datang berkunjung lain kali." baru melangkah lima langka, gadis itu kembali berbalik. "Ah, satu lagi. Semoga kelak rumah tanggamu bahagia bersama Park Chanyeol."

Hyuna melesat pergi dengan tawa jahil bahkan sebelum Baekhyun sempat mencegahnya untuk bertanya apa maksud gadis itu.

Baekhyun benar-benar penasaran, sebenarnya apa yang sudah ibunya katakan hingga membuat Hyuna mau mengaku? Bahkan setelah kejadian ini Haneul seperti menjadi idola baru gadis itu. Haneul memang anggun dan berkarisma serta tutur katanya yang selalu terdengar lembut menenangkan, Baekhyun sudah tahu itu, yang Baekhyun tidak tahu adalah bagaimana cara wanita itu mengendalikan para mantannya? Apa mungkin ibunya memiliki sebuah mantra ajaib? Tidak mungkin juga..

"Hyuna mana?" tanya Haneul melihat Baekhyun datang sendirian.

"Pulang."

Haneul menatap anaknya curiga. "Kau mengusirnya?"

Baekhyun menggeleng pelan. "Kekasihnya menjemput."

"Ah.." hanya itu komentar Haneul, setelahnya wanita itu sibuk menuang beberapa lauk keatas piring Baekhyun. "Nah, makanlah banyak-banyak."

"Ibu.."

"Hm?"

"Apa yang sudah ibu katakan pada Hyuna?"

Suapan Haneul berhenti di udara, terkekeh pelan melihat raut penasaran sang anak. "Itu—rahasia antar wanita." jawabnya sok misterius, menimbulkan decakan sebal dibibir tipis Baekhyun.

"Jadi.. siapa wanita beruntung yang menjadi kekasih anak ibu sekarang?"

Baekhyun mendengus, sudah sangat hafal maksud Haneul yang bertanya dengan suara tenang namun nada mengancam yang ketara jelas.

"Aku akan putus dengan mereka besok." Taeyeon noona, Yeri, Seulgi-ya.. Maaf kita harus berakhir.. batin Baekhyun nelangsa.

Senyum cantik segera Haneul hadiahkan. "Jangan pacaran lagi mulai sekarang, oke? Park Chanyeol akan pulang dari Sydney dalam minggu ini."

Dan siapa pula Park Chanyeol? Mengapa ibunya begitu hafal dengan jadwal kepulangan si Chanyeol ini?

Baekhyun merasa ini sangat konyol. Sejak ia masih bocah ingusan, Baekhyun kecil sudah dicemari dengan nama Park Chanyeol tanpa ia tahu sosok Chanyeol sebenarnya seperti apa. 'Jangan menangis, sayang. Chanyeol bahkan jatuh dari sepeda dan lututnya terluka tapi dia tidak menangis. Baekki tidak ingin diledek cengeng oleh Chanyeol 'kan?' itu saat Baekhyun yang berusia empat tahun, menangis setelah terjatuh dari perosotan. Pertama kali dalam hidupnya Baekhyun mendengar nama Chanyeol disebut ibunya. Pertama kali dan menjadi berkali-kali setelahnya.

Wow, Chanyeol semakin tampan setelah melewati masa puber.

Dimana hilangnya anak gendut berkaca mata itu? Dia tampak seperti pangeran yang keluar dari negeri dongeng sekarang kkk~

Chanyeol ini. Chanyeol itu. Chanyeol sana. Chanyeol sini. Chanyeol, Chanyeol, dan Chanyeol, masa bodoh! Baekhyun lelah mendengar ibunya selalu menyebut nama Chanyeol beserta kesempurnaan yang dijabarkannya dengan kata-kata yang berlebihannya keterlaluan.

Haneul itu sangat membingungkan, menurut Baekhyun, wanita itu tampak heboh dan antusias ketika Baekhyun ketahuan memiliki pacar perempuan, meminta anaknya untuk mengundang gadis itu datang kerumah agar saling mengenal lebih dekat katanya.

Choi Jinri, cinta pertama Baekhyun saat SMP sampai sekarang mereka masih memiliki hubungan baik meskipun hanya sebatas teman, berterima kasih saja pada Haneul yang begitu ramah dan selalu bersikap menyenangkan membuat kebanyakan mantan pacar Baekhyun betah dekat-dekat dengannya. Tidak sedikit gadis-gadis yang mengaku telah Baekhyun hamili datang meminta pertanggung jawaban, kedatangan Hyuna ini menjadi kali ketujuh belas, benar-benar luar biasa Byun Baekhyun ini.

Gadis bernama NaNa adalah yang pertama kali datang, bersikeras mengakui jika ia tengah mengandung anak Baekhyun, saat itu Baekhyun masih duduk di awal kelas satu SMA dan NaNa kakak kelasnya di tingkat akhir. Seleranya seorang noona-noona rupanya!

Baekhyun ketakutan luar biasa mengira Haneul pasti akan murka dan mencoret namanya dari daftar keluarga juga pewaris tunggal kekayaan Byun yang tak ternilai nominalnya. Di luar dugaan wanita itu menatap sang anak khawatir, wajah pucat pasi tanpa mampu mengeluarkan sepatah kata membuat Haneul meminta anak itu pergi kekamar untuk beristirahat sementara mereka akan pergi ke dokter kandungan.

Singkat cerita Haneul memintanya untuk turun tiga jam kemudian. Mengejutkan. NaNa meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengganggunya lagi. Baekhyun saat itu menuduh Haneul sudah mengancam kekasihnya, meski hubungan mereka agak rumit saat itu tapi Baekhyun tetap memikirkan kemungkinan bayi itu miliknya. Pengakuan NaNa tentang Mino adalah ayah dari bayi yang tengah ia kandung membuat Baekhyun merasa dikhianati oleh kekasih sekaligus sahabatnya sendiri. Baekhyun sakit hati dan itu berujung pada hal yang cukup gila, ia mulai membuka diri untuk menjalin hubungan dengan sesama jenis.

Sebenarnya sejak SMP Baekhyun sudah penasaran dengan hubungan yang seperti itu namun baru-baru ini saja Baekhyun berani mencoba dan yeah.. dia ketagihan.

Baekhyun tidak suka pacar yang merengek padanya dan ia tidak menemukan hal itu pada pacar prianya, sebaliknya Baekhyun yang sering merengek dan pacarnya akan menuruti apa yang dia inginkan. Terdengar menyenangkan, bukan?

Baekhyun terkadang masih tertarik pada beberapa teman wanitanya dan berujung pada mereka yang resmi menjalin hubungan, ketika pacar prianya tahu itu tidak akan menjadi masalah besar, mereka hanya meminta Baekhyun untuk memilih dan selesai.. Simple, pacar laki-laki memang tidak terlalu banyak menuntut, berbeda dengan pacar perempuan yang mungkin saat Baekhyun ketahuan selingkuh itu akan menjadi drama dadakan, dia sudah pernah dua kali ketahuan dan tiga kali mendapat tamparan didepan umum. Memalukan..

"Semoga kelak kau hidup bahagia bersama Park Chanyeol.." Baekhyun masih ingat NaNa berkata itu sebelum pergi.

Park Chanyeol lagi. Lagi-lagi Park Chanyeol. Sial!

~oOo~

Baekhyun itu playboy, suka bersikap semaunya, egois, suka berteriak dan berbicara dengan suara keras—Haneul tidak tahu dari siapa ia menuruninya, kekanak-kanakan, nafsu makannya luar biasa meski kerap kali pilih-pilih makanan, ia menyukai susu terutama yang rasa stroberi, meski begitu postur tubuhnya tetap saja mungil, kulitnya mulus seputih susu, parasnya tidak bisa di ragukan lagi. Kecantikan Baekhyun terkadang membuat kaum hawa merasa gagal.

Baekhyun memiliki selera humor yang baik itu sebabnya ia sangat mudah menarik perhatian lawan jenis ataupun yang sesama jenis. Salah satunya Kim Jongin atau yang biasa orang sapa Kai. Mereka bertemu di halte, saat itu mobil jemputan Baekhyun ban-nya bocor. Di halte hanya ada Kai yang sedang dalam mood buruk, dia tampak tidak menyukai kehadiran Baekhyun, tanpa sadar jika tempat yang ingin ia kuasai itu adalah tempat umum yang memungkinkan orang lain berada disana juga. Kai menghina Baekhyun dengan mengatakan 'Dimana ibumu? Mengapa ibumu membiarkan anak pendidikan usia dini berkeliaran sendirian?'

Baekhyun yang kesal membalas Kai dengan menyebut, 'nenekku bilang anak kecil belum memiliki dosa dan mereka bisa melihat hantu. Kurasa itu benar karena sekarang aku bisa melihat makhluk jadi-jadian sepertimu. Kau ini setan jenis apa?'

Anehnya Kai tidak marah, pemuda itu malah tertawa keras yang sempat membuat Baekhyun berpikir jika dia orang yang kurang waras sebelum Kai mengatakan jika Baekhyun sangat lucu dan imut tentu saja.

Baekhyun yang tidak tahan dipuji-puji akhirnya ikut tersenyum juga, mereka berkenalan setelah Kai meminta maaf dan menjelaskan hari ini ia sudah melewati hari yang berat hingga membuatnya dalam kondisi mood buruk, Baekhyun bilang dia bisa memakluminya. Mereka bercerita banyak setelah itu, dan kemudian menjadi lebih dekat.

"Ibu, aku berangkat." teriak Baekhyun di ambang pintu.

Haneul keluar dari dapur masih mengenakan apron motif bunganya, wanita itu memang tidak jarang turun kedapur untuk memasak sendiri, apalagi suaminya akan pulang malam ini jadi ia akan memasak beberapa menu spesial, benar-benar tipe istri idaman, Baekhyun berharap ia bisa mendapat istri sebaik ibunya kelak tapi terkadang ia masih bingung sendiri dengan orientasi seksualnya.

Katakan ia orang yang mudah salah tingkah, merasa melambung tinggi ketika para pria memuji kesempurnaan dirinya, wajahnya memerah tanpa dapat ia tahan, benar-benar memalukan Byun Baekhyun ini. Ukiran tangan Tuhan—apa itu tidak terdengar berlebihan?

"Kemana?" Haneul bertanya kalem.

"Nonton."

"Kau pergi dengan siapa, sayang?" Haneul buru-buru melepas apronnya, menghampiri Baekhyun yang sudah rapi.

Ada yang aneh, anaknya itu tampil lebih feminim. Skinny jeans hitam berpadu dengan sepatu warna putih yang baru Haneul belikan minggu lalu. Dan apa-apaan sweatshirt warna pink yang ia kenakan itu? Kacamata bulat mengcover mata sipitnya, membuat wajah Baekhyun tampak semakin cantik.

"Err—itu.. dengan kenalan baru." jawab Baekhyun sekenanya. "Dia yang akan menjadi sunbae-ku di universitas nanti." percaya diri sekali, memangnya sudah pasti diterima?

Dahi ibunya berkerut. "Seorang pria?" tanya Haneul curiga.

"Neh."

"Sayang, biarkan dia masuk dulu. Ibu ingin berkenalan."

"Tapi, bu—"

"Ibu akan menyiapkan minuman dingin dan cemilan." Haneul berlalu menuju dapur, mengabaikan Baekhyun yang cemberut.

~oOo~

"Halo, saya Kai. Pacar Baekhyun."

Baekhyun facepalm. Haneul menyambut keberanian Kai dengan senyum ramah seperti biasa.

"Dia tampan, sayang." bisik Haneul main-main yang nyatanya masih dapat Kai dengar jelas, pemuda itu menggaruk tengkuknya salah tingkah.

Baekhyun memberi ibunya tatapan seperti 'jangan macam-macam, ibu..' Haneul pura-pura tidak lihat, Baekhyun yang kesal meraih toples cookies coklat dengan taburan chocochips dibagian atas, memasukkan cookies itu banyak-banyak kedalam mulutnya.

"Kalian akan pergi berkencan? Itu terdengar manis~"

"Kami sudah terlambat, bu.." rengek Baekhyun hampir menjerit lantaran kesal.

"Oh, lihat si pemarah ini." Haneul terkekeh mengusuk rambut coklat anaknya dengan gemas.

Baekhyun berdiri dari sofa, menarik-narik tangan Kai dengan gerakan imut. "Ayo, kita berangkat."

"Cute couple.. Boleh ibu mengambil foto kalian."

"Boleh." / "TIDAK!"

"Jadi boleh atau tidak?" Haneul menatap Kai dan Baekhyun bergantian.

Kai tertawa kikuk. "Tentu saja boleh, nyonya."

"Ibu."

"Huh?"

"Panggil aku ibu saja."

"Ah, ne, i-bu.." Kai mengejanya ragu.

"Kita langsung berangkat saja, ya?" mohon Baekhyun pada Kai yang tampak mulai cocok dengan ibunya.

"Foto sebentar saja, oke." pinta Haneul. Kai menuruti, menarik Baekhyun lebih dekat dengannya, merangkul pundak sempit lelaki mungil itu.

"Apa-apaan ekspresi yang sebelah kiri itu. Senyum, Baekhyunnie." intruksi Haneul

"Terserah aku!"

Tawa geli Haneul terdengar melihat hasil fotonya. "Aku akan mengirim ini pada seseorang."

Sialan! Baekhyun sudah menduganya. Tatapan penuh tanya Kai segera Haneul sadari. "Ayahnya.." tidak! Tentu saja itu bukan untuk ayah.

"Baekhyun jangan pulang terlalu malam. Ayahmu akan pulang malam ini."

"Iya."

"Kalian berdua hati-hati dijalan. Selamat berkencan~"

"Ibumu baik sekali, ya?" ucap Kai setelah mereka memasuki mobil.

"Jangan melambung dulu. Apa kau pikir sudah mendapatkan restu dari ibuku?"

"Tentu. Kenapa tidak?"

"Ya." Baekhyun bergumam, mengalihkan tatapannya ke jendela mobil. "Semoga saja."

~oOo~

With his boyfriend..

Chanyeol menggeram rendah, merasa cemburu melihat foto Baekhyun yang tengah dirangkul mesra oleh pacar hitamnya. Sebenarnya tidak hitam-hitam amat sih, tapi karena cemburu yang membakar hati Kai di foto yang memiliki kulit tan dengan wajah seksi itu tampak tidak ada bagus-bagusnya di mata Chanyeol. Sementara Baekhyun kelihatan imut disana. Bibir tipisnya mengerucut sebal, tampak enggan menatap kamera.

Foto kedua dikirim. He so cute, right?

Layar ponsel Chanyeol menampilan gambar Baekhyun yang diambil dari samping tengah memakan cookies banyak-banyak. Pipinya mengembung, bibirnya mengerucut mengunci semua kue didalam mulutnya. Apa dia tidak tersedak makan seperti itu? Astaga, Byun Baekhyun benar-benar lucu.

Sudah sangat lama, tepatnya sejak Chanyeol menginjak usia delapan tahun Haneul menjadi paparazi dadakan yang rutin mengambil foto keseharian Baekhyun dan kemudian mengirimkan pada Chanyeol, tidak terhitung berapa ribu foto yang sudah terkirim dan faktanya Chanyeol masih memiliki itu semua.

"I'll get you, Baekhyunnie.."

~oOo~

!70630