Protect Me

Author : Upisuandi

Genre : Romance, Fluff

Rating : Teenlit/13+

Cast : Oh Sehun and Xi Luhan (Female)


'Kelemahan aku ya Cuma kamu..'

.

.

Luhan View

'Ayo makan malam bersama! Aku akan menjemput mu sekitar jam 7 malam nanti, bersiaplah!' pesan singkat itu berhasil membuat ku terbangun dari tempat favoritku ini. Pesan itu berasal dari seorang lelaki tampan dan juga bodoh. Dia menjadi sangat bodoh jika dihadapkan dengan bahasa asing, pronoun yang dia ucapkan cukup sukses membuat ku menangis, dengan rutin untuk hari rabu jam istirahat sekolah kami bertemu di perpustakaan untuk belajar, mungkin lebih tepatnya untuk mengajari nya bahasa asing. Ya, dia jauh dari kata baik untuk Bahasa asing, jangan kan Bahasa orang Luar, bahasa negeri sendiri saja sudah kewalahan dengan huruf 'S' nya. namun jika dia sudah berada di lapangan hijau, semua hal yang penting tidak ada yang menjadi penting, yang terpenting hanyalah bagaimana cara memasukkan bola bundar bermotif hitam putih itu masuk ke jaring lawan.

Lelaki tampan itu adalah kekasih ku, Oh Sehun. Hubungan kami menginjak 5 bulan tepat tanggal 19 nanti, kami sebelum nya tidak mengenal satu sama lain meski kami dalam satu almamater dan angkatan yang sama. Aku seorang siswi aktif menjadi wakil ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah dan juga seringkali mewakili sekolah untuk modern dance, tapi aku kurang jika dihadapkan nilai akademis yang berhubungan dengan Ilmu Eksakta, aku menyerah! Tetapi aku baik dalam bahasa asing. Aku juga beberapa kali ditunjuk sebagai cheerleaders untuk pertandingan basket antar kelas, meski begitu, itu lah salah satu faktor pendukung yang membuat diriku dikenal di sekolah ini. Saat hubungan ku dengan Sehun menyeruak, teman, adik kelas, kakak kelas yang ku kenal langsung berbondong-bondong mengajukan pertanyaan yang mungkin sudah terbayangkan di benak ku 'ih kok bisa sama Sehun sih?', 'Oh Sehun itu adek kelas, seangkatan, atau kakak kelas?', 'Kok lu nggak cerita sih kalo lagi deket sama cowok! Oh iya Sehun itu yang mana ya?'. Pertanyaan semacam itu lah yang aku dengar, bagaimana aku bercerita, aku saja tidak mengenal siapa Sehun jika di hari sabtu itu dia tidak datang ke rumah ku dengan pernyataan cinta nya. Awal nya aku bersiap untuk menolak nya, tapi wejangan Mama-ku membuat nyali ku ciut. Mama menerawang jika Sehun anak yang baik, aku harus membantah itu! Dia sangat baik di mata ku, hanya dia yang mau membawa Dua payung sekaligus ke sekolah hanya untukku yang memang pelupa dan teledor.

"Lu! Sehun datang!" sesegera mungkin ku merapihkan surai coklat ini dengan jemari asal.

"Ma, kami pergi dulu ya," Pamit Sehun pada Ibu-ku yang biasa ku panggil Mama.

Café..

Meja dihadapan kami sudah tersedia banyak makanan, mulai dari Dim Sum kesukaan ku, Sushi kesukaan Sehun, dan dua porsi Jjajangmyeon kesukaan kami berdua, untuk minuman kami sangat kompak, dua gelas air mineral dengan dua cup Bubble Tea Coklat untuk nya dan Taro untuk ku.

"Kau tahu, kemarin aku pergi ke toko buku bersama Ibu," Ucap Sehun semangat menceritakan acara 'kencan' dengan 'Ibu'-nya, Ibu Sehun.

"Lalu?" jawab ku sambil menyerahkan satu mangkok Jjajangmyeon pada nya.

"Aku dibelikan kamus Bahasa Inggris yang besar sekali, dan tebal nya mungkin sekitar 5 senti."

"Wah tebal sekali, apa Oh Sehun ku ini ingin pergi ke luar negeri hum?"

"Tidak, aku ingin setara dengan mu, pintar berbahasa asing, dicintai banyak orang, dan juga dikenal banyak orang," Kata nya dengan mulut penuh dengan mi hitam itu.

"Apa berhubungan dengan ku menjadi bebanmu, Sehun?" tanya ku, aku sedih mendengar pernyataan nya barusan.

"Oh tidak kok, hanya saja ketika orang-orang itu mengetahui jika Sehun kekasih Xi Luhan itu adalah aku, aku merasa sedih, mereka tidak mengenali ku," Katanya kini dengan nada lesu.

Kejadian yang aku takuti itu akhirnya datang, Mama sudah bilang jika itu bisa saja terjadi. Memang aku sudah mengatakan pada teman-teman ku agar tidak mengganggu nya, tetap saja rasa penasaran mereka tidak bisa dikendalikan. Kami tidak sekelas, tapi disaat jam pulang sekolah dia selalu menyambangi kelas ku agar kami bisa pulang bersama. Dengan kegiatan rutin itu teman-teman ku pun mulai terbiasa dengan kehadiran Sehun dan mereka juga bersikap ramah terhadap kekasih ku ini, entah siapa dan apa yang membuat Sehun selalu merasa rendah jika bersama ku, aku tidak suka ini! Aku ingin Dia nyaman bersama ku, aku ingin seperti pasangan yang lain yang tidak terbebani apapun dan siapa pun.

Aku tidak masalah disibukkan oleh nya. Mengajari nya Bahasa Inggris, mendengar rengekan dari nya jika sudah malas berkutat dengan kamus tebal bahasa asing, duduk manis menemani nya bermain bola, memisahkan mentimun dari sushi yang dia sukai karena Sehun alergi dengan mentimun, mendengar ajaran Matematika-nya meskipun telinga ku malas mendengar kata akar,cos,sin,cosec dan kawanannya. Tapi aku suka semua itu, karena aku menyukai nya juga! Dia yang selalu mendengar keluhan ku disaat adik kelas yang melanggar peraturan sekolah itu mencibir kinerjaku, jika itu terjadi yang dia lakukan hanya diam dan mendengar semua rengekan dan keluhan ku ini dengan sabar, tak jarang juga kalimat sumpah serapah dan kalimat tidak pantas mengalir begitu saja dari mulut ku, jika sudah seperti itu dia akan menginjak ringan ujung sepatu hitam ku yang sama sekali tidak sakit, itu dia lakukan hanya untuk peringatan kecil agar aku tidak berucap kasar lagi.

"Kamu pulang saja dulu, aku masih ada latihan," Ucap nya sambil sedikit mengacak pucuk rambut ku ringan.

"-Hati-hati ya, langsung pulang! Nanti Mama dibuat repot karena mencarimu, mengerti?" lanjut Sehun diakhiri senyum manis nya.

Melangkah lunglai dengan pasti, aku takut jika pulang sendiri seperti ini. Sebelum bersama Sehun aku memang terbiasa pulang sendiri, namun Selama aku pulang bersama Sehun aku merasa lebih aman dan nyaman, dan pertandingan antar kelas lusa nanti memaksa nya untuk berlatih ekstra, membuat sosok tinggi menawan itu absen untuk ku sore ini.

Sehun View

Saat ini kami sedang jeda latihan. Bangku favorit nya di tepi lapangan hijau itu membuat ku merasa ada sesuatu yang hilang, kepalan tangan mungil dengan senyum manis dan kerlingan mata indah nya itu adalah energi tambahan untuk ku. Tapi kali ini bangku itu kosong, bukan keinginannya, hanya saja aku khawatir jika dia pulang terlalu sore, jadi aku menyuruh nya pulang terlebih dahulu. Bagaimana pun dia seorang gadis, membiarkan gadis yang ku sayangi pulang terlambat bukan lah gayaku.

Kilat petir itu menyadarkan lamunan ku, sontak saja aku pamit pada teman-teman ku dan meminta maaf. Aku teringat Lulu, ah mungkin saja Dia sudah tidur manis di kasur empuk nya, namun aku benar-benar gelisah! Segera ku telusuri jalan pulang yang biasa kami lewati, kali ini aku merasakan titik-titik air hujan ringan itu menyentuh wajah ku, di percepat langkah kaki ini dengan maksimal karena titik-titik air itu mulai mengeroyoki ku. Dari kejauhan samar-samar terlihat seorang gadis mengenakan seragam yang sama denganku dengan tas pink yang sangat familiar di retina. Dia sedang berjongkok dengan kaki dirapatkan dan menundukkan wajah-nya, persis seperti anak kecil yang sedang menangis. Oh god Luhan! Langsung kuhampiri Rusa malang ku itu dengan sedikit kesal.

.

.

Normal View

"Kok belum pulang? Kan tadi aku bilang harus langsung pulang!" suara yang biasa Luhan dengar sangat hangat itu terdengar sedikit mencekam saat ini. Sehun terlihat basah kuyup, apa dia lupa membawa payung?

"Ini, tolong lindungi buku ku," Ucap Sehun sambil memakaikan tas nya di tubuh mungil kekasih nya, kali ini Luhan memakai dua tas punggung yang tak bisa dianggap enteng itu sekaligus, dia terlihat seperti kura-kura yang sedang menggendong tas di dadanya, 'kau kejam Sehun! Dua Tas berat ini akan menghalangi pertumbuhan primer ku!' Gerutu Luhan.

Sehun mengeluarkan sebuah payung Baby Blue dari tas nya yang sudah tergantung sempurna di tubuh Luhan, dia membuka dan memayungkan nya di atas kepala Luhan.

"Ayo kita pulang,"

"Trus kamu gimana?"

"Aku Cuma bawa satu, aku fikir hujan tidak turun hari ini,"

Tangan kiri Sehun sibuk merangkul pundak Luhan hangat dan membimbing nya berjalan agar tidak masuk lubang atau menabrak orang yang berjalan berlawanan arah saat ini. Tangan kanan nya sibuk memayungi kepala mungil Luhan, sedang kan Sehun sendiri membiarkan tubuhnya diterjang air hujan habis-habisan, sesekali bibir tipis beku itu melengkung sempurna untuk Luhan. 'Bodoh! Dia enak saja tersenyum sedangkan aku disini menangis khawatir melihat keadaan nya.' Gerutu Luhan lagi.

Hujan semakin deras, tidak tega melihat kekasih nya kini terguyur hujan jahat. Dengan cepat Luhan balik menggenggam tangan kokoh Sehun dan membawa nya untuk berteduh di halaman parkir sebuah boutique. Sehun terheran dengan apa yang kekasih nya lakukan. Luhan hanya ingin sedikit menghangatkan nya. Bibir yang bergetar itu benar-benar membuat Luhan sedih, tangan kering Luhan menggenggam kedua tangan Sehun dan beberapa kali menggosok-gosokkan kedua tangan tersebut dan menempelkan nya di pipi Luhan. Awal nya Sehun hendak protes, namun pelototan tajam mata Rusa nan bening itu sukses membuat nya diam.

"Sehun.."

"Hmm..?" Suara Sehun terdengar bergetar.

"Kita nunggu hujan reda saja ya.."

"Hujan ini lama reda nya dan dua jam lagi jam makan malam Lu , kamu harusnya sudah sampai rumah saat ini," ucap Sehun menenangkan sambil mengelus rambut Luhan dengan tangan-nya yang basah.

"Yaudah gantian aja deh, kamu yang bawa tas-tas ini nanti aku gantian mayungin kamu,"

"Nggak sayang, aku sudah basah. Kamu mau besok gak sekolah? Besok ada ujian Kimia lho? Katanya mau dapet bintang?"

"Tapi nanti kamu sakit,"

"Aku lebih nggak bisa bayangin kamu yang kena debu aja pilek, apa lagi kehujanan? Udah ayo pulang!" Oh, Sehun benar-benar malaikat Luhan.

"Se-Sehuuun.."

"Jangan nangis, ntar Mama malah ngira aku nangisin kamu,"

"Emang kamu yang bikin aku nangis gini tauk!"

"Hehe, nanti belajar Kimia nya yang teliti ya, aku gak mau denger rengekan nilai kamu yang menurun gara-gara lupa bilangan desimal."

"Ish nyebelin! Mangkanya besok sebelum bel masuk ajarin aku dulu!"

"Iya, bilang aja mau liat muka ganteng aku dulu."

"Ihhh,"

.

.

.

FIN


Author Note's Upi Suandi : Niat nya sih mau ngelanjutin 'Our Story' tapi lagi gak mood, dan keinget FF pertama aku yang ini, maaf ya kalo jauh dari kata bagus, karena ini emang klise dan fluff gagal pula. Lagian tadinya castnya bukan HunHan mangkanya disini mereka OOC banget, Mianhae. Dan kalo kalian tertarik sama FF yang ini tolong komentar di kolom Review yaaa, siapa tau bisa bikin sequel, hihi. Ngomong-ngomong sequel nya juga udah jadi lho! Di tunggu ocehan kalian ya guys. Gomawo *Bow90.


Jangan lupa RnR. Salam untuk semua reader tercinta:*