Disclaimer : Nakamura Shungiku

Warning : gaje

Don't read if you don't like

Author : Hallo minna-san...^^

Takano : *plak* jangan hiraukan author bodoh ini! Ia anak baru di sini. *jleb*

Ritsu : Taaakaanoo-saann... sikapmu ini sungguh tidak sopan!

Takano : *menatap tidak senang* oohh... jadi kau sekarang memihaknya setelah 25 tahun kita bekerja sama dalam cerita ini.

Ritsu : Ap... aku tidak ber-mgghh..

*Kiss Scene Ritsu and Takano*

Takano : jangan membuatku cemburu seperti ini, kau kan milikku. *evil smile*

Ritsu : *blushing* apa yang ka...

Author : OIIIII! Kapan bagianku HAH?! Aku kan authornya kenapa kalian yang riweuh sendiri! Cepat pergi ke belakang panggung untuk siap2 pentas sekarang juga! (?)

Takano : *merangkul Ritsu dan membawanya pergi* ayo Onodera, author seperti itu tidak bagus untuk jiwa dan kesehatanmu...

Author : *api berkobar-kobar* Takano! AWAS kau ya! Cerita berikutnya akan ku jodohkan RITSU dengan YOKOZAWA!

Takano : *memberikan death glare* coba saja kalau kau berani2 melakukan hal itu...

*Glek!*

Minna-san selamat membaca... gomenne kalo tidak rame dan gaje..

*jangan menatapTakano...jangan menatap Takano...jangan menatap Takano...*

Chapter 1

Ritsu mendesah pelan, ia kembali menatap tumpukan naskah dari Mutou-sensei di hadapannya. Benar-benar bos nya itu, Masamune Takano, tidak pernah membiarkannya untuk beristirahat sedetik pun. Ditambah kepalanya yang berdenyut-denyut tak karuan membuatnya makin tersiksa, tidak biasanya kondisi tubuh Ritsu seperti ini. Sejak memasuki Emerald, ia sudah biasa merasakan lelah yang teramat sangat karena tumpukan naskah yang harus diedit olehnya, namun sekarang? Melihat kertas saja sudah ingin muntah rasanya. Entah karena apa...

Ritsu menutup kedua matanya sambil mendesah keras, tidak! Ia tidak boleh sakit! Apa pun yang terjadi ia harus menyelesaikan tugas yang bagikan neraka ini! Pikir Ritsu frustasi.

PLAK!

Rasa sakit yang dideritanya semakin menjadi-jadi saja gara2 gulungan kertas yang menubruk kepalanya*emangnya mobil*, dan ia tahu siapa yg memukulnya dengan gulungan kertas bodoh itu...

Ritsu berbalik, menatap orang berambut hitam yg menatapnya tajam.

"Ada perlu apa Takano-san?!" nada suara Ritsu masih terkontrol...

"Tidak baik day dreaming di saat tumpukan naskah yg harus kau edit berada di depanmu. Lebih baik cepat kau kerjakan tugasmu itu, kalau kau tak ingin kutambahkan pekerjaan lagi!" ujar takano acuh tak acuh, Ritsu hanya mendengus kesal, tak perlu Takano memberi tahu pun ia sudah tahu. Ia hanya mendesah pelan, malas berdebat dengan Takano di saat kondisinya seperti ini, apalagi ia tak ingin Takano tahu bahwa keadaanya sedang memburuk. Rasa sakit di kepalanya malah menjadi-jadi, Ritsu berusaha menyembunyikan hal itu dari Takano.

Takano yang merasa aneh dengan diri Ritsu, langsung menyadari ada hal aneh pada orang yang dicintainya. Tangan yang dingin itu menyentuh kening Ritsu, membuat Ritsu blushing ditambah dengan jantung yang berdebar-debar dan sakit di kepalanya menjadi parah.

"Kau sakit?" Yup! Coba kalau kau yg merasakannya Takano, pasti Ritsu takkan menderita seperti ini*yang bikin kan authornya*, tersadar dari kekagetannya Ritsu segera menepis tangan Takano dengan kasar.

"Aku tidak apa-apa!" Ritsu tak berani menatap Takano, ia takut Takano malah mengetahui kebohongannya. Yang menyadari keanahan pd Ritsu bukan hanya Takano saja..

"Oii? Ricchan, apa kau sakit? Wajahmu begitu merah," Kisa mendorong kursinya -yg memang bersebelahan dgn Ritsu- mendekati Ritsu. Hal itu sontak membuatnya kaget, apalagi Takano berada di belakangnya. Ritsu memaksakan seulas senyum,

"Aku tidak apa-apa, Kisa-san." Lagi! Kali ini tangan dingin Kisa yang menyentuh keningnya,

"Keningmu terasa panas, kau mungkin demam Ricchan." Perkataan itu membuat Takano kembali menatapnya tajam. Sebelum Takano menariknya, beruntung Hatori memanggilnya, merasa terselamatkan Ritsu segere bangkit, kesalahan fatal yang ia buat. Yang Ritsu ingat pekikan kaget Kisa, dan terkejutnya Takano saat dengan sigap menahan tubuhnya yg jatuh pingsan. Dunia terasa berputar-putar, dan akhirnya menjadi gelap gulita.

To Be Continued...

Takano : kok cuma segitu sih?

Author : tiba2 ideku menghilang*garuk2 kepala*

Ritsu : kenapa aku harus pingsan segala?

Takano : agar kau bisa jatuh ke dalam pelukanku *menyentuh dagu Ritsu dan mendektakan wajahnya*

Author : Takano... jika kau mencium Ricchan-ku, akan ku hapus kau dalam cerita ini..

Kisa : 'Ricchan' adalah panggilan dariku, kenapa kau mengambilnya?*tiba2 dtg, langsung di tendang author*

Takano : *death glare* kau bilang Ricchan-mu? Kalau kau mengatakannya sekali lg akan ku ganti kau dengan author lain...

*Glek!*

Minna-san, maaf ya sampai di sini dulu. Tiba-tiba mogok nih... ketegangannya muncul di chapter berikutnya. dan maaf kalo ceritanya gaje...

Thank's yg udah baca my First fanfic sekaiichi hatsukoi... aku anak baru di sini jadi tolong kasih review dan masukannya ya senpai...^^ Arigatou...

Please for review...^^