Siang ini terlihat mentari sedang merajuk dengan awan hitam yang mendampinginya, orang-orang tampak berlalu dengan cepatnya karena takut terkena tetesan air yang tidak tahu kapan akan turunnya

Pandangannya terlihat kosong menilik dari balik etalase, berulang kali wanita bersurai senada dengan bunga kebanggaan Jepang itu menghela nafasnya berat

Ia hanya mencoba meyakinkan dirinya bahwa keputusannya adalah benar. Pikirnya melayang pada kejadian satu jam lalu

"Apa kau menyuruhku untuk menghentikan ini maka jawabannya tidak. Kau harusnya mengatakan itu pada, suamimu" jelas manik ruby ini

Mulutnya terbuka ingin berucap tapi yang keluar hanya hembusan angin, untaian kata yang telah ia susun seolah menguap. Ia harusnya marah pada wanita bermanik ruby yang duduk di seberangnya kini setelah mengetahui hubungan terlarangnya

"Sakura, hubungan kami bukanlah hubungan yang singkat. Dia sering menemui ku untuk mengeluhkan mu, kenapa kau tidak akhiri saja hubungan kalian"

Sakura mendongakkan kepalanya terkejut, serapuh itukah hubungannya

Bercerai. Sedari dulu Sakura tidak pernah menyetujui itu tapi apa yang bisa ia perbuat jika suaminya sendiri yang ingin berpisah darinya

"Aku tidak akan memintamu untuk mengakhiri hubungan kalian..." Ah mata Sakura mulai memanas

"...Tapi aku sendiri yang akan mengakhiri hubungan kami"

"Aku dan Sasuke akan bercerai"

.

.

.

~•~

.

.

.

Langit telah pekat tak lagi membagi sinarnya yang ada hanya cahaya dari beberapa pekarangan rumah yang berjejer rapi

Tampak seorang laki-laki melangkah keluar dari mobilnya. Wajahnya lelahnya sangat tertera serta kemeja yang tak serapi saat ia berangkat, ikatan dasi yang telah mengendur

Saat memasuki rumahnya ia hanya menemukan kegelapan bukannya sambutan hangat khas keluarga, ia baru sadar tadi pun lampu pekarangan rumahnya mati, 'bukankah biasanya ia selalu menyalakan lampu pekarangan' batin laki-laki itu

Tanpa bersusah menyalakan listrik ia telah hapal betul letak rumahnya sendiri. Sesuatu menghentikannya ketika akan melewati ruang tengah

Wanita itu, Istrinya tengah duduk diam dalam kegelapan.

"Sakura" ia menyipitkan matanya untuk menangkap bayang itu lebih jelas lagi diantara kegelapan

"Apa yang kau lakukan?"

"Sasuke..." Wanita itu mengangkat kepalanya menatap Sasuke. Terdengar helaan nafasnya memberat

"Haruskah kita mengakhiri ini" Sasuke sejenak mengerutkan kening tidak mengerti apa yang dibicarakan istrinya, itu bukanlah jawaban atas pertanyaannya

Sekilas ia melihat kaleng beer yang ia yakini isi telah habis. Tidak biasanya dia minum-minum begini

"Haruskah kita..."

"Kau mabuk, Sakura" selanya. Ia terlalu lelah jika harus meladeni Sakura sekarang, yang ia inginkan sekarang adalah kasur untuk tertidur pulas

Langkah Sasuke terhenti begitu Sakura melanjutkan kalimatnya

"Aku ingin bercerai"

Sakura mencoba untuk tidak terisak saat melihat Sasuke hanya berlalu begitu saja saat ia mengatakan ingin bercerai

Malam ini Sakura tidak mampu lagi membendung hancurnya, ia tetap pada posisi awalnya. Menangisi semua kehancurannya

Sakura memandang pintu bercat putih yang tidak jauh dari tempat ia berada. Memikirkan kembali haruskah ia menyerah saat ini, mengingat ia selama ini bertahan demi apa

Sakura meremas dadanya berharap bisa mengalihkan sakitnya. Keputusannya sudah bulat ia akan mengakhiri ini.

saya hanya penulis amatir yg baru berani untuk up ceritanya.