365 Hari, 12 Bulan, 1 Tahun
Disclaimer : Bleach © Tite Kubo
Rated : T
Genre : Friendship, Romance
Warning : OOC, Typo(s)?, AU, GaJe, Abal
Don't Like, Don't Read, so…
Enjoy it!
.
.
.
Tuesday
April 9th 2013
.
#First meeting#
.
.
Seorang gadis berambut hitam pekat dengan tubuh mungil menghentikan langkahnya di depan pintu gerbang sekolah. Ia bukannya tak mau masuk, hanya saja gerbang itu sudah ditutup. Sebenarnya, bukan hal sulit baginya untuk meminta security membukakan gerbang itu untuknya, hanya saja, ia terlalu mau untuk meminta tolong. Dan masalah lainnya adalah, tak ada security di pos pengaman.
Ini salahnya, sepenuhnya salahnya. Hari ini tanggal 9 April, artinya sudah 9 hari berlalu sejak hari pertama sekolahnya memulai tahun pelajaran baru. Dan sialnya, selama 9 hari itu, dia harus berdiam diri di dalam kamarnya karena selaput lendir hidungnya yang lemah, membuatnya dapat dengan mudah terserang alergi serbuk bunga.
Yah... Alergi serbuk bunga. Sekarang masih bulan April, masih awal musim semi dan itu artinya akan banyak bunga-bunga yang bermekaran, menampilkan pesona indah mereka. Memekarkan kelopak bunga mereka dengan malu-malu ketika rumah musim mereka telah tiba. Dan angin musim dingin yang masih terasa membuat serbuk-serbuk sari yang tertempel di benang sari bunga itu melayang terbawa arus angin.
"Hacchiiih...~" akhirnya gadis itu bersin juga setelah sedari tadi menahan rasa gatal di hidungnya.
"Lho... kenapa kau masih di luar?" Gadis itu mengangkat kepalanya saat tangannya berusaha merogoh saku roknya untuk mengambil sapu tangan dan mendapati seorang laki-laki berambut jeruk menatapnya dari balik pintu gerbang.
"Ah... gomenasai," gadis itu berujar dengan suara berat sambil menunduk dalam, lalu kembali mengangkat tubuhnya. "Saya murid baru dan saya baru sembuh dari sakit jadi..." belum selesai gadis itu memberikan alasan keberadaan dirinya di luar, sang laki-laki berambut jeruk itu bergerak perlahan menuju kunci gerbang.
Krak...
Gadis bertubuh mungil itu menurunkan sebelah alisnya. Bingung. Kenapa laki-laki berambut jeruk itu membukakan gemboknya? Seharusnya –normalnya- dia akan mengejek orang yang datang terlambat seperti gadis ini.
"Masuklah," kata laki-laki itu datar. Laki-laki itu memiringkan kepalanya, memberi isyarat untuk sang gadis agar melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah. Dengan wajah bingung, gadis itu melangkahkan kakinya dan memasuki pintu gerbang tanpa masalah.
"A... Arigatou," lirih gadis itu dengan suara beratnya –yang disebabkan gara-gara alergi menyebalkan itu.
"Yo... Douita," jawab laki-laki itu pelan. Setelah sang gadis menghentikan langkahnya beberapa langkah di belakang sang lelaki, si rambut jeruk mulai bergerak untuk menutup pintu gerbang.
Selesai mengunci pintu gerbang, si rambut jeruk berbalik dan menatap gadis mungil yang kini sedang tertunduk malu.
"Kenapa diam saja?" tanyanya. Gadis itu mengangkat kepalanya kaget.
"A... Ano... bi.. bisakan senpai mengantarkan saya keliling se.. sekolah? Sa... saya masih kelas 1 dan belum pernah masuk sekolah," kata gadis itu malu-malu, untunglah suaranya tak seberat tadi –sekarang mendekati normal.
"Hei... jangan memanggilku senpai, kau bilang kau masih kelas 1 dan aku juga begitu. Kita murid baru di SMA ini. Aku Kurosaki Ichigo, salam kenal!" laki-laki bernama Ichigo itu tertawa renyah sambil menjulurkan tangannya. Gadis mungil itu menatap wajah si Kurosaki, lalu dengan malu-malu menyambut uluran tangannya.
"Ku... Kuchiki Rukia, salam kenal," sahut si gadis yang ternyata bernama Rukia. semburat merah perlahan menghiasi pipi Rukia, entah mengapa ia senang ketika laki-laki ini menyapanya.
"Oh.. Rukia, nama yang bagus. Aku suka, boleh kupanggil Rukia?" tanya Ichigo dengan sebuah senyuman yang membuat wajah Rukia bertambah memerah.
"Te... terima kasih. Dan... yah.. tak apa-apa kau memanggilku seperti itu, Kurosaki-kun," kata Rukia membalas senyuman Ichigo.
"Panggil aku Ichigo. Cukup dengan panggilan itu," kata Ichigo.
"Baiklah... Ichigo," Rukia mulai terbiasa dengan sikap blak-blakan laki-laki ini. Dan oh... laki-laki ini mungkin yang akan jadi pelopor berubahnya sikap malu-malu sang Kuchiki.
Setelah berjabatan tangan sebentar, Ichigo bukannya melepas tangan mungil Rukia, ia malah menariknya hingga Rukia dengan terpaksa harus menyeret kakinya mengikuti langkah Ichigo.
"Ki... Kita mau ke mana, Ichigo?" tanya Rukia terengah sambil memegang tas sandang di tangan kirinya agar tak terjatuh.
"Melihat papan pengumuman, kau berada di kelas berapa!" Ichigo tampak bersemangat tanpa memedulikan Rukia yang masih sulit untuk menyamakan langkah kecilnya dengan langkah besar Ichigo. Well, jika harus jujur, sebenarnya berlari adalah hal yang mudah bagi Rukia, tapi karena tangannya yang terus digenggam oleh Ichigo membuatnya tak bisa mengatur keseimbangannya.
Tak lama setelah itu, akhirnya langkah Ichigo terhenti. Rukia berusaha mengatur napasnya yang terus menderu, dan dengan tenangnya Ichigo mengangkat tangannya tanpa kesulitan bernapas.
"Wah... kita beda kelas lho... aku di kelas 1-3 dan kau di kelas 1-1," kata Ichigo polos. Dengan kesal Rukia memukul perut Ichigo.
"Tanganku sakit," jerit Rukia tertahan. "Hacchih...~" ah... terdengar lucu sekali. Setelah marah-marah tiba-tiba bersin.
Tangan Rukia mengelus hidungnya, sedang matanya menatap tajam ke arah Ichigo.
"Hei tenanglah... jangan marah. Baiklah.. karena sudah satu minggu lebih kau tidak masuk, aku akan mengantarmu keliling sekolah," kata Ichigo sambil mengacak rambut Rukia. Rukia melenguh pelan, lihat saja, Rukia yang awalnya malu-malu mulai bersikap kasar.
"Jangan sok akrab," sahut Rukia kesal sambil merapikan rambutnya. Tapi, pada akhrinya juga ia mengikuti langkah Ichigo yang akan menuntunnya berkeliling sekolah.
...
..
...
"Ini gedung kesenian."
"Ini toilet perempuan."
"Ini gedung olahraga."
"Ini gedung..."
"Ini..."
"Ini..."
...
"Dan ini kelas 1-1," kata Ichigo di depan sebuah pintu ruangan. Rukia terdiam, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat papan kelas, dan benar... ini kelas 1-1. Kepala Rukia menoleh ke arah Ichigo yang ada di sebelahnya. Sejujurnya, Rukia sempat tertegun ketika baru menyadari bahwa tubuh Ichigo sangat tinggi.
"Kau... tinggi sekali," sahut Rukia.
"Memang, nah... sekarang masuklah dan.. oh iya, kenapa kau terlambat?" tanya Ichigo.
"Aku terlambat karena bangun kesiangan, dan aku bangun kesiangan karena demam. Kau sendiri, bagaimana bisa kau ada di pos pengaman?" Rukia balik bertanya.
"Bolos dan mencuri kunci itu menyenangkan," kata Ichigo sambil nyengir. Mata Rukia terbelalak kaget dan spontan Rukia mengangkat tangannya, siap memukul Ichigo. Namun, dengan tenangnya Ichigo mengelak sambil menjulurkan lidahnya.
"Baiklah... aku pergi dulu, Ru-ki-a~" kata Ichigo dengan nada jahil. Wajah Rukia memanas ketika sadar Ichigo mengucapkan kata itu di dekat telinganya.
"Ta... Tawake!" teriak Rukia keras dan tetap hanya dibalas dengan cengiran oleh Ichigo.
"Siapa di luar?" Tubuh Ichigo seketika menegang mendengar suara itu, membuat Rukia terdiam bingung melihat tingkah Ichigo.
"Baiklah.. selamat bersenang-senang dengan kelas barumu. Dan oh.. aku senang berteman denganmu." Ichigo berlari menjauh, meninggalkan Rukia yang hanya bisa menatap punggungnya.
Sreg!
Tubuh Rukia tiba-tiba menegang ketika mendengar pintu di belakangnya di buka. Dengan mata terbelalak Rukia membalikkan wajahnya dengan takut-takut.
"Oh... apakah kau Kuchiki? Baguslah kau sudah masuk. Perkenalkan, aku Kurotsuchi Mayuri, guru kimiamu," kata laki-laki berambut biru itu sambil memamerkan deretan gigi kuningnya. Oh sial, bulu kuduk Rukia mulai berusaha mencabut diri melihat gurunya itu.
"Ichigo sialan," desis Rukia sambil menunduk.
- "Pertemuan pertama yang menyebalkan."
.
.
TBC
.
(A/N)
Yeay... saya malah bikin fic baru hehe... ini fic dapet ilham dari fic Rukoga Aan yg judulnya 'A sampai Z' nah... saya cuma mau bilang, fic ini kemungkinan akan setiap hari saya update sesuai judul dan tanggal hari itu. hehe... gomen (banget) buat yang menunggu fic-fic on-going saya yang membosankan yang lainnya, nanti akan saya update XD
Saya tau ini fic jelek banget. Maaf yah... maaf... dan lagi, setiap chapternya cuma berisi drabble kok... hehe... kalo udah eneg baca chapter ini, besok gk usah diterusin bacanya. Ehe,... saya akan update malem2 lho XD
Terima kasih sudah membaca mina :D
