Chapter 1

Just a human and a spark

Tahun ketiga di SMA, setelah melewati semua hal gila menyangkut kadal raksasa—Kanima, Alpha Pack, Nogitsune, Zomby bitch-Kate Argent, Stiles menyadari jika ia punya batasan yang sudah hampir habis. Ia manusia biasa yang cuma terdiri dari tulang belulang rapuh seberat 50 kg yang tidak akan sembuh bila dihantam tinju feral werewolf atau cakar seorang Alpha, atau iblis atau zombie. Terutama ketika Beacon Hill menjadi pusat dari urusan paranormal dan abnormal untuk orang normal. Maka ia memutuskan untuk pergi, menghilang, lenyap dari tempat kelahirannya sekaligus terkutuk ini.

Bukan berarti ia menghilang seperti kelinci di topi sulap atau anak bermasalah yang kabur dari rumah—walau semua tanda-tanda anak bermasalah macam kebiasaan berbohong, biang kerok, PTSD, serangan panik, mimpi buruk, insomnia, ada semua padanya. Ia memutuskan kuliah sejauh mungkin dari Beacon Hill. Maka pilihan jatuh ke NYU, sedangkan teman-temannya yang tersisa memutuskan tetap tinggal di Beacon Hill, bahkan si Jenius Lydia.

Lydia, otak Jenius Lydia, yang punya hasrat besar menjadi wanita karir, bersinar dalam karirnya sebagai ahli matematika, mengubah tujuan hidupnya setelah ia mengungkap rahasia paling dalam yang ada di darahnya sebagai seorang Banshee.

Tidak pernah terpikirkan ia pergi dan Lydia tinggal. Selama ini selalu ia yang ingin tetap tinggal di Beacon Hill. Ia tidak pernah ingin jauh dari ayahnya. Tapi kini ia harus atau ia akan gila. Toh, dari awal ia bukan pack dan tidak akan pernah menjadi pack. Derek sudah menegaskan hal itu dari awal. Terlebih Derek dan Scott menyatukan kekuatan, menciptakan Hale-McCall Pack dan mengadopsi—puppy smug bastard—Isaac, posisinya sebagai sahabat Scott tergantikan dan apa yang menjadi hubungan satu-satunya dengan Pack hilang. Tidak ada yang pernah membicarakan fakta ini atau menyangkalnya, itu semua mengalir begitu saja seakan sebuah hal normal. Dan itu menyakitkan.

Ia bisa saja menyatakan diri lebih pantas dari yang lain untuk bergabung pada Pack, karena sedari awal, bahkan sebelum Alison atau Lydia atau Danny, ia sudah berada di tengah-tengah prahara ini. Ia penyatu, perekat dan salah satu alasan adanya Hale-McCall. Tapi ia memilih pergi. Ada batasan bagi manusia biasa untuk terluka atau disakiti, atau dihianati.

Sehari sebelum ia pergi ke New York, ia mendatangi Deaton. Mengemukakan keputusannya yang hanya dibalas dengan senyum sedih dan setumpuk buku tentang Spark dan Sihir, "Untuk kau baca seandainya kau tertarik nantinya."

Deaton pernah berkata jika ia punya Spark, tapi sisa kegelapan dari Nogitsune membuatnya tidak seimbang, namun bukan berarti lenyap. Sparknya terlalu kuat untuk kalah dengan kegelapan kitsune itu, dan dengan jaminan latihan serius ia mungkin bisa mengembalikan potensinya. "Spark bisa menjadi Flame, Flame bisa menjadi Burn. Dan hanya para Mage saja yang memiliki Burn. Kau punya potensi mencapai itu. Jika kau tertarik aku punya kontak di New York yang bisa membinamu selama kau kuliah disana."

Maka, ia mengambil jurusan sosiologi antropologi dengan minor mitiologi, dan pergi ke New York dengan luka, depresi dan hati hancur. Ia pergi lebih awal, bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal pada siapapun kecuali ayahnya dan Lydia. Dalam perjalanan, ia mematahkan kartu SIM nya, membeli yang baru dan hanya mengirimkan nomor barunya pada ayahnya dan Lydia.

Musim panas pertama di asrama anak tahun pertama ia sekamar dengan Hilton anggota Ruby dan James seorang Nerd penggemar video game yang juga kebetulan Gay. Sebagai seorang BI yang belum terbuka secara ofisial, ia tidak masalah dan tidak punya niat membenarkan ke-straight-annya. Ia menjalani tahun pertamanya senormal mungkin bahkan hampir terasa sebuah anti klimaks. Ia pergi ke kampus, mengerjakan tugas di perpustakaan, main PS2, dan membaca buku dari Deaton.

Pada awalnya ia hanya mempraktekkan sigil-sigil perlindungan sebagai percobaan di pintu kamar. Hilton dan James tidak berkomentar dan mungkin hanya menganggapnya anak gotic atau semacam penganut aliran sesat—banyak remaja yang terjangkit penyakit ini sebagai bentuk tingginya hormon masa puber. Tapi setelah sigil itu membuat seorang bully anti gay terlempar ketika ingin melewati pintu kamar untuk mengejar James, ia membuktikan jika sigil itu berfungsi dan spark-nya memang nyata. Maka, ia menghubungi kontak yang diberikan Deaton dan berusaha membagi waktu antara tugas kuliahnya dan tugas sihirnya.

Mentornya adalah pria paruh baya keturunan Hawai-Swiss yang memiliki tinggi 190 cm, berkulit eksotis dengan rambut pirang hampir putih yang membuatnya terlihat seperti villain di komik superhero. Stiles menebak jika Harry tahu ia mantan anggota Hale-Scott pack, tapi pria itu tak pernah berucap apapun atau penasaran tentang masa lalunya.

Ia melakukan studi intensif pada liburan semesternya, memilih tetap di New York dibandingkan kembali ke Beacon Hill, berniat menuntaskan studi sihirnya secepat mungkin. Harry takjub sekaligus gamang dengan daya serap dan adaptasinya dalam belajar sihir. Bahkan saat tubuhnya hampir colaps dan kakinya hampir tidak bisa menyangga, ia terus mendorong hingga batas daya terakhir. Maka, pada akhir libur semester, tiga hari sebelum hari pertama masuk, ia menuntaskan studinya dan mendapatkan tato.

Itu pertamakalinya Harry menunjukkan keterkejutan dan rasa penasarannya saat Stiles membuka kaos dan memperlihatkan punggung penuh bekas luka. Tidak pernah sekalipun ia membuka pakaian di depan orang lain. Bahkan di musim panas ia selalu memakai lengan panjang. Bahkan tidak pada bekas Pack-nya.

Ada bekas luka cakaran berwarna keperakan secara diagonal membelah punggungnya dengan sisa-sisa penyiksaan Gerald disekitarnya berupa bekas-bekas sayatan dan rokok. Bagian dadanya tidak lebih baik, karena ada bekas Nogitsune di jantungnya dan bekas Harakiri di perutnya. Lengan dan kakinya lebih baik dengan bekas luka biasa dari malam-malam penuh teror ia berlarian di hutan.

Harry menjelaskan kekuatannya yang akan diimplementasikan menjadi empat buat tato. Tato yang paling besar dan menjadi pusat berbentuk pentagram dari unsur bumi, karena dari sanalah kekuatannya paling besar berasal. Berbentuk lingkaran dengan simbol pohon Nemeton di pusatnya. Sulur-sulur menjalin pada pentagram lain yang lebih kecil dibahu kanannya yang bersimbol mata alpha yang menunjukkan unsur Api. Menyambung kembali pada pentagram lebih kecil lainnya di bahu kiri yang bersimbol sayap menunjukkan unsur udara. Pentagram terakhir di bagian paling bawah, dekat pinggul dengan simbol gelombang yang menunjukkan unsur air.

Malam di hari ia mendapat tato, Deaton menelepon untuk mengucapkan selamat. Tapi yang lebih mengejutkan seorang Deaton mengutarakan rasa sesalnya, "Beacon Hill pack tidak sadar kehilangan apa mereka saat melepaskanmu."

"Aku hanya manusia, Deaton. Aku tidak dibutuhkan disana."

"Manusia sekaligus Mage. Berbeda dengan Druid, kau bisa menjadi Emissary yang sangat kuat."

"Jika aku memilih bersama serigala."

"Jika kau memilih bersama serigala, tapi kau tidak," jeda sejenak, "Apa rencanamu?"

Ia menghela napas, "Entahlah. Apapun itu, aku tidak ingin kembali sebagai orang yang lemah, Deaton."

"Tidak pernah sebelumnya kau menjadi orang yang lemah, Stiles. Tidak pernah sekalipun."

Berakhirnya mentoringnya bersama Harry, bukan akhir masa belajarnya. Tapi kini ia bisa mandiri mengembangkan kemampuannya cukup dengan membaca buku-buku yang akan terus di-update oleh Harry dan Deaton. Tanpa jadwal yang sepadat sebelumnya, ia punya waktu luang untuk bermain bersama teman sekamarnya. Menikmati masa kuliah seperti pemuda normal, minum di pub, berkencan, tapi tidak pernah sekalipun ia punya hubungan serius. Tidak akan pernah jika setiap berhubungan ia tidak mau menyingkap pakaiannya. Lukanya adalah tanda yang membekas hingga jiwanya dan tatonya adalah hal paling pribadi yang tidak mungkin dibaginya dengan siapapun.

Helton dan James tidak memperdulikan hubungan semalamnya, walau ia bisa melihat rasa penasaran pada James. Hubungan mereka tidak terlalu dalam untuk mengurusi urusan pribadi macam itu. Dan sekalipun ia selalu mengoceh, mereka tahu ia menyimpan rahasia terdalamnya. Mereka tidak pernah tahu dirinya sebelum Nagitsune, sehingga mereka menganggap tingkahnya normal saja.

Pada tahun ketiga kuliahnya, mengejutkan saat ia mendengar perekrutan Agen di NYU. Hanya karena coba-coba dan desakan dari kedua teman sekamarnya ia mengikuti ujian. Ia menunggu bersama sederet remaja yang duduk gelisah dan menahan semangat. Sedangkan ia duduk sangat diam, bahkan tidak menunjukkan kebiasaannya menggerak-gerakkan kaki karena ADHD. Semenjak ia mampu mengkoleksi sihirnya, penyakit ADHD itu lenyap. Jika tidak, maka ia pasti lebih ribut dibandingkan peserta lain.

Saat namanya dipanggil, ia memasuki ruangan dengan satu bangku kosong menunggu di depan empat orang pengawas. "Mr. Stilinski, silakan duduk," kata salah satu dari tiga orang pria berjas hitam mahal yang tampak identik. Ia tidak tahu ini ujian untuk perekrutan Agen macam apa, yang jelas, dengan muka kaku dan nada tenang yang dingin itu meneriakkan sekali tentang Agen pemerintahan. Ia ragu ini FBI, mungkin lebih ke CIA? Atau malah NASA?

Ia menatap pria itu sekilas sebelum mengambil tempat. "Silakan mengisi lembar ujiannya."

Ia mengecek lembar soalnya; tidak ada batas waktu ujian. Ia melirik sekilas para pengawasnya, sikap mereka masih sempurna, membuatnya hampir yakin mereka takkan menggaruk bahkan jika hidungnya dihinggapi nyamuk.

Ia membaca pertanyaan-pertanyaannya secara sekilas, membuatnya mengerutkan dahi dan ingin berteriak 'kalian bercanda?'

1. Mana yang akan anda pilih antara menyelamatkan orang yang anda kenal sementara 1000 orang meninggal, atau menyelamatkan 1000 orang dan sementara orang yang anda kenal meninggal.

a. Menyelamatkan orang yang dikenal

b. Menyelamatkan seribu orang

Tanpa ragu ia memilih A. Apa yang bisa ia lakukan untuk 1000 orang itu jika orang yang ia cintai saja tidak bisa ia selamatkan?

4. Apakah anda akan memilih memiliki anak, tapi terpaksa meninggalkannya. Atau lebih memilih tidak memiliki sama sekali.

a. Memiliki anak

b. Tidak memiliki anak

Tentu saja tidak memiliki anak, idiot. kau pikir anak itu apa? barang mainan yang sekali buat, hilang minat, langsung buang?

5. Apa yang anda pilih, jika anda dihadapkan pada pilihan meninggalkan rekan yang terluka agar misi berhasil, atau meninggalkan misi demi melindungi rekan anda dan mencari kesempatan untuk melanjutkan misi.

a. Meninggalkan rekan

b. Meninggalkan misi

Ia tidak menjawabnya. Itu pilihan idiot. Ia menulis disisi jawabannya, cari alternatif lain. Aku tidak akan sebodoh itu sampai dihadapkan pada situasi macam ini. mungkin aku akan membunuh lebih dulu musuh sialan yang melukai rekanku. Jika masalahnya ada pada senjata, seperti peluru habis atau pisau hilang, ingatkan aku untuk selalu membawa pemukul baseball-ku. Aku belum pernah dikecewakan oleh benda itu terutama saat berhadapan dengan psikopat, cakar atau kadal raksasa. Kuharap agensi apapun ini tidak akan pernah menghadapi gozila.

Stiles menulis sambil menyeringai. Siapa peduli apa yang kutulis. Bukan berarti ia benar-benar ingin diterima.

40. Apa yang ada pilih jika anda dihadapkan pada situasi dimana sebuah bom nuklir di dalam pesawat komersil dijadwalkan meledak di atas kota pada penduduk bersama teroris internasional yang tidak diperbolehkan mati.

a. Membiarkan bom meledak sementara menyelamatkan diri

b. Mengancam sang teroris agar mau memberikan sandi untuk menghentikan nuklir

c. Membuang bom ke laut agar meledak sebelum mencapai kota

Ia tidak menjawab pertanyaan soal ini, alih-alih menulis. Apa itu nuklir buatan Rusia? Atau Amerika? Jika nuklir itu tipe menggunakan sandi, maka solusi lebih mudah aku akan meng-heck satelit, melacak GPS-nya, mengganti lokasi pesawat menjadi lokasi dimana nuklir itu dibuat sehingga ia akan menonaktifkan dirinya sendiri. Jadi aku tidak perlu melalui pengalaman hidup dan mati dalam pesawat bersama teroris. Aku lebih dari cukup bersama laptopku.

Stiles menyelesaikan soal itu tak kurang dari 20 menit, membuat pengawasnya menaikkan alis. "Oke, aku sudah selesai. Apa ini cukup atau ada lagi?"

Satu-satunya pengawas wanita berdiri untuk mengumpulkan lembar jawabannya. Sementara yang lain berterima kasih dan mempersilakannya keluar dari ruangan. Ia menangkap wajah teman-temannya dan menghampiri sambil menyengir. Mereka sudah lebih dulu menyelesaikan ujian dan hanya menungguku untuk pergi bersama ke kafe kopi. "Bagaimana ujiannya?" tanya Hilton.

Ia menyengir lebih lebar, "entah kenapa saaaaangat melegakan." James hanya menyunggingkan senyum sementara Hilton memutar bola mata. "Yo! Waktunya Double Expreso!"

Seminggu kemudian ia menerima surat yang dilayangkan ke alamat asramaku. "Dude! Coba lihat. Aku dapat surat!"

"Dari rumah?"

Kedua temannya menengok dari balik bahu, ikut mengintip isi suratnya. "Tanpa tanda pengirim?"

Ia membuka kertasnya.

Selamat mr. Genim Stilinski. Anda telah diterima sebagai intern bersama 127 dari 2845 orang. Kontak selanjutnya silahkan hubungi Email xxxxxx .

Agen Hackham LV (7)

Hilton bersiul, "Wow! Aku tidak mengira saingan kita sebanyak itu ketika ujian."

"Mungkin ujian tidak hanya dibuka di NYU." Stiles lebih menaruh perhatian pada alamat Email di pojok bawah dekat simbol elang.

"Selamat Stiles!" Stiles tidak melihat tanda kecewa dari mereka karena tidak menerima surat yang sama. Mereka tidak pernah berharap di terima.

Dan ia diterima? Dengan semua jawaban konyol di lembar ujiannya? Ia melipat kertas itu kembali dan memutuskan membuka E-mail.

xxxXxxx

Agen Sarah Keint adalah orang yang ditugaskan menjemputnya sekaligus menjadi orang SHIELD pertama yang ia temui. Wanita itu tinggi, bahkan lebih tinggi darinya. Berambut hitam pendek dengan kulit pucat tanpa tai lalat. Mata birunya memandang tajam seolah bisa menusuk dan mengetahui rahasia paling dalam. Tapi ia sudah berurusan dengan mata merah, mata biru atau mata emas, dan semua pemilik mata itu bercakar, membuatnya mampu menahan tatapannya dan mempertahankan kepalanya tetap tinggi. Agen Keint menaikkan alisnya dan ujung bibirnya sedikit terangkat.

"Mr. Stilinski. Selamat datang di SHIELD."

Ia menaikkan alis, "SHIELD maksudmu S.H.I.E.L.D—The Strategic Homeland Intervention, Enfercoment and Logistics Division—SHIELD?" Ya dia tahu, ya dia hafal kepanjangannya. "Organisasi super rahasia dengan nama kepanjangan yang ia tidak yakin singkatannya dibuat untuk kepanjangannya atau malah kepanjangannya dibuat untuk singkatannya—agensi yang mengurus Avengers dan membiarkan mereka mengobrak-abrik setengah bagian kota?"

Senyum disudut bibir itu semakin lebar memperlihatkan gigi ala seringai Werewolf, "Ya. Mr Stiliski. SHIELD yang sama. Dan sebagai pembelaanku, kami melawan Alien, mr. Stilisnki. Tidak ada yang bisa mempredikisi kapan dan dimana makhluk brengsek itu muncul."

Wow umpatan pertama. Jika semua orang di SHIELD sepertinya, mungkin ia akan betah, karena siapapun tahu ia tak punya filter. "Oh, please. Seakan kalian tidak tahu aku dipanggil Stiles. Mr Stilinski adalah ayahku." Katanya sambil mengikuti wanita itu masuk ke sedan hitam. "Wow. SHIELD. Mereke menginginkanku? Apa mereka tidak salah orang." Keint mengambil kursi kemudi dan tanpa banyak bicara meluncurkan mereka ke pusat kota.

Ia meraih berkas di kursi penumpang disebelahnya, melambaikannya, "Menurut berkas ini tidak. Stiles Stilisnki 20 tahun. Ayah seorang Serief, masih hidup. Berasal dari Beacon Hill dan tidak kembali kesana selama tiga tahun ini. Tinggal di New York sejak kuliah di NYU jurusan Sosiologi Antropologi minor mitologi... hm... pilihan yang menarik. Anak bermasalah sejak SMA dengan beberapa berkas penahanan—kau cukup punya nyali." Ia mendengus. Wanita itu melemparkan tatapan dari kaca spion. "Pengidap ADHD dengan IP sempurna 4.0 tapi tidak pernah benar-benar menjalani tes IQ, termasuk 2 terdepan dalam angkatannya. Peraih nilai tertinggi dalam ujian intern—"

"Huh? Tunggu, tunggu. Apa kau bilang? Aku peraih nilai tertinggi?"

Ia menaikkan alis lagi.

"Dengan jawaban ujian macam itu?

"Jangan meremehkan standart SHILED mr Stilinski—"

"Stiles. Aku tidak mengerti mengapa aku diterima."

"Well, aku akan menjelaskannya ditempat tujuan kita."

"Apa kau akan membawaku ke Helicarrier?"

"Kau tahu?"

Ia memutar bola mata, membalas, "Oh, internet. Seakan teknologi canggih kalian bisa menutupinya. Beritanya ada dimana-mana," dan dengan nada yang sama, menambahkan, "Jangan meremehkan internet, Agen Keint."

"Tentu, Stiles." Stiles menyengir.