Jumpa lagi bersama saya!
Fic ni baru masuk ke otakku saat aku sedang mengerjakan TUC tadi pagi.
Selamat membaca!
Pada pagi yang cerah ini, terlihat Boboiboy Gempa, Taufan, dan Halilintar sedang menghadapi Adu du beserta 2 robot besar dan 1 robot kecil. 2 robot besar itu tampak siap menyerang, serta 1 robot kecil yang bernama Probe hanya berdiri di sisi Bosnya itu. Lho, kok cuma Boboiboy yang menghadapi alien itu? Mana yang lain? Jawabannya akan kita dapatkan setelah kita sedikit memundurkan waktunya...
#Flashback#
"Baju, celana, air minum, notes..." Boboiboy tampak sibuk mengabsen barang-barang yang berada dalam tas besarnya. Ya, hari itu ia berencana mengikuti salah satu acara sekolah yaitu study tour.
"Boboiboy, sudah siap belum?" terdengar suara Tok Aba.
"Belum Tok, sikit lagi!"
"Kalau begitu, Atok pergi dulu bersama Ochobot! Kunci rumah kau bawa saja, Atok rencananya mau nginap!" Teriak Atok dan kemudian terdengar suara mobil menjauh. Atok memang akan pergi, menghadiri acara Seminar Para Pembuat Koko. Dan karena Ochobot adalah satu-satunya pegawai kedainya (kecuali Boboiboy), maka ia turut menemani bosnya.
"Baiklah, semua sudah siap." Ujar Boboiboy sambil melangkah ke luar rumah dan mengunci pintu. Alangkah terkejutnya ia mengetahui siapa yang menyambutnya di luar rumah. Siapa lagi selain Adu du?
#Flashback off#
3 Boboiboy itu ribut menyumpahi Adu du dalam hati. Masing-masing berdoa supaya masalah ini cepat selesai sebelum bis sekolah berangkat. Adu du pun memecah keheningan dengan teriakan basi "AKU AKAN HAPUSKAN KAU BOBOIBOY!" dan menyuruh 2 robotnya mulai menyerang. 3 Boboiboy itu pun mulai berkelit dan melancarkan serangan dengan kuasa mereka. Namun, tiba-tiba Taufan lengah sehingga ia terperangkap dalam salah satu robot.
"Ha ha! Itu Robot Super Dingin L5000! Kalau kau terperangkap di dalamnya, kau akan membeku!" Adu du berkata dengan sombong karena telah berhasih melumpuhkan salah satu bagian dari rivalnya itu.
"Tak guna kau! HYA!" Halilintar dan Gempa pun melancarkan serangan kombo ke arah robot yang mengurung Taufan, sehingga robot itu hancur berkeping-keping.
"Hish, rasakan ini pula!" Adu du mulai marah seraya memerintahkan robot yang satunya menembakkan laser. Namun sebelum laser sempat ditembakkan...
"HA-HA-HAASYYIIHH!" Taufan pun bersin, membuat Adu du, Probe, dan robot besar itu terpental ke langit dan dengan diiringi bunyi TRING! 3 orang (yang tak pantas disebut orang itu) menjadi setitik bintang kecil. Halilintar dan Gempa pn mengampiri Taufan.
"Hai, kau tak apa-apa?" tanya Gempa khawatir.
"HATTSSYYIII!" Taufan pun bersin kembali dan membuat Gempa dan Halilintar terlempar beberapa meter. "Sepertinya aku sedikit flu karena berada di dalam robot tu.." Taufan menjawab dengan lemah.
"Heh, ya sudahlah, ayo bergabung!" kata Halilintar. Kemudian mereka pun mencoba untuk bergabung, tetapi tidak bisa.
"Lho, kenapa ini?" ujar Gempa kebingungan.
"Aku, tak ta-" BRUK! Terdengar suara benda jatuh disertai teriakan dari Gempa dan Taufan.
oooo
Taufan pun membuka matanya, mendapati ia sedang berada di kamarnya (kamar Boboiboy.)
"Cih, dasar. Gara-gara kau sakit, kita jadi tak bisa kembali menjadi satu Boboiboy." Ujar Halilintar dengan sinis.
"Maaf, HA-HATSYIHH!" Taufan pun mulai dengan bersin hebatnya, membuat benda-benda yang berada di kamar itu beterbangan.
"Pelindung kilat!" Halilintar pun menjaga agar dia dan Gempa tidak terpental oleh bersin hebatnya Taufan.
"Uhuk uhuk, jadi bagaimana dengan study tournya?"
"Kita tidak ikut." Ujar Gempa dengan sedih. "Tanpa sadar, kita telah bertarung dengan Adu Du hampir 1 jam. Tentu saja kita ketinggalan bis. Dan lagipula kita tidak bisa study tour dengan keadaan terpecah seperti ini."
"Aku,uhuk, minta maaf.."
"Sudah, tak usah kau fikirkan.. Halilintar, ambil obat flu dari dari kotak obat. Aku akan menjaga Taufan di sini.." Gempa mulai memberi perintah.
"Kenapa tak kau saja? Biar aku temankan Taufan di sini.." ujar Halilintar malas.
"Tidak boleh! Aku tak ingin kau nanti ribut dengan Taufan. Aku temankan dia di sini." Kata Gempa tegas.
Halilintar hanya mendecih kesal dan dengan gerakan kilatnya, ia telah membawa kotak obat.
"Nih, kotak obatnya.."
"Halilintar, tadi kan aku bilang ambil obat flu dari kotak obat, bukan ambil kotak obatnya."
"Ambil saja obat flunya sendiri." Kata Halilintar cuek.
Sambil mendengus geram, Gempa pun membuka kotak obat. Namun...
"Halilintar, obat flunya habis.."
"Jadi?"
"Tolong kau belikan.."
"Kenapa bukan kau saja?"
"Kau kan punya gerakan kilat... Lagipula aku harus menemani Taufan di sini.."
"HATTSSYYII!" seakan menegaskan ucapan Gempa, Taufan kembali bersin dan sukses memporakporandakan seisi kamar.
Akhirnya Halilintar pun menyerah. Ia keluar untuk membeli obat, sedangkan Gempa pergi ke dapur untu membuatkan Taufan bubur.
Di jalan
Halilintar tampak berjalan ogah-ogahan. Ia terus merutuki nasib sialnya, capek-capek meladeni serangan Adu Du, kecewa tidak bisa ikut study tour, dan sekarang dia harus mencari obat untuk bagian dirinya sendiri?! Dia bersumpah akan memasak Adu Du nanti hingga overcook. Dengan malas ia masuk ke dalam salah satu toko obat.
"Permisi!"
Seorang anak gendut tampak menghampiri Halilintar.
"Ada perlu apa?"
"Aku mau beli obat."
"Obat apa?"
"Obat flu."
"Flu batuk atau flu biasa?"
"Flu batuk."
"Untuk anak-anak apa untuk orang dewasa?"
"Untuk anak-anak." Halilintar mulai merasa anak penjaga warung ini sangat bawel.
"Bentuk sirup atau tablet?"
"Sirup."
"Merek modern atau tradisional?"
Grrr! Halilintar sudah sangat kesal, namun ia menahan diri.
"Merek modern."
"Tunggu sebentar."
Halilintar menunggu 5 menit dengan sabarnya. Anak itu kembali muncul.
"Habis."
Oke, mari kita ralat kata sabarnya. Karena sekarang Halilintar sukses melotot marah.
"ARGH! Baiklah! Keluarkan saja obat flu yang kau punya!"
"Semua stok obat flu hari ini telah habis."
Petir mulai menyelubungi tangan Halilintar.
"LALU KENAPA KAU BERTANYA MACAM-MACAM KALAU SEMUANYA SUDAH HABIS HAH!"
"Ta-tapi a-aku punya obat salep. Ma-mau?"
"MAKAN SAJA OBAT SALEPMU ITU!"
Oo, Halilintar sudah akan mengamuk. Aduh, Gempa! Segera kemari sebelum anak penjaga toko malang itu jadi dendeng!
Eh gak bisa ding. Soalnya Gempa sedang menghadapi persoalan sulit di rumah.
TBC
Astaga! Author kan dah janji gak akan bikin fanfic lagi sebelum ujian selesai!
Ah sudahlah, sudah terlanjur.
Tanpa basa-basi, REVIEW PLEASE!
