Show chapt 1: Silent


Summary: Sebuah awal dari sebuah kisah

Chara(s): Fem! Indonesia, Netherlands, France, dll

Warning: Gaje, datar, lebih baik ngga usah dibaca dan mari tonton Belanda vs Slowakia!

Disclaimer: Hetalia Axis Powers©Hidekaz Himaruya


Pagi sendu sedang menyelimuti Indonesia. Tak hanya cuaca yang sayu, namun juga gerak-gerik nation itu.

Disiraminya bunga-bunga di halaman istana tanpa senyum. Hal ini sangat aneh mengingat Indonesia adalah gadis yang ramah dan riang. Biasanya ia pun akan tersenyum senang sambil bersenandung kecil ketika meperhatikan bunga-bunga cantik nan elok yang menghiasi halaman rumahnya tersebut.

Ia menghela nafas panjang. Kemudian dilihatnya ke arah langit.

Mendung...

Dan tak berapa lama, rintik hujan pun turun…

"Ach!" seru Indonesia kaget karena tetesan air itu mengenai wajahnya. Sedangkan hujan turun semakin deras.

Indonesia berlari menjauh dari tempatnya semula. Berusaha menjangkau teras rumah untuk berteduh. Namun ia tak sengaja menginjak permukaan tanah yang licin.

"Kyaaa~!"

-BRUK-

Wanita itu meringis kesakitan karena ia berhasil menghantamkan tubuhnya ke tanah. Dan kini, pakaiannya pun ikut basah oleh hujan.

Ia mengelus-elus bagian yang ia rasa sakit itu. Tetap di tempat ia terjatuh. Ia tak beranjak. Hanya saja, air mata mulai membasahi pipinya. Sebegitu sakitkah?

~*w*~

Kegaduhan terdegar di sebuah ruangan tertutup. Di luar ruangan, terlihat para penjaga berseliweran. Mereka yang datang mengawal para nation-nya tersebut hanya bisa ber-facepalm ria menyadari suara siapa-siapa saja yang berteriak ricuh.

"Alfred! Sudah kubilang berapa kali padamu! Jangan berbicara dengan mulut penuh makanan! Bloody hell!" seru seorang beralis tebal yang selalu merasa rese dengan kelakuan si HH (Hamburger Hero).

"Much…much…kau..mm..se..much…lalu…sa..much….ja…berisik…much…..iggy-ku…much…." balas sang HH yang tak lain adalah America itu dengan santainya.

"KAU!" si UK-e naik darah mendengar kata iggy+ku. (author dicekik England karna senaknya +e)

Dan berlangsunglah adegan kejar-kejaran ala novel roman di ruangan rapat tersebut.

Germany yang sudah biasa melihat pertunjukan antara America dan England tersebut hanya bisa membasuh wajahnya kesal. Di sebelanya, Veliciano ber-ve-ing ria. Russia yang duduk di sebelah Canada(?) mengeluarkan aura kol-kol-nya dengan senyum sumringah setajam aura Belarus; tak menyadari jika Canada(?) sudah meringkuk ketakutan dengan aura-aura dewa kematian yang dikeluarkan sang Russia. Di tempat lain, France asyik menggoda Japan. Sedangkan para nation dari Uni Eropa juga sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Mencirikan rapat G-8 seperti biasa. Seperti BIASA.

"Hei, Belgium, jam tangan yang cantik," puji wanita berambut cokelat panjang ketika melirik hiasan yang menaungi tangan kiri wanita di sebelahnya.

"Oh, ini?" Belgium menanggapi. "Ini model keluaran terbaru yang kuproduksi. Sedang booming di tempatku. Ringan dan stylish, cocok untuk para remaja," jelasnya sembari memamerkan jam tangannya tersebut. "Ada pilihan warnanya juga," tambahnya.

"Wow! Keren!" Hungary berdecak kagum. Dalam hati ia berharap Austria yang duduk di sebelahnya mendengar dan mau memberikan satu untuknya. Sayang, sang Aussie malah sibuk mengomel dengan Prussia yang menyerobot.

"Kesesese! Kau tak dengar kalau aku-sang Prussia yang agung ini ingin duduk di tempatmu, hah?"

"Jangan seenaknya kau! Bla….bla….bla….,"

Dan untuk seterusnya terjadilah perang maha dahsyat kedua di ruang rapat tersebut.

Hungary ber-swt .

"Kalau kau mau, aku bisa memberikanmu satu sebagai tanda persahabatan," tawar Belgium seolah-olah tahu apa yang diinginkan sahabatnya itu.

Tiba-tiba swt Hungary berganti dengan pelangi. "B-benarkah?"

Belgium tersenyum. "Ya. Beberapa hari yang lalu aku juga memberikan satu pada Indonesia," lapornya sambil menyikut Netherlands yang duduk di dekatnya. "Iya, kan, Broer?" ia mengedipkan mata.

Netherlands memasang tampang sewot.

~*w*~

Indonesia menghela nafas. Bahunya ia sandarkan pada dinding bangunan besar di belakangnya. Hatinya terasa begitu berat.

Ya, Tuhan… Kenapa aku bisa merasakan perasaan seperti ini…..

Ia merasakan matanya panas. Ia ingin menangis, tapi tak bisa di tempat seperti ini.

"Indonesia?"

Sebuah suara menghentikan langkahnya yang hendak pergi ke tempat yang lebih sepi.

"Indonesia!" seru suara itu sekali lagi.

Suara itu nyaris membuat wanita itu lari tunggang langgang kalau tidak dihalangi rok kebayanya yang panjang. France!

"Mon cheri~~ Aku merindukanmu~~~ ,"

"Hiiiiiieeee!," Indonesia berasa gondok mengetahui France datang ke arahnya ingin memeluk. Dengan segera ia menyikap roknya selutut dan berlari mencari tempat aman.

Untunglah….. France sudah tertinggal jauh di belakang. Kini ia ada di tempat yang cukup aman untuk bersembunyi. Di bawah pohon rindang yang di sekelilingnya ditumbuhi semak-semak tinggi sedada.

Indonesia mengatur nafasnya yang terseok-seok. Rok kebayanya sudah ia rapikan kembali.

Aku berharap France sudah pergi dan aku bisa keluar dari sini sebelum Netherlands meninggalkanku…..

Ia lagi-lagi menghela nafas. "Netherlands…"

Tatapannya kosong menatap rerumputan di tanah. Badannya sengaja ia ringkukan memeluk kedua kakinya. Ia sedang menunggu. Menunggu sampai ia benar-benar yakin France sudah tidak berkeliaran di sekitar tempat itu. Namun bukan hal tersebut yang ia risaukan…

"Huh….dasar…"

Ia membenamkan wajahnya.

"Kenapa? Kenapa harus kau, Netherlands? Kenapa?"

Indonesia tak bisa menahan gejolak yang ia tumpahkan sembari tadi.

Kenapa bukan England saja? Atau Spain? KENAPA!

"Hiks…seandainya….snif…..yang dulu menjajahku England dan bukan kau! M…mungkin aku tak akan merasakan perasaan seperti ini…..hiks….."

"Oh, Indonesia….."

Sebuah tangan memegang pundak Indonesia halus.

"Itu sebabnya kau terlihat murung tadi?"

Indonesia diam. Pria itu kini duduk di sampingnya.

"Tak usah malu, ceritakan saja. Pasti berat untukmu bukan?"

Perlahan Indonesia mengangkat wajahnya. "Terima kasih, France. Tak kusangka kau bisa menemukanku…."

Pria itu tertawa. "Itu mudah. Aku hafal wangi farfume yang biasa para nation pakai kau tahu,"

Indonesia nyengir.

"Dan wewangian yang kau pakai hari ini adalah Jasmine," ucapnya sambil menghapus sisa air mata di pipi Indonesia.

Indonesia tersipu mengetahui France bisa juga melakukan hal seperti itu.

"Hei, kau mau mendengar sebuah cerita?"

~*w*~

"Kita tidak bisa terus-turusan menunggu. Anda akan bertanding dengan Slovakia nanti. Kita harus cepat kembali ke South Africa,"

Seorang pengawal berkebangsaan Belanda menghampiri nationnya.

Netherlands terdiam. Seseorang yang dinantinya belum juga kelihatan.

"Tuan?"

Netherlands mendengus kesal. "Ya. Aku tahu," tatapannya datar. "Ayo, kita pergi,"

~To be continue~


OMAKE~

1. Ice-watch, sebuah merek jam tangan terbaru berasal dari Belgia. Diluncurkan oleh Jean-Pierre pada tahun 2007. Desainnya ekspresif dengan warna-warna menyala. Masuk ke Indonesia pada tahun 2010.

2. FIFA World Cup, 28 Juni 2010: Belanda vs Slowakia


Sepatah, dua patah, tiga tumbang, tumbuh telongewu~ Sekapur sirih dari author (LOL)

=_= Apa-apaan cerita ini. Ck, ngga ada unik-uniknya alias datar. Hehe~ Gomen. Ini adalah sebuah cerita yang terbesit di kepala author di siang bolong (makanya isinya juga bolong-bolong gaje). Kalau diberi kesempatan saya akan buat inti permasalahan Indonesia dengan lebih 'colorful' ntar. Jadi, bagaimana kelanjutan kisahnya? Apa yang akan France ceritakan pada Indonesia? Dan ada urusan apa Indonesia dengan mantan koloninya, Netherlands? Jangan lupa tonton Belanda vs Slowakia nanti malam~ Thanks for reading~ (yang nyesel dah baca jangan salahin saya, ya? Saya dah kasih warning, lho :P)