Sosok asing itu kini muncul dihadapanku. Ingin rasanya aku berteriak pada para penjaga agar segera menangkap makhluk asing yang seenaknya masuk ke kamarku.
"Siapa kau sebenarnya?" Tanyaku dengan kasar. Aku merasa risih dengan laki-laki yang seenaknya masuk ke rumahku. Pakaian yang serba hitamnya itu menguatkan kecurigaanku kalau dia itu sebenarnya perampok yang sedang bersembunyi.
"Aku Naruto Uzumaki…..tolong jangan katakan keberadaanku pada siapapun…"Pintanya dengan nada memelas. Aku sedikit terkejut mendengarnya . Bukannya Naruto Uzumaki itu….
"Ya…ya…kau pasti tahu dari namaku…aku anaknya Minato Namikaze…..!"Ujarnya dengan cuek. Matanya menatap was-was pada jendela geser yang masih terbuka.
"Kau mencuri semua barang itu?Aku tak percaya anak hakim terkenal seperti dirimu bisa…"
"Cukup! Kau tidak perlu tahu aku dapat darimana semua ini…pokoknya diam saja!jangan biarkan siapapun tahu keberadaanku… aku akan tinggal disini selama beberapa hari sampai 'dia' pergi…"Jelasnya panjang lebar.
Lampion yang menerangi kamarku itu menjadi saksi bisu atas kejadian malam ini. Dibalut keheningan malam Edo yang dingin dan mencekam. Akupun melangkah menjauh dari pemuda bermata biru sapphire.
"Baiklah…!kau boleh berada disini…tapi kau bersembunyi didalam lemari itu.."Sahutku sambil merapikan kimono yang kukenakan. Ia hanya mengangguk pelan.
"Dan jangan bertingkah yang aneh-aneh…!" Tambahku sambil merapikan futon yang akan kugunakan. Ia terdiam sesaat lalu melangkahkan kakinya menuju lemari pakaianku.
"Aku mengerti….errr…Hinata-san….selamat tidur…."Katanya pelan lalu masuk kedalam lemari.
Aku tidak menjawab pernyataan terakhirnya itu. Mataku masih menatap lampion yang menerangi kamarku dengan tatapan kosong.
Aku akan bersama pemuda itu…
Entah apa yang akan terjadi nanti kalau ketahuan…..
Apa yang harus kulakukan…?
Lampion Edo
By : Ozora Daichi
Naruto©Masashi Kishimoto.
Waktu berpendar mengelilingi dunia.
Dan Lampion yang menerangi kegelapan kota Edo itu menjadi saksi atas segalanya.
"Ahh…benarkah?"Tanya Suara itu dengan nada simpati.
"Benar…Yamanaka-san…..pria itu benar-benar berada didalam kamarku..ia masuk seenaknya saja…."Jawabku dengan kesal. Mengingat kejadian yang kualami semalam membuatku ingin mematahkan Maopi yang kugunakan untuk menulis.
"Sungguh tidak sopan..!"Umpatnya dengan jengkel"Dia harus kuhajar..!Beraninya dia memasuki kamar seorang perempuan tanpa izin….!"
Aku terdiam, matanya yang kini penuh amarah membuat aku bergidik ngeri.
"..Yamanaka-san….sebaiknya anda tidak ikut terlibat….saya rasa…saya bisa menyelesaikan masalah ini sendiri….."Jelasku berusaha memadamkan hati kakak kelas yang terbakar amarah itu.
"Kau selalu menolak pertolonganku Hinata-chan…!Ah…kau juga tidak perlu berbicara formal denganku…walaupun aku lebih tua darimu…."Jawabnya dengan ramah. Api hatinya tergantikan oleh senyum ramah yang penuh kelembutan.
"Ta,tapi….itukan..tidak sopan…" Kataku dengan pelan."Lagipula sebagai keluarga Hyuuga aku harus…."
"Bertindak sopan?"Tebaknya dengan wajah yang penuh tanda Tanya. Menyadari adanya nada ketidak sukaan pada kata-kata yang dilontarkannya membuatku terdiam.
"….Yamanaka-san…saya harus pergi…."Kataku mengakhiri percakapan siang yang kami lakukan di padang rumput ini. Mrapikan pakaian yang kukenakan dan memberesi peralatan yang kugunakan untuk menulis dan langsung pergi menuju kelas…siang ini ada kelas piano dan kuharap aku tidak terlambat…
Laki-laki itu berdiri dengan tegap. Tangannya menggenggam 2 karung beras…sosok yang tak asing lagi…Naruto…
'Tuan datang lagi….apa yang kini tuan bawa?"Tanya kakek pengemis itu dengan senyum samar di wajah.
"aku membawa 2 karung besar…ambilah….berbagilah dengan yang lainnya…."Kata Naruto dengan tersenyum ramah.
Sesaat mata kakek itu terbelalak melihat bawaan Naruto…beras terbaik diseluruh jepang. Harganya sangat mahal dan tak heran lagi kalau yang mengkomsusinya adalah para bangsawan dan saudagar kaya.
" ini kan…darimana tuan mendapatkannya?"Tanya Kakek itu dengan takjub. Seolah-olah karung beras itu adalah kantung emas.
"Aku membelinya…"Jawab Naruto berbohong. Ia tidak bisa mengatakan bahwa beras itu adalah curian dari saudagar kaya….Naruto menjadi pencuri…ia mencuri barang-barang beharga para saudagar lalu memberikannya pada keluarga miskin yang berada di daerah kumuh Edo.
"Terima kasih banyak tuan…!"Seru kakek itu sambil membungkuk hormat lalu berlari menenteng karung beras itu.
Naruto hanya tersenyum kecil. Pikirannya kini melayang pada sosok perempuan yang ia temui tadi malam….
"Ahh…aku telah merepotkan gadis hyuga itu…si…ah…Hinata…ya ya ya Hinata…."Guman Naruto sambil mengingat nama gadis itu.
"Kalau saja aku tidak dikejar-kejar 'dia' aku tidak perlu bersembunyi di tempat Hinata….tapi 'dia' itu cerdas sekali…bahkan ia bisa menemukanku meski aku sudah menyamar….kalau aku tidak sembunyi di kediaman Hyuuga mungkin aku sudah ditemukan olehnya…"
Naruto pun berhenti berguman ketika menyadari rintik hujan mulai menghujaninya. Dengan cepat ia memasang topeng dan jubah hitam kelamnya. Pergi meninggalkan pemukiman kumuh dengan tergesa-gesa…
"Maaf … terlambat menjemput anda Hinata-san…."
Suara Neji yang penuh rasa bersalah bergema ditelingaku. Kereta Kuda bergerak lambat membuatku sedikit kesal.
"Tidak apa-apa Neji-kun…tidak masalah…."Jawabku tanpa menoleh sedikitpun padanya. Pikiranku melayang pada sosok tamu tak diundang…Naruto….
Kata-kata yang kulontarkan membuat pemuda itu terdiam. Wajah penuh bersalah itu terhapus dan tergantikan oleh wajah tenang seperti biasa.
Keheningan menyelimuti kereta. Suara rintik hujan yang deras mengisi perjalanan pulang….
"Ah….Hinata-san….sebentar lagi kita akan sampai….mohon bersiap-siap…."Katanya dengan sigap setelah melihat kediaman Hyuuga yang tampak samar-samar.
Baju yang basah itu dimasukan seenaknya kedalam tas Naruto. Sang pemiliknya mengenakan pakaian yang baru dibelinya tadi pagi.
Matanya menatap langit-langit kamar Hinata dengan terbengong-bengong. Bengong karena sang pemiliknya belum datang…
Lamunan Naruto buyar setelah mendengar derap langkah kaki yang terburu-buru. Pekikan sosok yang berlari itu membuat Naruto terkejut.
"Hinata?"Tanya Naruto. Teriakan itu membuat Naruto segera membuka pintu …
"Kyaaaaaa…!"
BRRRUUKK…!
…..
Sosok Naruto tertindih oleh tubuh berat Hinata. Kedua mata mereka saling bertemu…
"-san…"
"….."
…..
"Aku minta maaf…aku tidak senga…."
Ucapan Hinata terhenti ketika menyadari sosok yang berada dibelakangnya. Mata mereka berdua bertemu….Naruto terkejut melihat sosok itu..
"Neji-san?" sahut Naruto dan Hinata bersamaan.
"….."
"Hinata…"
Lampion yang menerangi kamar pun meredup. Petir terus bermunculan di langit kota Edo yang gelap gulita dan menciptakan suara yang menggelegar.
Bersamaan dengan suara guntur terakhir lampu lampion itu meredup dan akhirnya membuat ruangan menjadi gelap gulita…..
To Be Continue….
Author :CUT…!
Para pemain : fuuuhhh…..
Author : Cape,mas?mbak?
Para pemain : yaiyalah…!
*ninggalin para kru*
Author : naah…bagaimana kisahnya minna-san?gaje?garing?ato malah membosankan?
Maapin saya …..*padahallebaranmasihjauh*
Review?*nyodorin kotak ripiuw*
