Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto.

Warning : AU, OOC, Abal, geje.

Fic ke duaku tnt SasuHina, semoga menyenangkan.

.

.

.

Seorang gadis melangkah lembut di koridor sekolah. Kakinya indah dan putih tanpa cela. Halus dan amat mencengangkan setiap mata melihatnya. Rambut yang panjang digerai. Apalagi rambut yang terawat. Warna rambut indigo dan menebarkan bau wangi lavender disekitarnya. Pemuda bermata hitam pekat dengan rambut hitam emo, kulitnya yang putih itu terus memandangi gadis berambut indigo. Baginya gadis itu menarik. Dia ingin tahu siapa gadis itu.

"Kau tertarik, Sas?" suara sahabatnya.

Sasuke menoleh, "Tch, kau...!" lalu melihat gadis itu lagi.

"Kuperhatikan kau terus melihatnya dari rambut sampai kaki. Jarang kau memperhatikan seorang gadis. Merepotkan..."

Pemuda berambut hitam di kuncir keatas seperti nanas yang baru datang itu duduk di samping Sasuke. Menenteng sebuah gitar akustik. Memainkannya dalam irama yang enak di dengar telinga. Ikut memperhatikan gerakan gadis itu. Leher yang panjang itu memang indah untuk di lihat. Juga wajah yang cantik dan anggun.

"Kau kenal dia, Shikamaru?"

"Pernah dengar ..."

"Namanya?" tanya Sasuke.

"Hinata," Jawab Shikamaru dan menaruh gitar di sisinya.

"Lengkapnya?" tanyanya lagi.

"Hinata Hyuuga."

"Kau tahu dari mana?" selidik Sasuke.

"Temari satu kelas dengannya..."

"Kau tertarik?" Shikamaru meneruskan katanya.

"Tertarik sih iya. Tapi dia selalu diantar jemput, apa dia sudah punya pacar?" seru Sasuke..

Shikamaru bersandar dikursi sambil menguap, "Dia belum punya. Coba saja kau dekati. Aku pikir dia bukan gadis sembarangan," kata Shikamaru pasti.

"Dari mana kau yakin seperti itu..." Sasuke menatap sahabatnya.

"Hanya pengamatanku saja. Gadis itu tidak seperti yang lainnya. Tapi dia mempunyai pribadi yang menarik...!" komentar Shikamaru.

"Sepertinya aku ingin mengenalnya!" Sasuke tersenyum tipis. Lalu mereka berdua meninggalkan taman Sekolah Senior Konoha Scool menuju kelas 2-A.

.

.

.

.

Sasuke tinggal sendiri, keluarganya tinggal di Iwa. Dia hidup di flat apertemen yang mewah. Sahabatnya, Shikamaru sering menginap di tempatnya.

"Hei! Kau mau kemana?" tanya Shikamaru malas.

Sasuke melihat tampang sahabatnya itu, "Tch, ke super market. Apa kau mau ikut?"

"Merepotkan, aku mau tidur saja." Shikamaru tidur di depan televisi beralas karpet.

Saat berada di super market Sasuke berjalan menuju tempat buah-buahan. Langkah kakinya terhenti. Tatapannya tertuju pada sosok gadis lembut yang sedang memilih parfum bersama kedua temannya.

"Sasuke ...!" teriak salah satu diantaranya.

Ino anak kelas 2-B yang di kenalnya berlari menghampirinya. Gadis itu dengan manja menarik tangan Sasuke dan membawanya pada dua temannya. Sasuke mengikuti Ino. Dan tanpa sadar matanya menatap mata lavender yang juga tengah menatapnya. Mata itu begitu teduh. Begitu menenangkan.

"Sasuke, kenalkan teman-temanku...!" Ino memperkenalkan teman-temannya.

"Uchiha Sasuke." Ucap Sasuke.

Gadis berambut indigo membungkuk "Hinata, Hyuuga Hinata." Ino memperkenalkan temannya satu lagi.

"Aku Tenten."

Gadis bercepol dua itu cukup manis. Tak kalah dengan Ino. Yamanaka Ino gadis barambut pirang, mata aquamarine yang pandai berdandan, tetapi berhati baik.

"Bagaimana kalau kita bicara di Cafe saja," Seru Ino.

"Hnn," Sasuke melirik Hinata.

Mereka kemudian berjalan meninggalkan tempat itu. Langkah keempat pasang kaki tampak senada. Mereka sedang bergembira. Itu tercermin dari senyum mereka yang lebar.

"Hinata, ku lihat kau sering diantar jemput?" tanya Sasuke.

"Iya, karena ayahku tak mengijinkan aku pergi sendiri...!" jawab Hinata lembut.

"Sepertinya kau selalu di perhatikan keluargamu," ucap Sasuke.

Hinata memainkan tali tasnya, "Apa aku kelihatan manja?"

"Tidak, kau kelihatan bijak dan dewasa..."

"Kau terlalu memujiku Sasuke. Aku tidak seperti itu," komentar Hinata.

Hinata tampak tenang. Tak berombak sedikitpun pada sinar matanya. Akan tetapi dalam hatinya, dia merasakan getar aneh saat tanpa sadar lengan Sasuke menyentuh kulit tangannya. Rona merah kini ada di pipinya. Sasuke tersenyum melihat tingkah Hinata.

"Dan kau sepertinya suka memperhatikan cewek berjalan di taman sekolah," kata Hinata sambil tertawa kecil.

Sehingga Ino dan Tenten ikut tertawa. Agaknya mereka mengerti, kemana maksud kata-kata Hinata. Karena siapapun tahu kalau Sasuke dan Shikamaru sering duduk di taman.

"Kalau tidak salah kau sering melamun di taman," kata Hinata lagi.

Sasuke tambah kaget. Sepertinya diam-diam Hinata juga memperhatikannya.

"Tidak, hanya sedang melihat seseorang," Kata Sasuke jujur. Dia menatap Hinata sejenak. Lalu pandangannya melihat segerombalan anak cewek yang ngefans dirinya. Sasuke mendecah, Tch."

"Siapa...?" tanya Hinata pelan sambil duduk di dalam Cafe. Ino dan Tenten duduk satu meja dengan mereka. Bahkan Ino memesan minuman dan makanan kecil.

"Seorang gadis cantik, rambut panjang tergerai. Dia adalah dirimu," kata Sasuke lirih di dekat Hinata.

Tak terdengar di telinga Ino dan Tenten. Hinata merasakan kata-kata itu menggetarkan jiwanya. Namun Hinata mencoba menekan perasaannya. Meski mukanya terasa panas juga.

"Sepertinya aku gadis yang beruntung, cowok seperti Sasuke yang mempunyai fans boy bisa memperhatikanku," suara Hinata pelan sambil menundukkan wajahnya.

Sasuke tersenyum melihat Hinata. Lalau menarik nafasnya beberapa kali. Sanggupkah dia mendekati gadis yang ada di hadapannya. Sasuke berharap gadis itu juga mempunyai perasaan sama seperti dirinya.

.

.

.

.

Sasuke berjalan di koridor sekolah. Melangkahkan kakinya dengan angkuh. Shikamaru yang baru datang menghampirinya. Mensejajarkan langkah kakinya dengan sahabatnya. Mereka berjalan masuk ke kelas.

"Aku dengar kau sudah berkenalan dengan Hinata," tanya Shikamaru malas.

Sasuke melirik lalu duduk di kursinya, "Hnn, di kenalkan Ino."

Shikamaru duduk dibelakangnya, "Bagaimana pendapatmu?"

"Dia ramah, cantik, baik hati," Sasuke mengingat pertemuannya dengan Hinata.

"Hati-hati, dia seorang heiress dari keluarga Hyuuga. Tak gampang kau mendekatinya," pesan Shikamaru.

Temari memang banyak bercerita tentang Hinata. Setelah Shikamaru menceritakan niatnya untuk mengenalkan sahabatnya pada Hinata. Temari senang jika Sasuke mengenal Hinata. Karena dia tahu Hinata tidak mempunyai teman laki-laki karena sikap keluarganya yang terlalu protektif. Hinata gadis yang baik dan lembut. Mempunyai wajah yang cantik dan bentuk badan yang ideal. Langkah kaki yang gemulai dan leher yang jenjang. Dia gadis Hyuuga yang sempurna. Mungkin juga dia calon kekasih yang di inginkan Sasuke.

"Besok sore Temari akan mengajak Hinata ke Bioskop. Ada film yang ingin di lihat mereka. Temari mengajakku juga. Apa kau mau ikut?" tanya Shikamaru sambil menempelkan wajahnya di meja.

Sasuke terdiam lalu menoleh pada sahabatnya, "Apa kau berniat mengajakku?"

"Ya, kurasa begitu..." Shikamaru menguap malas.

Shikamaru mengangkat kepalanya, "Baiklah." Ucap Sasuke.

Saat ini Sensei Kakashi yang mengajar di kelas mereka tidak masuk. Shikamaru berdiri dan berjalan keluar kelas.

"Hei! Shikamaru," panggil Sasuke.

"Hnn."

Sasuke mengikuti sahabatnya keluar kelas, "Kita ke taman, di sini membosankan." Sasuke berjalan dengan tenang.

Mereka mulai berjalan menuju di taman. Saat di koridor Shikamaru melihat Hinata dan Ino berjalan menuju keperpustakaan kampus.

"Sas, lihat ada Hinata dan Ino." Shikamaru berhenti dan menunjuk arah ke dua gadis.

Sasuke berhenti melangkah. Melihat tangan sahabatnya yang menunjuk pada kedua gadis. Di lihatnya Hinata dan Ino berjalan menuju perpustakaan. Mereka berjalan mendekati dua gadis itu. Shikamaru hanya mengikuti sahabatnya dengan malas.

"Merepotkan," Gumamnya.

"Hei...!" teriak Sasuke.

Kedua gadis itu menoleh. Sasuke melambaikan tangannya. Hinata dan Ino menghentikan langkahnya. Keduanya tersenyum melihat Sasuke dan Shikamaru.

"Mau ke perpustakaan?" tanyanya.

"I-iya." Jawab Hinata sedikit gugup.

"Apa kalian juga mau ke-" seru Ino.

"Kami mau ke taman. Lalu melihat kalian." Potong Shikamaru.

"O... jadi begitu." Kata Ino.

Diam-diam gadis itu menyukai Sasuke. Tak ada yang tahu perasaannya pada si Uchiha itu. Sayang sekali, Ino melihat kalau Sasuke ada perhatian dengan Hinata, sahabatnya. Kalau bukan Hinata, tentu dia mau bersaing. Dia tak mau mengecewakan perasaan sahabatnya. Dia juga tahu Hinata mempunyai perasaan yang sama terhadap Sasuke.

"Gimana kabarmu Hinata?" tanya Sasuke.

Dia mengenggam tangan Hinata. Gadis itu tersenyum. Dan membiarkan tangannya digenggam orang yang beberapa malam hadir di mimpinya setelah pertemuan di super market. Semburat merah di pipi mulusnya merona dengan suksesnya.

"B-baik..."

Mereka berdua terdiam. Sementara melihat situasi seperti itu, Shikamaru dengan pengertian mengajak Ino masuk ke perpustakaan. Sasuke dan Hinata terlihat santai. Mereka duduk di bangku depan perpustakaan.

"Hinata,"

"Ya, Sasuke?"

"Besuk jadi lihat filmnya?" .

Hinata mengangguk, "Kata temari sih jadi."

"Boleh aku ikut?"

"Kalau kau mau, ikut saja." Hinata menarik nafas panjang.

"Sepertinya ada yang kau pikirkan...?" tanya Sasuke melihat Hinata.

Hinata tersenyum, "Ah... aku senang bila Sasuke ikut."

"Oke, aku ikut. Besuk jam berapa?"

Hinata berdiri, "Jam lima sore." Lalu meninggalkan Sasuke masuk ke perpustakaan. Sasuke tersenyum melihat punggung Hinata yang berjalan menjauh darinya.

'Gadis yang menarik. Aku menyukainya,' batinnya.

.

.

.

.

Senja sore yang paling indah yang pernah di rasakan Sasuke. Sebagai seorang cowok dia jarang menikmati perasaan seperti ini. Oo, mengapa tidak dulu-dulu dia merasakan perasaannya dan mengenal Hinata.

"Sasuke ..." bisik Hinata di sampingnya.

Sementara di layar lebar, film Fatal Atraction menyuguhkan adegan romantis. Tangan Sasuke sejak tadi meremas lembut jemari tangan Hinata. Gadis itu merasakan tangannya bergetar. Kehangatan sentuhan mengalir diam-diam. Wajahnya sudah memerah. Sasuke melihat Hinata dan tersenyum melihatnya.

Hinata menatap pemuda di sampingnya, "Kau sedang lihat apa?" tanyanya lembut.

"Kau."

"Eh..."

Dengan lembut Sasuke menarik lehar jenjang Hinata. Dan mencium bibir lembut yang menggoda. Melabuhkan sebuah sentuhan yang hangat dan menggetarkan. Hinata tidak menolak. Keduanya tenggelam dalam ciuman yang lembut. Tak perduli adegan di film lagi. Sasuke dan Hinata lebih tertarik dengan hati mereka. Sementara itu di barisan depan, Shikamaru dan Temari melihat temannya tenggelam di pelukan.

"Mereka saling jatuh cinta..." kata Temari.

Gadis berambut kuning itu menyandarkan kepalanya di bahu Shikamaru. Mereka sudah berpacaran lebih setengah tahun. Bagi Temari, Shikamaru bukan hanya seorang pacar tetapi sahabat yang menyenangkan. Meskipun Shikamaru suka tidur dan malas.

Shikamaru memeluk Temari dengan lembut. Mendaratkan sebuah ciuman di bibir. Mereka saling menikamatinya. Hingga sebuah batukan kecil di belakangnya menyadarkan mereka. Pantas saja mereka duduk cukup didepan. Tentu santapan empuk bagi orang yang berada di belakangnya.

Sementara itu Hinata sekarang tak malu-malu menyandarkan kepalanya di bahu Sasuke. Hinata dan Sasuke duduk di barisan belakang dan di pojok. Sasuke membelai rambut indigo dengan lembut. Di gedung bioskop mereka mendeklarasikan cinta mereka.

.

.

.

.

Mata lavender itu memancarkan ketulusan. Sasuke menemukan apa yang selama ini dia cari. Dia menemukan ketulusan hati gadis itu. Sasuke mengecup kening gadis itu. Dia tersenyum lembut pada gadis itu. Otomatis wajah gadis itu sudah merah. Jarang seorang Uchiha melihatkan senyumnya. Hanya Hinata yang bisa membuatnya melakukan itu semua.

"Terima kasih Hinata." Ucap Sasuke, saat Hinata keluar dari apertemennya.

Sasuke mempunyai kesempatan untuk menunjukkan keberaniannya. Berani mencintai gadis dan ingin melindunginya. Dia tidak pernah merasakan cinta. Karena dia menghindarinya apa yang di sebut Cinta. Tapi sejak kehadiran Hinata dia menyukainya.

"Terima kasih untuk apa? Tanya Hinata.

"Kau mengubah cara pandaganku dan menumbuhkan semangat baru untukku. Tapi entah kenapa ada perasaan takut."

Hinata menatapnya, "Itu hanya perasaanmu saja. Apa yang kau takutkan?"

"Aku takut kehilanganmu..." bisiknya.

Hinata terdiam mencerna perkataan Sasuke. Sebenarnya dia juga takut kehilangan orang yang di cintainya.

"Aku mencintaimu, Hinata." Seru Sasuke.

Hinata memeluk cowok yang di cintainya, "Aku juga mencintaimu."

"Aku pulang dulu. Aku takut keluargaku menghawatirkanku." Kata Hinata berpamitan pada kekasihnya.

"Aku antar?"

"Tidak usah, arigatao Sasuke."

"Tunggu, tunggu sebentar," Sasuke menghentikan Hinata yang akan berjalan.

"Hnn, apa?" Hinata tersenyum.

Sasuke tersenyum jahil. Dia mendekatkan wajahnya. Dan Hinata yang berada di sampingnya tahu kemana maksud cowok itu. Hinata memejamkan matanya, menanti sesuatu yang berlabuh pada tempatnya. Dan sebuah ciuman lembut singgah di bibirnya. Keindahan itu mengalir dalam jiwa mereka. Dan Hinata mengakui, bahwa dia menemukan sesuatu yang lain pada si Uchiha yang terkenal staycool itu. Kelembutan seorang cowok yang di dambakan banyak cewek.

"Besok pagi aku akan ke sini..." Hinata menangkap senyum sempurna di bibir Sasuke. Dan membuatnya jadi penasaran.

"Ada apa?" tanya Hinata.

"Aku membayangkan kau dengan pakaian seksi. Pasti sangat mengasikkan." Melingkarkan tangannya di pinggang kekasihnya.

"A-apa?" tatapan Hinata berubah menjadi horor melihat kekasihnya, "Dasar mesum." Lanjutnya dengan muka memerah.

"Sudah lepaskan tanganmu. Aku pulang ya?" pinta gadis berambut indigo.

Sasuke melepaskan tangannya, "Peluk bayangku dalam setiap tidurmu. Oke!"

"Sasuke romantis banget," kata Hinata bahagia.

Hinata meninggalkan Sasuke. Senyumnya mengembang merasakan Sasuke cowok yang menyenangkan. Siapa bilang cowok itu dingin? Sasuke cowok yang lembut dan romantis bagi Hinata.

Akan tetapi perasaan bahagia itu hanya sebentar. Saat dia sampai di rumahnya, Hinata kaget melihat sosok cowok yang duduk di teras bersama adiknya.

.

.

To be continue_

.

.

.

.

Arigatao telah membacanya.

Gomen kalau masih ada yang kurang sesuatu.

Dan jangan lupa reviewnya...