Haikyuu! (c) Haruichi Furudate
Diusahakan sambil mendengar lagu Metronome - Yonezu Kenshi.
Dia berdiri di peron 5. Memandangi papan berisi nama tujuan kereta tersebut dengan senyum satire yang terpampang di wajahnya. Sesekali, bola mata berwarna madu memandangi orang yang berjalan melewatinya. Berharap seseorang yang dia rindukan sekadar melewati dirinya. Tak melihat atau menyapa pun tak apa, asal dia bisa melihat kembali pemuda tersebut. Meskipun mustahil terjadi.
Namun, Tsukishima Kei; pemuda jangkung dengan bola mata senada madu dan rambut pirang itu tetap melakukannya. Harapannya tinggi, setara dengan egonya yang kelewat tinggi. Dulu.
Kakinya melangkah, matanya tetap mencari meskipun dia tahu tak akan mungkin menemukan pemuda yang dulu bergandengan tangan dengannya untuk melepaskan rasa rindu di stasiun itu. Ah, bahkan Tsukishima pun mengingat hal memalukan saat dia menyuruh pemuda tersebut membaca tulisan yang Tsukishima ketik di dalam ponselnya. Sekadar tulisan berisi 'Menyayangi, Kuroo-san,' saja bisa membuat pemuda bernama Kuroo hampir lompat dan memeluk pemuda yang sangat jarang mengekspresikan rasa sayangnya.
Tsukishima kembali tersenyum satire, jika dia bukan di tempat umum saat ini, mungkin dia akan menertawakan dirinya sendiri.
Tsukishima berpikir, Hei, siapa yang lebih dulu mengakhiri hubungan? Kau bukan, Kei? Bukankah ini menyedihkan? Merindukan orang yang kau tinggalkan?
Sadar, Tsukishima tidak akan mendapatkan figure seperti seorang Kuroo Tetsurou kembali. Pemuda yang begitu menyayanginya tanpa celah. Rela dicaci maki hingga lelah. Bahkan sampai Tsukishima Kei sendiri sering merasa bersalah—meski egonya akan tetap menang tanpa ampun di hadapan seorang Kuroo.
Headphone yang melingkar pada lehernya kini dia tempelkan pada telinga. Membiarkan lagu-lagu yang selalu ada di dalam list-nya menemani setiap langkahnya berjalan-jalan di kota tempat –mantan—kekasihnya tercinta.
Alasannya ke kota itu tentu saja sengaja, berharap bertemu dengan pemuda yang masih dia cintai sampai sekarang. Pemuda berisik yang sering kali bertelepon ria dengannya. Mengucapkan kata sayang yang selalu saja ditolak mentah-mentah—meski Tsukishima tersenyum geli—ketika mendengar penuturan tersebut.
Sayangnya, tidak ada lagi, tidak pernah berhubungan sama sekali. Tsukishima kini hanya bisa melihat sosok itu dari layar ponsel tanpa menegurnya. Ego lah yang selalu menang. Senyum satire yang selalu terpampang. Rindu yang selalu berkembang. Dan seorang Kuroo Tetsurou hanya bisa dikenang.
|| FIN ||
Halo, ini pertama kali di fandom Haikyuu dan langsung galau dan nggak jelas. Bodo amat, ah.
Ily, from Haisaki.
