Chapter 1 "Wrong View"

Deruan kendaraan mengiringi kebisingan malamnya kota Karakura yang terkenal akan kesibukan. Semilir angin kencang menerpa dari ketinggian, seolah-olah itu adalah hal biasa dan orang-orang tak memperdulikannya. Sesosok pemuda dengan pakaian kasual dan memakai topi kupluk abu-abu –menyembunyikan rambutnya, tampak menikmati pemandangan kota dari atap gedung tertinggi di sana. Musim semi memang musim terbaik. Ia mendengus pelan seraya ia melompati gedung itu dengan mudah dan mendarat dengan santai di jalanan sepi.

Ia jilati bibir pucatnya dan senyum seringai muncul diwajah tampannya. Ia masukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan berjalan angkuh di kegelapan malam.

"Ah, aku benar-benar lapar. Apa satu manusia sudah cukup, ya?"

BLEACH

Genre: Romance and Fantasy and little bit of Humor

Pairing: Just let see who will be. For the main Characters still Rukia and Ichigo

Warning: OOC, TYPO bertebaran, cerita yang muncul tiba-tiba dari kepala author saat

Galau dan 100 % dari otak author yang terkadang melenceng.

Happy reading~

Kuchiki Rukia terduduk nyaman di kursi kelas sambil tersenyum-senyum tak jelas. Pipinya berubah merah dan ia mulai tertawa aneh dengan air liur yang menetes. Kelas bahasa masih sepi dan hanya berisi ia dan sahabatnya, Hinamori Momo yang terkucilkan sedari tadi disampingnya, karena memang masih ada sejam lagi waktu untuk memulai kuliah seperti biasa.

Sudah lima menit ia terpaku dengan manga yang membuat Rukia menjadi sosok gadis aneh dengan imajinasi liar dan wajah mesum layaknya para om-om hentai yang suka menggoda para gadis seumuran mereka.

"Ruki-chan, kau ini. Berhenti membaca manga yaoi itu sebelum kubakar." Ancam Momo dengan wajah bosan. Ia sedari tadi hanya memainkan ponselnya sejenak lalu memandang kearah Rukia dengan tatapan jengkel.

Benar-benar diabaikan!

Gadis bermarga Kuchiki itu langsung menghisap air liurnya yang menetes dan menyembunyikan manganya dibalik punggung mungilnya. Wajah mesumnya berganti menjadi memelas. "Jangan, Momo. Kau akan menghancurkan hidupku kalau begitu."

"Lagipula, apa yang kau senangi dari pasangan sesama lelaki itu? padahal bentuknya saja sama." Ucap Momo dengan sarkatis. Rukia langsung menepuk kedua bahu Momo dengan semangat. "Setelah kau membacanya, kau akan mengerti rasa cintaku pada mereka, Momo. Cinta mereka sangat indah dan penuh dengan kesetiaan. Mungkin saja kau bisa seperti-"

"Wow… jangan ajak aku untuk masuk ke duniamu yang satu ini, Ruki-chan." Tolak Momo dengan cepat, tahu apa yang akan Rukia katakan padanya.

Momo memijit pelipisnya yang terasa pusing. Ia tak menyangka kalau sahabatnya sudah menjadi fujoshi kelas berat. Padahal dulunya dia dikenal sebagai ice princess saat SMA. Ia benar-benar terkejut kalau gadis ini sangat menggilai yaoi karena tawaran manga dari Matsumoto-san, gadis primadona saat itu. "Apalagi ditambah dengan Ren yang sangat tampan dan dia adalah seorang pangeran vampire, ia tak bisa lepas dari soulmatenya, Maru-kun. Ah~ benar-benar cinta yang penuh ketulusan dan sangat murni."

"Oke..oke… kau bisa berhenti sekarang. Jangan kotori pikiranku dengan imajinasimu yang terlalu tinggi itu, Ruki-chan. Aku bisa membuat ibuku menangis." Tutur Momo. Rukia hanya tertawa mendengarnya lalu ia menyimpan manganya ke dalam tas sebelum benar-benar dibakar oleh Momo dihadapannya.

"Kau takkan membuat Ibumu menangis, Momo. Kau terlalu berlebihan." Ucap Rukia sembari membuka ponselnya dengan wallpaper tokoh anime favoritenya sedang berpelukan. Yap, pasangan yaoi.

"Yah, terserah dirimu saja, Ruki -chan. Ngomong-ngomong, kau percaya dengan vampire, ya?" tanya Momo dengan heran, mengingat gadis konglomerat ini sangat tidak percaya dengan urban legend maupun kisah horror lainnya. Bahkan saat menonton film horror saja, ia malah tertawa dengan keras dan bukannya ketakutan seperti yang lainnya.

Entahlah, mungkin ada yang salah dengan gadis satu ini.

Rukia menggeleng dengan tenang, "Tidak, aku tak percaya dengan vampire. Mereka hanya cerita fiksi dari khayalan para pengarang yang berharap ada sosok pemuda tampan atau gadis cantik yang menghisap darah mereka dan menjadikannya pasangan hidup atau makanan belaka." Jawab Rukia dengan santainya.

"Lalu, kenapa kau sampai nge-fans sama vampire homo tersayangmu?"

"Ha, jangan sebut mereka homo dan tentu saja aku suka karena Ren adalah vampire dua dimensi yang sangat tampan dan seksi. Oh jangan lupa kalau dia itu sangat setia dan over-protective dengan Maru-kun."

"Apa aku harus mencuci otakmu dulu, Ruki-chan?"


Rukia bersenandung riang sembari tangan mungilnya menjepret sana sini dengan santai. Kamera berwarna putih itu tampak sangat cocok dileher putih polosnya. Kota dimalam hari memang sangat indah untuk diabadikan. Memotret di malam hari adalah hobinya selain membaca komik yaoi jikalau sang kakak, Kuchiki Byakuya sedang berada diluar negeri untuk mengurus pekerjaannya. Ia benar-benar terasa bebas, sendirian berada di tempat-tempat indah di kotanya meski ia sudah biasa melihatnya.

'Mhm…hah…uhh… hentikan.' Suara desahan seorang pria terdengar dari balik gang, tak jauh dari tempat Rukia berdiri. Rasa penasarannya langsung muncul –karena tentu saja ia sangat menyukai hal-hal yang berbau yaoi- dan langsung mengendap-endap, mengintip apa yang sedang terjadi dibalik gang sepi itu. mengingat kalau itu adalah desahan pria dan bukannya wanita.

Matanya melebar dan pipinya merona dengan cepat, melihat pemandangan nyata dihadapannya. Sosok pemuda dengan rambut orange berantakan tengah mencium sosok pemuda berambut hitam yang terlihat sudah lemas dengan aksinya. Rukia terpaku disana. Tak menyangka bahwa hal seperti itu memang terjadi di dunia nyata.

Pemuda jingga itu menyadari bahwa ada yang tengah menatapnya dan langsung mengarahkan pandangannya ke sana. Yap, kearah Rukia yang langsung berlari menjauh dari sana dengan sendalnya yang tertinggal sebelah.

Dilepaskannya pemuda berambut hitam yang sudah lemas itu dan berjalan keluar gang, mengambil sandal gadis pengintip tadi. Ia menyeringai senang, hampir tertawa sebenarnya, mengingat bagaimana gadis itu berlari dengan wajah memerah dan senyum mesum yang terpampang di wajah manisnya. Ia bahkan sampai menanggalkan sandalnya tanpa sadar.

"Boleh juga." Gumam pemuda jingga itu dengan seringai nakalnya. Ia mulai menjilati bibirnya yang basah dan mengusapnya dengan jempolnya.

Ia benar-benar tertarik dengan pemilik sandal ini sekarang.

To Be Continued~


Akhirnya setelah sekian lama, saya comeback dengan ff IchiRuki yang lain...

maaf jika sebelumnya, cerita-cerita yang dulu tidak saya publish karena rentetan tugas kuliah yang menumpuk -_-"

gomennasai minna-san~

untuk kali ini, saya ingin membuat cerita supernatural karena lagi ngefans sama vampire entah kenapa -_-"

oh ya, untuk yang kali ini, jangan kaget karena bakalan banyak adegan fluffy yaoi antara pemeran utama dengan tokoh lain, ya ;)

Tunggu kelanjutannya ya, minna~

IreneReiko-chan