Warning
Gaje, agak OOC alur kecepetan, alur berantakan, ceritanya aneh, EYD ancur-ancurran, TYPO, etc
Genre
Romance, drama, adventure, family, etc
.
.
.
.
.
Chapter 1
.
.
.
.
.
Setelah perang bloody valentine akhirnya berakhir, walaupun peperangan telah berakhir, ketegangan antara EA (Earth Alliance) dan PLANT masih terasa, selain itu bagi sebagian orang peperangan tersebut maih menyisakan luka yang mendalam bagi banyak orang.
Saat ini, PLANT memiliki pemimpin baru menggantikan pemimpin sebelumnya Patrick Zala yaitu Gilbert Dullandal. Sedangkan EA kali ini dikuasai oleh organisasi yang disebut LOGOS yang dipimpin oleh Jibril. Sedangkan ORB saat ini dipimpin oleh putri dari Uzumi Nara Atha pemimpin sebelumnya yaitu Cagally Yula Atha.
Setelah perang berakhir, para crew Archangel dan Eternal pun memulai kehidupan mereka yang baru. Dearka dan Yzak kembali ke PLANT dan kembali menjadi prajurit ZAFT. Said an Mirialia kembali ke ORB dan melanjutkan cita-cita mereka. Sedangkan Athrun, Lacus, Walthfeltd dan Mariu mengikuti Cagally ke ORB. Athrun menjadi Asisten Cagally, Lacus bersama Malchio tinggal di sebuah rumah dengan beberapa anak yang telah kehilangan orang tua mereka. Sedangkan Walthfeltd dan Mariu membantu di Morgenreito.
Mungkin banyak yang menanyakan dimana Kira Yamato. Setelah peperangan itu, Kira Yamato menghilng menghilang setelah peperangan dan tida diketahui demana keberadaannya, termasuk kedua orang tuanya. Setelah kondisi Kira pulih, ia tiba-tiba saja menghilang dan pergi entah kemana.
2 tahun kemudian
ORB Headquarter Office
"Cagally, jangan banyak melamun! Asih ada segunung pekerjaan yang harus kau lakukan hari ini." Kata seorang Bermuda bberambut biru kehitam-hitaman kepada gadis pirang yang tengah duduk di meja kerjanya dengan segunung kertas berada di meja tepat di depan matanya.
"Aku tahu, tapi otakku lelah. Beri aku waktu untuk beristirahat sebentar." Jawab gadis yang benama Cagally tersebut dengan lelahnya. Tentu ia sangatlah lelah, walaupun ia masih berumur 18 tahun namunn sebagai pengganti ayahnya, Cagally harus bisa membangun kembali Negara ORB yang hancur akibat peperangan. Namun alasan utama yang membuat ia lelah bukanlah itu.
Pemuda yang ada disamping Cagally itu tahu, apa alasan utama gadis disampingnya ini mudah kelelahan. Bukan hanya karena pekerjaannya, melainkan karena memikirkan saudara kembarnya sekaligus sahabat terbaik pemuda ini yang telah lama menghilang. Pemuda itu pun menyentuh pundak Cagally untuk menenangkan gadis itu dan agar gadis itu menoleh padanya.
"Hahh… jangan terlalu banyak difikirkan, Cagally. Aku yakin kira pasti baik-baik saja. Percuma kalau kau terus memikirkan dia seperti ini. Aku yakin ia juga tak ingin kau sepert ini, Cagally." Terang pemuda itu pada Cagally agar gadis itu bisa terlepas dari pikirannya tentang saudaranya yang menghilang.
"Tapi Athrun, ini sudah 2 tahun, dan kita sama sekali tidak menemukan satu pun berita tentang keberadaan Kira.! Dia bahkan tidak bertemu dengan kedua orang tuanya. Sebenarnya apa yang ia fikirkan?" lirih Cagally dengan emosi yang meluap. Tubuhnya bergetar menahan tangis. 'Salahkah ia jika ia mengkhawatirkan Kira. Kira adalah saudaranya, satu-satunya keluarga yang ia punya. Salahkah ia jika ia ingin berkumpul dengan saudaranya dan lebih mengenal dirinya. Tapi kenapa Kira malah pergi? Apakah Kira tak menginginkan ia menjadi saudaranya?' Pikir Cagally dengan negative.
"Aku mengerti, Cagally. Mungkin ia masih butuh waktu. Berikan ia waktu untuk menenangkan diri. Mungkin baginya masalah ini masih sangat sulit untuk ia terima. Luka batin yang kemarin ia dapatkan pasti tidak mungkin untuk pulih dalam waktu yang singkat." Ucap Athrun memberikan pengertian kepada Cagally.
"Tapi sampai kapan? Ini sudah 2 tahun, Athrun. Dan 2 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Aku ini saudara kandungnya, walaupun belum lama kami mengetahuinya, wajar kalau aku ingin dia berada di dekatku. Dia satu-satunya keluarga yang aku punya. Kenapa hiks… Kenapa ia malah pergi? Hiks… hiks… Aku tahu ia terluka. Tapi kenapa ia tidak mau membagi lukanya dengan kita? Kenapa ia malah menanggungnya sendiri. Apa ia sudah tidak menganggap kita sebagai keluarganya? sahabatnya? Hiks… hiks…" Tangis Cagally yang akhirnya pecah. Ia tidak bisa menahan air matanya saat ia memikirkan tentang Kira.
Athrun pun dengan segera menghampiri Cagally dan duduk di sisi kursi Cagally lalu mendekap tubuh Cagally yang bergetar karena menangis. Cagally pun membalas pelukan Athrun dan menangis di dekapan pemuda itu. Ia mengerti bagaimana perasaan Cagally saat ini. Ia juga bingung kenapa tiba-tiba sahabatnya itu menghilang dan membuat gempar semua orang.
'Sebenarnya apa yang telah terjadi padamu, Kira? Kau membuat semua orang khawatir dengan kepergianmu.' Tanya Athrun dalam hatinya.
Malchio House
Terlihat seorang gadis cantik berambut pink panjang memakai dress berwarna putih sedang menyiapkan makan siang untuk anak-anak asuhannya bersama Malchio. Mantan penyanyi dan salah satu orang yang berpengaruh di PLANT ini begitu telaten menyiapkan makan siang mereka. Setelah terlihat rapi dan tersaji di meja makan, ia pun keluar dan memanggil anak-anak dan Malchio untuk makan siang.
"MALCHIO-SAN! ANAK-ANAK…! WAKTUNYA MAKAN SIANG" Teriak Lacus kepada anak-anak yang sedang bermain di pantai.
Mendengar teriakan dari Lacus, beberapa saat kemudian terlihat segerombolan anak-anak segera menghampiri Lacus dan sambil berteriak.
"KAMI DATANG…!" Teriak anak-anak yang menggema di sekitar daerah itu.
Setelah melihat anak-anak itu masuk ke rumah. Lacus segera menasihati mereka untuk mencuci tangan dulu sebelum makan. "Sebelum kalian makan, kalian harus cuci tangan dulu. Kalian kan tadi main kotor-kotoran di luar. Nanti kalau kalian tidak cuci tangan, kumannya akan menyebar dan menyebabkan kalian sakit perut. Ayo… cuci tangan! Setelah itu, kalian baru boleh makan siang. Aku tunggu di meja makan,"
"BAIK…" Jawab anak-anak.
Setelah mencuci tangan, anak-anak pun kembali ke meja makan dan memulai acara makan siang mereka. Semuanya terlihat lahap memakan makanan yang telah tersedia di meja makan. Berbeda denagn Lacus, ia sama sekali belum menyentuh makanannya. Terlihat saat ini ia tengah memikirkan sesuatu. Pikiranya sama sekali tidak focus dengan keadaan di sekitarnya.
"….san"
"…nee-san"
"LACUS ONEE-SAN…!" Panggil salah satu anak panti tersebut dengan suara yang agak keras. Karena sejak tadi Lacus tidak menjawab panggilannya.
Lacus pun tersentak dan akhirnya menatap salah satu anak yang telah memanggilnya tadi. "Ada apa, Janie? Apa masakannya tidak enak?" Tanya Lacus
Anak yang dipanggil Janie itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan bertanya balik kepada Lacus. "Makanannya enak kok! Tapi kenapa Lacus Onee-san tidak makan? Dari tadi aku lihat Nee-san melalum terus? Sedang memikirkan apa? Nanti makanannya keburu dingin kan jadi tidak enak." Jelas Janie kepada Lacus.
Lacus yang tertangkap basah tengan melamun pu menyangkal pernyataan Janie. "Aku tidak apa-apa, Janie. Hanya sedikit lelah." Jawab Lacus berbohong.
"Kalau begitu cepat makan! Agar Nee-san bisa mengisi tenaga Nee-san." Nasihat Janie kepada Lacus.
"Baik… baik…!" Jawab Lacus sambil tersenyum walaupun di dalam otaknya masih melamunkan tentang dia.
Sejak tadi, sebenarnya Lacus memikirkan tentang Kira. Kemana pemuda berambut coklat itu pergi? Kenapa ia menghilang? Kenapa ia harus pergi dari sahabat-sahabatnya dan keluarganya? Dan yang lebih penting kenapa pria yang telah mencuri hatinya itu malah menolaknya. Apakah ia pergi karena tak mau berdekatan dengannya?
Flasback
Kusanagi Ship
Terlihat seorang pemuda dan pemudi berbincang. Gadis berambut pink di samping pemuda itu terlihat sangat gugup saat ingin memulai berbincang dengannya. Sang gadis tengah memegang sebuah cincin yang ingin ia berikan kepada pemuda dihadapannya.
"Kira…" Panggil sang gadis kepada pemuda yang dipanggil Kira tersebut.
"Ada apa, Lacus?" Tanya pemuda yang bernama Kira tersebut.
"Ini…" terlihat sang gadis bernama Lacus menyerahkan sebuah cincin polos kepada Kira.
"Cincin? Tapi untuk apa?" Tanya Kira dengan kebingungan. Sebenarnya ia tahu apa maksud Lacus menyerahkan cincin itu padanya. Namun ia tak mau asal menebak dan membiarkan gadis itu menjelaskan apa maksud ia menyerahkan cincin itu.
"Aku ingin kau menyimpannya! Aku ingin kau selalu berada disisiku. Aku ingin selalu bersamamu. Aku mencintaimu. Karena itulah, setelah peperangan ini berakhir, kembalilah bersama cincin ini." Jelas Lacus kepada Kira.
Kira sangat terkejut dengan pernyataan Lacus, meskipun ia tahu Lacus akan mengatakan hal ini, ia masih tidak menyangka bahwa tunangan sahabatnya itu akan mengatakan hal seperti ini. Ia bingung harus menjawab apa kepada gadis cantik dihadapannya ini.
"Lacus… Tapi… Athrun? Bukankah ia tunanganmu?" Tanya Kira pada Lacus. Karena walau bagaimana pun ia tak ingin menyakiti sahabatnya. Ditambah lagi ia juga masih belum tahu bagaimana perasaan dirinya pada Lacus.
"Aku dan Athrun sekarang tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Aku tidak mencintainya. Lagipula pertunangan aku dengan Athrun adalah kesepakatan kedua orang tua kami, bukan atas dasar cinta. Lagipula Athrun juga tidak mencintaiku. Athrun sudah menemukan cintanya. Dan aku memilih takdir cintaku adalah dirimu, Kira." Jelas Lacus saat menyataka seluruh perasaannya saat itu pada Kira.
Kira pun kembali berfikir. Mungkin memang benar bahwa Lacus sudah tidak bertunangan dengan sahabatnya Athrun. Namun entah mengapa hatinya saat ini tidak bisa dibuka untuk orang lain termasuk gadis cantik yang berada dihadapannya saat ini. Hati dan pikirannya saat ini masih mengingat sesosok gadis yang ia telah pikir telah ia sakiti yaitu Fllay Allstar. Ia tak bisa berhenti memikirkannya, mengingatnya. Karena walau bagaimana pun ia telah melakukan hubungan dengan gadis itu melebihi hubungan antar sahabat, bahkan yang sepasang kekasih lakukan. Walupun saat ini gadis itu berada di tangan EA (Earth Alliance) tapi sulit baginya untuk melupakan gadis itu. Gadis dihadapannya ini memang sangatlah cantik, baik dan pemberani. Namun sepertinya ia masih belum bisa menerima semua itu.
"Maaf Lacus… Tapi sepertinya aku tidak mungkin bisa untuk menerima ini dan juga cintamu padaku." Jawab Kira sambil menyerahkan kembali cincin itu kepada Lacus.
"Tapi… Kenapa?" Tanya Lacus dengan heran kepada Kira.
Kira pun tersenyum dan menjelaskan kenapa ia tidak bisa menerima cincin dan cinta Lacus.
"Aku tidak bisa menerima cincin ini karena saat ini aku tidak bisa membalas perasaan cintamu padaku, Lacus. Saat ini, aku masih memikirkan tentang peperangan kita saat ini. Memikirkan bagaimana caranya mengakhiri semua peperangan ini. Selain itu, aku masih belum bisa melupakan pikiranku tentang dia." Jelas Kira kepda Lacus.
"Dia?" Tanya Lacus. 'apakah saat ini ada seseorang yang Kira cintai?' batin Lacus.
"Hmm… Aku merasa aku masih terikat dengannya. Dan sampai saat ini, aku masih belum bisa menghapus dirinya dari otakku. Dulu, aku telah melanggar janjku padanya, aku menyakitinya dan aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan melindunginya. Tapi, kemarin aku melanggar janjiku lagi. Aku tidak bisa melindunginya dan akhirnya dia dibawa pergi." Terang Kira pada Lacus.
"Apakah gadis itu adalah Fllay Allstar? Gadis yang berasal dari kru Archangel yang tak sempat kau selamatkan?" Tanya Lacus dengan tidak sabar.
"Ya… Karena itulah aku minta maaf, aku tidak bisa mengembalikan perasaanmu padaku. Aku yakin aka nada banyak lelaki yang lebih baik dibandingkan dengan diriku. Dan jangan khawatir, aku pasti kembali, ne…" Jawabnya dan meyakinkan Lacus semuanya akan baik-baik saja.
Flashback End
'Kau memang kembali setelah pertempuan itu berakhir, Kira. Tapi kenapa kau langsung menghilang? Apa sampai saat ini kau masih mencintainya? Tapi ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Apa yang sebenarnya kau cari, Kira? Kenapa kau tak segera kembali?' batin Lacus.
Morgenreite
Seorang wanita berambut panjang sebahu berwarna coklat sedang memberikan arahan kepada kepada para teknisi mengenai maintaining Mobile Suit dibantu oleh seorang lelaki berambut yang sama dengan wanita itu dengan luka di mata sebelah kirinya. Setelah selesai memberikan arahan, mereka pun mengistirahatkan diri mereka sambil meminum kopi.
"Haaahhh… benar-benar melelahkan. Aku harus benar-benar berterima kasih kepada Murdock-san dan teknisi yang lain di Archangel yang sudah setiap hari melakukan pekerjaan seperti ini dulu di Archangel. Pekerjaan seperti ini benar-benar tidak ada habisnya." Keluh Mariu.
"Maa… Apa boleh buat? Inilah pekerjaan kita saat ini. Kita tidak bisa seenaknya mengeluh. Masih beruntung kita mendapatkan kerja seperti ini. Ucap Waltfeld.
Mariu pun menghela nafas
"Haaahh… kau benar. Sebenarnya aku tidak pernah menyangka akan bisa hidup damai seperti ini. Menjadi seorang Captain Archangel di medan pertempuran membuatku berfikir untuk menyerah dan menjalani kehidupanku sebagai Captain dan terus bertempur. Aku tidak menyangka akan merasakan kedamaian itu sekarang." Curhat Mariu kepada Waltfeld.
"Hmm… kau benar, hidup seperti ini tidak buruk juga. Tapi aku merasa kita benar-benar turun jabatan. Dari seorang Captain menjadi seorang teknisi. Hidup benar-benar misterius."
Mendengar curhatan Waltfeld, Mariu pun tertawa.
"Ahahahahahaha… Apa kau menyesal? Apa kau ingin kembali? Aku yakin PLANT akan memberikan jabatan yang sangat tinggi itu padamu." Canda Mariu.
"Jangan bercanda… Lagipula aku sudah bilang bahwa hidup sperti ini tidak terlalu buruk. Aku juga membutuhkan kedamaian. Susah payah mendapatkan untuk apa aku sia-siakan." Kata walteld.
"Benar juga, memiliki kehidupan yang damai seperti ini membuatku berfikir bahwa pertempuran 2 tahun lalu itu hanyalah mimpi. Mimpi buruk yang telah usai setelah kita bangun dari tidur kita."
"Benar sekali…"
"Tapi, ngomong-ngomong tentang pertempuran, Kira-kun belum ditemukan sejak peperangan itu berakhir. Padahal ialah yang paling berjasa atas berakhirnya peperangan waktu itu. Aku bahkan elum sempat mengucapkan terima kasih karena selama ini ia telah melindungi kami. Kami berhutang banyak padanya."
"Hmm.. Mungkin dia memerlukan waktu untuk kembali, permasalahan yang ia miliki bukan hanya tentang pertempuran waktu itu melainkan juga tentang jati dirinya. Pertama kali mendengar tentang penelitian yang telah dilakukan oleh ayah kandungnya saja jujur masih terdengar syok di dalam fikiranku. Apalagi jika aku sendiri yang mengalaminya aku mungkn tidak sanggup untuk menerimanya. Apalagi ia masih remaja. Pikirannya masihlah sangat labil. Meskipun kami adalah Coordinator, kami juga tetap seorang manusia. Butuh waktu bagi manusia untuk menerima kenyataan seperti itu. Apalagi menerima keluarga barunya."
"Kau benar, ini adalah sesuatu yang harus ia atasi sendiri. Kita tidak bisa seenaknya untuk ikut campur dalam masalah pribadinya. Tapi aku berharap ia berada disini bersama kita. Setidaknya untuk memastikan jika ia baik-baik saja." Ucap Mariu sambil menyesap kopinya beberapa kali.
"Ma.. suatu saat nanti pasti kita dapat menemukannya, kan! Lagipula Cagally sudah mengirimkan beberapa orang untuk mencarinya. Aku yakin tak lama lagi ia akan segera ditemukan. Kita hanya harus bisa untuk bersabar." Hibur Waltfeld
"Kau benar."
ORB Headquarter Office
"Cagally, apa kau sudah menandatangani document yang tadi aku berikan padamu?" Tanya Athrun. Meskipun hari sudah sore, namun ternyata pekerjaan mereka masihlah sangat banyak. Sepertinya mereka akan lembur hari ini.
"Dokumen yang mana? Aku tiak ingat. Kau tidak lihat disini banyak sekali dokumen-dokumen bertebaran di mejaku. Aku tidak mungkin hanya ingat pada satu dokumen. Yang ini saja belum selesai." Keluh Cagally. Ia benar-benar lelah dengan pekerjaannya saat ini. Yang ia lihat di depan matanya hanyalah kertas semua. Ingin sekali ia menghirup udara segar di luar sana.
"Jangan mengeluh! Ini sudah menjadi tanggung jawabmu. Lagipula aku tadi kau kan sudah beristirahat. Dokumen yang aku maksud adalah proposal untuk perbaikan sarana dan prasarana di daerah Hyama. Daerah itu sama sekali belum terjamah oleh kita. Selain itu juga banyak sekali sarana dan prasarana mereka yang rusak berat akibat pertempuran yang lalu. Selain itu juga masih banyak sekali masyarakat yang tinggal disana. Maka dari itu aku segera memintamu untuk segera menandatanganinya." Jelas Athrun pada Cagally sambil mencari proposal yang ia maksud. Dan akhirnya ia temukan dan langsung ia ambil agar terpisah dengan dokumen yang lain.
Cagally geram mendengar masih ada wilayah di negaranya yang masih belum diperhatikan. Karena selama ini ia telah memerintahkan seluruh petinggi Negara untuk memperbaiki seluruh sarana dan prasarana yang di Negara mereka akibat peperangan.
"Kenapa masih ada wilayah yang belum terjamah? Bukankah aku sudah bilang kita harus focus kepada perbaikan sarana dan prasarana di semua wilayah. Siapa yang bertanggung jawab atas wilayah ini?" teriak Cagally dengan emosi.
"Gubernur Haruyama… Cagally, bisakah kau tenang dan tidak berteriak? Maka dari itu aku dari tadi meminta dirimu agar konsentrasi dalam pekerjaan. Kalau seperti ini terus, pasti banyak sekali pekerjaan penting yang akan tertinggal. Cagally, saat ini kau bukan lagi putri dari pemimpin Negara ORB melainkan Pemimpin Negara ORB itu sendiri. Jangan kau campur adukkan masalah pribadimu dengan pekerjaan. Aku yakin kira baik-baik saja. Dia juga pasti tidak ingin kau menjadi seperti ini." Nasihat Athrun kepada Cagally.
Cagally pun mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia meregangkan tubuhnya, menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia pun berusaha untuk focus dengan dokumen-dokumen didepannya.
"Baiklah… mana dokumennya? Kau sudah menemukannya kan?" Perintah Cagally terhadap Athrun.
Athrun pun tersenyum melihat Cagally yang sudah mulai focus pada pekerjaannya dan segera memberikan dokumen yang diminta.
Sementara di tempat lain, terlihat seorang anak kecil berumur 2 tahun berjenis kelamin perempuan berambut merah marun dengan mata berwarna ungu sedang bermain dengan berbagai mainan yang ada di sekitarnya di sebuah ruangan yang tak begitu luas.
Ia pun menghentikan permainannya ketika mendengar ada seseorang yang membuka pintu dan memanggilnya.
"Feyra, ayo kita pulang!" Ajak seorang pemuda remaja dengan rambut berwarna coklat dan mata berwarna ungu.
Melihat sosok yang sudah lama gadis kecil itu tunggu-tunggu, gadis kecil itu pun tertawa senang dan mengulurkan kedua tangannya sambil berteriak "Papa!"
Si pemuda yang di panggil 'papa' itu pun tersenyum dan segera menggendong balita lucu yang baru berumur 2 tahun tersebut.
.
.
.
.
.
~~~~~T.B.C.~~~~~
Akhirnya, selesai juga nih cerita Gundam Seed. Dari kemarin kepikiran terus n akhirnya aku memutuskan untuk membuat cerita Gundam Seed. Fanfic ini cerita tentang kira dan teman-teman usai perang bloody valentine pertama. Aku harap kalian mau membaca cerita ini. Tolong riview dan kasih tau apa kekurangan fic ini ya... Chaooo...
