What Happen With Kise Ryouta?
Cast: Aomine D, Kise R, Akashi S, Kuroko T.
Pairing: AoKise/AkaKuro/Kuroko no Basuke
Genre: romance, humor & friendship
Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi
Sinopsis: Kise yang tiba-tiba memutuskan kontak dengan Aomine tanpa sebab, membuat Aomine bertanya-tanya kepada simsimi. Tetapi saat ia bertanya kepada simsimi, ia hanya mendapat jawaban yang tak masuk akal. Ntah dimana otak Aomine sampai-sampai ia bertanya kepada simsimi? Dan sebenarnya apa yang terjadi pada Kise Ryouta? Kise hanya kesal dengan Aomine karena suatu hal.
Warning inside: terdapat unsur yaoi, typo(s) , tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, humor gagal, garing beud...
DLDR
Chapter 1
Seorang model terkenal asal Tokyo berumur 20 tahun dengan surai kuning keemasannya, wajahnya yang begitu tampan, juga basket maniak ya Kise Ryouta. Semua orang tentu mengenal model tampan itu, wajahnya ada dimana-mana, dimajalah, poster, tv, juga dijalanan(?). Hari ini jadwal pemotretannya selesai dengan cepat maka dari itu ia ingin jalan-jalan dengan pacarnya karna akhirnya ia memiliki waktu luang, pikirnya. Sudah seminggu semenjak kencan terakhir mereka, Kise dan pacarnya tak pernah bertemu. Bukan karna ia tak ingin bertemu juga bukan karna ia sedang bertengkar dengan pacarnya kau tau kan? Bekerja sebagai model itu sangatlah sibuk.
Tentu ia jengkel dengan jadwalnya mendadak padat itu, tapi ia tak mungkin meninggalkannya bukan? Itu lah satu-satunya cara ia bisa membayar apartemennya. Ngomong-ngomong tentang pacarnya, Kise Ryouta adalah pemuda tampan yang gay, ya dia GAY, pacarnya seorang pria yang bernama Aomine Daiki. Yang benar saja? Seorang model tampan Kise Ryouta seorang gay? Jika media tau akan hal ini, mungkin Kise akan keluar dari dunia permodelan.
"Moshimoshi Aomine-cchi?" kini ia tengah menelpon pacarnya itu.
Aomine Daiki seorang pemuda berkulit tan dengan surai navyblue yang dimilikinya adalah kekasih Kise Ryouta, mereka telah menjalani hubungan ini selama 3 tahun saat mereka masih SMA. Butuh waktu setengah tahun seorang Aomine Daiki meluluhkan hati seorang Kise Ryouta, tetapi setelah apa yang ia lakukan untuk meluluhkan hati Kise kini terbalas dengan ia berpacaran dengan si model blonde selama 3 tahun terakhir ini. Ia berhasil membuat si blonde jatuh ke dalam perangkap cintanya. (ecieeeeeeeeee/dibekep Kise/)
"Huh? Kise? Ada apa? Tumben menelpon." Jawab Aomine dengan nada malasnya.
"Hehehe.." ia cengengesan. "Hari ini aku pulang awal-ssu, mau pergi kencan?" suara Kise benar-benar terdengar sangat girang disana. Bagaimana tidak? Sudah seminggu sejak kencan terakhir mereka tak bertemu bukan?
"Bisa kau pelankan suaramu Kise? Telinga ku sedikit sakit." Serunya sambil mengorek telinganya yang dekil itu(author dibuang ke ring)
"Aomine-cchi hidoi-ssu!" rengek sang model.
"Baiklah. Tapi aku selesaikan baca majalah Mai-chan dulu ya." Katanya sambil membolak balik kitab terkutuknya itu.
"..." Kise pun hening tetapi tak lama kemudian. "OH JADI MAJALAH PEMBUNGKUS GORENGAN ITU LEBIH PENTING DARI AKU GITU? OKE TERSERAH. DASAR ITEM, KUMAL, DEKIL, BAU, DAKIAN. AOMINE-CCHI NO BAKA!" ia teriak dan marah seperti emak-emak marahin lakinya gara-gara lakinya ngincar janda sebelah. Aomine semoga telingamu tenang dialam sana.
Aomine dapat merasakan telinganya berdenging saat mendengar teriakan Kise dan ia pikir ia tak dapat mendengarkan burung-burung bernyanyi besok. Emang Mine hobi ya ama begituan? Bangun aja pas burung udah pada pergi nyari makanan. Oke abaikan.
"Walaupun item, kumal, dekil, bau, dakian, kamu suka kan? Buktinya minggu lalu minta nambah ronde." Aomine menggombal, dan ntah kenapa author mendadak pengen muntah(disantet Mine)
"A-apaan sih? Gak usah bahas minggu lalu deh ketek kurapan!" wajah Kise masih memerah tapi ia masih dalam keadaan emosi.
"Walaupun ketek akang kurapan, eneng masih suka kan?" Aomine menggombal lagi. Authorpun melambaikan tangan ke kamera karna udah gak kuat.
"Tau ah Aomine-cchi kebanyakkan baca majalah bokep sih, makanya otak jadi pas-pasan. Kalo gak mau pergi terserah trus aku gak bakal kasi jatah lagi selamanya." Kise pun masih marah dan semua gombalan Mine pun sama sekali tak berpengaruh terhadapnya.
"Ki-Kise tung-" belum sempat Aomine menyelesaikan perkataannya, Kise sudah terlebih dahulu menutup telponnya.
Aomine panik, takut, sawan, dll(?). Oya? Seorang Aomine Daiki sedang ketakutan? Bagaimana tidak? Ia tidak akan mendapat jatah dari Kise tidak untuk sehari ataupun seminggu atau sebulan tetapi selamanya. Ayolah lebih baik mati daripada tak dapat jatah selamanya dari Kise, pikirnya. Akhirnya dengan langkah kaki seribu(salah) Aomine menyusul Kise ke tempat pemotretannya.
Setelah ia sampai disana, ia melihat Kise tengah berbicara dengan produsernya, mungkin pamit pulang."Oi, Kise.." panggil Aomine. Tetapi orang yang dipanggil tak menyaut panggilannya bahkan menolehpun tidak, sepertinya ia masih marah, pikir Aomine.
"Oi, Kise!" kini Aomine sedikit teriak.
"Aomine-cchi? Hmph!" yang dipanggil pun akhirnya menoleh tetapi tak lama ia menoleh kearah lain lalu berjalan meninggalkan Aomine.
"Oi, Kise.." seperti yang ia pikirkan Kise masih marah dengannya. "Kise, maafkan aku." Ia memegang tangan Kise dengan tujuan menahannya agar ia tak pergi"
"Lepas Aomine-cchi! Bukankah kau lebih mementingkan majalah bodohmu itu? Kenapa kau kesini?" jawab Kise sambil merengut.
'Sebenarnya aku kesini karna aku tak ingin jatahku hilang' dalam pikir Aomine. Tapi tak mungkin ia menjawab seperti itukan? Yang ada Kise akan tambah marah dan yang lebih parahnya lagi Kise akan memutuskannya. Yang benar saja? Butuh perjuangan setengah tahun untuk mendapatkan Kise lalu putus hanya karna masalah sepele? Aomine tak mau itu. Dan Aomine tak ingin putus dari Kise.
"Maafkan aku Kise. Aku mengaku salah." Aomine masih memegang tangan Kise.
"Aomine-cchi baka!" seru Kise sambil menahan tangisnya.
"Maaf.." akhirnya Aomine pun menarik Kise kedalam pelukannya.
"Baka..huaaaaaaaa.." akhirnya tangisan Kise pun pecah dalam pelukkan Aomine.
Aomine memang terkadang terlihat cuek dan tak peduli dengan Kise, tetapi sesungguhnya ia begitu mencintai Kise dan ia paling tak bisa melihat Kise menangis apalagi membiarkannya. Dan Aomine akan memikirkan segala macam cara agar dapat membuat Kise berhenti menangis.
"Sudah jangan menangis baka." Aomine mengeratkan pelukkannya sambil mengelus lembut surai kuning keemasan Kise. Kise pun mulai sedikit tenang.
"Um.." gumam Kise sambil membenamkan wajahnya didada bidang Aomine.
"Kau belum makan malamkan? Mau ke Majiba? Aku yang traktir. Setelah itu kita pergi kencan." Ajak Aomine sambil dengan lembut.
"Hehe ayo-ssu!" Kise pun kembali menunjukkan senyum ceria lebar seperti biasa.
"Kau ingin makan apa?"
"Aku mau jus jeruk dan kentang goreng-ssu!"
"Itu saja?"
"Um!" Kise mengangguk. "Aku sedang dalam program diet-ssu!"
"Baiklah, jadi jus jeruk 1, kentang goreng 1, choco shake 1, dan burger teriyaki 5." Aomine tengah memesan. Kise heran bagaimana kekasihnya yang banyak makan itu tak gendut-gendut? Apa karna dia bermain basket? Sepertinya begitu.
"Aomine-cchi aku cari tempat ya." Lalu ia meninggalkan Aomine yang tengah memesan itu, ia memilih tempat duduk dekat jendela dengan 2 kursi yang saling berhadapan. Setelahnya ia duduk dikursi tersebut. Tak lama ia duduk Aomine pun datang ambil membawa makanan yang ia pesan tadi.
"Kenapa disini?" tanya Aomine sambil meletakkan makannya diatas meja lalu ia duduk.
"Memangnya kenapa-ssu?" tanya Kise sambil menopang dagunya.
"Tidak, kenapa disamping jendela?" tanya Aomine sambil mengambil sebungkus burger teriyaki.
"Supaya bisa melihat orang berlalulalang-ssu!" jawab Kise dengan absurdnya. "Ngomong-ngomong Aomine-cchi." Tiba-tiba Kise menatap Aomine.
"Hm?" tapi orang yang ditatap cuek bebek ia tengah asik membuka bungkus yang membungkus burger teriyaki tercintanya itu.
"Minggu depan aku akan pulang kerumah orang tua ku-ssu. Dan aku akan tinggal disana selama seminggu."
"Ha?" Aomine sedikit kaget dengn perkataan Kise dan itu berarti dia tidak bisa melakukan hal 'iyaiya' dengan kekasihnya itu selama seminggu. Oh tuhan cobaan apalagi yang kau berikan ini, pikirnya.
"Hahaha pasti Aomine-cchi akan kesepian tanpa ku kan?" kata sang model dengan narsisnya.
"Ha? Bicara apa kau? Tentu saja aku tidak akan merindukan orang yang berisik seperti mu."
"Oh begitu." Aura disekitar Kise mendadak suram, sepertinya ia sedih dengan perkataan Aomine barusan, padahal jelas-jelas ia akan merindukan sosok Aomine tetapi orang yang akan dirindukannya tidak.
Sadar akan mood Kise yang tiba-tiba berubah Aomine meletakkan burgernya lalu menggenggam tangan Kise yang diletakkannya diatas meja. "Tentu saja aku akan merindukanmu, bodoh." Wajah Aomine sediki memerah, oh ayolah Aomine kau bukan si maniak Oha-Asa itu.
"Aomine-cchi." Kise kembali menatap Aomine, tetapi Aomine dapat melihat jelas manik madu milik Kise sebentar lagi akan mengeluarkan airmata.
"Sudahlah jangan menangis lagi Kise. Kita masih bisa saling memberi kabar lewat email atau telponan bukan?" Aomine mengelus pipi Kise dengan tujuan menenangkannya agar dia tak menangis.
"Aku tau tapi, aku tidak akan bisa melihat Aomine-cchi." Ia sedikit cemberut.
"Hanya seminggu Kise. Bertahanlah, jika kau pulang nanti kita akan menghabiskan waktu berdua sebanyak yang kau mau. Aku janji."
"Benar-ssu?" raut wajahnya kembali ceria.
"Um." Aomine mengangguk singkat sambil tersenyum tipis.
"Ah! Aomine-cchi aku punya ide-ssu!"
"Ide?" tanya Aomine dengan raut wajah bingungnya yang tak elit.(author ditendang Mine)
"Bagaimana kalau Aomine-cchi ikut aku saja-ssu! Sekalian aku kenalkan ke keluarga ku!" jawab Kise dengan semangat.
"Hah?!" Aomine kembali kaget. Bagaimana tidak, ia belum siap menemui calon mertuanya.(pedean lu dakian/lalu author dibuang/)
"Ikut ya? Kumohon-ssu!" Kise mengeluarkan jurus andalan puppy eyes nya agar Aomine menuruti permintaannya dan tak dapat menolak.
"tsk, baiklah." Ayolah itu curang, menggunakan jurus andalannya. Aomine paling tak tega jika menolak ajakkan Kise dengan puppy eyes nya itu.
"Yeay! Hehehe..." girang Kise. Di tengah kegirangan Kise ntah kenapa perasaan Aomine tiba-tiba tak enak. Ia merasakan akan terjadi sesuatu setelah ia bertemu orang tua Kise. Untuk yang kedua kalinya ia merasa sedikit takut.
"Hah, akhirnya sampai juga-ssu!" Helaan nafas panjang keluar dari mulut Kise.
TBC~~~
a/n: hai semuaaa~ author maso ini kembali lagi setelah sekian lamanya. Dan semoga kalian suka dengan ff saya yang ini. Jangan lupa tinggalkan jejak. Dan jika diantara kalian ingin memberikan masukkan, saya akan sangat senang, karena saya masih dapat dibilang noob disini. Lel, oke sekian bacotan dari saya, salam maso. '^')9
