Summary: "aku sudah lelah…" jeritan hati Naruto yang tak mampu lagi menahan semua penderitaannya. Akankah dia mendapatkan kedamaian?

Saya tahu saya semestinya melanjutkan cerita saya yang lain, tapi ide ini ga bisa ilang dari kepala. Jadi saya menulisnya dan jadilah cerita ini. Mungkin untuk update selanjutnya ga akan sebentar…

Nikmatilah!!!!

Baka Tantei Seishiro Amane present…

A FADED LIGHT

CHAPTER 1: TIRED

Kehidupannya penuh dengan pertarungan. Satu pertarungan muncul setelah pertarungan lainnya. Dia telah menjalani ini sejak kecil. Dia telah belajar cara menggunakan kunai, saat sebagian anak lain masih bermain. Dia harus melakukannya, atau kalau tidak dia akan mati.

Setiap hari, dia mendapat pukulan dan tendangan. Dia belajar untuk berlari kalau lawannya terlalu banyak, dan belajar melawan kalau lawannya hanya 1-2 orang. Dia pun belajar bersembunyi kalau dia tidak dapat berlari menghindari pengejarnya.

Namun, dia tetap bersemangat juga tersenyum, walau dia tak mengenal kebahagiaan. Akhirnya, dia dapat lulus dari akademi dan masuk ke dalam tim 7. Guru mereka mengatakan bahwa mereka harus bersahabat. Dia tidak tahu apa itu sahabat. Dia tidak pernah memiliki apa yang disebut sahabat itu. Namun, dia tetap berharap bahwa dengan menjadi bagian dari tim, dia akan diakui dan mendapatkan perhatian orang-orang.

Namun, semua tidak seperti harapannya. Yang mendapat perhatian adalah sang keturunan Uchiha. Walau dia selalu bekerja keras dalam misinya, keberhasilan misinya selalu dikaitkan dengan lelaki itu.

Dia tidak menyerah. Dia terus berusaha. Bahkan, monster dalam dirinya, yang menjadi penyebab kenapa dia dibenci pun akhirnya kehilangan kebenciannya, dan tidak pernah berusaha menghalangi atau mengganggunya dalam usahanya untuk diakui. Sang rubah bahkan memudahkannya menggunakan kekuatannya, suapaya dia dapat melaksanakan amanat Hokage, satu-satunya yang melihatnya sebagai seorang individu.

Bukan sebagai monster atau orang tak berguna. Dia mematuhi perintahnya, melindungi penduduk desa, walau mereka membencinya. Dia pun terus berusaha menjadi kuat. Walau dia berkata bahwa dia menjadi kuat untuk mengalahkan sang pewaris sharingan, sebenarnya dia berlatih agar dia dapat diakui. Oleh semua orang. Namun, semua pengakuan, bahkan oleh guru dan teman satu tim-nya, hanya diberikan pada lelaki itu.

Akhirnya, seseorang mengakuinya. Seorang lelaki bernama Jiraiya. Seorang mesum. Namun, dia mau mengajarinya cara menjadi kuat. Dan mengajarinya untuk melindungi orang-orang disekitarnya. Dia juga salah satu diantara sedikit orang yang melihatnya dibalik 'topeng' nya. Yang lainnya hanya Iruka, Hokage, dan seorang gadis pemalu bernama Hinata.

Dia terus berusaha sendiri, dan bersembunyi dibalik 'topeng'nya. Tak ada seorangpun, kecuali lelaki itu yang menyadari bahwa dia memakai 'topeng' bernama keceriaan. Namun, dia tetap tak mampu melihatnya dibalik 'topeng itu. Semua orang yang tahu dia yang sebenarnya berusaha membujuknya memperlihatkan sisi asli dirinya, paling tidak pada timnya. Namun, dia tetap memakai 'topeng' tersebut.

Lelaki itu pun pergi. Demi balas dendamnya, dia menuju tempat seorang mantan ninja yang jahat, demi mendapatkan kekuatan. Dia dipersalahkan, karena telah menunjukkan perkembangan dirinya, membuat lelaki itu terlihat lemah. Walau kini teman satu timnya telah melihatnya lebih dari sekedar orang tak berguna, dan juga tidak ikut menyalahkannya atas kegagalannya membawa kembali lelaki itu. Namun, ekspresi sedihnya membuatnya tidak mampu untuk tidak menjanjikan gadis itu untuk membawa kembali lelaki itu.

Walau begitu, semakin lama para anggota dewan semakin menyalahkannya. Apalagi selama posisi Hokage kosong, karena kakek Hokage, satu-satunya orang yang dia percaya, dibunuh oleh lelaki ular itu, yang kemudian memuat temannya mengkhianati desa ini.

Dia pun mulai merasa putus asa dan ingin pergi dari desa. Jiraiya yang melihat itu, mengajaknya pergi. Dia bilang pada semua orang bahwa dia menarik Naruto menjadi muridnya. Dia pun berkata bahwa akan membawanya pergi berlatih selama beberapa lama. Sebenarnya, tidak hanya itu saja. Dia berusaha menjauhkan Naruto dari dewan, dan meyakinkannya untuk tidak pergi.

Naruto sekali lagi berhasil diyakinkan. Dia tetap menjadi bagian dari Konoha. Dia berlatih bersama Jiraiya, dan Jiraiya mengajarinya banyak hal. Tak hanya jurus, tetapi juga tentang ketetapan hati, dan harapan pada Naruto. Dia pun mendapat semangat baru.

Setelah 2 setengah tahun berlalu, dia pun kembali dari perjalanannya. Walau begitu, penduduk masih membencinya. Dia segera dijadwalkan dalam misi, dan bertemu dengan Tim barunya, semenjak gurunya kembali menjadi ANBU. Kedua anggota timnya, yang ternyata mantan ANBU juga, langsung menyadari 'topeng' yang dia kenakan selama ini. Salah seorang dari mereka, yang memiliki kemampuan menjadikan lukisan nyata, memanggilnya 'tanpa kemaluan', karena menyembunyikan dirinya selama ini.

Mereka mendapat tugas menyelamatkan salah satu orang seperti dirinya. Sebenarnya, itu adalah trik para anggota dewan. Mereka ingin agar dia ditugaskan dalam sesuatu yang sangat penting, dan gagal, agar mereka dapat menyalahkan dia, lalu menghukum dan membuatnya dalam pengawasan ketat, agar mereka dapat memanfaatkan kekuatan monster dalamdirinya.

Yang mereka tidak duga, adalah bahwa dia telah berkembang cukup tangguh untuk menyelesaikan tugas yang bahkan mustahil bagi kebanyakan orang. Lelaki itu berhasil diselamatkan, bahkan membuatnya semakin dihormati oleh lelaki itu dan seluruh desa yang dipimpinnya.

Lalu, mereka melakukan hal lainnya, dengan mencoba membuatnya sebagai aset berharga Konoha, dan menahannya dari 'ancaman luar'. Walau sebenarnya mereka hanya ingin membuat Naruto tinggal di desa, supaya mereka dapat menekannya. Mereka tidak berhasil juga.

Mereka kembali menekan Naruto saat mereka mendapat informasi tentang anggota timnya yang berkhianat. Dengan memanfaatkan perasaannya, mereka membuatnya memaksa Tsunade mengirimnya pergi. Dia yang begitu dirasuki keinginan mengembalikan temannya, juga kemarahan kepada lelaki ular yang telah mempengaruhinya, mengamuk saat melawan lelaki ular itu. Dia melepas kekuatan monster dalam dirinya, dan mengacuhkan teriakan monster itu, yang tidak menginginkan hal itu terjadi.

Mereka pun gagal kembali, karena sang Uchiha menolak untuk kembali. Bahkan, dia berusaha melakukan sesuatu yang berbahaya, hingga dicegah oleh pembimbingnya yang baru, si lelaki ular itu. Saat mereka kembali, dia kembali berurusan dengan anggota dewan. Mereka kini punya bukti untuk menahannya, dan mengubahnya menjadi senjata mereka.

Dia akhirnya menjadi seorang ANBU. Tsunade, berusaha dengan seluruh kemampuannya untuk menjauhkan tangan anggota dewan dari dia, namun tidak dapat menolak tuntutan dewan. Akhirnya, dia menjadi seorang ANBU. Pelatihan ANBU yang kejam membuatnya cukup depresi. Jiraiya, sekali lagi menyelamatkannya dari keputus asaan dengan melatihnya teknik pertapa, seperti halnya dirinya.

Namun, sebelum mereka memulai berlatih, Jiraiya menemukan informasi yang menunjukkan tempat pemimpin akatsuki. Dia pun meninggalkannya. Di tengah pelatihannya, tiba-tiba dia mendengar berita bahwa Jiraiya telah wafat dalam pertarungan. Dia semakin tenggelam dalam kesedihan.

Para katak, yang telah diamanatkan telah mengajari dia, datang padanya. Dia pun setuju melakukan pelatihan, kerena dia ingin dapat melindungi semua orang seperti Jiraiya. Namun, dalam hatinya dia mulai mempertanyakan, kenapa dia harus melindungi mereka? Mereka membencinya, dan ingin melihatnya mati.

Dia segera membuang jauh-jauh pikirannya. Mereka mulai berlatih menjadi pertapa, seperti keinginan Jiraiya. Itu cukup membantu membuatnya melupakan kematian orang yang berharga baginya. Para katak pun memperlakukannya seperti mereka memperlakukan Jiraiya. Itu membuatnya merasa senang, karena untuk pertama kalinya, dia diterima sebagaai seseorang, bukan sebagai monster.

Saat dia baru saja menyelesaikan pelatihannya, pertarungan kembali datang. Kali ini, kembali di Konoha, seperti saat ujian chuunin. Hanya saja, yang menyerang kali ini adalah seorang bernama Pein. Saat dia kembali, sebagian besar Konoha telah hancur. Walau banyak orang telah mengakuinya, masih banyak pula yang membencinya.

Mereka menyalahkannya atas kejadian ini, dan menekannya untuk mengalahkan Pein. Dia melakukannya. Namun, tekanan mereka membuatnya tak fokus, dan kalah dari Pein. Kemudian, hal itu terjadi.

Demi melindunginya, para pertapa dan Hinata bertarung dengan Pein. Mereka tidak sebanding, dan hanya menjadi bulan-bulanan Pein. Lalu, Pein menusuk salah satu katak dan Hinata. Saat itu juga, semua kesedihan dan keputus asaannya muncul ke permukaan. Dia langsung menarik chakra monster itu, yang sekarang menjadi partner terbaiknya.

Dia masih mendengar jeritan monster itu, yang tidak menginginkan dia memakai chakranya yang merusak itu, namun dia mengacuhkannya. Untuk pertama kalinya, dia menyuarakan perasaanya.

"Aku sudah lelah... Terlalu lelah untuk terus bertarung... Terlalu lelah untuk tetap berdiri tegak, menghadapi semua ini... Biarkan aku menyelesaikan semua ini..." Dia berkata, sebelum berubah wujud menjadi replika monster dalam dirinya. Dia pun menyerang Pein. Dia meraung, namun terdengar seperti raungan kesedihan.

Pertarungan tak berlangsung lama. Sebagai orang yang juga terjebak dalam lingkaran iblis bernama pertarungan, dia pun mengerti dengan pasti, apa yang dia rasakan. Kelelahan yang amat sangat, karena selalu disalahkan dan dihadapakan pada pertarungan, dimana mereka tidak boleh kalah karena akan banyak nyawa melayang saat mereka kalah.

Satu-satunya cara menyelesaikan ini adalah dengan mati dalam pertarungan, namun tak ada yang kalah maupun menang. Maka mereka melakukan itu. Naruto dan Pein memakai kekuatan terlarang untuk saling beradu. Mereka semakin kuat, namun semakin mendekati ajal mereka.

Akhirnya, Pein memakai teknik terkuatnya, yang membuat leluhurnya dahulu mampu mengalahkan monster terkuat. Sedangkan dia, telah berubah wujud sepenuhnya ke dalam wujud monster itu.. Mereka sudah sampai pada batas mereka. "Pein... Ini serangan terakhirku... Setelah ini, mungkin kita tak akan bernapas lagi. Kau tidak masalah dengan itu?" tanyanya. Sebagai shinobi, mereka telah mengetahui maksud orang yang melawannya saat mereka beradu kekuatan.

Pein tersenyum, untuk pertama kalinya. "Bagiku, itu tidak masalah. Mungkin, dengan kematian kita, kita akan terlepas dari kutukan kita ini, Naruto-san." Dia dan Naruto mengangguk. Mereka pun mengumpulkan semua kekuatan terakhir mereka, dan menyerang untuk terakhir kalinya.

Terjadi ledakan besar akibat serangan mereka. Seluruh Shinobi Konoha melihat pertarungan ini dengan sediah. Mereka tahu, dari mata kedua ninja yang sedang bertarung, bahwa mereka menginginkan kematian mereka sendiri. Tsunade terduduk lemas, karena dia kembali gagal mempertahankan orang yang dianggap berharga baginya.

Kakashi tertunduk. Dia telah berusaha, namun tak mampu melakukan sesuatu terhadap mantan muridnya, yang juga anak tunggal gurunya itu. Dia kembali kehilangan orang-orang yang seharusnya bisa dia lindungi.

Semua anggota rookie 9 dan tim Gai hanya dapat terkejut. Mereka baru mengetahui tentang Naruto, kecuali Hinata dan Sakura. Mereka hanya dapat memandang kepergian rekan mereka dalam kesedihan.

Cahaya ledakan dan asap telah hilang, pertarungan telah selesai. Namun, tak ada seorang pun yang merasa bahagia akan hal itu. Terlalu banyak yang wafat akibat peperangan itu. Dan orang yang mereka harapkan menjadi cahaya penerang, tarnyata meradang karena penderitaan, dan memilih mengakhiri hidupnya.

Tiba-tiba, terdengar tangis yang sangat keras dari areal pertarungan. Tsunade, rookie 9, dan seluruh shinobi, juga penduduk desa mendatangi tempat itu. Mereka sangat terkejut melihat apa yang ada disana.

Disana, mereka melihat Kyuubi No Yokoo. Walau dia sdang dalam wujud manusianya, mereka mengenali telinga rubah dan sembilan ekor yang melambai dari tubuhnya. Mereka bersiap untuk menyerang, namun serangan itu tak datang.

Mereka lebih terkejut lagi saat mengetahui apa yang sedang dia lakukan. Dia sedang menangis, sambil memeluk tubuh Naruto yang sudah tercabik-cabik oleh penggunaan kekuatan Kyuubi melebihi kemampuannya. Kyuubi memohon pada Naruto untuk tetap hidup, sambil mengalirkan chakra penyembuhnya pada Naruto.

"Kumohon, Nak...!!!!!! Jangan mati...!!!!! Kumohon...!!!!! Aku sudah kehilangan segalanya... Jangan sampai kau pergi juga...!!!!! Kumohon, tetapalah hidup...!!!!" seluruh orang baru tahu sisi lain ini, hanya dapat terdiam. Tsunnade dan Sakura segera berlari menuju Kyuubi. Mereka membantu Kyuubi menyembuhkan Naruto yang tengah meregang nyawanya.

Namun, segera setelah mereka memeriksa Naruto, mereka langsung tahu, bahwa dengan kemampuan Kyuubi sekalipun, Narutotak akan bisa diselamatkan. Organ dalamnya telah rusak parah. Satu-satunya yang membuatnya tetap bernapas adalah, chakra Kyuubi yang melakukan penyembuhan dengan kecepatan luar biasa. Walau begitupun, lukanya terlalu parah untuk dapat disembuhkan.

Tsunade mulai menangis juga. Dia tetap mengalirkan chakranya pada Naruto. Sakura hanya dapat terduduk lemas, sambil menutupi wajahnya yang sudah dibanjiri air mata. "Naruto... Dasar bodoh..." Dia hanya dapat menangisi Naruto.

Naruto, akhirnya bersuara. "Su... dah.. lah... Biarkan... Aku beristirahat... Aku... sudah lelah... Ingin tidur..." Katanya. Matanya tertutup. Detak jantungnya terhenti. Dia untuk pertama kalinya terlihat damai dalam kehidupannya.

Semua orang hanya dapat terdiam saat hujan mulai membasahi mereka. Beberapa yang membenci Naruto berusaha merayakan ini, namun segera mengurungkan niatnya saat menerima aura pembunuh dari sisa shinobi. Kyuubi memutuskan untuk tinggal di hutan Konoha, bekas tempat pertarungan Naruto dan disetujui oleh Tsunade.

Tsunade menggelar upacara pemakaman Naruto. Pada awalnya, anggota dewan menginginkan tubuh Naruto, namun setelah kematian salah satu anggota mereka (Danzou, karena langsung dibakar hidup-hidup oleh Kyuubi), mereka segera bungkam. Disana pulalah, Tsunade akhirnya memberitahukan jati diri Naruto yang sebenarnya. Bahwa dia, adalah anak dari Minato Namikaze, Yondaime Hokage yang selalu mereka banggakan.

Para penduduk langsung tertunduk malu. Beberapa sampai mengalami depresi karena hal ini. Namun, semua sudah terlambat. Tsunade, Sakura dan Kakashi memutuskan untuk keluar dari Konoha. Mereka sudah tidak ingin menjadi shinobi lagi. Lee dan Gai pun keluar dari Konoha. Mereka mengatakan bahwa desa tercinta mereka telah kehilangan semangat kebenaran.

Klan Nara keluar dari posisi Shinobi, dan memutuskan memusatkan diri pada pengenmbangan obat-obatan, bersama klan yamanaka dan Akimichi. Klan Inuzuka bahkan keluar dari Konoha. Mereka berkata bahwa desa ini telah kehilangan tekad yang membuat mereka tetap setia pada desa ini. Anjing sekalipun tahu siapa yang pantas diikuti, dan itu bukan penduduk Konoha lagi.

Klan Aburame dan Hyuuga tetap di Konoha, namun menolak melakukan misi atas nama konoha. Hyuuga lebih memusatkan diri pada perlindungan penduduk, sedangkan Aburame menjadi klan mandiri yang menerima misi dari luar, selama tidak membahayakan konoha.

Teuchi dan Ayame memutuskan untuk pindah ke Suna. Mereka mendirikan stand ramen disana. Juga menginformasikan hal ini pada Gaara sang Kazekage. Suna pun segera memutuskan aliansinya pada Konoha. Konohamaru dan teman se-timnya memutuskan mengikuti klan Hyuuga. Mereka yang telah diajari tentang melindungi orang-orang pun melaksanakan apa yang selalu dilakukan senior mereka.

Konoha pun segera kehilangan kejayaannya. Tempat itu menjadi sepi. Satu-satunya tempat yang banyak dikunjungi adalah makam Naruto. Karena, tanpa disadari oleh Naruto sendiri, dia telah menginspirasikan banyak orang untuk berusaha dan berjuang. Pernah datang seorang putri dari kerajaan jauh. Dia datang hanya untuk mengunjungi makamnya. Dia pernah berkata, "Kalau aku tahu akan jadi seperti ini, aku tak akan mengizinkannya pergi dari negeriku."

Tiba-tiba, suatu malam muncul cahaya terang ke makam Naruto. Cahaya itu masuk, lalu keluar dari makam Naruto. Mereka segera membongkar makam Naruto, khawatir terjadi sesuatu. Dan memang terjadi sesuatu. Jasad Naruto menghilang. Berita ini segera tersebar. Semua orang, termasuk Tsunade dan Gaara datang ke Konoha.

Mereka mencari sesuatu yang mungkin membawa mereka menuju ke pencuri itu. "Apa kau menemukan sesuatu, Kiba?" Tanya Sakura. Dia pun telah menyisir setiap area. Kiba menggeleng. "Bagaimana denganmu, Shino? Neji? Hinata?" Tanya nya lagi.

Shino angkat suara. "Seranggaku tidak menemukan apapun. Namun, mereka bertingkah aneh. Mereka menolak mendekati makam Naruto. Mereka berkata mereka tidak sebersih itu sampai diperbolehkan mendekati areal itu." Sakura mengangkat alis mendengar hal itu. Tentu, sampai saat ini dia masih kurang percaya pada daya intelejensi seranggan klan Aburame. Namun, kenyataan bahwa mereka menolak mendekati makam Naruto merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan.

Neji dan Hinata melihat sekitar arah Makam dan tersentak. "Kenapa, Neji, Hinata? Kalian menemukan sesuatu?" Tanya Sakura. Neji dan Hinata tetap fokus pada makam Naruto.

"Aku menemukan jejak chakra... Dan dari warna chakranya, aku langsung tahu siapa yang membawa Naruto... Tapi..." Kata-kata Neji terputus. Dia masih terpana melihat apa yang ada dihadapannya.

"Tapi apa, bocah?" Tanya Tsunade gusar. "Cepat beritahu aku, supaya aku dapat menghajar orang yang melakukannya. Dia akan belajar tentang hukum dari kedua tanganku ini." Dia terlihat siap memukul siapapun yang menghalanginya.

"Kau tak akan bisa, Manusia," Kata Kyuubi. Dia juga memandangi makam Naruto dengan seksama. Dia telah melihat kejadian itu dan tahu siapa yang melakukan ini. "Aku sendiri masih tidak percaya. Tapi aku yakin itu dia. Dasar... Dia selalu saja melakukan sesuatu diluar ekspektasi semuanya..." Kyuubi sekarang duduk di kayu besar. Dia mengluarkan sake dari lengan kimononya.

"Memangnya, siapa yang melakukan ini, Kyuubi-san?" Tanya Sakura. Dia menyuarakan rasa penasaran semua orang.

Kyuubi meminum satu botol sake dalam sekali teguk, sebelum menjawab. "Yang melakukannya adalah dewa. Terlebih lagi, Amaterasu no Omikami sendiri yang membawanya." Semua orang hanya dapat shock mendengarnya. Mereka terdiam beberapa saat, memastikan bahwa Kyuubi tidak membual.

"A-apa yang ingin beliau lakukan pada Naruto?" Tanya Tsunade. Dia satu-satunya yang dapat kembali dari keterkejutannya.

Kyuubi hanya mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Tapi, yang pasti dia tidak bermaksud buruk. Aku mendengarnya berkata 'kau sudah menderita terlalu banyak, demi memenuhi permintaanku. Biarkan aku membalas jasa-jasamu, anak sang cahaya. Biarkan sinarmu sekali lagi menerangi hati yang gelap. Dan kali ini, aku sendiri yang akan memastikan tak ada pendritaan yang akan kau terima lagi. Bangunlah, dan nikmatilah kedamaian yang kuberikan.' Aku yakin, dia merencanakan sesuatu yang baik."

Hinata angkat suara. "Ma-maaf... Bukankah Amaterasu no Omikami adalah sang cahaya itu sendiri? Kalau begitu, Naruto-kun adalah..." Kata-katanya terputus. Semua yang mendengar segera memandang Kyuubi.

Kyuubi hanya menghela napas. "Itu berarti dia anak Amaterasu. Ya, menurut legenda sejak aku masih kecil, Amaterasu menurunkan Anaknya sebagai titisan cahaya dalam beberapa masa sekali. Dikatakan, anak itu memiliki mata bercahaya, yang sanggup membuat orang menanggalkan segala kehormatan dan kebesarannya, dan menundukkan kepala padanya.

Dan mereka akan merendah, sampai harus mendongak untuk melihat wajahnya. Dia juga memiliki suara yang mampu melepaskan segala bebab yang dipegang orang, lalu membuat mereka berdiri dengan kokoh, walau di tengah marabahaya.

Lalu yang paling penting, dia memiliki tekad dan semangat. Yang bahkan sampai membuat orang yang tidak mempercayainya menggantungkan harapan padanya." kyuubi terdiam setelah mengatakan itu. Mereka semua menyadari, bahwa Naruto memiliki semua itu.

"Kira-kira, kemana beliau membawa Naruto? Apa kita dapat bertemu dengannya?" Tanya Ino. Semua kembali memandang Kyuubi.

"Mungkin. Aku sendiri tidak tahu. Tapi, mungkin kita akan segera mendengar kabar tentangnya, mengingat sang dewi sendiri yang memastikan keselamatannya." Kata-kata Kyuubi memberikan cahaya harapan pada mereka. Mereka benar-benar berharap dapat bertemu rekan mereka yang selalu membuat mereka tersenyum, walau disaat terburuk mereka itu.

Gimana? Mohon komen positifnya ya...

Baka Tantei Seshiro Amane sign out.