This is Story of Our Friendship

This fic © Fuyuhime Ryuu

Cho Kyuhyun (Super Junior) and Shim Changmin (TVXQ) © GOD and themselves

Rated : T

Genre: Friendship, Angst.

Warning! Gaje, abal, EYD gak karuan, Don't like, DON'T READ THEN...!

_o0o_

Happy Reading...

_o0o_

Summary : Friendship is like a violin, The music may stop now and then, But the strings will last forever/ Kyuhyun/Changmin/Friendship/Angst/twoshoot maybe.

Sore menggelap, suhu di seoul korea selatan turun beberapa derajat celcius di bulan februari yang dingin.

Seorang bocah kecil bersurai gelap nampak tak memperdulikan keadaan cuaca yang memburuk. Dia masih sibuk dengan kegiatannya merenung di atas permainan jungkat jungkit yang sama sekali tak membuatnya terpental keatas seperti seharusnya.

"Hai, apa yang kau lakukan disini?." Seorang bocah kecil lainnya tiba-tiba mendekat kearah sang bocah yang masih sibuk dengan renungannya itu. Bocah bersurai brunette yang begitu manis dengan kulitnya yang seputih salju itu.

"Hari ini ulang tahunku, tapi appa dan eomma tak pulang, mereka mungkin tak mengingatnya seperti sebelumnya. Jadi aku tak mendapatkan apapun diulang tahunku." Ucapnya parau. Bibirnya yang membiru karena kedinginan kini terlihat sempurna. Salahkan saja dirinya yang hanya menggunakan hoddie untuk membungkus tubuhnya.

Bocah kecil berambut brunette itu nampak mencari apapun disekitarnya, meski pada akhirnya dia tak menemukan apapun.

"Aku beri ini sebagai hadiah. Sudah jangan sedih lagi. Cepatlah pulang. Hujan salju mulai datang." Si bocah berambut brunette itu tampak melepaskan syal yang semula melilit lehernya, kini berpindah melilit leher bocah kecil lainnya. Kaki pendeknya segera dilangkahkannya menjauh.

"Chakkaman..."Teriak sang bocah meminta perhatian bocah brunette yang mulai menjauh. "Neo... Nuguya...? Santa clause...?"

Mau tak mau, bocah berambut brunette itu mengulum senyum kearah bocah yang tengah menatapnya intens itu. "Anni. Naneun kyuhyun. Cho kyuhyun." Matanya yang lucu berkedip beberapa kali mengingat salju mulai berjatuhan.

"Namaku Shim changmin. Kyuhyun ssi, maukah kau menjadi temanku?." Mata changmin yang bisa dibilang cukup lebar itu semakin melebar. Berusaha untuk tak melewatkan jawaban kyuhyun.

Kepala kyuhyun mengangguk beberapa kali. "Aku akan menemuimu lagi besok sore. Aku harus pulang, nonnaku pasti sedang mengkhawatirkanku sekarang." Sebuah senyuman dari kyuhyun mengakhiri perjumpaan pertama mereka di senja yang gelap itu.

Changmin pun tersenyum sambil mengelus syal yang cukup menghangatkan lehernya itu.

_o0o_

"Kau datang...?" Changmin tersenyum lebar saat melihat bocah berambut brunette yang dikenalnya bernama kyuhyun sejak semalam itu terlihat sedang bermainan ayunan sendirian.

Kyuhyun yang awalnya menatap sepatunya yang berwarna kulit itu segera mengalihkan atensinya ke arah suara yang cukup nyaring dihadapannya itu. Senyumnya mengembang seketika.

Mereka berduapun membicarakan banyak hal setelahnya. Tentang rumah, tentang keluarga, tentang hobby mereka, dan juga tentang impian yang ingin mereka raih.

Mereka berdua nampak begitu asyik, hingga malam menyambangi mereka dan mereka memutuskan untuk berpisah dan bertemu esok hari.

_o0o_

"Kyu... Appo...?" Tanyanya melihat sang sahabat meringkuk di tanah tanpa mau memperlihatkan wajahnya sama sekali.

"Ehm..." Balas kyuhyun, si bocah yang tetap meringkuk itu pelan.

"Aku janji kyu, aku akan menjadi lebih kuat dan akan terus melindungimu dari anak-anak nakal itu. Kau tenang saja nde?." Si bocah tampan yang kini tampak lebam dibeberapa bagian wajahnya itu terlihat berkaca-kaca. Bukan karena sakit yang dirasakannya, tapi sedih melihat sang sahabat yang terus-terusan menjadi korban bullying ditingkat junior school mereka.

"Kau akan menjadi seperti mereka minnie?. Menyakiti orang lain?." Masih dengan suara pelan dan paraunya kyuhyun mencoba mencari kepastian. Mata kyuhyun terlihat membengkak dan merah akibat menangis sebelumnya. Dan sebuah gelengan diperlihatkan sang sahabat yang sedikit membuatnya tenang.

"Aku hanya ingin melindungimu, melindungi orang yang sepertimu dan tentu saja melindungi diriku sendiri. Kejadian seperti ini... Terlalu buruk untuk kita kenang saat dewasa nanti. Kita hanya perlu menjadi kuat agar tidak terus menerus diinjak, iyakan kyu?."

"Jadilah kuat kalau begitu, lakukan apa yang menurutmu benar dan baik." Kini kyuhyun mulai tersenyum melihat pemikiran dewasa sang sahabat. Bukankah sahabatnya hanya ingin melindungi apa yang dikasihinya dan dianggap benar?. Bukankah seharusnya dia mendukung apa yang baik dan mengingatkan sang sahabat ketika dia melenceng dari tujuannya?. Bukankah dia hanya perlu mempercayai sahabatnya?.

_o0o_

#Seven Years Laters,

Dua orang namja remaja tengah duduk dengan santai dibawah pohon sakura yang nampak membeku tertutup es. Syal tebal melingkar di leher mereka masing-masing, begitu juga dengan jaket berwarna hitam yang menutupi sebagian jas berlambangkan Paran High School yang mereka kenakan.

"Dua bulan lagi ulang tahunmu kyuhyun ah. Kau mau hadiah apa tahun depan?." Changmin, namja berambut hitam itu bertanya pada sahabatnya yang duduk disebelahnya yang tengah memainkan benda persegi berwarna hitam ditangannya itu.

"Panjang umur." Balas kyuhyun santai, masih belum mengalihkan atensinya dari barang dihadapannya itu.

"Eyh... Kalau itu, aku tidak bisa memberikannya padamu kyu. Jika aku bisa membelinya, pasti akan aku beli untukmu, sebanyak yang kau mau." Jawaban changmin yang polos disertai dengan wajahnya yang mendukung itu sontak membuat kyuhyun terkikik.

"Hahahha... Arra. Terimakasih sudah memiliki niat untuk membelikannya untukku. Aku sangat menghargainya shim changmin ssi." Wajah kyuhyun memerah saking kerasnya dia tertawa. "Uhuk...Uhuk... Hahahaha..." Kyuhyun tiba-tiba terbatuk keras, namun tertawa kembali setelahnya. Benar-benar membuat changmin kesal.

"Kau juga minnie. Hadiah apa yang kau inginkan?." Giliran kyuhyun yang bertanya. Ya, Ulang tahun mereka memang hanya terpaut beberapa hari saja di bulan yang sama.

"Apapun itu, jika darimu aku akan menyukainya." Ucap changmin tenang. "Kenapa tak bilang saja, aku suka kejutan kyu... Jadi jangan tanyakan apapun padaku." Ledek kyuhyun dengan senyum jahilnya yang berhasil membuat changmin semakin sebal.

"Kau seperti gadis minnie. Menyukai kejutan. Tapi aku cho kyuhyun, pasti akan mengabulnya." Ucap kyuhyun dengan wajah sok pahlawan, dan berhasil membuat urat didahi changmin membentuk empat siku.

Tangan changmin melayang begitu saja menuju kepala kyuhyun yang sudah kembali sibuk dengan PSP ditangannya itu. "Ctakk..." Sebuah jitakan cantik mendarat manis didahi sang sahabat yang sedikit tertutup rambut coklat halus miliknya itu. "Oh... Appo minnie..." Kyuhyun yang terkejut langsung saja memandang sebal ke arah sahabatnya itu sambil mengelus jidatnya yang tercinta.

Changmin dengan tanpa bersalah segera berdiri, dan melenggang menjauh dari hadapan kyuhyun. "Yha...! Changminnie... Kau mau kemana... Yha...!." Changmin sama sekali tak menoleh atau apa. Dia hanya memandang lurus kedepan.

Mau tak mau kyuhyun segera beranjak dari tempatnya dan mengejar changmin yang sekarang malah mulai berlari. "Yha...! Tunggu minnie... Kau ini... hhh... hhh..." Nafas kyuhyun seakan putus saat harus mengejar changmin.

Demi melihat hal tersebut, changmin segera berhenti dan menoleh kebelakangdan segera berlari kembali menuju tempat kyuhyun membungkuk sambil mencengkeram dadanya.

"Kyuhyun ah... Waeyo...? Ayo kerumah sakit. Kita harus memeriksakan keadaanmu. Kau semakin sering seperti ini." changmin nampak cemas dengan keadaan kyuhyun yang menurutnya tidak dalam kondisi baik itu.

"Apa maksudmu minnie ah...?" Kyuhyun segera berlari meninggalkan changmin sambil memamerkan senyum setannya. Sedang changmin yang masih belum sepenuhnya sadar dengan keadaan dihadapannya itu masih membatu ditempatnya.

"Kau akan terlambat jika sesantai itu minnie..." Teriak kyuhyun yang mulai menjauh. "Yha..! Kau mengerjaiku lagi eoh...? Aku tidak akan mempercayaimu...!" Umpat changmin sambil mencoba mengejar sahabatnya itu. Kyuhyun hanya mencibir dan tertawa mendengar kalimat yang terlontar dari bibir changmin itu.

_o0o_

"Kyuhyun ssi, aku menyukaimu. Maukah kau menjadi pacarku?." Seorang gadis cantik dengan rambutnya yang ikal panjang berwarna cokelat terang itu nampak menyatakan perasaannya dihadapan kyuhyun.

"Mianhae, aku tidak bisa menerima perasaanmu." Sayangnya kyuhyun menolaknya dengan sangat dingin, meski kalimatnya tidak bisa dibilang tidak sopan.

"Wae...? Apa karena aku kurang cantik?." Gadis itu mulai mengeluarkan air matanya.

"Anniyo..." Jawab kyuhyun pelan.

"Apa karena aku tidak begitu populer?." Masih mencoba mencari kekurangannya.

"Anniyo..."

"Apa karena aku tidak berada dikelas favorite seperti dirimu?."

"Anniyo..."

"Kau mempermainkanku?."

"Anniy..." Plakk... Sebuah tamparan keras melayang begitu saja ke pipinya yang pucat. Memang apa salahnya kyuhyun?. Entahlah.

Gadis itu segera melarikan diri usai menampar pipi kyuhyun keras. Kyuhyun hanya terdiam tanpa keinginan untuk mengejar sang gadis atau melakukan apapun itu. Tubuhnya segera berbaalik berniat untuk melangkah pergi menjauhi tempat tersebut.

Baru mendapatkan beberapa langkahnya, ada suara yang terdengar familiar ditelinganya. "Sahabatku yang populer membuat gadis cantik menangis lagi dan ditampar lagi, eoh...? Appo...?" Lanjutnya tanpa perasaan melihat pipi sahabatnya yang kini memerah.

"Menurutmu bagaimana minnie..?" Ucap kyuhyun santai.

"Neomu appo..." Changmin nampak meringis dan sejenak kemudian mengelus pipi sahabatnya itu pelan menggunakan tangannya yang dingin. "Cha... Ayo masuk kelas kyu. Kim seongsaengnim mungkin sudah berada dikelas."

Kyuhyun hanya mengikuti langkah sahabatnya yang lebih tinggi beberapa senti darinya itu.

_o0o_

#Cho kyuhyun, 1 year ago

"Saengil chukkahamnida... Saengil chukkahamnida... Saranghaeyo uri kyunnie... Saengil chukkahamnida..." Beberapa orang bertepuk tangan, termasuk kyuhyun yang pada hari itu, tanggal 3 februari merayakan ulang tahunnya yang ke-16.

"Gamsahamnida..." Kyuhyun nampak tersenyum senang.

"Potong kuenya kyu..." Sebuah teriakan keras terdengar dari sebuah sudut gelap yang sedikit agak jauh. Seluruh mata tertuju kearahnya yang langsung salah tingkah.

Kyuhyun hanya mampu tersenyum dan geleng-geleng kepala menghadapi namja kelebihan tinggi badan yang tengah memegang minuman berwarna hijau ditangannya. Namun kemudian kyuhyun segera memotong kue tinggi dihadapannya.

Dan potongan pertama diberikannya kepada sang ibu, Potongan selanjutnya untuk sang ayah, dan potongan terakhir dan terbesar untuk noonanya, cho ahra yang begitu dicintainya.

"Untukku mana kyu?." Itu suara sang sahabat shim changmin. Kyuhyun segera mengambil tangan kanan changmin dan mengangsurkan pisau yang baru saja digunakannya untuk memotong kue. "Kyu, kau memberiku pisau?." Tanya changmin sambil melotot.

"Hm..." Jawab kyuhyun singkat. "Kau tega sekali kyu, masak sahabatmu yang tampan ini kau suruh makan pisau?. Kau pikir aku kuda lumping atau apa?." Dan kalimat changmin yang dipenuhi dengan tampang melas luar binasa itu segera mengundang tawa semua yang hadir pada acara ulang tahun kyuhyun.

Kyuhyun yang mendengar kalimat changmin itu berhasil dibuat cengo untuk sesaat. 'Aku semakin curiga dengan kualitas IQ changminnie. Apa dia masuk kelas unggulan karena melakukan suap ya?.' Batin kyuhyun heran. "Hehehehe..."Kyuhyun tertawa garing. "Pabo, ambil saja sendiri, namja manja... kekeke..." Lanjut kyuhyun.

"Ayeye captain..." Changmin dengan semangat mengambil piring kecil dan mencoba memotong kue cantik dihadapannya. "Jangan banyak-banyak, kau bisa sakit perut minnie." Peringat kyuhyun dengan nada dingin.

"Ar-ra-seo..." Ucap changmin penuh penekanan disetiap hurufnya. Tak bisa dipungkiri, itu semua dapat membuat hadirin terkekeh dengan tingkah keduanya yang lucu.

.

.

.

Kyuhyun tengah termenung diruang kelas mengingat ulang tahunnya tahun lalu yang cukup meriah. Atensinya sama sekali tak tertuju pada sang guru yang tengah mengoceh menjelaskan tentang alat reprodusi manusia yang cukup meningkat minat beberapa murid kelas itu, apalagi didukung oleh gambar-gambar yang tertera dibuku cetak maupun poster yang dibawa sang guru.

"Kyu, setelah ini pelajaran olah raga. Kau ikut?." Changmin sang sahabat yang terduduk disampingnya berbisik lirih didekat telinganya.

Kyuhyun hanya menggelengkan kepala dan berusaha untuk kembali fokus pada pelajaran didepannya. "Kau lemas sekali kyu. Gwenchana...?" Shim changmin yang melihat perubahan sang sahabat dari hari kehari merasa sedikit khawatir.

"Gwen-cha-na.." Balas kyuhyun dengan berbisik pelan. "Mau kekantin setelah ini?." Kembali changmin membisiki telinga sang sahabat hingga kyuhyun sedikit bergidik geli. Dan sebuah anggukan dari kyuhyun membuat changmin tersenyum sangat lebar.

_o0o_

Kantin paran high school yang tidak bisa dikatakan kecil ini terlihat lenggang. Maklum saja, jam istirahat memang belum berbunyi.

Kedua bocah tampan yang memilih untuk bolos kelas olahraga tersebut segera berjalan pelan menuju salah satu penjual cantik di tempat paling ujung kanan kantin tersebut. Kantin di paran high school itu hampir sama dengan kantin di supermarket atau sejenisnya. #Taukan kayak gimana?.:P

"Kau pesan apa kyu?." Tanya changmin pelan. "Jjangmyun." Balas kyuhyun sambil mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang strategis dan segera mengambil air mineral yang berada dalam lemari pendingin di tempat itu.

"Jjangmyun 2 jiyeon nonna. Meja 13 ya...?" Changmin segera menunjuk meja yang ternyata sudah ditempati kyuhyun. "Oke..." Balas jiyeon, sang penjual makanan.

Changmin segera menuju meja yang telah ditempati sahabatnya itu dan tak lupa mengambil satu botol minuman berwarna ungu dilemari pendingin.

"Minuman berkarbonasi... lagi?." Kyuhyun nampak memutar matanya malas. "Wae...?. Kau mau ceramah lagi?. Dalam satu kaleng soda itu setidaknya terdapat 140 mcg zat methylimidazole yang mengakibatkan kanker, 40 mg caffein yang mengakibatkan darah tinggi dan mempercepat detak jantung, dan gula yang membuat orang obesitas dan diabetes. Kyu, aku sampai hafal ceramahmu itu." Changmin melakukan hal yang sama, memutar matanya malas.

"Kau pintar dan bisa menghafal bahayanya. Tapi kau bodoh karena terus mengonsumsinya changminnie. Percayalah, kesehatan itu adalah hal paling berharga dan paling penting di dalam hidup." Kyuhyun segera meneguk air mineral dihadapannya.

Jjangmyun yang mereka pesan sudah datang, dan mereka siap memakannya. "Arrayo kyu. Eh, Tunggu dulu kyuhyun ah. Kau makan jjangmyun, kau tak lupa membaca bahaya mie kan?." Changmin segera melebarkan matanya dan tersenyum jahil seakan merasa menang dari sang sahabat.

"Jiyeon noona. Apa kau membuatkanku jjangmyeon instan?." Sedikit keras berharap sang penjual mendengar pertanyaannya. "Apa yang kau katakan kyu?. Memang jjangmyeon yang kau makan setiap hari terlihat seperti jjangmyeon instan dimatamu?. Apa kau tak bisa melihat perbedaan rasanya?. Appa membuat mienya setiap hari menggunakan bahan terbaik, ketika matahari tenggelam dan mengolahnya dengan baik. Eomma membuatkan bumbunya dengan sepenuh hati setiap pagi. Mana mungkin kami memberi jjangmyeon instan pada pelanggan?. Kau butuh bukti?, datanglah ke rumahku." Sang penjual yang memang sudah sangat akrab dengan kedua bocah tampan itu mencak-mencak mendapat pertanyaan kejam dari kyuhyun hingga hampir kehabisan nafas.

"Gumawo, Noona. Kau dengar changminnie?. Mau ikut kelas memasak di rumah jiyeon noona untuk membuktikannya.? Kalaupun jjangmyeon ini berbahaya, seharusnya kau mati terlebih dahulu. Kau menelan makanan dan minuman berbahaya dalam satu waktu minnie." Kalimat kyuhyun itu benar-benar memukul telak shim changmin yang kini kehilangan senyumnya dan berganti wajah sebal yang tidak terkira. "Eh...?" Sang penjual nampak bingung dengan kalimat kyuhyun setelah meredakan amarahnya.

"Baiklah, aku kalah kali ini kyu. Untuk kelas memasak dirumah jiyeon noona, aku menolak. Aku hanya akan jadi penikmat saja." Changmin segera memasukkan jjangmyeon kemulutnya dalam suapan yang besar hingga pipinya terlihat menggembung ketika mengunyah. Beberapa bumbu jjangmyeon yang berwarna hitam pekat itu tampak menghiasi sekitar mulutnya.

Sementara kyuhyun hanya mampu meringis sedikit jijik melihat tingkah sang sahabat, membuat mood makannya sedikit berkurang. Meski tak urung juga, kyuhyun tetap memakan makanan kesukaannya itu.

.

.

.

"Ommo... Ada murid kelas unggulan yang sedang bolos kelas rupanya." Seorang namja bertubuh kekar nampak berjalan dengan angkuh menuju meja makan kyuhyun dan changmin. Keduanya yang tengah asyik mengunyah mie hitam itu segera teralihkan perhatiannya. Beberapa remaja seusianya nampak berjalan tepat dibelakang remaja kekar itu dengan wajah angkuh.

"Ah... Kangin sanbae. Mau gabung?." Tanya changmin dengan polosnya. Kim kangin terkenal sebagai remaja berandalan, ketua geng, dan pembuat onar yang kerap keluar masuk kantor BK, namun rupanya tak cukup membuat shim changmin mengerti posisinya. Cho kyuhyun hanya diam, memandang sesaat dengan wajah flatnya dan meneruskan kegiatan makan jjangmyeonnya yang seakan belum berkurang itu.

"Ah... kau baik sekali bocah kelas unggulan." Changmin memperlihatkan senyuman manisnya yang berakibat eyes smilenya terlihat. "Tapi aku tidak sudi." Lanjutnya dengan nada dingin yang sangat berbeda dari sebelumnya.

"Oh, begitu... Baiklah, saya permisi meneruskan makan." Balas changmin lembut seraya memberi senyuman termanisnya.

Si #$n kau bocah. Apa kau pikir kau hebat, eoh?". Kangin mulai menaikkan suaranya beberapa oktaf. "Kanginnie, jangan seperti ini lagi." Sebuah suara halus mengalun pelan dibelakang tubuh besar kangin. Namja berdimple tunggal dengan senyum malaikat itu nampak menghadang lengan kangin.

"Dia memancing emosiku teukie." Ucap kangin keras. Namun leeeteuk, si namja berdimple itu nampak menggeleng pelan. "Kita tak melakukannya pada orang yang lemah kanginnie." Kini seorang namja cantik yang bersuara.

"S&*t..." Kangin semakin kesal kali ini. Kyuhyun yang telah selesai makan segera meraih lengan sang sahabat dan mengajaknya pergi. Namun sebelumnya, "Gamsahamnida heechul sanbae, anda mengerti bahwa kami tak lebih dari siswa lemah." Kyuhyun segera mengukir senyum yang dianggapnya paling tulus dan sedikit membungkuk.

Kangin yang entah kesurupan apa, segera mencengkeram kerah baju changmin yang membuat semua yang terlibat tercekat, tidak terkecuali changmin sendiri. "Mianhae sanbaenim, seragam saya bisa lusuh kalau anda seperti ini." Tangan kanan changmin mulai meraih tangan kangin yang masih setia mencengkeram kerah bajunya.

"Aku sungguh ingin memukulmu, kau bisa apa?."Celoteh kangin.

"Saya bisa menolaknya. Saya tidak suka bertarung kalau bukan digelanggang kangin sanbaenim. Jadi silahkan menantang saya diarena saat ada pertandingan jika anda benar-benar ingin memukul saya, anda setuju?." Changmin tanpa gentar masih melakukan negosiasi.

"Kangin ah... Kita sudah tingkat akhir, aku mohon jangan bikin onar. aku ingin kita lulus bersama." Leeteuk sang sahabat terus saja mengelus pelan punggung sang sahabat, sedangkan si namja cantik dengan kasar merenggut cengkeraman tangan kangin dari pakaian changmin.

"Kau lolos kali ini. Jika kau ingin bertemu digelanggang, baiklah. Aku akan melakukannya. Jadi jangan pernah lari ketakutan jika saat itu tiba." Ucap kangin dan segera berlalu bersama teman-temannya dengan langkah lebar.

"Loh... Dia tidak jadi makan dikantin?." Changmin tiba-tiba cengo melihat kangin yang pergi keluar area kantin begitu saja.

"Dia pasti kehilangan selera. Ah... Changminnie. Kau benar-benar akan melawan kangin sanbaenim jika ada pertandingan nanti?." Tanya kyuhyun dengan mata yang membola sempurna. "Aku dengar dia sangat kuat, terampil dan ayahnya atlit taekwondo. Memangnya kau tidak takut?. Hidungmu bisa patah lagi lo kalau melawannya, seperti ketika melawan choi sanbaenim waktu itu." Lanjut kyuhyun mulai khawatir.

"Jangan khawatir kyu. Tidak akan ada pertandingan teakwondo untuk 6 bulan kedepan disekolah ini. Kecuali pertandingan diluar yang hanya diikuti anak kelas 1 dan 2." Ucap changmin santai sambil tersenyum.

"Bagaimana kalau sekolah tiba-tiba mengadakan pertandingan taekwondo?." Lagi, Kyuhyun masih khawatir.

"Ck, itu lebih tidak mungkin lagi kyu. Aku ketua klub taekwondo, mereka harus mendapatkan tanda tanganku untuk mendapatkan ACC dari pihak sekolah. Jika memang sangat memaksa, aku akan membuat peraturan, hanya kelas 1 dan 2 yang bisa mengikuti pertandingan." Changmin mulai melangkah keluar dari kantin setelah membayar makanan yang mereka beli.

"Alasannya...?" Kyuhyun masih penasaran dengan apa yang ada diotak sang sahabat.

"Kelas tiga harus rajin belajar untuk menghadapi ujian akhir. Itu juga demi menaikkan level sekolah ini dimata publik." Jawab changmin sambil tersenyum manis.

"Aigoo shim... Kau rubah licik ternyata." Umpat kyuhyun sambil memicingkan matanya.

"Ah... Gumawo sanjungannya. Tapi aku bukannya licik cho, aku hanya pintar mengatur strategi." Balas changmin sambil terkekeh. Merekapun segera melanjutkan langkah kaki mereka menuju kelas.

_o0o_

"Changminnie, aku ke UKS dulu ya?." Pamit kyuhyun sambil membawa tasnya.

"Kau kenapa?. Tidak enak badan?. Aku ikut." Pinta changmin dan segera mengambil tasnya.

"No, kau hanya akan mengganggu tidur siangku minnie. Hubungi aku jika pelajaran Oh seongsaengnim usai. Nde?. Nilaimu jelek dipelajarannya." Tolak kyuhyun acuh dan segera melangkahkan kakinya keluar.

"Ah...ha... Kau sombong cho." Cibir changmin dingin. Kyuhyun tentu saja masih mendengarnya, tapi dia memilih untuk tak menggubris kalimat pedas changmin.

"Tidak seru. Aku jadi kesepian, sial... Tapi nilaiku memang tak sebaik punyanya di pelajaran ini. Argh..." Changmin terus mengerang, mengumpat, dan mencambaki rambutnya hingga tidak karuan, Meski malah terlihat manis akhirnya. Para yeoja yang memperhatikan tingkah changmin yang lucu itu seakan ingin berteriak "Kyaa..." dan ingin menggigit rambutnya yang nampak semanis gulali itu.

"Cho... Aku tidak peduli. Aku juga ingin tidur, jadi aku bukannya menyusulmu, tapi aku hanya ingin tidur siang." Molognya tak jelas. Tangannya meraih tas punggung hitamnya dan melangkah menuju UKS untuk tidur siang atau itu hanya alibinya karena tak mau berpisah dengan sang sahabat.

.

.

.

Kaki jenjang changmin rupanya sedikit berguna pada kondisi ini. Sekali melangkah sama dengan dua langkah untuk namja biasa dan tiga langkah untuk yeoja. Berlebihan?. Well, sedikit berlebihan, tapi ukurannya tak jauh-jauh dari itu.

jemari kurusnya segera meraih knop pintu tanpa bernafsu untuk mengetuknya terlebih dahulu atau sebagainya. Kepalanya segera melonggok kedalam ruang yang berbau obat dan nampak sangat bersih itu mencari-cari satu sosok yang ingin dilihatnya. Dan sosok yang dicarinya itu tengah duduk membelakanginya, nampaknya tengah sibuk melakukan sesuatu.

Changmin dengan senyum setannya terlihat berniat mengerjai sang sahabat. Mengagetkannya adalah satu hal yang mungkin dilakukan oleh evil satu ini. Dia berjalan mengendap-endap berharap sang sahabat tak menyadari kehadirannya. Dan ketika posisinya sudah tepat dihadapan sang sahabat, justru changminlah yang dibuat terkejut.

"Kau... sakit kyu...?" Changmin melotot memperhatikan botol-botol putih dipangkuan sang sahabat. Sosok dihadapannya itu segera menoleh dengan wajah pucatnya karena dia benar-benar tak menyangka changmin akan mengikutinya. Namun semenit kemudian dia bisa menguasai keadaan.

"Ini vitamin changminnie." Balas kyuhyun sambil tersenyum. "Tidak mungkin, kau pasti sedang sakit. Katakan padaku kau sakit apa!. Kenapa vitamin sebanyak ini?." Changmin masih belum mau mempercayai kata-kata sahabatnya.

"Ah, tunggu sebentar." Kyuhyun segera membuka seluruh botol obatnya yang berserakan dipangkuannya dan menaruh tutup obatnya tepat disamping obat-obatan itu. "Nah... lihat baik-baik shim, aku akan menjelaskannya padamu." Kyuhyun segera membawa changmin untuk duduk disebelahnya.

"Ini adalah obat untuk anemia. Kau tahu kan aku pernah bercerita padamu aku anemia makanya wajahku sering terlihat pucat.?" Kyuhyun memandang tajam kearah sang sahabat sambil memperlihatkan obat berwarna hijau ditangannya. Changmin mengangguk pelan karena memang sahabatnya pernah bercerita tentang itu.

"Ini dan ini adalah obat untuk asmaku yang sering kambuh. Kau juga pernah melihat aku kesulitan bernafas beberapa kali kan?." Obat berwarna kuning dan putih itu selanjutnya yang diperlihatkan kyuhyun dengan baik.

"Ini, ini, ini, dan ini adalah jenis vitamin peningkat ketahanan tubuh. Aku sangat mudah terserang flu dan sebagainya, untuk itu aku mengonsumsinya." Sekali lagi changmin menganggukan kepalanya. "Yang ini..?" Tanya changmin penasaran.

"Kalau yang ini..." Kyuhyun berhenti sejenak. "Minnie, kau membuatku seperti penjual obat kau tahu?". Rutuk kyuhyun dengan bibir yang mengerucut. Tangannya segera menutup kembali obat-obatannya dan memasukkannya kedalam tas.

"Kau yang mengajakku duduk disini dan menjelaskannya padaku. Kenapa aku jadi yang salah?. Kau seperti gadis-gadis yang ditolak cintanya kyu..." Canda changmin yang berbuah death glare gratis dari kyuhyun.

"Menyingkirlah shim. Aku perlu istirahat dengan tenang. Kembalilah kekelas dan jadilah siswa yang baik." Kyuhyun biasa menggunakan nama marga changmin ketika sedang kesal atau ingin mengejeknya. Begitu juga sebaliknya.

"Tidak terimakasih. Aku juga ingin tidur. Jika kau terus berisik, aku akan memelukmu." Kyuhyun terdiam seketika dan memilih tidur dengan posisi membelakangi changmin yang ikut tidur di tempat tidur yang berbeda. Well, changmin tak pernah main-main dengan ucapannya.

_o0o_

Sore menjelang, dua bocah laki-laki yang masih menikmati tidur siangnya itu rupanya tidak terbangun juga. Sekolah sudah mulai sepi, karena jam pelajaran telah usai beberapa waktu yang lalu.

"Kalian mau pulang atau menginap?." Sebuah suara yang tak bisa dibilang kencang tapi juga tidak pelan terdengar diruangan serba putih itu.

Kyuhyun yang tersadar lebih dulu segera membangunkan changmin yang berada disebelahnya dan tidur dengan mulut yang terbuka.

"Mianhamnida seosaengnim, kami tidak tahu kalau jam pelajaran sudah usia. Maaf merepotkan." Ucap kyuhyun sambil membungkuk beberapa kali. Tangan kirinya terus saja menggoyang tubuh changmin semakin lama semakin keras.

"Kalau kau sakit, aku tahu cho kyuhyun. Tapi dia, dia kenapa?." Sang dokter jaga yang menghadap keruang kepala sekolah saat changmin datang merasa heran dengan satu pendatang yang nampak sehat-sehat saja.

"Em... Dia bilang sakit perut seosaengnim. Tapi saya sudah mengambilkannya obat. Mianhamnida tidak meminta izin dulu pada anda." Balas kyuhyun, dan membungkukkan badannya lagi.

"Hm..." Sang dokter jaga segera membenahi barang-barangnya yang akan dibawa pulang.

"Changminnie, kau itu kerbau atau manusia sih?. Aku tak merasa memberimu obat tidur pabo..." Kyuhyun yang kesal segera menggeplak lengan changmin hingga yang bersangkutan terbangun dengan raut wajah kaget seakan baru saja melihat hantu.

"Kyu..." Bentak changmin tak suka diganggu. "Ayo pulang..." Balas kyuhyun kesal.

"Okey... Ah ada seosaengnim. Seosaengnim, terimakasih tempat tidurnya, sangat nyaman tidur disini." Changmin cengar-cengir tak jelas.

"Kau harus membayarnya lain kali shim changmin. Bocah kurang ajar... Menjadikan ruanganku tempat istirahat. Dikira UKS itu kamar hotel apa?." Snag dokter jaga terus saja mendumel tak jelas.

Changmin dan kyuhyun segera bergegas pergi dari ruangan tersebut setelah mengucapkan salam pada sang dokter.

_o0o_

"Chagiya, turunlah... Ayo makan malam." Sebuah teriakan halus dari satu-satunya wanita yang dicintai changmin untuk saat ini merebut perhatiannya dari kegiatan nge-game yang tengah dikerjakannya.

"Chakkaman eomma..." Balasnya kencang. "Tanggung..." Lanjutnya, dan masih setia dengan PSP hitam ditangannya. Sang ayah dan sang ibu yang siang tadi pulang kerumah tanpa ada angin tanpa ada badai seakan menambah volume suara dirumah yang cukup besar tersebut.

"Makan sekarang atau PSP mu eomma sita...?" Kalimat pendek sang eomma itu adalah mutlak perintah. Tidak bisa dibantah apalagi ditolak.

"Aish... Eomma..." Ucapnya pelan. Dengan langkah pelan, anak laki-laki satu-satunya keluarga shim itu melangkah menuruni tangga satu persatu dengan malas.

"Oppa, kau tak bisa berjalan sedikit lebih cepat eoh?." Si adik pertama dengan geram menarik lengan kakak tertuanya itu dan mendudukkannya dikursi.

"Oppa, kau seperti siput." Maki adik kedua sedikit kesal. Lapar membuat keduanya gampang emosi.

Sang ayah yang sedang menikmati koran paginya yang belum sempat dibaca nampak menggelengkan kepalanya pelan.

"Arra... Arra... Cha, mari makan." Ucapnya sambil menyatukan kedua tangannya didada –berdoa- dan segera menikmati masakan sang ibu yang tiada duanya itu.

Dan seluruh anggota keluarga makan dengan khidmat.

_o0o_

Shim changmin, namja kelewat tinggi itu segera merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya yang nyaman. Pikirannya melayang kemana-mana. Memikirkan, besok hari minggu apa yang harus dikerjakannya, pekerjaan rumah yang masih malas dibukanya, game yang belum diselesaikannya, dan apapun yang terngiang diotaknya.

"Ah, kyuhyun sedang apa ya?." Tanyanya pada diri sendiri dan kemudian segera mencari nomor kontak sang sahabat berniat untuk menelphonnya.

Tersambung. "Yeoboseyo..." Itu jelas suara kyuhyun. Changmin segera tersenyum mendengar suara tersebut.

"Yeoboseyo... Kyu, kau sedang apa?." Tanya changmin semangat.

"Apa kau yeochin ku...? Kepo sekali kau." Balas suara diseberang dengan cuek.

Demi Tuhan dia ingin mengumpati si setan tengil diujung sana, jika tak ingat dirinya kini dirumah dan bisa saja sang ayah mendatangi kamarnya sambil membawa pemukul kasur.

"Aish... Kau menyebalkan. Aku bukan kepo kyu, tapi perhatian pabo.!" Kalimat changmin sedikit sengit.

"Baiklah, aku sedang tiduran sambil bermain game, dan kau mengganggu permainanku, arra...?" Ada nada kesal yang tampaknya dibuat-buat disana.

"Terserah... Eh kyu, besok aku kerumahmu ya?. Kita tanding game. Otte...?" Changmin kembali bersemangat.

"Ehm... Besok ya...? Mianhae minnie, aku sedang pergi berlibur dengan keluargaku. Sepertinya hari selasa aku baru pulang." Kyuhyun terdengar sangat menyesal mengatakannya pada sang sahabat.

"Oh, Gwenchana. Kita bisa melakukannya lain kali." Meskipun wajah changmin lemas seketika, tapi jika sang sahabat tidak bisa, mau apa lagi?.

"Argh..." Tiba-tiba changmin mendengar erangan dari suara sang sahabat.

"Waeyo kyu?. Gwenchanayo...?." Tapi tidak ada jawaban. "Sudah selesai. Hati-hati." Bukan suara sang sahabat, itu jelas suara seorang wanita. "Kyu...?" Perasaan changmin sama sekali tidak baik.

"Nan gwenchana changminnie. Aku sedikit terkilir saat bermain di pantai. Ahra noona mengikatku terlalu kencang. Benar-benar tidak sopan." Suara diseberang terkekeh pelan, membuat perasaan changmin membaik. "Minnie ah, appa mengajakku menikmati teh, nanti ku telphon balik kalau sempat, nde.?" Pamit kyuhyun beberapa saat kemudian.

"Ehm, hati-hati. Jangan lupa bawakan oleh-oleh untukku." Jawab changmin.

"Beres..." Suara diseberang segera tak terdengar setelah bunyi tut.. tut... tut... tiga kali.

"Hhh... Pasti bermain dipantai sangat menyenangkan." Kalimat itu terlantun begitu saja dari bibirnya. "Geunde, pantai mana yang dikunjungi kyuhyun?." Changmin lupa menyakan lokasi sang sahabat, dan dia mengerang frustasi kemudian.

_TBC_

Chingudeul... Bersedia memberi review untuk FF fuyu yang ini?.

Ini sebenarnya Oneshoot, tapi karena takut kepanjangan, jadi fuyu pangkas separuhnya pada bagian Shim changmin jadi twoshoot atau malah jadi chaptered. Naneun molla...

Chapter selanjutnya bagian si EVILKYU. Bukan kyuhyun POV sih,

tapi gak tahu juga. Soalnya belum selesai dikerjain.

Tomodachi-sama, Plis reviewnya fuyu tunggu... ;)

#Big Bow