"Ajak juga teman teman SMP mu, siapa namanya? Ah! Kiseki no sedai! Kalau mereka tidak datang, aku sendiri yang akan menculiknya"
Tit
Kalimat itu terngiang di kepala jenius milik Akashi Seijuurou. Baginya tak ada yang aneh, malah kalau ada yang aneh adalah, apa yang terjadi pada Ayahnya?!
.
.
.
Sway
Disclaimer:
Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi-sensei
.
.
.
Oh yaampun yang benar saja. Ada apa dengan Ayahnya hari ini? Dari tadi pagi Ia terus berceloteh tentang sesuatu yang tidak penting. Ia ulangi lagi: berceloteh. Padahal biasanya kalimatnya mencapai keiritan makhluk phantom bersurai biru. Belum lagi yang dicelotehkannya ujung ujungnya masalah jodoh.
"Seijuurou, cepat cari pendamping sana. Kau sudah kelas tiga, sebentar lagi lulus. Kuliah lalu mengambil alih perusahaan. Oh mengapa waktu terasa begitu singkat?"
Atau
"Seijuurou, berikan aku mantu yang manis imut imut. Selain itu berikan aku cucu yang manja. Yang tidak seperti dirimu, aku bisa mati bosan kalau cucuku seperti dirimu"
Hello? Ayah dari cucumu itu adalah anakmu! Ya pantas saja kalau sifatnya mirip dengan anakmu!
Dan Seijuurou merutuki otaknya yang kenapa dengan tiba tiba berfikir seperti itu.
Dengan kasar Ia mengambil iPhone merahnya—dibuat khusus untuk Akashi Seijuurou seorang, demi membuat karakternya lebih terlihat—dan dengan cekatan menulis email yang diperuntukkan kawan kawannya.
Send.
Dan bibir menawan itu menyeringai.
.
"Apalagi maunya Akashi menyuruh kita berkumpul seperti ini?". Untuk kesekian kalinya pemuda berkulit tan yang nampak gagah itu menggaruk kepalanya. Menanti sang mantan kapten yang membuat janji, tapi malah terlambat.
"Entahlahnodayo, tapi aku rasa akan jauh lebih berbahaya jika kita yang terlambat". Jari jari panjang menaikkan bingkai kacamata yang tidak merosot. Menutup matanya yang lelah dan duduk dikursi panjang milik taman.
"Akashi-kun tidak sejahat itu". Pemuda dengan surai sewarna langit musim panas menatap temannya dengan pandangan aneh. Bahkan sampai sekarang Ia tak mengerti kenapa Akashi selalu ditakuti oleh makhluk dengan berbagai warna ini.
"Mou! Kurokochhi selalu saja membela Akashichhi ssu! Bela aku juga dongssu!". Kali ini pemuda bersurai pirang yang bersuara. Jika Kise Ryouta bukanlah sahabatnya, sudah dipastikan Ignite pass milik Kuroko Tetsuya dengan senang hati diarahkan ke wajahnya.
"Kisechin berisik"
Kraus kraus
Dan semua iris menatap pemuda titan dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan. Apakah pemuda ungu itu tidak bisa berhenti makan barang sebentar?!
"Kenapa?"
"Murasakibara-kun, apakah karna cemilan cemilan manis itu kau bisa tumbuh setinggi itu?"
Dan kini semua mata tertuju pada Kuroko Tetsuya. Apalagi dengan pertanyaan absurd itu?!
Belum lagi Murasakibara menjawab. Sebuah limousin terparkir tepat didepan taman. Pintu terbuka dan menunjukkan surai indah, serta tubuh atletis miliknya yang dibalut jas hitam mahal.
Sempurna.
Tak ada yang berkedip. Oke, Kuroko Tetsuya berkedip. Bintang imajiner muncul dari kedipan matanya. Memberi tanda bahwa Ia menyukai apa yang dilihatnya—
Hn?
"Maaf membuat kalian menunggu. Aku terpaksa bersiap terlebih dahulu"
Baritone itu menyadarkan mereka dari kesempurnaan milik Akashi Seijuurou. Oh, sempurna ya, Tetsuya?
Hn?—lagi
"Ayo masuk. Aku akan menjelaskannya didalam"
.
"Jadi ayahku mengundang kalian di acara ulang tahunku"
"Kau bercanda"
"Kau tidak seriusssu!"
"Konyol Akashi"
Kraus kraus
Hening. Akashi hanya membuang nafas pelan. Sungguh jawaban yang sudah diprediksinya. Walau si surai biru ternyata tidak memberi jawaban.
"Aku tidak bercanda". Akashi duduk tegap sambil bersender nyaman pada sofa mobil. Dan saat itu juga, Kuroko menawarkan air putih yang Ia ambil tidak jauh dari dirinya. "Akashi-kun, minum?"
Dan botol itu diterima dengan senang hati oleh Akashi, "Terima kasih, Kuroko"
"Jadi, kalian tidak perlu persiapan. Semuanya sudah disiapkan. Kalian hanya perlu datang, dan menghadiri pesta sampai selesai. Oh mungkin satu dua kali berbincang dengan Ayah dan Ibuku"
Dan iris berbagai warna lagi lagi memandang heran. Bagi pemuda tan, lebih baik langsung pulang kerumah dan membaca Mai-chan sepuasnya daripada mengikuti acara formal seperti itu. Belum lagi bagi pemilik surai pirang. Menurutnya oke saja ikut acara seperti itu. Tapi dia itu model! Ia harus berpakaian pantas, bukan dengan jas sekolah seperti ini!
Dan bagi Midorima Shintarou, Ia lebih baik belajar—mengingat mereka sudah kelas tiga dan membutuhkan waktu ekstra berkali lipat. Dan si merah ini malah dengan seenak jidatnya mengajaknya ke acara seperti itu? Oh! Yang benar saja!
Murasakibara Atsushi sama sekali tidak merespon. Bagi Akashi, Ia pasti akan meresponnya dengan—
"Akachin, disana akan ada banyak makanan kan?"
—seperti itu
"Tentu saja, ini adalah pesta formal yang mewah. Ayahku menyewa Gordon Ramsey, jika kalian ingin tahu"
Tidak ada nampak sedikitpun kesombongan di nadanya. Hanya nada bosan seperti Ia bilang Aku mandi tiga kali sehari
"Siapa Gordon Ramsey? Ngomong ngomong"
Untuk kesekian kalinya—iris warna warni melihat dengan tidak percaya Kuroko Tetsuya
Anak ini!
.
"Maid dan butler ini yang akan membantu kalian bersiap. Aku tunggu diaula". Sejurus kemudian, Akashi Seijuurou sudah menghilang bersama bawahannya—errr mereka tahu karna sedari tadi pemuda dengan umur dua puluh limaan tersebut terus terusan mendesaknya seperti
"Seijuurou-sama! Tamu kebanggaan sudah datang! Anda seharusnya tidak boleh terlambat dan menyambutnya, Masaomi-sama dan Shiori-sama menanyakan keberadaanmu!"
Atau yang lainnya.
Kiseki no sedai tiba tiba merasa berterima kasih pada Kuroko. Yang telah mengembalikan oreshi pada tubuh aslinya. Jika tidak, sudah dipastikan pemuda dua puluh limaan itu hanya tinggal nama.
"Aomine-sama/Kise-sama/Midorima-sama/Murasakibara-sama"
Koor dari butler seketika membuyarkan pikiran mereka yang masih saja berterima kasih pada Kuroko. "Ya?", jawab mereka tanpa sadar sama sekali
"Silahkan bersiap disebelah sini"
Dan yang dipanggilpun dengan santai berjalan menuju tempat yang ditunjukkan. Tunggu sepertinya ada yang kurang?
Kuroko Tetsuya hanya mematung. Selain dilupakan oleh maid dan butler, Ia juga dilupakan ole teman temannya. Oh, bolehkah Ia pulang?
Kuroko pun menepuk pundak salah satu barisan maid yang tersisa. "Maaf, apakah aku boleh pulang saja?"
"HUWA!"
To Be Continued
Absurd sekaleeeehh yaampun lel malem malem ada ide ini. Tidak apalah berbagi sedikit wkwk
Ohiya ini ff twoshoots saja. Jadi chapter depan kembali diselesaikan wkwk. Semoga terhibur!
Ciao!
Akari Hanaa
