Disclamer: Shingeki no Kyojin © Isayama Hajime.

Warning: AU, OOC, Shounen-ai


Let's Make a BL Movie


Musim panas adalah musim yang membuat beberapa orang berpikir ulang untuk keluar rumah. Mengingat sinar matahari sangat terik, membuat mereka semakin malas untuk keluar rumah. Kalaupun keluar mereka pasti mencari tempat yang dingin seperti pantai dan kolam renang. Meski musim panas itu terasa berat tapi tetap menjadi primadona bagi semua orang karena mereka bisa menikmati liburan musim panas yang panjang.

Tapi tidak bagi seorang pemuda berambut cokelat. Ia tidak bisa menikmati liburan musim panasnya karena ia harus datang ke sekolah. Ayolah, kenapa juga ia harus datang ke sekolah? Bukankah ia terlalu rajin? Jika ia tidak tergabung dalam club yang dengan teganya masih melaksanakan kegiatan di hari pertama liburan musim panas ini, ia pasti sudah menikmati liburannya.

Pemuda ini bernama Eren Jaeger, 16 tahun, murid kelas 1-2 di Maria Academy dan tergabung dalam club jahanam yang merebut liburannya yaitu club film. Eren memang penasaran dengan bagaimana cara membuat film atau menulis naskah disana, ia masuk ke dalam club ini dengan niat untuk belajar. Tapi ia tidak suka ketika hari liburnya seperti sekarang dipakai untuk kegiatan club. Ia butuh istirahat...

Sekarang Eren sudah berada di pintu ruangan club film. Tidak lama datang seorang gadis berambut hitam pendek dan menatap ke arahnya. Eren menoleh ke arah gadis itu dan menghela napas panjang.

"Kau tidak masuk ke dalam?" tanya gadis itu.

"Sejujurnya aku tidak ingin datang kemari. Aku ingin menikmati liburanku, Mikasa. Tapi mau bagaimana lagi?"

"Ayo kita masuk."

Mikasa membuka pintu itu dan ia masuk disusul pula oleh Eren. Di dalam ruangan itu hanya ada dua orang pemuda dan satu gadis berkacamata yang langsung saja mendekati mereka. Bahkan memeluk mereka dengan erat, tidak hanya itu gadis itu langsung saja mencubit pipi Eren.

"Akhirnya kalian datang juga! Aku senang sekali kalian kemari~" ujar gadis itu riang.

"Sa-sakit Hanji-senpai..." ujar Eren.

"Oh? Maaf..."

Hanji langsung menjauh dari Eren dan melirik ke arah dua anggotanya yang baru saja datang. Eren melirik ke arah dua pemuda yang sedang duduk di kursi mereka. Satu pemuda berambut pirang dengan wajah yang membuat siapapun yang melihatnya merasa tenang, Irvin Smith dan seorang pemuda berambut hitam dengan mata kelabu yang tajam, Rivaille.

"Kalian tahu? Sedari tadi aku menunggu disini dengan Irvin dan Rivaille. Membosankan." ujar Hanji santai.

"Lagipula aku datang kemari bukan karena aku ingin." ujar Rivaille datar.

"Rivaille, jangan bicara seperti itu. Hanji hanya melakukan tugasnya sebagai ketua untuk mengumpulkan kita kemari. Pasti ada suatu tujuan." Irvin tetap saja tersenyum dan berusaha menenangkan Rivaille.

Rivaille hanya menghela napas saja dan memutuskan untuk membaca buku yang ia bawa. Eren dan Mikasa langsung saja duduk di kursi yang ada dan Hanji tampak berbincang dengan kedua temannya itu.

Hanji, Rivaille dan Irvin adalah teman sekelas di kelas 3-1. Memang rasanya agak mustahil untuk mempercayai bahwa ketua club film adalah seorang Hanji Zoe yang agak nyentrik dan tidak terlalu menyukai film. Hanji lebih tertarik kepada hal berbau ilmiah daripada seni seperti film. Kenapa juga Hanji masuk ke dalam club film dan bisa menjadi ketua?

Meski begitu kemampuan Hanji dalam menilai cerita juga melihat peluang sangatlah hebat. Dengan ide nyentriknya dalam mencari tema untuk membuat film, ia bisa membuat film buatan clubnya laku dan disukai oleh banyak orang ketika festival di sekolah mereka tiap musim gugur. Lalu Hanji membuatkan DVD dan menjualnya secara online atau mengupload film mereka di berbagai macam situs untuk mencari keuntungan.

Benar-benar jenius.

Hanji memperhatikan semua orang yang ada di ruangannya, ia menghela napas karena anggota lainnya belum datang. Padahal ia sudah memanggil mereka semua, ia hanya duduk dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kemana yang lainnya? Hanya kalian saja yang datang?" gumam Hanji.

Tidak lama terdengar bunyi pintu yang diketuk dan terbukalah pintu itu. Ada tiga orang yang datang, seorang pemuda berambut pirang dengan wajah manis seperti seorang gadis, gadis berambut pirang dengan gadis yang tinggi.

"Armin, Christa, Ymir." sapa Eren.

"Hai Eren dan semuanya. Maaf kami terlambat." ujar Christa.

Mereka bertiga memutuskan untuk segera duduk di kursi masing-masing. Armin mulai mengobrol dengan Mikasa dan Eren begitu juga Ymir dan Christa. Hanji masih menunggu dengan setia kedatangan anggota lainnya.

Sebenarnya Ymir tidak ingin masuk ke dalam club film ini, tetapi karena Christa ikut di dalamnya ia pun masuk ke dalam club film. Ia ingin bisa berada di samping gadis itu terus. Christa juga merasa senang Ymir bisa masuk di club yang sama dengannya.

"Hanya kalian saja yang datang? Kalau tidak ada yang datang lagi aku akan memulai pertemuan." ujar Hanji yang melirik ke arah semua orang yang sudah datang.

"Pertemuan apa?" tanya Ymir.

Baru saja Ymir bertanya seperti itu, pintu ruangan diketuk dan beberapa anggota club film yang lain langsung masuk ke dalam. Hanji merasa senang melihat kedatangan semua anggotanya itu. Sasha, Connie, Jean, Bertholdt, Reiner, Petra, Erd, Gunther dan Auruo baru saja datang. Hanji langsung saja menyambut mereka dengan senang, bahkan ia mendekati Petra dan menggenggam tangan gadis itu lalu mengajaknya berputar-putar seperti menari.

"Ah, Ha-Hanji-senpai... Pusing..." gumam Petra.

"Oh, maaf maaf~ aku terlalu senang kalian semua datang~" Hanji melepaskan Petra dan ia menuju kursinya. Matanya menatap ke arah semua anggotanya yang sudah datang.

"Senpai, tadi sebelum mereka semua datang kau bilang akan mengadakan pertemuan. Pertemuan apa?" tanya Ymir lagi.

"Pertanyaan bagus! Kalian semua tahu kan, bahwa di musim gugur nanti sekolah kita akan mengadakan festival. Dan setiap tahun pula, club kita akan memperlihatkan film bagi para pengunjung. Mungkin kalian murid kelas satu belum tahu, makanya aku beritahu." ujar Hanji.

Irvin dan Rivaille yang merupakan murid kelas tiga sama seperti Hanji tahu tentang festival sekolah mereka yang dilaksanakan setiap musim gugur. Begitu pula dengan Petra, Erd, Gunther dan Auruo yang sudah mengalami festival itu tahun lalu dan sekarang tahun kedua mereka berpartisipasi dalam festival. Sedangkan sisanya adalah murid kelas satu yang belum mengetahui detail acaranya.

"Saat festival kita akan mempromosikan film buatan kita?" tanya Armin.

"Tentu saja. Club kita akan sangat sibuk menjelang festival itu. Kita akan membuat film seperti biasa. Tapi...kita butuh film dengan tema yang unik."

"Tahun lalu pengunjung yang melihat film kita hanya sedikit." gumam Gunther.

Hanji tampak berpikir dengan serius untuk mencari ide film tahun ini, sedangkan yang lain hanya terdiam. Ada yang memikirkan ide seperti Hanji, tapi ada juga yang mengobrol. Membuat film dengan tema yang unik itu membutuhkan ide yang segar dan tidak pasaran, meski pasaran juga harus memiliki daya tarik lainnya.

"Ah! Aku ada ide!" teriak Hanji semangat. "Kita akan membuat film dengan tema BL ya~"

Otomatis semua murid terdiam, terutama para anggota cowoknya. Tema itu memang "unik" karena mereka belum pernah membuat film dengan tema seperti itu. Jean terlihat paling tidak terima dan langsung berdiri dari kursinya.

"Kenapa harus film seperti itu, Hanji-senpai?" tanya Jean.

"Soalnya~ film dengan tema seperti ini sedang populer. Aku baru ingat dan kita tidak boleh menyia-nyiakan peluang yang ada untuk menarik pengunjung." jawab Hanji santai.

Jean tampak depresi mendengar jawaban Hanji. Mau dikemanakan harga dirinya karena ikut serta dalam film seperti itu. Rivaille dan Hanji tidak menunjukkan ekspresi berisi penolakan, mereka tetap terlihat tenang.

"Lalu siapa saja yang berperan dalam film ini?" tanya Sasha.

"Tentu saja semua anggota cowok kita~"

Semua anggota cowok rasanya ingin terjun dari ruangan mereka sekarang juga. Memang populasi cowok di club ini lebih banyak daripada cewek dan memungkinkan untuk membuat film BL. Hanji tersenyum puas karena merasa idenya bagus. Apalagi banyak wajah tampan di clubnya, bisa menarik perhatian banyak pengunjung.

"Lalu yang mengurusi naskah dan lainnya? Kita hanya ada..." Petra terdiam dan menghitung jumlah anggota perempuannya yang terdiri dari dia, Christa, Ymir, Mikasa dan Hanji.

"Tidak apa. Kita akan mencari orang lain yang akan membantu kita."

"Ano... Hanji-senpai, BL itu apa?" tanya Eren.

Semua langsung menoleh ke arah Eren yang bertanya dengan polosnya. Mereka menatap dengan pandangan horor. Hari gini gak tahu apa itu BL? Betapa polosnya Eren ini. Hanji yang mendengar pertanyaan itu hanya tersenyum-senyum saja.

"Kau polos sekali, Eren. Aku jadi semakin ingin menistaimu. Ufufufu..." tawa Hanji yang langsung mendekati Eren dan mencubit-cubit pipinya gemas. Ia tidak sadar bahwa ada dua pasang mata yang menatapnya tajam.

"Eto... Jadi apa itu sebenarnya?"

"Ehem... BL adalah Boys Love atau kau bisa menyebutnya gay atau homo. Iya~ kita akan membuat film seperti ini. Tapi... tidak semua anggota cowok bisa turut serta. Aku akan menunjuk siapa saja yang berpartisipasi dalam film ini."

"HEEE! KITA AKAN MEMBUAT FILM KAYAK GITU?!"

Terdengar jeritan Eren yang membuat semuanya merasa sakit telinga. Hanji tampak tidak peduli dengan teriakan Eren setelah mendengar kenyataan pahit apa arti BL itu. Ia memperhatikan ke arah semua anggota cowok dan tersenyum senang. Sepertinya dia sudah menemukan mangsa baru dalam film berikutnya. Dia berdehem biar suasana sedikit dramatis dan menatap semuanya.

"Aku sudah memutuskan yang tidak terlibat dalam film ini dan membantu para anggota cewek adalah Connie, Erd, Gunther dan Auruo. Sisanya selamat~ kalian terpilih untuk berperan dalam film ini sebagai tokoh utama~"

Keempat orang yang disebutkan namanya merasa bahagia karena terbebas dari film laknat ini tapi berbeda dengan Jean yang tampak depresi, Armin dan Bertholdt memilih untuk pasrah saja, Reiner hanya diam dan memikirkan sesuatu, Irvin dan Rivaille yang terlihat tenang dan Eren yang kebingungan.

"Lalu siapa yang menulis naskah?" tanya Sasha.

"Itu aku! Ups, aku harus segera menulis naskahnya. Sampai jumpa~" Hanji langsung saja bergegas pergi meninggalkan semua anggotanya di dalam ruangan.

"Akhirnya bebas!" ujar Connie bahagia.

"Kenapa juga harus aku yang terlibat?" gumam Jean depresi.

"Kau harus profesional dalam menjalankan peran." ujar Rivaille yang menatap Jean dengan wajah datarnya.

"Tapi..."

"Kau memilih club ini atas pilihanmu sendiri bukan? Jika iya, lakukan apa saja yang bisa kau lakukan dan berusaha profesional dalam melaksanakan peranmu. Ini juga termasuk latihan berakting."

Jean terdiam mendengar ucapan Rivaille dan ia pundung, mau tidak mau ia harus melakukannya. Tapi masalahnya ia kehilangan sisi keren di hadapan Mikasa jika berperan dalam film seperti itu. Armin berusaha menenangkannya dengan menepuk pundaknya.

Mikasa menatap ke arah Eren dan menyentuh pundaknya, matanya berkilat serius dan terlihat hendak menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Eren sampai terkejut dibuatnya.

"Bagaimanapun caranya aku akan membuatmu tidak bermain dalam film ini." ujar Mikasa mantap.

"E-eh?"

.

.

.

Sedangkan di sebuah kelas kosong, Hanji sedang berkutat dengan laptopnya. Ia mengetik dengan cepat bahkan sampai tidak terlihat gerakan tangannya. Hanji tidak bisa dihentikan jika sedang serius seperti sekarang. Terlihat senyuman di wajahnya itu dan sesekali ia tertawa.

"Ahahaha... Aku harus memanfaatkan aset yang dimiliki clubku. Film ini pasti laku!" ujar Hanji yang kembali mengetik dengan serius.


Keesokan harinya semua anggota club film kembali dikumpulkan di ruangan, mereka dipanggil oleh Hanji. Hanji bilang mereka harus berkumpul jam 10 tapi sekarang sudah jam 11 dan sang ketua belum memperlihatkan batang hidungnya di tempat ini.

"Kemana Hanji-senpai? Lama sekali." gumam Jean.

"Pasti sebentar lagi tiba. Kau sabar saja, Jean." ujar Armin.

Tidak lama pintu terbuka dengan kasar dan sosok Hanji langsung saja masuk ke dalamnya. Hanji tampak membawa banyak kertas dan menaruhnya di meja, ia memperhatikan semua anggotanya yang sudah datang tepat waktu dan tersenyum-senyum.

"Hai semuanya~ maaf aku terlambat. Aku kembali merevisi naskah buatanku dan mencetaknya untuk kalian para pemeran utama. Silahkan~"

Hanji langsung memberikan naskah yang cukup tebal itu kepada Eren, Jean, Armin, Bertholdt, Reiner, Rivaille dan Irvin. Mereka semua memperhatikan naskah itu dan Hanji langsung berdehem agar semua perhatian tertuju padanya.

"Ehem, jadi begini... Untuk film baru kita ini, aku sudah menentukan siapa yang akan berpasangan dengan siapa. Langsung saja aku sebutkan bahwa Rivaille dengan Eren, Irvin dengan Armin, Reiner dengan Bertholdt dan Jean sebagai pihak ketiga. Aku menyebutkannya berdasarkan urutan seme-uke lho~ jadi tidak boleh ada yang protes."

Semuanya terdiam mendengar ucapan Hanji yang tampak tidak berdosa itu. Lihat saja wajah Hanji seperti seorang fangirl yang diberikan puluhan koleksi doujin, wajah yang terlihat sangat bahagia. Diam-diam Petra dan Christa melirik ke arah Hanji dan tersenyum puas dengan pasangan yang Hanji pilihkan itu.

"Tunggu! Kenapa juga aku harus jadi pihak ketiga?!" tanya Jean tidak terima.

"Iya~ soalnya kurasa kau cocok jadi pihak ketiga." jawab Hanji santai.

Armin dan Eren yang dipasangkan dengan para senior hanya terdiam dan menunduk malu. Bayangkan saja, mereka dipasangkan dengan idola para gadis di sekolah mereka dan akan menjadi pasangan selama proses pembuatan film berlangsung. Irvin melirik ke arah Armin dan tersenyum menenangkan seperti biasa, Armin sedikit gugup melihat wajah seniornya itu.

"Mohon kerja samanya, Armin. Kita akan berpasangan selama film ini." ujar Irvin.

"Eh? Ah, i-iya Irvin-senpai..." Armin masih tampak gugup bertatapan langsung dengan Irvin.

Sedangkan Eren melirik ke arah Rivaille, tanpa sang pemuda berambut cokelat ini sadari bahwa Rivaille juga melirik ke arahnya. Pandangan mata mereka bertemu dan Eren langsung menoleh ke arah lain, tentu saja rasanya malu. Ia dipasangkan dengan Rivaille yang adalah idola sekolahnya juga orang yang ia kagumi, rasanya ia ingin terjun saja karena tidak tahu harus berekspresi seperti apa.

"Kuharap kau tidak menyusahkan nanti, Eren. Aku lebih suka jika kau bisa melakukannya dengan profesional." ujar Rivaille dengan nada datarnya.

"I-iya, Rivaille-senpai!" jawab Eren langsung.

Mikasa menatap ke arah Rivaille dengan tatapan tajam, ia tidak rela saudara angkatnya itu dipasangkan dengan Rivaille meski hanyalah film. Di matanya Rivaille adalah saingannya, entah karena masalah apa tapi yang pasti ia harus menjaga Eren dari seniornya itu.

Sedangkan Bertholdt dan Reiner yang memperhatikan isi naskah itu hanya terdiam, Bertholdt menghela napas karena ia memilih untuk pasrah saja dalam film ini. Tapi bukan hal yang buruk ia dipasangkan dengan Reiner, mengingat mereka sahabat sejak kecil dan sudah terbiasa bersama meski hanya berdua saja. Berperan sebagai pasangan juga bukan hal yang cukup sulit.

"Bagaimana menurutmu, Bertholdt?" tanya Reiner.

"Mau bagaimana lagi. Kita harus bisa profesional dalam melakukan pekerjaan, ini demi club film kita. Kurasa tidak ada salahnya kita mencoba." jawab Bertholdt.

Reiner tersenyum dan sedikit menyenggol lengan sahabatnya itu, mereka terlihat akrab satu sama lain dan saling bercanda. Hanji melirik ke arah mereka berdua dan melihat Reiner yang mengelus-elus rambut Bertholdt ketika pemuda jangkung itu duduk di kursinya. Senyuman lebar terlihat di wajah Hanji.

'Sudah kuduga mereka itu cocok sekali.' batin Hanji senang.

Hanji langsung berdehem agar diperhatikan oleh mereka semua, mereka menoleh dan Hanji tersenyum senang. Para anggota cewek dan cowok yang tidak terpilih merasa senang karena mendapatkan pemeran utama untuk film baru ini.

"Nah, kalian hafalkan naskah itu ya. Kuberi waktu tiga hari untuk menghafalnya. Waktu kita tidak banyak, musim gugur sudah bagai di depan mata. Kita harus menyelesaikan film ini secepatnya dan meraih banyak pengunjung untuk menonton film kita!"

"Iya!"

Semuanya tampak setuju kecuali ketujuh orang peran utama itu, apalagi Jean. Ia tidak menyangka akan mendapat peran yang sama sekali tidak ia harapkan. Sudah bermain dalam film BL lalu menjadi pihak ketiga pula. Siapa juga yang harus ia perebutkan? Menyusahkan, Jean semakin larut dalam depresinya.

"Kalian bisa baca selengkapnya di dalam naskah itu, atau mau kubacakan saja intinya? Ah, sebaiknya kalian baca dulu, tidak seru jika kalian tidak tahu jalan ceritanya. Aku membuatnya sampai subuh tadi." ujar Hanji yang menganggukkan kepalanya karena ia puas dengan ceritanya.

"Hanji-senpai, Eren tidak akan melakukan adegan yang aneh-aneh bukan?" tanya Mikasa langsung.

"Aku tidak bisa menjaminnya, Mikasa sayang. Karena ini film BL ya pastinya ada sesuatu di dalamnya. Kau tahu itu kan?" ujar Hanji.

Mikasa langsung cemberut dan melirik ke arah Rivaille dengan aura yang mengerikan. Tatapan matanya seolah berkata 'menyentuh Eren kau akan berurusan denganku.'. Tapi Rivaille cuek saja dengan Mikasa, ia tidak memperdulikan gadis itu dan melirik ke arah Eren yang berusaha mengerti inti ceritanya.

"Baiklah! Dengan ini pertemuan kita hari ini selesai! Mohon kerja samanya, wahai tujuh asetku~" ujar Hanji yang menatap ke arah tujuh pemeran utama di filmnya.

Ini barulah permulaan dari sebuah pembuatan film di club mereka tahun ini.

Baru permulaan...

Belum ada kejadian lainnya kan?

Hanji sangat menantikan apa yang bisa terjadi selama proses pembuatan film, ia melirik ke arah Christa dan Petra yang menyunggingkan senyuman manis mereka. Tampaknya mereka bertiga yang paling menanti kejutan yang ada.

To be Continued

A/N: Hai semuanya, selamat tahun baru, dan sekarang memang masih nuansa tahun baru...^^

Aku kembali dengan membawa fic multichapter lagi, kali ini dengan 3 pair di dalamnya. Masing-masing mendapatkan asupannya, jadi jangan khawatir... XD Kalau misalnya ada sedikit kesamaan kata dengan fic lain itu tidak disengaja, karena fic ini murni kubuat sebelum membaca fic yang ada...

Sampai jumpa di chapter berikutnya...