Naruto Fanfiction
Disclaimer : Masashi Kishimoto
I just borrow his Chara
Just About Us!
Warning!
I;m a New Author. And this is my first story in Naruto FanFiction. As you know, there will be so much typo, AU, YAOI, OOC,and so much more.
Read first, and please give me your Review.. It's my pleasure...
Please Enjoy.. ^.^
Pemeran Utama :
Naruto Uzumaki (17 tahun)
Kurama Uzumaki (27 tahun)
Sasuke Uchiha (17 tahun)
Itachi Uchiha (27 tahun)
Chapter 1 : Festival Sekolah
"Wah! Festival kali ini, memang lebih ramai daripada biasanya," kata seorang gadis berambut pink pucat. Pemuda yang berada di sebelahnya hanya menyunggingkan senyum bangga.
"Tentu saja Sakura-chan! OSIS sudah mempersiapkan festival ini sejak dua bulan yang lalu," kata pemuda itu bangga. Sakura tersenyum mendengarnya.
"Baru kali ini, sekolah kita mengadakan festival untuk umum dan sekaligus acara Bakti Sosial. Kau hebat Naruto-kun," puji seorang gadis dari belakang mereka. Mereka menoleh secara serempak dan mendapati mantan ketua OSIS masa bakti sebelumnya sedang tersenyum sambil melihat keadaan sekolah yang ramai.
"Temari senpai! Haha.. Ini mah bukan apa-apa," kata Naruto sambil nyengir lima jari. Temari tersenyum melihat kohai-nya itu nyengir.
"Angkatan tahun ini memang banyak melakukan perubahan. Bahkan tata tertib kolot sekolah kita saja, berkat saran dari Naruto-kun berubah menjadi lebih menyenangkan," kata Temari lagi. Naruto yang mendengarnya hanya bisa memerah pipinya dan tak bisa dipungkiri ada perasaan bangga dalam dirinya.
"Kurasa itu cukup Temari senpai. Bisa-bisa si bodoh ini besar kepala Cuma karena dipuji," kata Sakura pura-pura marah. Tapi, memang dia juga bangga akan Naruto. Siapa sih yang tak bangga jika pacarmu dipuji? Naruto hanya melirik Sakura sambil memeletkan lidahnya. Temari hanya tertawa melihat pasangan ini.
"Ya sudah. Sebaiknya kalian jangan diam saja. Nikmati juga festival sekolah ini. Kapan lagi, festival sekolah bisa seperti ini?" kata Temari dan dia pergi ke salah satu stand di lapangan.
"YOSH! Kalau begitu, bagaimana jika kita berkeliling mengamati keadaan. Anggap saja ini kencan," kata Sakura yang mendapati tatapan malas dari Naruto.
"Eh? Masa ini dianggap kencan Sakura-chan?" tanya Naruto dengan tatapan memelas. Sakura tersenyum. Dia memang ingin menjahili pacarnya itu.
"Baiklah, kalau begitu kita kencan tapi kamu semua yang bayar. Bagaimana?" tanya Sakura dengan senyum yang sangat lebar. Naruto dibuat merinding melihatnya.
"Baik! Ayo kita melihat keadaan sekaligus kencan," kata Naruto menyepakatinya. Mereka pun langsung berkeliling sekolah melihat keadaan sambil menikmati festival.
"Lho? Shikamaru? Kau tidak ikut festival? Temari senpai ikut festival padahal," kata Sakura saat dia mengecek keadaan kelas. Yang ditanya hanya mendengus malas sambil berkata, "ikut festival itu merepotkan. Dan aku tak suka dengan segala sesuatu yang merepotkan. Lagipula, memangnya kenapa jika Temari senpai ikut festival?" Sakura menahan keinginan untuk menendang Shikamaru keluar dari kelas dan langsung menuju tong sampah terdekat.
"Aku heran bagaimana orang pemalas sepertimu, bisa menjadi sangat pintar?" gerutu Sakura dan dia keluar dari kelas itu diikuti dengan Naruto di sampingnya. Sedangkan Shikamaru? Dia tak menanggapi perkataan Sakura dan kembali tidur di kelas.
"Ah! N-Naruto-kun, dan Sakura-chan juga. Kebetulan sekali kalian disini. Kami butuh kalian untuk membantu konsumsi untuk panitia," kata seorang gadis berambut biru tua panjang (yang sedikit tergagap saat melihat Naruto) ketika mereka berdua sampai di ruang panitia.
"Hinata-chan! Mari kami bantu. Jadi, apa semua makanannya sudah disini semua?" tanya Naruto sambil melihat ruang panitia. Hinata sedikit merona tapi tetap menjawab. "B-Belum Naruto-kun. Masih ada beberapa box lagi yang belum sampai. Sudah kutelepon tapi mereka juga tidak mengangkat. Padahal sebentar lagi sudah jamnya makan siang," kata Hinata sedikit cemas.
Naruto berpikir keras. "Bagaimana jika kau ambil saja jatah makananku. Jika mereka tetap tidak datang," kata Naruto. Hinata dan Sakura terkejut. "Naruto-kun, benar tidak apa?" tanya Hinata pada Naruto. Tapi Naruto hanya tersenyum lima jari. "Ga papa kok. Lagipula, panitia penyelenggara acara lebih penting dariku," kata Naruto. Hinata melihatnya tak yakin tapi tepukan di bahunya mengatakan bahwa Naruto bersungguh-sungguh.
"Kalau begitu punyaku juga," kata Sakura. "Sakura-chan juga," kata Hinata. Naruto terkejut. "Pakai saja jatah makananku. Lagipula aku bawa bekal kok. Tenang saja," kata Sakura. Hinata tersenyum mendengarnya. "Arigatou. Kalau begitu jika tetap tak datang, aku akan memakai jatah kalian berdua. Tapi, benar tak apa kan?" tanya Hinata memastikan lagi.
"Tak apa kok. Toh, seorang pemimpin itu memang harus siap jadi pelayan untuk para anggota kan?" kata Naruto. Hinata tersenyum lembut. "Ya," jawabnya. Mereka berdua pamit dari ruang panitia dan kembali berkeliling.
"Harusnya kau tak lakukan itu Sakura-chan," kata Naruto saat mereka berjalan ke lapangan. Sakura melihatnya dengan tatapan tak suka.
"Memangnya kenapa? Kau saja melakukan itu mengapa aku tak boleh? Aku ini wakil ketua OSIS, Naruto. Aku juga harus siap menjadi pelayan juga untuk para anggota," kata Sakura. Naruto hanya nyengir dan merangkul Sakura.
"Kau baik sekali Sakura-chan," kata Naruto manja dan segera mendapat bogem mentah dari sang kekasih.
SMA Konohagakure adalah sekolah bertaraf Internasional di daerah Tokyo. Dilindungi dengan aturan yang kolot dan membosankan, membuat para orang tua menyekolahkan anak mereka disini dengan alasan, 'Sekolah ini cocok untuk Kamu'. Tapi, tentu saja, sekolah ini tak diragukan lagi fasilitasnya. Namanya juga SBI (Sekolah Bertaraf Internasional).
Aturan di SMA Konohagakure berubah semenjak Tsunade Senju menjadi Kepala Sekolah. Dan, didukung oleh Ketua OSIS, Naruto Uzumaki. Dan, perubahan peraturan ini disambut baik oleh warga sekolah. Menjadi lebih bebas dalam berekspresi, dalam mengeluarkan pendapat, pokoknya intinya tak sekolot peraturan terdahulu. Dan, dengan diketuai oleh dua orang tersebut, SMA Konohagakure berubah menjadi sekolah yang menyenangkan. Meskipun orang awam tidak tahu tentang perubahan peraturan.
"Baiklah, kurasa aku hanya bisa mengantarmu sampai disini, Sakura-chan," kata Naruto ketika mereka sampai di depan rumah Sakura.
"Memang kau hanya mengantar sampai sini Naruto-kun. Baiklah, aku masuk duluya. Terima kasih mau mengantarku," kata Sakura dan dia masuk ke dalam rumahnya. Naruto pun melanjutkan perjalanannya menuju rumahnya yang berada di 2 blok setelah Sakura.
"Tadaima," kata Naruto ketika dia sampai di rumahnya yang bergaya Jepang. "Okaeri, Naru-chan," kata seorang wanita berambut merah panjang dari arah dapur. Naruto meletakkan sepatunya di rak sepatu dan segera pergi ke dapur.
"Mom. What are you cooking?" tanya Naruto begitu sampai di dapur.
" Listen boy! This evening, your Dad, will invite his friends to have a dinner with us. So, I need your help to clean up the mess in Dining room, and don't forget to clean up the mess in Living room too. Understand?" tanya ibunya sambil terus memasak. Naruto menatap malas ibunya.
"Understood," jawab Naruto malas. Dan segera membereskan ruang tamu dan ruang makan.
Setelah setangah jam berkutat membereskan ruang tamu dan ruang makan, dia pergi ke kamarnya di lantai dua, untuk ganti baju. Setelah ganti baju, dia segera menuju ruang makan, dan melihat masakan ibunya yang menggiurkan. Begitu dia ingin mencomotnya, sebuah tangan memukul tangannya.
"Don't touch it! If you want to eat, just eat Ramen," kata ibunya galak.
"Eh! But Mom, I ate Ramen yesterday!" kata Naruto merajuk. Tapi, tetap saja, ibunya yang keras kepala tidak memperbolehkannya.
"You said, like you always eat Ramen on your whole life. Eat Ramen, or not eat at all," ancam ibunya. Akhirnya Naruto mengambil Ramen dan menyeduhnya. Setelahnya diamenunggu3 menit sampai Ramen itu bisa dimakan. Setelah selesai, dia mendengar HP-nya berbunyi, dan dia segera melihat, layar Hp-nya siapa yang mengirim E-mail. Kyuu-bro : Bocah! Bilang pada monster itu bahwa aku tak pulang hari ini. Aku kena piket jaga malam di Rumah Sakit.
Naruto mendengus melihat isi pesannya. "Mom, bro isn't come home tonight. Because he was on duty in the hospital," kata Naruto menyampaikan pesan kakaknya. Ibunya berkata,
" tell your brother to becarefull. And don't forget to eat dinner." Naruto mengangguk dan mengetik pesan ibunya.
From Naru-kun : Katanya hati-hati. Takut ada mayat berjalan dan zombie. Lalu, jangan lupa makan malam supaya sehat, kuat, dan cerdas.
"How's your school?" tanya Ibunya sambil mencuci piring. Naruto menelan Ramennya dulu dan menjawab, "like I said yesterday, our school held a festival and it went well." Ibunya hanya tersenyum.
"What's in the festival?" tanya ibunya.
"Well, we set up booths, and there also a perfomance from school band, and we held social event," terang Naruto. Ibunya sekarang bergabung dengan Naruto duduk di meja makan.
"How about you?" tanya ibunya. Naruto mengagkat alisnya seraya berkata, "what you mean?" tanya Naruto bingung.
"What are you doing during the festival?" tanya ibunya memperjelas yang tadi. Naruto manggut-manggut. "I've just walked around the school to make sure there is no interference." Ibunya hanya mengangguk.
"Did you like to go to school in there?" tanya Ibunya. Naruto menghela nafas, "Mom, we've talked about it already! Yes, I like to go to school in there! Why you always ask the same questions?" kata Naruto bosan.
"You know, I've been thinking to educate you in U.S," kata ibunya pada akhirnya. Naruto terbelalak, "WHAT? Mom, why?" tanya Naruto penasaran sekaligus kaget. Ibunya menghela napas.
"Your english are already beyond the head. And, I think if you continued study in Japan, you're not going forward," jelas ibunya. Seketika Naruto marah pada ibunya.
"But, what you mean about 'you're not going forward'? Youknow my school is an International school!" kata Naruto pada ibunya. Ibunya hanya menghela nafas lagi.
"I know that Naru-chan. But, I want the best for you. Every parent want the best for their child," kata ibunya berusaha meyakinkan Naruto.
"Mom! I think that we've made a deal when I was in grade ten. You agreed I go to that school and I agreed will lecture at Harvard University," jelas Naruto mengingatkan ibunya tentang kesepakatan mereka. Akhirnya ibunya menyerah.
"You win Naru-chan. Now, take a bath, because you Dad and his friends will come," kata Ibunya pergi ke ruang tamu untuk menyalakan kotatsu. Naruto hanya menghabiskan Ramennya dan pergi ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, sambil berendam, Naruto memejamkan matanya sambil mengingat acara festival sekolah dan pembicaraannya dengan Kepala Sekolah.
FLASHBACK!
"Uzumaki-kun, I want you to come to my room, after this break. There is something that I want to tell you," kata Tsunade ketika mereka bertemu di sebuah stand makanan.
"Ha'i Tsunade sensei. I'll come," jawab Naruto. Naruto membungkuk pada Tsunade dan Tsunade berjalan menuju ruangannya.
"Thank You for coming to my room, Uzumaki-kun," kata Tsunade ketika Naruto sudah berada di ruangannya. Naruto membungkuk sebagai salam dan berdiri di samping sofa.
"Just take a sit Uzumaki-kun," tawar Tsunade dan Naruto duduk di sofa itu. "Arigatou Gozaimasu Tsunade sensei," jawab Naruto.
"So, Tomorrow, our school will have new student. Like usual, I want you to guide him to introduce this school. But, you must be carefull, because this student, his name is in the first black list," jelas Tsunade. Naruto hanya mengangguk.
"Okay Tsunade sensei. Is there anything else?" tanya Naruto lagi. "No. You can join the festival now," kata Tsunade. Naruto membungkuk dan keluar dari ruangan Kepala Sekolah itu.
FLASHBACK END!
Memangnya seburuk apa anak itu sampai masuk daftar hitam? Batin Naruto sambil berendam. "Naru-chan! What make you so long? Hurry up!" kata ibunya di depan kamar mandi. "I'll finish it Mom," kata Naruto sambil cepat-cepat bilas.
Saat dia sampai di kamarnya, ternyata Ibunya sudah menyiapkannya kaos untuk dipakainya. Dia mengeringkan badannya dan segera memakai kaos yang diberikan ibunya itu.
Dia mendengar sayup-sayup suara orang tertawa di lantai bawah, yang dia pastikan sebagai teman ayahnya. "Naru-chan! Why are you so long? Come here dear, we'll have a dinner," kata ibunya dari depan kamar Naruto. "Wait a second Mom, I'll come," kata Naruto dari dalam kamarnya.
Naruto segera keluar dari kamarnya dan mendapati ibunya sedang berdiri di depan pintu kamarnya. "You look good Naru-chan. C'mon. Your Dad and his friends already waiting for you." Ibunya menggandeng tangan Naruto ke lantai bawah dan menuju Ruang Makan.
Ketika sampai diruang makan, dia melihat ayahnya dan empat orang, tiga lelaki dan satu perempuan. "Uchiha," gumam Naruto pelan, tapi tampaknya tak ada yang mendengar.
"Naru-chan, please join us. Just take a sit wherever you want," kata ayahnya yang membuat Naruto ingin menjejalkan sepatu ke mulut ayahnya. Naru-chan! Demi Tuhan! Dia memanggil Naruto dengan panggilan Naru-chan di depan keluarga Uchiha? Mau ditaruh dimana mukanya?
Kabar baiknya, Kakaknya tak ada disini! Yang membuat Naruto bisa sedikit tenang, karena jika kakaknya disini, maka dia pasti akan menjahilinya dan mempermalukannya di depan tamu ayahnya.
Naruto duduk di sebelah kiri ayahnya. Lalu ibunya duduk di sebelah kanan ayahnya. Bangku di sebelah Naruto kosong, karena Kurama tak datang. Keluarga Uchiha duduk di seberang mereka. Nyonya Uchiha duduk di seberang ibunya, lalu, Tuan Uchiha duduk diseberang ayahnya. Di seberang Naruto duduk anak kedua dari pasangan Uchiha. Dan di sebelahnya duduk kakaknya.
"jadi, sekarang Naruto-kun sudah besar rupanya. You really grown up," kata Nyonya Uchiha. Naruto hanya tersenyum.
"kudengar, kau menjadi ketua OSIS di sekolahmu ya? Hebat sekali," puji Tuan Uchiha. Naruto berusaha melenyapkan senyuman bangga dari bibirnya. "Dimana kau bersekolah Naruto?" tanya anak sulung pasangan Uchiha.
"Di SMA Konohagakure, Itachi-san," jawab Naruto. Itachi melihat kearah adiknya dan tersenyum jail.
"Kau dengar itu Ototo. Kau sekarang sedang makan malam dengan ketua OSIS di sekolahmu," goda Itachi. Sasuke hanya mendengus.
"Eh? Sasuke juga sekolah di SMA Konohagakure Mikoto? Naru-chan, why you didn't tell me, if Sasuke go to the same school with you?" tanya ibu Naruto.
"What? I even don't know Mom," kata Naruto membela diri. Mikoto tersenyum. "Akan menjadi murid SMA Konohagakure, Kushina," terang Mikoto. Kushina hanya mengangguk mengerti.
Jadi pemuda di depanku ini yang akan menjadi murid baru di SMA Konohagakure? Yang menjadi daftar hitam? If this is a dream, just wake me up! Batin Naruto dalam hati.
To Be Continued
Last word.. RnR please?
