DISCLAIMER : Naruto nor it's characters belong to me.
Genre : Romance, Drama
Warning : AU, maybe typo(s)
Play Me A Symphony
By Songofmoonlight
Chapter 1 : Intro
KONOHA INTERNATIONAL AIRPORT
Seorang gadis mengenakan dress putih gading dengan motif bunga berwarna hijau berjalan ditengah-tengah kerumunan orang banyak yang sibuk dengan keperluannya masing-masing. Walaupun begitu, dengan rambut merah muda yang mencolok itu ia tidak sulit untuk ditemukan.
Sambil menarik koper coklatnya dan menggandeng tas hijaunya, ia melangkahkan kakinya melewati pintu otomatis di depan airport. Ia membuka kacamatanya dan menunjukkan mata emeraldnya yang jernih dan indah. Kemudian mengadahkan kepalanya ke langit sore Konoha lalu mengalihkannya pada beberapa bangunan disampingnya, "Tempat ini sudah banyak berubah.." gumamnya.
Setelah beberapa langkah pemilik sepatu highheels hitam ini berhenti sejenak dan mengeluarkan handphone putihnya yang sedang melatunkan lagu classic karya musisi legendaris Mozart "Canon".
"Shizune-neesan! Aku sudah sampai di depan gerbang utama. Nee-san dimana?" katanya ceria pada orang diseberang telepon.
"Nee-san sudah sampai-ah, Sakura-chan sebelah kananmu." kata orang diseberang telepon itu.
Sakura memalingkan wajahnya kearah yang dikatakan, disitu ia melihat seorang wanita memakai baju berwarna ungu dan celana hitam melambai kepadanya.
"Nee-san!" katanya sambil berlari memeluk wanita yang berdiri tidak jauh darinya.
Shizune tersenyum melihat kelakuan Sakura dan membalas pelukan Sakura, "Sakura-chan. Bagaimana perjalananmu?" tanyanya.
"Melelahkan. Tapi karena aku tidak sabar untuk pulang jadi sama sekali tidak berpengaruh untukku." jawabnya ceria.
Shizune hanya terkikih pelan, "Baik..baik. Tunggu sebentar, nee-san ambil mobil dulu." Shizune melambaikan kunci mobilnya yang sedari tadi ia pegang.
Sakura mengganguk. "Hai hai.."
Setelah Shizune pergi Sakura tidak bisa menyembunyikan senyum yang mengembang di wajahnya ketika melihat pemandangan disekitarnya.
"Baiklaaah, Konoha aku pulaaang!" katanya ceria.
Namaku Haruno Sakura, saat ini aku baru saja sampai di Jepang tepatnya di kota kelahiranku, Konoha. Aku tidak pernah menyangka akan pulang secepat ini setelah 8 tahun meninggalkan Jepang untuk sekolah diluar negeri. Eh, sudah lama? Jangan salah! Bahkan kukira aku tidak akan pernah pulang ke Jepang lagi. Bukannya aku tidak ingin, justru salah satu keinginan terbesarku adalah pulang kesini. Aku ingin menemui orang-orang yang kusayangi disini meskipun samar-samar tapi aku masih bisa mengingat kenangan yang ku dapatkan disini.
...
"Konoha sudah banyak berubah" Ucapku pelan tapi seperti masih bisa didengar oleh Shizune-nee-san yang sedang menyetir disampingku. Kami sudah berada di mobil Shizune-neesan beberapa menit yang lalu dan sekarang kami sudah keluar dari wilayah bandara.
"Yah, 8 tahun bukan waktu yang cepat Sakura-chan. Saat itu kau masih berumur 9 tahun dan sekarang kau sudah 17 tahun." katanya padaku sambil tersenyum padaku yang masih saja melihat pemandangan yang asing di sekelilingku.
"Hahaha.. Benar juga." aku tertawa kecil dan mengalihkan pandanganku yang tadinya terpaku diluar jendela padanya.
Shizune-nee-san lebih tua 10 tahun diatasku. Sebenarnya ia adalah asisten nenekku yang sudah 5 tahun bekerja dengan nenekku. Ia adalah tetanggaku sewaktu aku masih kecil dan selalu merawatku sehingga ia sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri.
"Ngomong-ngomong nee-san, bagaimana keadaan nenek?" tanyaku pada nee-san yang sedang menyetir disebelahku
"Tsunade-sama baik-baik saja. Dia yang menyuruhku datang menjemputmu" jawabnya.
"Benarkah? Nee-san, bisakah kita kerumah sakit sekarang? Aku ingin menemui nenek" kataku tidak sabar.
"Bukannya kamu lelah?" tanyanya padaku
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, "Tidak, aku ingin bertemu nenek. Sudah lama aku tidak melihatnya"
"Baiklah." katanya tersenyum kecil kemudian mengemudikan mobilnya ke arah rumah sakit.
….
KONOHA HOSPITAL
Dan disinilah aku, Konoha Hospital. Nenekku dirawat disini selama beberapa minggu terakhir karena penyakit jantungnya. Dan ini juga adalah alasanku pulang ke Konoha. Orangtuaku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Ayahku mengalami kecelakaan dan meninggal saat aku berumur 7 tahun dan ibuku meninggal setahun lalu, tepatnya saat aku berumur 16 tahun. Dan nenek adalah satu-satunya keluargaku yang ada.
Aku melangkahkan kaku melewati koridor rumah sakit yang tidak begitu ramai dan Shizune-neesan tepat didepanku. Kami berhenti didepan kamar bertuliskan Tsunade Senju. Neesan menggetuk pintu putih itu pelan dan tersenyum padaku.
"Masuklah, Sakura-chan." kata Shizune-neesan sebelum aku meraih gagang pintu.
Didalam ruangan serba putih itu aku melihat beberapa rangkaian bunga dan keranjang buah diletakkan diatas meja di dekat tempat tidur. Diatas tempat tidur seorang wanita berambut pirang dan mata coklat menatapku lembut. Wajahnya tidak begitu segar tetapi senyum lembutnya menghias wajahnya membuat orang lain juga ingin tersenyum.
"Nenek! Aku kangen sekali padamu." kataku sambil mendekati dan kemudian memeluknya.
Ia menepuk pelan punggungku dan mendekapku erat, dan sambil melepas pelukanku. Aku tersenyum padanya, "Kau tidak terlihat tua, padahal kau sudah 70 tahunan".
Hebat. Ia terlihat sama dengan 8 tahun lalu ketika aku masih kecil. Wajahnya sama sekali tidak menua! Bahkan mungkin wajahnya masih sama seperti waktu berumur 40 tahun. Sepertinya aku harus belajar banyak darinya.
Nenek membalas senyumku, mengusap pipiku, dan pelan-pelan mendekati mendekati telingaku seperti ingin berbisik tetapi kemudian tiba-tiba berteriak di telingaku, "Kenapa kau lama sekali, hah Sakura!" Refleks aku memegang telingaku dan menjauh dari tempat tidur.
"Nenek, kau tidak berubah. Ah..aduh, telingaku."Ukh, ternyata bukan hanya wajahnya yang tidak berubah, tempramennya pun tidak berubah!.
"Sudah lama tidak bertemu, kenapa kau mempermasalahkan umurku! Cucu macam apa kau ini? Hah?!" kata nenek sambil menunjuk-nujuk kearahku.
"Tsunade-sama. Sudah tenang, nanti kau bisa sakit lagi" kata Shizune-neesan mencoba menengkan
"Bagaimana aku bisa tenang, hah?!" katanya pada Shizune-neesan masih dengan nada yang sama.
"Maaf nek. Aku tidak bermaksud begitu." kataku jujur sambil mengangguk-angukkan kepalaku tanda aku tidak berbohong.
Nenek menarik nafas panjang mencoba menenangkan dirinya. Kemudian setelah beberapa saat ia angkat suara,"Sakura, bagaimana perjalannmu?"
Setelah memastikan ia tidak akan meneriakiku lagi aku berjalan mendekati tempat tidur dan duduk di kursi dekat ranjang, "Baik. Aku tidak sabar untuk datang kesini." Membayangkannya saja aku sudah sangat bersemangat.
Ia menatapku sejenak kemudian bertanya,"Bagaimana permainan biolamu?"
Jika ditanya begitu aku juga tidak tahu. Menurutku aku sudah mulai berkembang, tetapi itu saja belum cukup untukku. Silahkan saja katakan aku orang yang ambisius tetapi aku tidak ingin main-main dalam hal ini. "Aku sudah mengikuti banyak pertandingan dan pelatihan yang bisa aku dapatkan. Tapi meskipun begitu masih banyak yang harus aku tingkatkan dan aku tidak ingin berpuas diri. Aku masih harus banyak belajar. " kataku serius.
"Lalu, kau sudah putuskan tentang hal itu?"
"Tentu saja!" kataku mantap. "Mulai besok aku akan bersekolah di Sekolah Seni Konoha" lanjutku sambil tersenyum padanya.
Ia membalas senyumanku. "Kalau begitu pulanglah, kau harus istirahat untuk besok."
Aku menganguk dan kemudian berdiri dari tempat dudukku, "Baiklah, aku pulang dulu nek. Aku akan menjengukmu besok.. Cepat sembuh." kataku sambil menggengam tangannya.
"Baiklah.." jawabnya singkat.
"Aku akan mengantarmu" kata Shizune-neesan yang dari tadi diam sambil berjalan mendahuluiku.
Baru beberapa langkah aku berjalan, aku mengalihkan pandanganku pada nenek yang memanggilku, "Sakura.."
"Eng?"
"Okaeri.." katanya sambil tersenyum tulus.
Aku membalas senyumannya,"Tadaima, Oba-san!"
….
KONOHA ART ACADEMY
"Namaku Haruno Sakura. Senang berkenalan dengan kalian." Sakura sekarang sedang berdiri didepan kelas sambil memperkenalkan dirinya. Ia merapikan rok hitam dan kemeja biru yang dipakainya dibalik blazer putihnya dan pita biru bertengger manis di lehernya, tidak lupa lambang Konoha Art School terpampang di dada kiri Sakura.
Konoha Art Academy merupakan salah satu sekolah yang terkenal di Jepang. Sekolah ini memiliki beberapa jurusan seperti: Music, Dance, Drama dan Visual Arts. Sekolah ini memang cocok untuk pencinta seni seperti Sakura yang sudah mengenal musik sejak kecil. KAA juga memiliki banyak fasilitas yang lengkap untuk murid-muridnya seperti studio, gallery, hall, practice room dan lainnya.
'Dan selain itu juga yang jaraknya tidak jauh dari apartmen sehingga aku tidak perlu takut tersesat nanti.' Sakura tertawa senang dalam hatinya Sakura.
"Baiklah, Haruno-san. Silakan duduk." Suara Kakashi sensei-wali kelasnya membuyarkan lamunan Sakura. Setelah mengamati beberapa saat akhirnya Sakura memutuskan untuk duduk dikursi kosong yang ada dibaris kedua dari belakang. Ia dengan hati-hati berjalan menuju kursinya sambil menjunjung tas biola ditangannya.
Seisi kelas memandanginya saat ia berjalan menuju tempat duduknya. Ada yang memandanginya dengan pandangan kagum, ada juga dengan pandangan aneh.
"Violinist* ya?"
"Wah cantik."
"Ah, rambutnya itu asli?"
"Iya, sangat menyolok"
"Tapi lucu ya.."
Dan perdebatan tentang rambut Sakura pun menjadi topik yang hangat. Sakura menghela nafas panjang ia tahu dari sebelumnya ini akan terjadi..lagi. Tapi Sakura tak mau ambil pusing, toh, ia bangga dengan rambutnya
Baru saja Sakura duduk ditempatnya pintu kelas terbuka. Seorang pemuda dengan rambut raven dengan model yang unik-terangkat kebelakang dengan poni yang membingkai wajah pucatnya, matanya yang sehitam batu onyx membuatnya lebih berkarisma. Ia memakai seragam KAA dengan blazer biru tua, dasi biru dan celana hitam. Dasi birunya agak sedikit kendor, mungkin karena pemiliknya sengaja melinggarkan dasinya.
"Tumben kau terlambat Uchiha Sasuke-san?" Sensei bernama Kakashi bertanya pada pemuda itu.
Sasuke mendengus menanggapi pertanyaan sensei-nya itu,"Hn. Tumben kau datang lebih awal Kakashi-sensei."
Kakashi hanya mengeleng-gelengkan kepalanya, "Kau tidak menjawab pertanyaanku, Sasuke."
"Gai-sensei memanggilku." kata Sasuke singkat sambil berjalan menuju tempat duduknya. Kakashi menghela nafasnya, kalau sudah berurusan dengan Gai ia tidak mau ikut campur. Lebih baik diam saja daripada berurusan dengan orang seperti Gai. Melelahkan.
Sementara itu, tatapan Sakura tidak beranjak dari Sasuke yang sedaritadi diperhatikannya mulai dari ia masuk kelas sampai ia duduk di kursi kosong dekat jendela disampingnya. Ia sadar kalau menatap seseorang terlalu lama itu tidak sopan apalagi memperhatikannya dari ujung kepala sampai kaki tapi, ia benar-benar penasaran dengan pemuda satu ini.
'Dimana aku pernah melihatnya ya?'.
Sasuke yang merasa diperhatikan menatap Sakura dengan death glare-nya, 'Apa sih yang dilakukan orang ini?" Eh- rambut pink.. Sepertinya aku kenal..' Sasuke memicingkan matanya memperhatikan Sakura dengan mata onyxnya.
"Ah, ohayou! Aku murid baru disini, namaku Haruno Sakura. Salam kenal!"
Sasuke terperanjat. Raut wajah Sasuke yang sedang menatap tajam Sakura sesaat berubah. Ia hanya diam dan bergumam sesuatu yang tidak dapat didengar Sakura dan kemudian ia segera membuang muka menghiraukan Sakura.
'Eh, aku salah bicara ya?' pikir Sakura bingung dan mengalihkan padangannya di depan kelas.
"Baiklah, sekarang pelajaran dimulai. Buka buku kalian hal 67."
Sakura mengeluarkan buku yang bertuliskan Sejarah Musik seperti yang dikatakan senseinya tetapi pikirannya masih penasaran dengan pemuda raven disampingnya. 'Sasuke..Sasuke...Sepertinya aku pernah mendengarnya?' Sakura mengumam dalam hatinya. Nama pemuda ini sepertinya tidak asing di lidahnya.
'Sasuke.. Sasu-Aakh!' Mata Sakura melebar. 'Aku ingat!'
"Sasuke-kun! Kau Sasuke kan?" Pemuda bermata onyx itu terdiam. Dari pada menjawab pertanyaan Sakura ia hanya membolak-balik buku abu-abu dengan cover bergambar beberapa not menggunakan tangan kirinya dan tangan kanannya menopang dagunya.
Sakura mendengus kesal. Sasuke mungkin tidak mendengarnya. Ia yakin bahwa dia adalah teman semasa kecilnya. Tidak mungkin ada orang yang memiliki nama dan wajah yang sama 'kan? Maksudku, nama dan wajah yang PERSIS sama!
Tetapi kalau bukan karena Kakashi sensei yang terus melotot kearah Sakura, ia pasti sudah melontarkan banyak pertanyaan di depan wajah lelaki Uchiha itu.
Sakura tidak tahu bahwa sang Uchiha tidak sedang tenggelam dengan bukunya melainkan sibuk menatap ke luar jendela. Dan yang Sakura tidak tahu juga, Sasuke jelas-jelas mendengar pertanyaan gadis itu.
"Saku-chan"
Teng..
Teng..
Teng..
Setelah berjam-jam berkutat dengan buku pelajaran, akhirnya bel istrahat berbunyi. Kelas 2-1 Jurusan Musik mulai ricuh. Mereka berhamburan keluar kelas menuju ke kantin sekolah, sebagian asyik bercanda dengan teman-temannya, sebagian lagi mengerjakan tugas di perpustakaan, ada yang sudah sibuk berlatih dan sebagian lagi entah pergi kemana.
"Nee, Sasuke-kun. Kau kenal aku? Ini aku, Sakura! Saku-chan!" Setelah seharian menahan dirinya akhirnya Sakura menggunakan kesempatannya bertanya pada pemuda itu. Mata Sakura bersinar, ia sangat senang bisa bertemu dengan teman baiknya sejak kecil. Tentu saja, siapa yang tidak senang bertemu lagi dengan teman yang sudah 8 tahun tidak diketahui keadaannya. Sakura masih ingat saat Sasuke dan ia bermain di taman dekat rumahnya sewaktu kecil. Dulu ia sangat lucu, kecil dan lemah dan selalu bersembunyi dibelakang Sakura. Ia tertawa kecil mengingatnya.
"Apa kabar? Sudah lama kan kita tidak bertemu."
"Hn." Sasuke menjawabnya malas-malasan. Sakura menatapnya kaget setengah bingung.
"Kau sudah lupa ya? Yah tidak heran sih, ini sudah 8 tahun." Sakura mengetuk-ngetukkan jarinya di ujung bibirnya.
"Hn. Minggir!"
Setiap orang punya kesabarannya. Dan Haruno Sakura berada di golongan yang memiliki batas kesabaran yang keciiill sekali. "Uchiha Sasuke! Berani-beraninya kau bicara kasar padaku, hah! Aku datang menyapamu dengan ramah dan senyum yang paling lebar karena bisa bertemu lagi denganmu dan apa yang kau lakukan?! Kau hanya meng-hn.. hn.. hn. Sopan sedikit kau rambut ayam!"
Wow! Belum pernah ada orang yang memarahi sang Uchiha Sasuke seperti itu, dan satu-satunya orang yang punya keberanian seperti itu adalah anak baru berambut merah muda berpenampilan manis. Dan bahkan Sasuke sendiri tidak bisa menyembunyikan ekspersi kagetnya. Memang benar kata orang, Don't judge a book by it's cover!
Setelah kembali dari syok sementaranya, Sasuke menarik nafas panjang, "Hn- Perhatikan dimana kau sebelum berteriak, Saku-ch."
Wajah Sakura sontak memerah melihat disekelilingnya. Semua mata siswa tertuju padanya mereka menatapnya dengan mulut terbuka. "Itu karen-Eh?" Sakura menatap kursi didepannya yang sudah kosong. Ternyata Sasuke sudah pergi meninggalkannya diam-diam.
'Huh! Dan aku masih punya banyak pertanyaan untuknya.' batinnya kemudian beranjak keluar dari kelas. 'Tapi setidaknya ia mengingatku.' Ia tersenyum kecil mengingat Sasuke yang hampir saja memangillnya dengan nama kecilnya.
….
Setelah 2 hari di Konoha Art Academy Sakura mulai membiasakan diri. Meskipun ia sering tersesat saat perpindahan kelas dan Sasuke kadang-kadang dingin terhadapnya, tapi ia merasa bisa bergaul dengan baik disini. Ia juga masih penasaran mengapa teman kecilnya itu berubah dari anak laki-laki yang manis menjadi selayaknya pemuda sombong dengan pandangan tidak bersahabat.
Kini gadis bermata emerald ini sedang berada di taman sekolah yang berada di sebelah kanan gedung jurusan musik. Tempat ini ia temukan tadi pagi ketika tersesat saat menuju Studio Musik. Taman ini ditumbuhi dengan banyak pohon sakura dan rumput hijau menghiasinya dengan indah, ditengahnya terdapat 2 bangku panjang dan sebuah meja. Tempatnya yang tersembunyi dan jarang dilewati orang merupakan tempat yang pas untuk latihan.
Ia mengeluarkan biolanya, meletakkannya di bahu kirinya dan kemudian mulai memainkannya. Awalnya ia mulai dengan satu gesekan lembut dan gesekan lain pada senar biolanya. Kadang cepat kadang pula melambat. Jari-jari tangan kirinya pun tidak lupa bermain-main di papan jari biola.
Sakura menutup matanya mencoba masuk dalam permainannya. Nada-nada yang sambung menyambung mengeluarkan bunyi yang hangat dan lembut. Gerakan badannya melambai mengikuti alunan melodi biola yang dipegangnya. Semilir angin menerpa wajah gadis itu diikuti oleh bunga sakura yang jatuh seakan-akan ikut menari dengannya.
Tetapi tiba-tiba Sakura berhenti. Ia memang belum bisa menguasai lagu ini dengan baik. Setiap mencapai pertengahan lagu ia selalu merasa kurang puas dengan nada yang diambilnya, 'Bukan ini..'. Ia mengulanginya lagi tetapi hasilnya masih sama. Tapi memang dasarnya Sakura keras kepala, ia mengulanginya lagi dan lagi.
"Urusai."
Sakura tersentak. Ia berusaha mencari si pemilik suara tapi tidak menemukan apa-apa selain pepohonan disekitarnya. Tiba-tiba seorang pemuda berambut raven muncul dibalik pohon, seragamnya agak sedikit berantakan dan ia menatap Sakura dengan pandangan kesal.
"Sasuke-kun! Apa yang kau lakukan disini?"
"Tidur. Lalu kau datang mengganguku." Kata Sasuke asal-asalan.
"Ah, gomen."
Tik tik tik
"Aduh hujan, kita harus segera berteduh" kata Sakura sembari menutup kepalanya dengan tangannya.
Spontan Sasuke membuka blazernya dan menutupi kepalanya dan Sakura. Sakura kaget karena tidak biasanya si pemuda Uchiha ini peduli pada orang lain. 'Ternyata kebaikannya dari dulu juga tidak berubah' batin Sakura sambil tersenyum.
"Sudah sampai" Sebuah suara membuyarkan lamunan Sakura. Keduanya kini berteduh di koridor sekolah yang tidak jauh dari taman sekolah.
"Hehe.." Sakura terkikih kecil, tidak bisa menutupi tawanya.
"Hn?" Pemuda bermata gelap itu menatap Sakura dengan pandangan bingung sekaligus heran.
Merasa diperhatikan Sakura kemudian menatap Sasuke yang sudah sedikit basah akibat hujan "Ah, tidak. Aku hanya teringat ketika kau memberikan jaketmu yang kecil padaku sewaktu kita sekolah dasar dulu" jawabnya
"Padahal kau kecil dan pendek, jaket itu juga tidak muat dibadanku, haha.." Sakura kembali tertawa kecil ketika mengingat kenangan mereka sewaktu kecil. Memang sewaktu SD dulu Sakura kebih besar dan tinggi daripada Sasuke.
"Ya, kau dulu seperti menara Eiffel" jawab Sasuke tersinggung dengan perkataan Sakura yang mengatai dirinya kecil dan pendek.
"Apa?!"
"Hn." Kata Sasuke sambil berjalan meninggalkan Sakura.
"Sasuke-kun mau kemana kau?! Sasuke-kun, aku belum selesai bicara.. Sasuke!" Teriak Sakura sambil mengejar Sasuke. Didalam hatinya Sakura senang tenyata memang pemuda Uchiha itu mengenalinya dan masih mengingatnya. 'Aku senang bisa pulang' batin Sakura sambil tersenyum.
….
Sejak kejadian itu kedua teman sejak kecil ini pun semakin lama semakin akrab, mereka berdua sering didapati bersama-mungkin lebih tepatnya Sakura yang sering mengikuti dan menganggu Sasuke tapi ada kala juga Sasuke yang tidak tega sehingga menolong Sakura yang masih sering tersesat saat pergantian kelas dan saat Sakura berlatih di taman, Sasuke kadang terlihat tidak jauh ditempatnya berlatih meskipun tidak jarang diselingi dengan komentar-komentar pedas dari Sasuke.
"Sedang apa kau?" Sebuah suara menyadarkan Sakura dari kegiatannya sedari tadi. Gadis itu sedang duduk sendirian di ruang kelas sambil memegang sebuah biola dan dengan hati-hati membersihkan setiap lekuk alat musik itu.
"Ah,rambut ayam. Aku sedang membersihkan biolaku. Kau belum pulang?" tanya si gadis kepada pemuda yang baru saja muncul di depannya.
"Hn."Sasuke berjalan mendekati tempat duduknya, mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi sebelum ia tidak sengaja melihat sesuatu, "Senar biola.." katanya hampir berbisik tapi masih bisa didengar oleh Sakura.
"Oh ini? Tadi putus sewaktu aku berlatih. Aku berencana membelinya lagi sepulang sekolah." jawab gadis itu sambil memegang senar biola yang sudah putus itu. "Ada lagu yang harus aku kuasai" ucapnya lagi sambil tersenyum kearah Sasuke.
Sasuke hanya menatap Sakura dan membalasnya dengan Hn-nya yang khas kemudian bergerak pergi melewati kursi-kursi yang sudah tertata rapi didepannya, "Sampai besok, Sasuke-kun. Hati-hati dijalan" Ucap Sakura setengah berteriak setelah dilihatnya pemuda Uchiha itu hampir melewati pintu kelas.
"Aku juga harus cepat pulang" gumam Sakura pada dirinya sendiri. Sakurapun mulai menata biolanya. Ditaruhnya biola kesayangannya beserta busurnya pada tempatnya. Kemudian ia mulai membereskan perlengkapan sekolahnya dan menaruhnya di tasnya. Ketika ia mulai beranjak dari tempat duduknya tiba-tiba ia dihalangi oleh beberapa murid wanita.
"Haruno Sakura, bisa bicara sebentar?"
To Be Continued..
Note :
Violinist – Pemain biola
Intro - Permulaan
Author note:
Hallo minna-san.
Setelah lama hiatus, akhirnya bisa kembali lagi ke dunia FFn.
Seneng banget bisa menulis lagi. Ini cerita yang sebenarnya udah lama aku tulis dan alurnya pun udah aku rencanain tapi memang baru sekarang punya kesempatan buat publish. Sekiranya minna-san boleh ninggalin review baik saran ataupun kritik yang membangun tapi, yang paling utama semoga minna-san menikmati ceritaku ini ya. Arigatou minna! ^^
