Title : Make me yours, Captain!
Disclaimer : Mine for the story. God's for the casts.
Rate : T
Pair : HaeHyuk, KangTeuk, others will show up later~
Seoul. Sudah lama sekali pria ini tidak pulang kesini. Ia menghirup udara segar dari negara kelahirannya ini sambil tersenyum riang. Ia sedikit menyesal karena terlalu lama di negeri orang, Amerika. Setelah sedikit berputar-putar di dalam bandara—karena dia memang sering buta arah, pada akhirnya ia sampai di pintu keluar. Melihat seseorang yang sangat dikenalnya, ia langsung berlari menghampiri orang itu dan langsung memeluknya erat.
"Appa!" teriaknya senang, tak mengurangi sedikitpun frekuensi pelukannya.
"Lee Hyukjae, kau ingin appa-mu ini mati berdiri karena tak bisa nafas?"
Pria yang ternyata bernama Lee Hyukjae itu hanya terkikik geli mendengar ocehan appanya. Ia melepas pelukannya lalu tersenyum sangat manis kearah appanya itu.
"Baiklah, kau terlalu manis, nak. Ayo kita pulang, eomma menunggu kita dirumah." ujar ayahnya itu lalu membawa anaknya ikut masuk ke dalam mobil. Barang-barang Hyukjae? Sudah diangkati oleh supir sejak tadi.
_
Salah satu rumah di daerah Gangnam, berdesain Eropa dengan suasana putih gading serta kehijauan dari taman buatan yang mengelilingi rumah. Dari mobil hitam itu keluarlah Hyukjae bersama appanya. Hyukjae terhenti sebentar di depan pintu sambil melihat-lihat rumahnya sekilas.
"Appa?" panggil Hyukjae sambil mengikuti appanya masuk kedalam. Appa nya hanya menggumam sebagai jawaban.
"Apakah uangmu tidak pernah habis? Rumah ini semakin mewah saja." ucap Hyukjae gamblang. Pria paruh baya itu tertawa mendengar penuturan anak semata wayangnya ini.
"Hahaha, jangan lupakan juga biaya hidupmu yang sangat besar disana, sayang. Rumah ini tak seberapa dari hasil jerih payah appamu." ucap seorang wanita paruh baya yang baru keluar dari dapur dan menaruh beberapa makanan di atas meja.
Hyukjae kaget dan terkagum melihat wanita didepannya. Beberapa detik kemudian ia tersenyum sumringah lalu berlari dan memeluk wanita itu dengan erat.
"Eomma! Kau tak pernah tua kkkk~" puji Hyukjae untuk wanita itu yang ternyata adalah eommanya. Eommanya tersenyum geli mendengar pujian anaknya.
"Tentu saja. Untuk apa appamu mempunyai uang banyak jika eomma tidak mau merawat diri." candanya sambil mengusap kepala Hyukjae dengan sayang. "Eomma merindukanmu, Hyukkie. Sangat." ia mengecup dahi anaknya itu lama. Sang appa yang melihat adegan itu tersenyum hangat, ia terharu akhirnya anak semata wayangnya kembali lagi ke rumah mereka. Ia pun ikut memeluk anak-istrinya itu. Tak heran adegan itu membuat beberapa pelayan tersenyum haru melihat keluarga yang penuh cinta kasih itu kini lengkap kembali. Sepertinya, Hyukjae memang sudah terlalu lama tidak pulang.
Setelah acara melepas rindu, mereka pun makan bersama dengan canda tawa yang menyenangkan. Seusai makan, Hyukjae pamit ke kamarnya untuk membersihkan diri lalu beristirahat. Masih ada hari esok untuk berbagi cerita dengan kedua orangtuanya itu.
Klek.
Hyukjae tersenyum melihat desain kamarnya yang tak berbeda sama sekali saat terakhir ia meninggalkannya. Ia berjalan masuk dan memilih duduk di pinggir ranjang sambil melihat kamarnya. Dinding dengan cat kuning terang, sprei motif pisang, beberapa boneka monyet, meja belajar dengan banyak komik disana. Tak ada yang berubah. Hyukjae senyum-senyum sendiri, padahal ia sudah 8 tahun tidak pulang ke sini, Seoul. Umur 15 tahun ia sudah memutuskan untuk mengenyam pendidikan di Amerika, meraih mimpinya. Apa mimpinya? Nanti kalian juga akan tahu, kkk~
Hyukjae mengeluarkan semua pakaian dari koper-kopernya lalu menyusunnya ke lemari. Karena ini barang pribadinya, ia ingin membereskannya sendiri tanpa bantuan maid-maid dirumahnya. Setelah beres Hyukjae menyiapkan piyama berwarna kuning terang lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
_
25 menit kemudian, Hyukjae terlihat sudah segar dan mengenakan piyama kuningnya. Ia menyampirkan handuknya di kamar mandi dan langsung meniduri badannya di ranjang. Ia lelah. Dan tak lama kemudian Hyukjae sudah tertidur dengan lelapnya.
_
07.30am
Hyukjae sudah segar dengan pakaian santainya, kaos dan celana pendek. Setelah merapikan rambut blonde-nya itu, Hyukjae keluar dari kamarnya lalu turun ke lantai bawah. Ia sudah melihat appanya sedang membaca koran di meja makan dan eommanya yang sedang sibuk menyiapkan makanan.
"Morning, appa, eomma." sapa Hyukjae dan mencium pipi Kangin-appanya lalu mencium pipi Leeteuk-eommanya.
"Pagi Hyukkie. Logat Inggrismu sudah keren ya." ujar Kangin sambil melipat korannya dan menaruhnya di ujung meja.
"Keterlaluan jika tidak, appa. Aku sudah 8 tahun disana." Hyukjae sudah duduk di meja makan, berhadapan dengan eommanya. Leeteuk hanya tersenyum melihat anaknya sekarang yang sudah dewasa ini.
"Eommaaa~ tidak adakah susu strawberry untukku?" rengek Hyukjae, memasang tampang memelas. Dia memang tidak bisa makan jika tidak meminum minuman favoritnya itu.
Leeteuk dan Kangin tertawa keras melihat kelakuan anak mereka ini. Umur saja yang 23, kelakuan masih saja seperti bocah. Mereka pun masih heran bagaimana Hyukkie mereka yang manja ini bisa hidup sendiri disana—Amerika. Ya, Hyukjae hidup sendiri disana. Hanya ada maid temporer saja yang sesekali datang untuk membersihkan apartemennya. Untuk memasak, Hyukjae melakukannya sendiri. Awalnya Kangin dan Leeteuk takut membiarkan Hyukjae sendirian, ia masih 15 tahun! Dan juga ia tinggal di negeri orang. Tak ayal membuat Leeteuk menangis berhari-hari agar anaknya itu tidak pergi. Tapi dia bisa apa, anaknya ingin mengejar mimpinya dan ingin belajar mandiri. Mau tak mau Leeteuk harus melepasnya.
Dan sekarang Hyukjae mereka kembali, duduk didepan mereka, tanpa lecet sadar, Leeteuk meneteskan air mata saat tersenyum kearah anaknya itu.
"Eomma, gwaenchana?" tanya Hyukjae khawatir, ia kaget melihat eommanya tiba-tiba meneteskan air mata.
Leeteuk tersenyum lembut, ia menyeka air matanya dengan tisu, ia berjalan menuju kulkas lalu mengambil sekotak susu strawberry untuk Hyukjae.
Leeteuk meletakkannya di samping piring Hyukjae. Lalu ia memeluk leher anaknya sambil mengecup kepala Hyukjae berkali-kali dan mengucapkan "Eomma sangat merindukanmu." berulang-ulang, membuat Hyukjae langsung memeluk eommanya itu erat.
"Teukie, sudah. Kita makan dulu, sayang. Nanti kita akan berbagi cerita lagi." perintah Kangin lembut. Ia bukannya tidak suka. Hanya alangkah baiknya mereka makan dulu agar bisa bercerita dengan tenang nanti.
Leeteuk dan Hyukjae saling melepas pelukan. Leeteuk beralih duduk di samping Hyukjae dan memaksa ingin menyuapi Hyukjae. Dan mereka akhirnya makan dengan canda tawa penuh akan kerinduan.
Keluarga Lee kini berkumpul di ruang keluarga. Hyukjae dengan semangat menceritakan semua pengalamannya disana. Mereka bukannya tidak pernah bertemu selama 8 tahun ini. Leeteuk dan Kangin sering mengunjungi Hyukjae disana tapi putra mereka inilah yang terlalu sibuk menimba ilmu. Jadi, biarlah sekarang mereka benar-benar berbagi cerita tentang kehidupan mereka.
"Hyukkie, besok kau sudah boleh bekerja. Sekretaris appa sudah memberikan jadwalmu. Coba lihat ini." Kangin memberikan tab yang daritadi ia pegang ke Hyukjae. Hyukjae mengambilnya dan mempelajarinya secara teliti.
"Baiklah, aku paham appa. Besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali untuk beradaptasi dengan karyawan setempat sambil menunggu giliranku tiba." Ujar Hyukjae sumringah. Ternyata dia tidak akan menganggur lama seperti yang ia perkirakan sebelumnya.
"Yah.. Baru saja kau pulang tapi kau akan meninggalkan eomma lagi." Leeteuk sedih karena ia ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan putra manisnya.
"Eomma~ Hyukkie kan bekerja. Tenang saja, Hyukkie tidak akan sering lembur agar bisa menemani eomma." ucap Hyukjae riang sembari memeluk eommanya erat.
"Kau tenang saja Teukie. Aku tak akan biarkan bocah ini lembur." janji Kangin. Leeteuk hanya mengangguk sebagai jawaban, ia elus kepala anaknya yang sekarang sudah ada di pangkuannya. Hyukjae menutup matanya, menikmati belaian sayang eommanya.
"Sajangnim, ada Tan Donghae-ssi yang ingin menemui anda." sekretaris pribadi Kangin masuk ke ruangan keluarga setelah menyampaikan maksud kedatangannya.
"Ah benarkah? Suruh dia masuk. Aku ingin dia berkenalan dengan putraku." perintah Kangin. Sekretarisnya itu menunduk sebentar lalu berjalan kearah pintu dan kembali lagi dengan seseorang dibelakangnya.
Seorang laki-laki tampan dengan rambut hitam kebiruan, memiliki sepasang mata yang tajam namun tatapannya terlihat sendu, hidung yang mancung serta bibir yang melengkungkan senyum manis yang tampan. Ketampanannya itu pun lengkap dengan kemeja hitam dan celana jeans hitam yang pas meliuk di kakinya.
"Annyeong haseyo, Kangin Sajangnim. Maaf jika saya sedikit telat." ujar Donghae sambil menundukkan badannya sedikit.
Kangin berdiri lalu menepuk pundak Donghae.
"Tak apa, Hae-yah. Lagipula sudah kukatakan padamu untuk memanggilku ahjussi diluar pekerjaan."
Donghae tertawa kecil menanggapinya. "Ahjussi, untuk apa memanggilku pagi-pagi begini? Apakah ada hal yang darurat?" tanya Donghae to-the-point. Dia memang tidak terlalu suka banyak basa-basi.
"Ah aku ingin mengenalkan putraku padamu. Karena kau akan menjadi pembimbingnya nanti." Kangin menjeda kalimatnya, ia melihat kearah Hyukjae yang tertidur pulas di pangkuan Leeteuk sementara Leeteuk masih mengusap kepala Hyukjae lembut. Donghae pun mengikuti pandangan Kangin. Ia melihat lelaki berbadan lumayan kurus namun ada otot-otot yang tercetak di beberapa tempat. Kepalanya yang menghadap lain arah hanya memperlihatkan rahang tegasnya dan tulang hidung yang mancung menjulang. Donghae tidak bisa melihat wajahnya. Ia sedikit merasa kesal. Donghae tersadar dari dunianya saat Kangin mulai berbicara kembali.
"Ah.. sepertinya kau sia-sia datang kesini. Ia tertidur kembali." kekeh Kangin melihat anaknya yang sangat nyaman bermanja dengan ibunya itu.
"Tidak apa-apa, ahjussi. Dia pasti masih sangat lelah. Perjalanannya kesini sangat panjang kan? Amerika?" tanya Donghae sedikit antusias. Mendengar Donghae bertanya seperti itu membuat Kangin menjelaskan tentang putranya itu dengan semangat.
Donghae dan Kangin mengobrol tentang Hyukjae dan pekerjaan. Sesekali Leeteuk juga ikut berbicara jika sedang membahas Hyukjae. Mereka tertawa lumayan keras namun tidak sama sekali mengusik pria yang tertidur pulas itu.
"Ahjussi, ahjumma, aku pamit dulu, ne? Sebentar lagi jadwalku." Donghae pamit dengan kedua orang tua disana.
"Ah ya, hati-hati Hae-yah." jawab Kangin. Leeteuk juga mengucapkan hati-hati sambil tersenyum hangat pada Donghae. Donghae membalas senyuman mereka lalu berjalan keluar, ke mobilnya. Dan setelah itu mobilnya membelah jalanan menuju ke tempat kerjanya.
"Kangin-ah, kenapa kau memilih Donghae jadi pembimbing Hyukkie?" tanya Leeteuk penasaran, ia masij betah memanjakan putranya yang telah tertidur sejak tadi itu.
"Ntahlah. Aku hanya merasa mereka akan cocok. Pribadi mereka mungkin akan saling melengkapi." jelas Kangin enteng. Leeteuk hanya mengangguk sebagai jawaban.
Keesokan harinya...
07.15am
Hyukjae sudah siap dengan seragamnya. Seragamnya lumayan pas dengan badannya, berwarna biru gelap dengan badge di kedua pundaknya. Celananya pun mempunyai warna yang senada. Ia memakai sepatu kulitnya, menata rambutnya sedikit lalu memakai sebuah topi dengan lambang bersayap di tengahnya seperti logo.
Hyukjae mematut kembali dirinya didepan cermin. Merasa sudah tidak ada yang kurang, ia pun menggeret travel bag nya ke luar kamar menuju ruang makan.
"Waaahh anak eomma keren sekali! Benar-benar keren dan sangat cantik!" Hyukjae yang sudah sumringah dipuji keren kini menekuk wajahnya kembali. Hyukjae kesal dibilang cantik rupanya.
"Eommaaa~ aku ini tampan. Aiishh" keluh Hyukjae sambil menduduki salah satu kursi di meja makan, ia mengambil roti bakar selai strawberry lalu memakannya sambil menggerutu kesal. Dia memang tidak suka dibilang cantik ckck~ tapi itulah wajahmu Hyukkie sayang~
"Hyukkie, kau ikut appa dulu saja. Kau belum boleh mengendarai kendaraan sendiri. arra?" perintah Kangin tegas. Hyukjae melakukan pose hormat ke arah Kangin "Ayay captain!" balasnya riang. Leeteuk dan Kangin hanya menatap gemas kearah putra mereka.
Tak lama kemudian , mereka selesai sarapan. Hyukjae dan Kangin pamit ke Leeteuk untuk pergi bekerja. Setelah mencium suami dan putranya, Leeteuk mengantarkan mereka sampai ke depan dan menunggu hingga mobil itu tak terlihat lagi, barulah ia masuk kembali ke dalam rumah.
-ELF Airlines-
Kangin turun dari mobil mewahnya, diikuti oleh Hyukjae disampingnya. Mereka berjalan beriringan dengan Hyukjae yang sambil menggiring travel bag nya. Terdengar beberapa bisik-bisik di sekitar mereka namun tak dihiraukan oleh ayah-anak ini.
"Pagi, Kangin Sajangnim." sapa Tan Donghae yang tiba-tiba berpapasan dengan mereka. Donghae masih belum memperhatikan Hyukjae karena Hyukjae juga tengah asik dengan smartphonenya.
"Pagi Donghae-ah. Kebetulan kau ada disini." Kangin menghentikan langkahnya dan reflek Hyukjae juga menghentikan langkahnya. Dia langsung menatap ke arah lawan bicara appanya yang sudah berada di hadapan mereka.
Deg.
Saat itu juga Donghae merasa ada sesuatu yang aneh terjadi padanya saat memandangi pria didepannya ini. Donghae sempat ragu, apakah benar dia seorang pria?
"Donghae, ini Lee Hyukjae, putraku yang baru pulang dari Amerika. Ia akan bekerja disini sebagai co-pilot atau First Officer. Jadi, aku minta kau untuk membimbingnya dengan benar." jelas Kangin.
Hyukjae yang mengerti situasi langsung membungkukkan badannya lalu memperkenalkan dirinya kembali.
"Annyeong haseyo. Lee Hyukjae imnida. Mohon bantuannya, Donghae-ssi." ujar Hyukjae dan mengakhirinya dengan senyum gusinya yang membuat Donghae hampir melayang melihatnya.
"A-ah salam kenal Hyukjae-ssi. Aku Tan Donghae. Aku captain disini, semoga aku bisa mengajarimu banyak hal yang bermanfaat." balas Donghae sedikit terbata di awal namun untungnya dia masih bisa mengontrol perasaannya.
"Jaa.. karena kalian sudah berkenalan, appa tinggal dulu ya Hyukkie. Bekerja yang benar, sayang. Buktikan kepada mereka bahwa kau murni masuk kesini karena tes, bukan karena kuasa appamu ini." ujar Kangin sembari memeluk putranya itu. Hyukjae tertawa dan mengangguk riang ke appa nya.
Setelah berbicara sedikit dengan Donghae, Kangin akhirnya berjalan menuju ruangannya.
"Baiklah, Hyukjae-ssi. Aku akan mengantarmu berkeliling dan berkenalan dengan orang-orang disini. Kebetulan nanti kita akan terbang bersama ke Beijing jadi...mari kita habiskan waktu bersama." ucap Donghae. Hyukjae yang menangkap arti ucapan Donghae sedikit ambigu hanya bisa tersipu. Mereka pun berjalan beriringan sambil sesekali tertawa karena candaan Donghae.
Tbc..
Halo! Author sudah lama tidak menulis hehehe. Lagi baca-baca WonKyu yang jadi pilot jadi kepengen buat HaeHyuk versi pilot juga _ semoga aja nyambung ya hahahaha
Jika berbaik hati tinggalkan jejak kalian yah readers :-*:-*
