Chapter 1 : New Student
Akashi Seijuuro seorang murid Teikou yang sangat dikenal oleh seluruh murid sekolahnya. Siapa yang tak mengenalnya? Laki-laki yang tampan , pintar , kaya dan atletis. Seorang laki-laki sempurna yang didambakan oleh para kaum hawa. Banyak yang sangat mengidolakannya sehingga terbentuk sebuah fansclub Akashi yang beranggotakan murid-murid yang mengidolakan seorang Akashi Seijuuro. Dulunya dia tipikal orang yang baik dan ramah tapi karena suatu hal yang terjadi dua tahun silam membuatnya bersikap dingin. Dia tak pernah ingin mengingat semua kenangannya itu dan tidak ingin merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya , semua terasa pahit jika diingat kembali. Tapi apa daya , dia hanyalah seorang manusia biasa yang sulit untuk melupakan semuanya begitu saja. Sekeras apapun ia mencoba tetap saja tak berhasil. Walau tak bisa melupakannya , dia tidak pernah menunjukkan kesedihannya kepada orang lain , dia lebih memilih menyimpannya seorang diri tanpa ada yang tahu. Memang berat jika ingin menyimpannya seorang diri tapi dia sudah bertekad untuk tidak mudah mempercayai orang lain karena dia tidak ingin merasakan hal itu kembali. Hal yang membuatnya hancur dan sedih untuk waktu yang lama.
.
.
.
Akashi tiba di depan gerbang Teikou High dan segera memasuki sekolah. Hari ini adalah awal masuknya tahun ajaran kedua bagi seorang Akashi. Tanpa menunggu lebih lama lagi , dia segera berjalan menuju kelas 2-1 yang berada di lantai 2. Dia berjalan dalam diam tanpa memperdulikan tatapan dari berpasang-pasang mata yang menatapnya kagum , dia sudah terbiasa dengan hal semacam ini. Setibanya di kelas , dia langsung duduk di bangku paling pojok belakang dekat jendela , agar ketika sedang jenuh dia dapat menatap langit. Tak berapa lama , bel sekolah pun berbunyi. Seluruh murid segera duduk di tempat masing-masing karena guru telah berjalan memasuki kelas 2-1, tapi Akashi tidak terlalu memperdulikan hal itu. Setelah guru memasuki kelas terdengar suara bisik-bisik dari para murid perempuan.
"Selamat pagi semuanya , hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu" kata guru itu
"Nama saya Kuroko . Kuroko Tetsuya. Pindahan dari Osaka. Yoroshiku onegaisimasu" kata murid baru itu
Karena penasaran siapa murid baru itu Akashi pun menolehkan kepalanya untuk melihat. Dan seketika Akashi terdiam melihatnya. Seorang pria bersurai baby blue dan bermata senada dengan rambutnya membuatnya tak dapat berkata-kata. Satu kata untuk menggambarkan Kuroko . Indah . Akashi tak pernah melihat orang seindah Kuroko setelah 'orang itu' tentunya. Dia terus terdiam dan kagum akan keindahan seorang Kuroko Tetsuya, sampai suara guru membuyarkan lamunanya itu.
"Baiklah Kuroko-kun , silahkan duduk bangku kosong yang ada di sebelah Akashi-kun"
"Ha'i" jawab Kuroko dan segera melangkah menuju kursinya
Akashi merasa senang karena dapat duduk di sebelah Kuroko , namun tak berapa lama ia menekan seluruh rasa bahagianya itu , karena dia tidak ingin mengulangi kejadiannya di masa lalu yang membuatnya menjadi seperti ini. Setibanya Kuroko dia segera menyapa Akashi dengan menjulurkan tangan dan memperkenalkan diri.
"Kuroko Tetsuya" kata Kuroko
"Akashi Seijuuro" jawab Akashi singkat tanpa membalas uluran tangan Kuroko
Kuroko tidak merasa tersinggung akan hal itu dan malah memakluminya. Kuroko menyimpulkan bahwa teman sebangkunya adalah tipikal orang yang dingin karena sikapnya itu.
"A..ano , bolehkan kita melihat buku bersama? Aku belum mendapatkan buku pelajaran" kata Kuroko
Akashi segera meletakkan bukunya di tengah-tengah meja dan melihat bersama. Bukannya fokus pada buku , Akashi malah memperhatikan Kuroko , dia benar-benar kagum dengan Kuroko , ternyata jika dilihat dari dekat , Kuroko terlihat sangat indah dengan rambut berwarna baby bluenya itu. Namun , dia segera menepis pemikirannya itu dan kembali fokus pada pelajarannya.
.
.
.
Bel pulang sekolah pun berbunyi , segera para murid-murid meninggalkan kelas. Akashi masih duduk diam di kursinya sambil menatap ke arah langit yang sudah berwarna ke orange an. Dia sedang memikirkan berbagai macam hal di dalam pikirannya. Apakah dia telah mengulangi kesalahannya kembali? Apakah dia akan merasakan hal yang sama jika mengulanginya lagi? Kacau. Satu kata yang menggambarkan Akashi saat itu. Dia takut , takut untuk mengulangi hal itu lagi , dia tidak mau merasakan hal itu lagi , hal yang membuatnya sedih , rapuh dan hancur. Akashi takut untuk jatuh cinta lagi. Ya , seorang Akashi takut untuk merasakan jatuh cinta karena dia tidak mau merasakan yang namanya sakit hati lagi. Tanpa di sadari sepasang mata tanpa ekspresi menatapnya dari balik kaca kelasnya yang sepi itu.
.
.
.
Keesokan harinya Akashi kembali menghadiri sekolah seperti biasanya , pagi ini dia bertemu dengan Kuroko yang sedang duduk di kursinya sambil membaca sebuah buku. Tanpa berkata apapun , Akashi segera duduk ke kursinya sendiri dan menatap langit. Kuroko yang mengetahui Akashi telah datang segera menyapanya.
"Ohayou , Akashi-kun"
Sapaan Kuroko hanya dijawab dengan anggukan kecil dari Akashi
"Akashi-kun"
"Ha'i?"
"Hm , mengapa Akashi-kun suka memandang langit setiap harinya?"
"Kau tidak perlu tahu"
"Tapi..."
"Jangan bertanya lagi Tetsuya , aku tidak suka ditanyai terus menerus jika aku tidak ingin memberitahukannya" jawab Akashi dingin
Kuroko hanya terdiam mendengarnya. Satu hal lagi yang dia dapat simpulkan tentang seorang Akashi , orang yang tidak suka di tentang dan memanggil orang lain dengan nama pertama. Kuroko tertawa kecil ketika menyimpulkan hal tentang Akashi , entah sejak kapan bocah berambut baby blue ini suka menyimpulkan hal tentang Akashi.
"Apa yang kau tertawakan , Tetsuya?"
"Iie , nandemonai" jawab Kuroko dengan senyuman tipis
Akashi terkejut melihat senyuman Kuroko , mengapa seorang laki-laki seperti Kuroko bisa memiliki senyuman yang begitu manis? Akashi segera memalingkan wajahnya kembali ke arah jendela untuk menutupi wajahnya yang kemerahan karena melihat senyuman teman sebangkunya itu. Entah mengapa jantung Akashi berdetak lebih cepat dan wajah dia memerah, apakah ia sedang jatuh cinta lagi? Tidak , dia tidak boleh jatuh cinta lagi , dia tidak ingin merasakan sakit lagi , tidak akan!
.
.
.
Setiap hari Kuroko selalu menyapa dan mengajak Akashi untuk berbicara agar mereka dapat lebih dekat. Tapi Akashi tetap bersikap dingin terhadapnya , tapi Kuroko tak pernah berhenti. Akashi mulai tidak tahan dengan perlakuan Kuroko , jika Kuroko terus seperti ini maka Akashi akan benar-benar jatuh cinta dengan seorang Kuroko Tetsuya. Namun lama kelamaan Akashi mulai membiarkan Kuroko untuk mendekatinya , Akashi mulai berbicara dengan Kuroko. Membiarkan semuanya berjalan seperti keadaan yang ada. Pada akhirnya mereka menjadi dekat dan sering berbicara bersama. Kuroko merasa senang dapat dekat dengan Akashi dan dapat melihat Akashi berinteraksi dengan normal. Akashi pun mulai merasakan hal-hal yang membuat hati dan pikirannya bingung. Hal itu kembali terulang , Akashi telah jatuh cinta kepada Kuroko. Ya , hal itu sudah tidak dapat dipungkiri lagi , dia telah jatuh cinta kepada Kuroko. Berbagai macam pertanyaan mulai muncul kembali di pikirannya. Apakah Kuroko mencintainya juga? Apakah dia dapat memiliki Kuroko? Apakah dia salah jika mencintai Kuroko?
To Be Continued ...
Yosh , ff kedua saya , gimana menurut kalian? Maafkan saya jika ada penyusunan kata-kata yang berantakan dan maaf jika ada typo dan ceritanya terlalu pendek ._.
Diusahakan next chap bisa lebih baik :3
Thanks for reading :3
Di tunggu saran dan kritiknya
RnR please?
