xxXxx
Way For Love
Author:: Kim Jongmi.
Cast :: Kim Yesung, Cho Kyuhyun, and Other.
Pair:: Official Pairing.
Rate :: T.
Genre:: Family, Romance.
Warning :: Gender-switch, OOC, AU, and Typos. For story sake, Kyuhyun name will be Kim Kyuhyun. I'm sorry for the inconveniences.
Disclaimer :: This story is mine. Casts in here were their own. And casts in here I'm just borrow their name. So you easily imagine the story. Don't bash the casts. Last, Kim Jongwoon aka Yesung is MINE.
xxXxx
Chapter 1
xxXxx
Mouse Rabbit Coffee. Café kecil tempat dimana mereka menjajakan berbagai macam kopi dan makan kecil lainnya untuk sekedar bersantai. Berbagai macam menu disajikan disana, seperti espresso atau non-espresso, juice, smoothie, dan dessert. Dengan harga yang relatif murah, siapa yang mau kelewatan tidak mendatangi café itu?
Oh mungkin cukup untuk awal perkenalannya. Sekarang jika kau sudah sampai didepan café, kenapa tidak masuk saja. Pintu merah terang itu siap menyambutmu yang sudah kedinginan dibulan Desember seperti ini. Lekas pesan minuman hangat dan cake yang menemanimu disini.
Tring.
Setiap pelanggan masuk atau keluar, lonceng yang sengaja dipasang dipintu itu selalu menjadi 'alert' tersendiri bagi para pegawainya. Namja yang bertugas menjadi kasir dihari-hari khusus itu melirik kearah pintu café yang baru saja dibuka dari luar, menandakan ada yang datang.
Berhubung café ini termasuk dalam jenis coffee shop, makanya setiap pelanggan akan mendatangi sang kasir untuk memesan segala sesuatunya. Bukan pelayan yang mendatangi mereka dan mencatat pesanan mereka.
Kebanyakan pengunjung bergender yeojya yang lalu lalang hari ini. Sebenarnya sebagian besar dari mereka datang kesini bukan hanya untuk sekedar menghangatkan tubuh dengan kopi hangat. Namun juga memanjakan mata mereka dengan sang kasir yang begitu.. menawan?
Sulit untuk mendeskripsikan namja itu. Kata 'tampan' tidak berlaku untuk namja itu, tampan sekali baru benar. Mengagumkan juga benar. Berkharisma juga benar. Tetapi kata 'sempurna' tidak cocok. Karena namja itu jarang menampilkan senyumnya.
Maka itu yeojya-yeojya disana makin gemas.
"Gamsahamnida.."
Oh.. bisa kau dengar suara serak nan seksi yang keluar dari bibir yang menggemaskan itu? Yeojya yang baru saja memesan itu mengangguk canggung lehernya dan menggigit bibirnya. Selalu respon yang sama didapati jika namja itu mengucapkan terimakasih dengan nada rendah. Terlebih yeojya.
Semuanya akan terlihat salah tingkah.
"Oppa.."
Yeojya manis dengan mata layaknya rubah itu dengan rambutnya yang dikuncir kuda menghampiri sang kasir yang kebetulan tak ada yang mengantri untuk memesan. Namja kelewat tampan itu meliriknya, masih dengan wajah datarnya. Tak berkata apapun sampai sang yeojya yang memulainya.
"Caramel macchiato dan Dutch coffee sudah kosong."
Namja itu mengangguk lalu menulis dibuku kecil berbentuk cangkir kopi berwarna cokelat dimeja. Ia menyesap cappuccino yang masih lumayan hangat itu. Mata sipitnya bergerilya, melirik keluar jendela café. Butiran kapas bersuhu dingin itu kembali berjatuhan dari langit.
Cantik.
Bukannya tidak punya ekspresi dan tidak bisa berekspresi, wajah tampannya memang sepertinya agak sulit untuk sekedar tersenyum apalagi tertawa. Begitu.. poker face. Tidak ada yang bisa membaca raut wajahnya karena ekspresinya tidak berubah meskipun ia senang, sakit, marah, ataupun sedih.
"Yesungie.."
Ia menoleh, kali ini ia kaget mendengar suara yeojya dewasa yang begitu anggun dengan syal merah cerah melilit lehernya. Rambut pirang bergelombang itu dibiarkan tergerai indah dengan poni yang menutupi kening sang yeojya dewasa itu.
Kim Yesung, namja tadi –hanya bisa berkedip-kedip ketika yeojya dewasa itu memeluknya. "Umma.. waeyo?"
Park Leeteuk atau Kim Leeteuk itu melirik yeojya-yeojya seumuran anaknya itu dengan tatapan maklum, anaknya begitu digilai yeojya-yeojya ini. Mereka tentu saja mengabadikan moment disaat sang umma cantik memeluk anaknya yang kelewat tampan itu dengan cara mengambil foto atau video.
"Pulanglah, sudah hampir jam delapan. Appa dan Kyunie sudah dirumah," Yeojya cantik itu mengelus surai hitam sang namja. "Belum makan malam, kan?"
Yesung menggeleng pelan. "Aku belum lapar."
"Tapi kau tetap harus makan malam meskipun kau tidak lapar. Umma tidak mau kau sakit, apalagi sekarang sudah kelas 3. Kau harus tetap sehat dan rajin belajar agar lulus ujian akhir. Kalau kau lulus dengan nilai bagus, kan Yesungie bisa melanjutkan kuliah dimanapun Yesungie mau.."
Beginilah sejak dulu, Leeteuk selalu memanjakan kedua bocah itu dimanapun dan dalam keadaan apapun. Berbeda dengan sang appa, Kim Youngwoon atau biasa dipanggil Kangin. Namja itu tegas dalam mendidik sang penerus keluarga Kim. Tak jarang pula Kangin menggunakan nada tinggi untuk mendidik mereka. Membuat Leeteuk kadang beradu mulut dengan sang nampyeon karena terlalu galak.
"Yang jaga kasir siapa?" Tanya Yesung sebelum mengiyakan suruhan sang umma.
"Ada umma, lagipula ada Sungmin juga. Pokoknya sekarang Yesungie pulang saja, makan malam dan belajar sebelum tidur. Umma sudah memotong buah untuk menemani kau belajar."
Mengingat waktu belajar untuk ujian akhir yang tak banyak, Yesung mengangguk. Ia melepas celemek berwarna merah marun yang merupakan tanda jika ia bekerja dicafe ini. Tidak, bukan sekedar bekerja. Ia hanya membantu sedikit disini. Lagipula ia anak dari pemilik coffee shop ini.
"Umma tak apa? Nanti kujemput?" Tanya Yesung sebelum keluar dari café.
Leeteuk menggeleng. "Umma akan meminta Kyunie menjemput. Istirahatlah.."
Namja berambut hitam agak keriting dan berantakan itu berniat keluar dari café. Namun sang umma menghadiahinya pelukan dan cium kening sebelum Yesung benar-benar pulang. Lagi-lagi yeojya disana menjerit tertahan, begitu mengagumi hubungan Yesung dan ummanya yang begitu manis. Begitulah kira-kira pikiran mereka.
xxXxx
"Kalau begitu sampai bertemu besok disekolah, Kyuhyun-ah. Annyeong.."
"Annyeong."
Namja berambut ikal berwarna cokelat tua itu menaruh ponsel hitamnya dimeja belajar. Buku-buku berserakan itu tidak membuatnya memikir ulang untuk menjatuhkan kepalanya diatas sana. Senyumnya merekah senang, begitu senang.
Kim Kyuhyun, yang dulunya bernama Cho Kyuhyun itu mengotak-atik ponselnya. Hanya untuk melihat catatan kontak diteleponnya. Mata cokelat itu membaca ulang nama kontak yang tertera diponselnya. Bosan, ia membuka folder SMS. Dibacanya draft SMS yang belum dikirim, terlalu malu untuk mengirimnya. Apalagi membayangkan sang yeojya membalasnya. Meneleponnya saja membuat jantungnya layaknya ingin meloncat.
Lampu belajarnya yang menyala memperjelas semburat merah muda tipis dikedua pipinya. Apalagi kulit namja itu tergolong pucat, sehingga semburat itu makin lama makin jelas terlihat. Senyum itu makin lebar dan spontan ia menutup kedua wajahnya.
Malu.
"HAAA! HAENGBOKHAE!"
Teriakannya yang cukup kencang itu membuatnya menutup kembali mulutnya yang kelepasan berteriak. Meskipun ia tahu tidak akan ada yang mendengarnya, karena kamarnya lumayan kedap suara dan jauh dari kamar yang lain. Ia yakin tidak ada seorangpun yang mendengarnya.
Kyuhyun mengangkat kepalanya lalu meraih pensil yang tadi ia genggam kuat ketika ragu untuk menelepon seseorang yang begitu lama mendiami hatinya. Sudah lebih dari dua tahun ia menunggu saat-saat dimana ia bicara dengan sang yeojya lewat telepon. Padahal ia memiliki nomor sang yeojya sejak SMP.
Tok tok.
Namja itu mengerutkan keningnya. Kenapa ada saja yang mengganggunya ketika ia sedang senang tak karuan begini. Bisa turun harga dirinya jika terlihat seperti orang gila seperti ini. Mau dikemanakan trademark-nya yang katanya 'Charming' itu?
"Nugunde?"
Kamarnya yang dikunci itu kembali diketuk dari luar. Ia tahu benar siapa yang mengetuk. Dengan malas ia berjalan menghampiri pintu kamarnya, ogah-ogahan ia memutar kunci dan knop pintu itu. Ditatapnya namja bermata sipit layaknya bulan sabit itu.
Kim Yesung.
"Umma bilang kau disuruh menjemputnya dicafe. Tadi umma bilang kalau dia tidak bisa meneleponmu karena ponselmu sibuk." Jelas Yesung.
Pasti umma menelepon ketika aku sedang menelepon juga, pikir Kyuhyun. Namja pucat itu mengangguk guna menanggapi ucapan sang namja yang lebih tua itu. "Sebentar lagi."
Tak peduli, sang namja bersurai hitam melengos pergi menuju kamarnya yang pintunya serong dengan pintu kamarnya. Kyuhyun mendengus melihat kelakuan sang namja yang lebih tua darinya. Jika membunuh tak dosa, ia mungkin sudah membunuh namja itu sejak kecil.
xxXxx
Meskipun belum memiliki surat izin mengemudi, bahkan ia belum memiliki kartu identitas, Kyuhyun sudah mahir mengemudi. Sebenarnya sang appa tidak mengijinkan untuk membiarkan Kyuhyun belajar mengemudi sebelum mendapatkan kartu identitas, namun sang umma yang butuh dijemput sehingga ia pasrah saja ketika Leeteuk mendaftarkan Kyuhyun les mengemudi.
Yesung?
Namja itu tidak suka memakai mobil meskipun ia jauh lebih mahir mengemudi dibanding Kyuhyun. Yesung suka sekali dengan hal-hal yang jarang orang tahu. Ia lebih memilih untuk mengendarai motor sport dibanding mobil semahal apapun. Untuk apa mobil jika aku hanya akan terus minta ditumpangi, pikir Yesung sarkastik.
Kangin juga lebih percaya Yesung dibanding Kyuhyun, ia tahu betul jika Yesung benar-benar sudah dewasa. Jadi ia bisa mempercayakan kalau Yesung tidak akan bertindak bahaya meskipun ia dalam keadaan marah atau emosi. Jadilah Kangin mengizinkan Yesung memiliki motor sport.
Namja ikal itu sudah sampai didepan Mouse Rabbit Coffee. Café itu sudah sepi karena sekarang sudah waktunya tutup, hampir jam sepuluh saat ini. Kyuhyun keluar dari mobil dan mengunci mobil itu. Bahkan ia tak sadar jika orang-orang yang berlalu lalang memperhatikannya. Menganggap Kyuhyun begitu angkuh dengan gaya cool -nya. Padahal namja berumur 16 tahun itu saja tidak tahu jika kelakuannya terlihat angkuh.
"Ah, Kyunie sudah datang? Tunggu sebentar, ne?"
Kyuhyun mengangguk dan duduk disalah satu kursi dekat kasir. Mata cokelatnya bisa melihat jelas yeojya manis yang sedang memakai ransel berwarna soft-pink didekat tempat membuat espresso. Yeojya itu melihat kesekeliling, ia merasa ada yang memperhatikannya.
Benar saja, Kyuhyun masih setia memandanginya tanpa ada maksud apa-apa.
"Annyeong, Sungmin noona." Sapa Kyuhyun.
Yeojya kelinci itu mengedip beberapa kali sebelum akhirnya kembali dari dunia imajinernya. Ia merunduk kecil pada Kyuhyun, mencoba bersikap sopan. Meskipun Kyuhyun lebih muda darinya, tetap saja derajat Kyuhyun lebih tinggi darinya karena ia anak pemilik café tempat ia bekerja.
Sungmin tersenyum simpul. "Annyeong, Kyuhyun-ah."
"Baru mau pulang? Larut sekali.."
"Banyak pelanggan hari ini, apalagi sekarang kan waktunya Yesung oppa jaga. Semakin ramailah café ini," Sungmin terkekeh melihat Kyuhyun mendengus kesal. "Tapi kuyakin besok jika kau berjaga juga banyak pelanggan."
Kyuhyun mengangguk. "Tentu saja! Aku ini lebih tampan darinya, penggemarku juga lebih banyak."
Yeojya kelinci itu terkekeh lagi. "Arraseo-arraseo," Sungmin menghampiri Leeteuk yang baru saja keluar dari ruangannya. "Leeteuk ahjumma, aku pulang dulu."
"Kenapa tidak ikut kami saja? Bukankah sekarang sudah malam? Tidak baik yeojya manis sepertimu jalan sendirian." Ajak Leeteuk.
"Ah, gwaenchana. Lagipula rumahku kan tidak jauh dari sini, ahjumma. Kkeokjeongmaseyo.."
Kyuhyun berdiri dan menyiapkan kunci mobil. "Benar kata umma, Sungmin noona. Tidak baik yeojya manis jalan sendirian kalau sudah malam. Kalau dijahati namja bagaimana? Sudah pulang bersama saja."
Wajah Sungmin menghangat menanggapi pujian 'manis' dari ibu-anak yang menawan. Sungmin merasa bingung sendiri, kenapa anak Leeteuk ahjumma dua-duanya begitu menawan. Dilihat dari Yesung lalu Kyuhyun. Sungmin bahkan sulit mencari kekurangan mereka berdua.
Leeteuk menyelipkan tangannya diantara lengan Sungmin dan pinggul yeojya itu. Menarik Sungmin keluar café, diikuti Kyuhyun yang membuntuti sang umma. Setelah menutup semuanya dan mematikan lampunya, Leeteuk mengunci café.
"Kajja."
xxXxx
"Gamsahamnida, Leeteuk ahjumma.. Kyuhyun-ah."
Leeteuk mengangguk dan tersenyum manis. "Gwaenchana, Sungmin-ah. Istirahatlah."
Yeojya kelinci itu ikut mengangguk masih dengan senyum manisnya yang terpasang tulus. "Ye, Leeteuk ahjumma. Sekali lagi gamsahamnida.."
"Tak perlu sungkan. Kami pamit, Sungmin-ah."
Kyuhyun tersenyum kecil pada Sungmin dan mulai menjalankan mobilnya ketika Sungmin selesai membungkuk dalam. Dengan hati-hati namja muda itu menjalankan mobilnya menuju kediamannya yang tak jauh dari sana, namun karena mengantar Sungmin terlebih dahulu maka ia harus memutar agak jauh untuk mencapai rumah besar itu.
"Sungmin manis ya.."
Mata cokelat itu mendelik pada ummanya. Yeojya bernama asli Park Leeteuk itu tersenyum sambil menatap keluar, entah apa yang yeojya dewasa itu lihat dimalam yang sudah gelap begini. Merasa diperhatikan, ia melirik kearah bocah 16 tahun itu.
"Wae?" Tanya Leeteuk tak mau kalah.
"Umma mau menjodohkanku atau Yesung hyung pada Sungmin noona?"
Leeteuk menanggapi pertanyaan sarkastik Kyuhyun dengan kekehan kecil. Tangan kurus yeojya itu terulur, jemarinya yang tak kalah kurus itu membelai dan menyibak pelan poni Kyuhyun yang menurutnya sudah panjang. Sudah harus potong rambut.
"Terserah, yang jelas Sungmin itu anak baik. Kyunie kalau menyukainya boleh kok memacarinya."
Kyuhyun mencibir. "Aku tidak suka yeojya yang lebih tua dariku, umma. Jodohkan saja dengan Yesung hyung. Lagipula sudah ada yeojya yang kusuka disekolah."
Yeojya itu tampak excited. "Jinjja?! Ah.. syukurlah. Ternyata anakku masih normal, Tuhan. Umma pikir kau menyukai sesama jenis karena tidak kunjung membawa yeojya kerumah atau sekedar ke café."
"UMMA! Jahat sekali sih masa anak tampannya disangka yang aneh-aneh begitu! Untuk apa aku mengenalkannya pada umma, nanti umma tanya-tanya yang aneh padanya."
Leeteuk mendelik. "Yei.. tidak mungkin umma bertanya macam-macam padanya. Kan umma bisa tanya padamu tidak usah repot bertanya padanya."
Namja bersurai cokelat ikal itu menggeleng keras, yakin pada pendiriannya kalau ia tidak akan mengenalkan yeojya yang ia sukai itu pada sang umma yang kelewat 'kepo'. Tak berapa jauh lagi mereka akan sampai dirumah.
Leeteuk menatap bayangan dirinya dikaca jendela mobil. Menyenangkan bisa bicara santai dan bercanda bersama Kyuhyun. Anak yang ia lahirkan sendiri dari rahimnya dengan susah payah. Yeojya dewasa ini rela mengorbankan apapun demi Kyuhyun.
Agak berbeda dengan Yesung. Namja itu terlalu kaku, terkesan dingin dan angkuh. Padahal Leeteuk tahu benar kalau Yesung memang agak susah untuk bersosialisasi. Ia hanya mampu bersikap santai pada orang-orang yang sudah lama ia kenal. Maka itu Leeteuk juga sulit untuk sekedar bicara santai atau bercanda pada Yesung.
Perbedaan Yesung dan Kyuhyun memang begitu banyak. Leeteuk bahkan tidak bisa membuat daftarnya meskipun diberikan waktu berapapun lamanya. Namun meskipun begitu, dihati Leeteuk sudah ditancapkan sesuatu. Leeteuk sendiri yang meyakinkannya.
Rasa sayang pada keduanya harus sama besar.
xxXxx
Yesung sampai disekolah terlebih dahulu pagi ini. Kyuhyun mungkin masih terjebak lampu merah sebelum berbelok. Ia tadi melewati Kyuhyun karena dengan motor ia bisa menyelip-nyelip tanpa kesulitan. Berbeda dengan Kyuhyun yang hanya pasrah menunggu lampu merah.
Namja bersurai hitam berantakan itu melangkahkan kakinya menuju kelas berpapan 3A. Salah satu kelas unggulan disekolah itu. Keseluruhan, Yesung menempati nomor 1 untuk ranking angkatan. Maka itu pula ia agak sibuk dengan olimpiade pada saat kelas 2 dulu.
"Selamat pagi, sunbae.."
Entah sudah sapaan yang keberapa kali dipagi hari ini. Bukannya sombong, Yesung hanya bisa melirik orang-orang yang menyapanya barusan. Inilah sindrom anehnya diantara sifat-sifatnya yang lain. Yesung tidak suka lingkungan yang terlalu mengeksposnya. Seolah ia berada di-spotlight.
Mata hitam kelam itu menyelidik kedalam kelas yang sudah cukup ramai. Mungkin karena tak sampai duapuluh menit lagi bel masuk akan segera terdengar dari speaker yang terhubung diseluruh ruangan. Dan terus begini, masuk kelas dan duduk diam ditempatnya.
Tidak ada teman, tidak ada suara.
xxXxx
Bisik-bisik ketika Kyuhyun memarkirkan mobilnya memang sudah menjadi sarapan sehari-hari namja pucat itu. Seolah tutup telinga, ia ngacir ke kelasnya yang saat ini adalah tempat kesayangannya. Bukan.. itu juga karena ingin bertemu sang yeojya pujaan.
Dengan sedikit merapikan tatanan rambutnya, ia memasuki kelas dengan tangan dimasukan kedalam saku. Yeojya-yeojya yang duduk manis hanya bisa memandanginya kagum. Seolah Kyuhyun adalah bintang jatuh dari langit sehingga harus dilihat sebegitu lekatnya.
Kyuhyun menaruh tasnya diatas meja dan menduduki kursinya perlahan. Matanya melirik sang yeojya pujaan hati yang duduk dibarisan nomor dua dari depan. Sedangkan ia berada dibarisan nomor tiga paling pojok, ia suka menyender.
Tak lama, yeojya itu menoleh padanya. Kyuhyun yang tadi memandanginya dengan wajah damai seolah yeojya itu adalah bias, langsung buru-buru duduk tegap dan sok sibuk dengan tasnya. Ia melirik yeojya itu yang masih memandanginya.
"W-waeyo?" Tanya Kyuhyun bingung.
Yeojya manis itu menggeleng, melenggang mendekati Kyuhyun dan duduk dikursi kosong didepan Kyuhyun. Tangannya terulur dan mengambil sesuatu dari atas kepala Kyuhyun. Dengan lembut yeojya itu menarik sesuatu dari rambut ikalnya dan menyodorkannya pada Kyuhyun.
"Entah kenapa benda ini berada diatas kepalamu.."
Kyuhyun melotot, menatap jepit rambut milik ummanya yang ia pinjam untuk menahan poninya agar tidak kena sabun cuci muka tadi pagi. Begitu bodohnya kah ia sampai lupa melepas jepit yang tak sengaja menyangkut dirambut ikalnya?
Namja itu mengambil jepit berhiaskan bunga sakura imitasi itu dengan gugup. "I-ini tidak sengaja tersangkut!"
Yeojya manis itu terkekeh. "Gwaenchana, Kyuhyun-ah. Lagipula tidak ada yang tidak suka kau memakai jepit lucu seperti itu."
"Jangan mengejekku."
Meskipun Kyuhyun kesal dan juga malu tentunya, tetap saja pagi harinya sempurna dengan senyum dan tawa dari sang yeojya pujaan hati. Oh.. jadi inikah yang namanya cinta pada pandangan pertama? Awalnya Kyuhyun tak percaya, tapi setelah merasakannya sendiri akhirnya Kyuhyun mengerti.
Kim Ryeowook..
Satu kelas sejak kelas 2 SMP. Dan satu klub ekskul sejak 1 SMP. Ugh.. sebenarnya ia ikut klub musik dan paduan suara hanya untuk mengawasi Ryeowook. Siapa tahu ada namja yang seenaknya mendekati yeojya mungil itu tanpa sepengetahuannya, jadilah ia bertindak konyol. Sekarang ia menyesal setelah tahu siapa ketua klub musik dan paduan suara. Benar-benar menyesal karena mengikuti jejak Ryeowook.
Kim Yesung.
Namja itu ketua klub, sehingga ia mau tak mau patuh padanya. Seluruh murid sudah tahu jika Yesung dan Kyuhyun itu adik kakak meskipun tak ada miripnya sama sekali. Mereka diakui mirip hanya dalam ketampanannya, menawan.
"Sebentar lagi liburan Natal.."
"Aku benci liburan."
Ryeowook menoleh cepat, kaget dengan ucapan Kyuhyun barusan. "Tunggu, kenapa kau benci liburan? Aku tahu kau pintar, ingin belajar terus. Tapi kan bisa dirumah."
Karena dengan libur sekolah, aku tidak bisa bertemu denganmu. Setidaknya itulah jawaban Kyuhyun yang sudah siap meluncur dari bibirnya. Namun sepertinya ia harus mengunci rapat-rapat otaknya untuk tidak menyuruh bibirnya bicara demikian.
"Belajar dirumah dan disekolah beda rasanya."
Ryeowook mengangguk paham. Ryeowook kagum dengan Kyuhyun, ingin sekali ia memiliki otak cemerlang milik sang namja tampan itu. Satu angkatan, Kyuhyun juga menempati nomor satu seperti Yesung. Disusul nomor dua oleh Kim Kibum dan setelah itu baru dirinya. Padahal ia tahu sendiri Kyuhyun selalu sibuk dengan benda kotak berwarna hitam bernama lengkap Play Station Portable atau lebih eksis dengan nama PSP.
"Oh.. kau suka kue jahe? Biasanya dihidangkan ketika Natal tiba." Tanya Ryeowook semangat.
Kyuhyun mengangguk kecil. "Yang berbentuk seperti boneka, bukan? Johayo. Wae?"
Senyum yeojya mungil itu merekah. Tangan Kyuhyun yang tadinya menumpu dagunya seketika terpeleset, membuat namja itu agak malu. Ryeowook tak mengubris Kyuhyun, ia hanya terkekeh melihat kelakuan aneh Kyuhyun.
"Kau bisa membuatnya? Aku jago loh.." Pamer yeojya itu.
"Aku? Aku tidak bisa. Tapi kue jahe buatanmu enak tidak?"
Ingin sekali Kyuhyun mencubit pipi Ryeowook yang digembungkan. Kesal karena Kyuhyun memandang rendahnya. "Ya! Aku kan bilang aku jago artinya kue buatanku itu enak! Kau ini harus mencoba kue buatanku kalau tidak percaya."
"Kalau begitu buatkan aku kue jahe untuk kado Natal tahun ini." Pinta Kyuhyun seketika.
"Keurae.. tapi kau akan memberikan apa untukku jika kubuatkan kau kue jahe?"
Kyuhyun tampak memutar otaknya, mencoba mencari benda yang bisa diberikan pada Ryeowook. namun otak jenius itu tiba-tiba bersinar terang jika diimajinasikan. Namja itu tersenyum penuh makna pada Ryeowook.
"Begini saja. Kau ajarkan aku membuat kue jahe, nanti kuberikan kau kado Natal. Seperti tukeran kado begitu," Ajak Kyuhyun. "Otte?"
Ryeowook mengangguk. "Lalu aku harus memberimu kado Natal juga selain mengajarimu kue jahe tidak?"
Namja berambut cokelat ikal itu mengangkat bahunya. "Itusih terserah padamu saja. Eottokhae? Kau mau?"
"Keuraeyo."
"Kalau begitu besok datang ke café milikku didaerah Myeongdong besok. Mouse Rabbit Café, kau tahu kan? Akan kusiapkan bahan-bahannya disana. Lagipula bukannya Natal tinggal seminggu lagi?"
Ryeowook kali ini tersenyum dan mengacak rambut Kyuhyun. "Arrayo. Aku akan datang jam 3 sore. Awas kalau kau terlambat."
Yeojya mungil itu berdiri dan kembali ke tempat duduknya ketika bel masuk mulai menggema. Kyuhyun hanya bisa menunduk malu ketika sentuhan lembut yeojya mungil itu masih berasa dipuncak kepalanya. Sekecil apapun perhatiannya, pasti sukses membuat pipi Kyuhyun merona.
xxXxx
"Hiyah! Aku pakai baju apa?!"
Kyuhyun melempar asal beberapa baju keatas kasur yang hanya cukup untuk dua orang jika dipaksakan itu. Kemeja santai dan kaus bergambar tergeletak tak berdaya diatas seprai dengan gambar Naruto itu. Tidak, Kyuhyun tidak suka Naruto. Ummanya salah beli seprai.
Dua hari yang lalu Kyuhyun sudah berjanji pada Ryeowook untuk mengajarinya bagaimana membuat kue jahe. Berhubung sebentar lagi Natal, setidaknya Kyuhyun ingin moment yang bisa diingat selagi liburan panjang sampai pergantian tahun.
Hari ini Yesung yang bertugas menjaga kasir. Sebenarnya Kyuhyun juga mempunyai tugas yang sama, menjaga kasir. Namun keduanya berbeda jadwal kecuali hari Minggu. Kyuhyun akan menjadi kasir setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sedangkan Yesung sebaliknya, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Minggunya keduanya akan bekerja disana paruh waktu.
"Kyunie.."
Kyuhyun melirik pintu kamarnya yang masih terkunci. Aman, batinnya lega. Namja berumur 16 tahun itu mendekati pintu yang masih tertutup rapat. Suara sang umma mengagetkannya saja. Ia kan malu jika ketahuan panik hanya gara-gara memilih baju yang tepat untuk bertemu sang pujaan hati.
"Ne, umma?" Tanya Kyuhyun tanpa membuka pintunya, kurang ajar memang.
"Katakan pada Yesungie hyung kalau umma tidak bisa datang kesana nanti. Terpaksa Yesungie hyung harus menunggu sampai café tutup. Tubuh umma nyeri semua," Ujar Leeteuk dengan nada lemah dari luar kamar. Kyuhyun buru-buru membuka pintu kamarnya dan memandang ummanya khawatir. "Ne? Katakan pada Yesungie hyung."
"Umma sakit? Wae? Sakit apa?"
Leeteuk tersenyum. "Aniya, umma hanya sedang pegal-pegal saja."
Bukankah pegal-pegal itu biasa untuk orang dewasa apalagi untuk umur yang sudah menginjak kepala 4 seperti umma dan appanya? Maka itu Kyuhyun hanya mengangguk mengerti dan tidak sekhawatir tadi. Yeojya cantik itu memegang pipi Kyuhyun.
"Kalau mau kencan, bajunya jangan dilempar semua. Nanti yang kau pilih malahan tidak rapi lagi. Tapi kalau hanya ingin belajar masak sih pakai kaus atau kemeja juga tak apa," Leeteuk terkekeh melihat Kyuhyun yang melotot sambil merengut. "Hati-hati."
Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, tanda-tanda ia akan berteriak sebentar lagi. Lihat saja pipinya yang makin merona. Namja berambut cokelat ikal itu berkacak pinggang.
"UMMA!"
xxXxx
Hari Sabtu..
Mouse Rabbit Café memang tidak akan pernah sepi pengunjung. Keuntungan tersendiri bagi sang pemilik karena memiliki konsep yang berbeda dengan café lainnya yang berada di Myeongdong yang super ramai. Siapa yang tidak tertarik untuk sekedar melihat kedalam café?
Yesung memukul kakinya yang terasa kesemutan karena terlalu lama berdiri. Antrian tadi agak panjang sehingga ia tak sempat beristirahat. Untuk dengan baik hati Sungmin mau menggantikannya berdiri dibalik meja kasir untuk sementara menggantikan Yesung yang kesemutan.
"Ne, kuulangi. Satu vanilla latte, satu americano, satu tirramissu cake, dan satu strawberry cake. Tunggu sebentar.."
Yesung memperhatikan Sungmin yang sibuk mengambil berbagai macam pesanan dari pelanggan yang menunggu didepan kasir dengan sabarnya. Pegawai lain juga membantu Sungmin untuk mengambilkan hot coffee yang dipesan. Tak lama Sungmin berterimakasih dengan senyumnya sebelum pelanggan itu melenggang pergi.
Beberapa kali Sungmin melakukan hal yang sama sampai akhirnya Yesung berdiri kembali ketika merasakan kakinya sudah tidak kenapa-kenapa. Ia ikut membantu Sungmin menyiapkan pesanan untuk pelanggan sehingga antriannya tidak memakan waktu lama.
"Sungmin-ah! Siapkan cake-cake ini ditempatnya!"
Yeojya manis itu menoleh pada koki café yang meletakkan banyak potongan cake diloyang khusus. Semuanya siap, tinggal ditaruh dikulkas disamping meja kasir. Sungmin melirik Yesung untuk meminta izin, Yesung mengangguk kecil dan mengambil alih kasir lagi.
Untung Sungmin lumayan banyak membantu. Sehingga Yesung hanya kebagian dua pelanggan yang masih mengantri. Setelah selesai menyiapkan pesanan untuk satu namja, ia kembali kedepan kasir setelah berterimakasih pada sang namja.
Satu pelanggan terakhir,
"Yesung sunbae?"
Manik hitam kelam itu beradu dengan manik cokelat karamel hangat yang begitu lembut dan manis. Bulan sabit itu berkedip beberapa kali sebelum akhirnya terhipnotis. Terhipnotis akan keindahan pahatan Tuhan yang terpampang bebas dihadapannya.
Rambut panjang hitam itu dihiasi bando putih manis polos. Mantel selutut dengan warna pastel lembut memanjakan sang bulan sabit. Kaki putih mulus itu terasa ingin disentuh layaknya salju diluar sana. Wajah itu.. tak bercacat. Mata bundar boneka, hidung mancung kecil, bibir mungil.
"Oh ya ampun."
Yeojya itu mengerutkan keningnya ketika telinganya yang masih normal itu mendengar kalimat random dari bibir kissable sang namja menawan itu. Yesung, namja yang masih terpesona dalam dunia imajinernya itu mengedipkan matanya kaget.
"P-pesan apa?" Tanyanya tanpa sadar.
"Aku pesan vanilla latte dan fruit cake, masih ada?"
Yesung mengangguk canggung. "Ye, masih ada. Tunggu sebentar.."
Namja tampan itu mengotak-atik mesin kopi dan mengambil sepotong kue pesanan yeojya tadi. Suara dentingan mesin kopi menandakan kalau vanilla latte-nya sudah siap. Yesung menyambar cangkir itu dan meletakkan keduanya dinampan yang sama.
Kim Ryeowook.
Sejenak mengacaukan dunia Yesung. Hampir saja ia terjatuh karena terselengkat kakinya sendiri. Apakah sekarang ia mulai kehilangan keseimbangan karena yeojya mungil ini? Punya kekuatan apa Kim Ryeowook sampai mengubah sistem gravitasi tubuhmu, Kim Yesung.
"Ini pesanannya."
"Apa Kyuhyun sudah datang?" Tanya Ryeowook sembari menyerahkan sejumlah uang pada Yesung. "Dia bilang untuk janjian disini jam 3."
Yesung mendongak, agak bingung dengan pertanyaan yeojya mungil ini. "Aku belum lihat Kyuhyun sejak tadi. Biasanya ia juga tidak datang dihari Sabtu."
Sebenarnya Yesung penasaran kenapa namdongsaengnya ada janji yeojya cantik sekaligus manis ini. Bukannya apa-apa, ia rasa Kyuhyun tidak pernah dekat dengan yeojya sebelumnya. Sampai-sampai sang umma takut kalau anak bungsunya itu menyukai sesama jenis.
Yesung menyerahkan beberapa lembar kembalian pada Ryeowook. Namja menawan itu memantapkan hatinya. Tersenyum sesimpel mungkin agar Ryeowook terpesona padanya. Namun karena terlalu memaksa, senyumnya agak menakutkan seperti menyeringai.
"Gamsahamnida.."
Yeojya mungil itu sungguh ingin tertawa melihat Yesung pertama kalinya tersenyum seaneh itu. Yesung tidak tersenyum sekalipun Ryeowook mengerti kalau Yesung itu sebenarnya ramah. Hanya saja Yesung jarang menampakkan senyumnya. Tapi jika ia tersenyum seaneh itu, Ryeowook memilih untuk ikut tersenyum manis.
"Ye, Yesung sunbae."
Ryeowook membawa nampannya menuju meja kosong yang hanya ada didepan kasir. Tumben sekali tempat itu kosong, biasanya fans Yesung akan menempati tempat itu dari Yesung datang sampai Yesung pulang. Sasaeng mungkin..
Demi penguasa laut, Neptunus. Yesung berterimakasih kepada Yang Kuasa karena diberi kemudahan tidak melayani pelanggan saat ini dan bebas memperhatikan gerak-gerik Kim Ryeowook didepan sana. Maklum saja kalau Yesung baru sadar jika Ryeowook memanggilnya sunbae yang berarti yeojya itu adalah adik kelasnya disekolah. Dia saja tidak pernah melihat Ryeowook disekolah.
Tiba-tiba otaknya memutar bayangan klise tentang Ryeowook setelah mencari-cari data akan yeojya mungil itu. Ia baru ingat kalau Ryeowook itu anggota klub musik dan paduan suara. Yeojya mungil yang waktu itu audisi masuk dengan piano dan suara merdunya.
Sayang sekali Yesung tidak berkesempatan untuk mengaudisinya karena ia meng-handle namja. Sungmin yang bertanggung jawab mengaudisi yeojya. Namun ia sempat mencuri dengar alunan melodi yang dibuat Ryeowook pada piano diruang musik waktu itu.
Menenangkan..
"Sudah lama?"
Ryeowook mendongak sambil menyesap vanilla latte-nya. "Belum lama kok."
Namja berambut ikal itu duduk didepan Ryeowook sambil menopang dagu. Tidak menyadari kalau namja dibalik kasir itu melemparkan tatapan tajam penuh ketidaksukaannya. Bibir kissable Yesung mengerucut, mencibir ketika Kyuhyun melempar lelucon tak lucu baginya.
"Mau mulai kapan?" Tanya Kyuhyun sembari mencomot potongan strawberry yang menganggur diatas potongan kue itu.
"Mau sekarang?"
Kyuhyun mengangguk riang dan berdiri cepat. Ryeowook menghabiskan vanilla latte-nya sebelum membuntuti Kyuhyun memasuki dapur café itu. Tak lama pintu dapur itu kembali tertutup rapat karena kedua orang itu sudah masuk. Tetapi terbuka lagi dan terlihatlah kepala Kyuhyun.
"Umma tak bisa datang. Badannya pegal-pegal."
Sebelum mendengar jawaban Yesung, Kyuhyun sudah kembali masuk kedalam dapur café. Yesung memasang wajah datarnya lagi setelahnya. Sebenarnya ia berniat ingin buru-buru pulang jika saja Leeteuk datang ke café. Sayangnya.. ia harus menutup café sampai jam 9 nanti.
Dan harus terus penasaran dengan kegiatan yang Kyuhyun lakukan saat ini.
xxXxx
Way For Love
-To Be Continue-
Oh come on.
Kangen banget buat ngepost ff disini. Sebelum UN keluarin deh yang ini, cumin lanjutan chapter depannya masih seminggu kedepan hahaha. Itupun kalau ada yang masih mau setia nungguin atau sekedar baca. Tulisan gue makin lama makin ngga mutu deh kalo diliat-liat.
Setiap orang pasti punya masa jayanya masing-masing.
Author terbandel yang malah update ff sehari sebelum UN yang gue tau ya cuma gue doing kayanya yak. Mungkin diluar sana banyak yang update kaya gue gini. Kangen tau liat hape geter karna e-mail masuk dari pihak ffn yang ngewarning sesuatu. Kangen gitu.
Ah yaudah deh banyak bacot seperti biasa.
Lanjutin apa ngga nih ff ga mutunya? Uhm.. tergantung review deh hahaha. Gomawo yang udah sempet baca atau ngga sengaja baca! Hugs and kisses from the loneliest fujoshi in the world!
