A/N: Di fic ini, anggap saja ayahnya Kagome masih ada, hanya aja jarang dirumah karena pekerjaannya.

Disclaimer: Inuyasha sepenuhnya hak milik Rumiko Takahashi

Chapter 1.

...

"Seragam sekolah, cek."

"Panjang rok, cek."

"Kaus kaki dan sepatu, cek."

"Perlengkapan alat tulis, cek."

Untuk terakhir kalinya, gadis berambut hitam kelam itu mematut bayangannya di cermin. "Oke. Aku siap! Mama, Sota, Kakek, aku berangkat!" serunya, dengan kilat, gadis ceria itu berlari keluar dari rumahnya, meninggalkan tiga pasang mata yang dengan bingung menatap satu sama lain.

"Ibu, memang jam berapa ini?" tanya Sota pada Ibunya.

"Ini... jam 6?"

"Astaga, kenapa pagi sekali anak itu sudah berangkat kesekolah?" komen Kakek Kagome, heran melihat tingkah cucu perempuannya itu.

Ibu Kagome hanya tertawa pelan. "Dasar anak itu, semangat sekali dia hari ini."


Untuk Kagome Higurashi, hari ini adalah hari yang spesial untuknya.

Ini adalah hari pertamanya di SMA Shikon. Salah satu SMA ternama di Tokyo pada saat itu.

"Kagome, kenapa kamu terlihat senang sekali pindahan kali ini? Biasa kamu selalu terlihat murung sehari sebelum pindahan…"

"Wah, tidak seperti biasanya Kagome sepertinya antusias sekali pindahan kali ini yah."

"Kak Kagome, sebenarnya apa sih yang menarik dari menjadi murid SMA itu? Rasanya jadi anak SMP lebih enak deh…. Lebih santai, tidak banyak tugas…"

"Kagome tumben sekali tidak merengek-rengek kali ini."

Itu semua adalah komen-komen dari anggota keluarganya beberapa saat sebelum keluarga Higurashi pindah ke Tokyo.

Dikarenakan oleh pekerjaan ayahnya, Kagome dan keluarganya harus tinggal berpindah-pindah dari kota ke kota. Pindah kota... berarti Kagome harus mencari teman-teman baru. Dan inilah ulasan utama mengapa gadis berusia lima belas tahun itu sering mengeluh setiap kali mereka harus berpindah.

Namun tidak halnya dengan kali ini.

'Murid SMA... Akhirnya aku jadi murid SMA!' pikirnya dengan antusias dalam hati. Menjadi murid SMA... itu artinya dia sudah dewasa... sudah bisa menentukan pilihan sendiri untuk dirinya, dan... mungkin menemukan seseorang yang berarti untuknya...

Pada pemikirannya terakhir itu, namun, pipi gadis manis itu bersemu merah. 'Apa-apaan aku ini gila. Sepertinya aku sudah terlalu banyak menonton telenovela... Aku kan kesekolah bukan untuk mencari pacar!' Diapun lalu mempercepat langkahnya.

'Sudahlah, tidak usah banyak pikir, yang penting sekarang sampai ke sekolah dulu!'


...Namun sesampainya di sekolah, betapa kagetnya gadis bermarga Higurashi itu saat melihat bahwa kelasnya masih kosong.

"Eh... aku tidak salah kelas kan...?" Dilihatnya berulang kertas bertuliskan nama-nama murid di depan kelas itu, "Benar kok! Namaku tercantum di kelas ini!"

Tiba-tiba, suara tawa terkekeh terdengar dari sebelahnya. Spontan, Kagome segera menoleh ke asal suara itu.

Seorang laki-laki. Dengan rambut hitam panjang (yang seharusnya sudah melanggar aturan sekolah itu), dan kemeja berantakan yang tidak terselipkan ke dalam trousernya.

'Dari lagaknya sepertinya dia ini kakak kelas...' gumam Kagome dalam hati.

"Hei murid baru. Untuk apa kau kesekolah sepagi ini?" ucap laki-laki itu.

"Eh, aku? Kau bicara denganku?"

Pemuda berambut panjang itu menaikkan sebelah alisnya, "Tentu saja iya, bodoh! Memang kau lihat siapa lagi disini?"

"Kau ini tidak sopan sekali sih! Aku kan hanya bertanya!" sahut Kagome kesal. Baru kali ini dia bertemu orang se-menyebalkan ini yang berani-beraninya bilang dia bodoh di pertemuan pertama mereka.

"Tapi kau bertanya hal yang tidak perlu! Keh. Pantas saja kau datang ke sekolah sepagi ini. Dasar. Gadis antusias yang bodoh."

"Grr..." geram Kagome, "Mau mu itu apa sih? Pagi-pagi sudah buat orang marah. Sendirinya datang kesekolah pagi juga. Memangnya siapa kamu?"

"Inuyasha!" terdengar panggilan seseorang dari lapangan basket, "Cepat kesini, latihan nya sudah mau dimulai!"

"Sabar sedikit, Miroku!" sahut pemuda berambut panjang itu.

Kagome terdiam. Inuyasha? Itukah namanya?

"Aku ada urusan. Jadi tidak ada waktu untuk menemanimu. Sudah ya, silahkan jalan-jalan sendirian di sekolah ini. Belnya masih setengah jam lagi kok jadi nikmatilah waktumu." ucapnya, lalu meninggalkan gadis yang kebingungan itu.


"Hei, Inuyasha, kenapa lama sekali kau ini?" tegur Miroku pada sahabat karibnya sejak SD itu.

"Oh, tidak apa-apa, Miroku, aku baru saja menemukan hal yang menarik." jawab Inuyasha dengan biasa-biasa saja.

Pemuda bernama panjang Miroku Takeshi itu tersenyum penuh arti. "Hal menarik apa itu, Inuyasha? Apakah kau berhasil mengintip pakaian dalam Kagura sensei?"

"Bukan itu, bodoh! Dasar pria mesum... Terkadang aku bingung apa yang membuatmu belum diamuk masal oleh kaum perempuan!" marah Inuyasha.

"Oh, tentu saja karena charm ku yang membuat para wanita tidak dapat menolakku, kan?" jawab Miroku santai, seolah-olah jawaban itu sudah jelas.

Inuyasha hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

.

.


Hari pertama di SMA Shikon berjalan dengan cukup lancar untuk Kagome. Yah, pengecualian adalah untuk si rambut panjang bernama Inuyasha itu. Gadis itu masih agak kesal dengan perlakuan pemuda itu tadi pagi. Sambil berjalan pulang, ditendangnya sebuah kerikil kecil didepannya.

"Hei Kagome, kenapa wajahmu cemberut begitu?" tanya Sango.

Sango Kimura adalah teman pertamanya di sekolah itu. Begitu masuk kelas, gadis itu tanpa melihat kiri kanan langsung duduk disebelah Kagome, dan keduanya segera berkenalan dengan satu sama lain dan langsung akrab sebelum guru mereka sempat menyuruh masing-masing murid maju untuk memperkenalkan diri mereka. Karena rumah mereka searah, merekapun lalu berjalan pulang bersama.

Kagome hanya tersenyum lirih. "Tidak apa-apa Sango, aku hanya ingat-ingat kejadiaan menyebalkan tadi pagi di sekolah..."

"Oh? Memangnya kenapa kamu tadi pagi di sekolah, Kagome?"

"Yah... Aku bertemu dengan kakak kelas menyebalkan yang bilang aku bodoh, padahal itu adalah pertama kalinya kita bertemu! Huh. Bisa ya ada orang se tidak sopan itu?" gerutunya kesal.

Sango tertawa kecil. "Mungkin saja dia hanya mencoba menarik perhatianmu, Kagome."

"Ah, tidak mungkin! Bagaimana mungkin dia bisa menarik perhatian perempuan dengan tingkah yang menyebalkan, hah? Adanya juga buat aku jadi kesal!"

Sango kembali tertawa. Dasar Kagome. Pikirnya dalam hati.

Tanpa disangka, merekapun sudah melewati rumah Sango.

"Bye, Kagome! Sampai ketemu besok di sekolah!" ucap gadis berambut cokelat tua itu pada temannya.

"Bye, Sango! Sampai ketemu juga!"

Kagome lalu kembali berjalan kerumahnya. Sesampainya dirumah, dirogohnya tas sekolahnya, namun...

"Astaga! Kemana kunciku? Aku pasti meninggalkannya di meja sekolah!" pikirnya dengan panik. Diketuknya pintu rumahnya itu.

"Ibu? Sota? Kakek? Apakah ada seseorang dirumah?"

Lima menit ditunggunya, sambil tetap mengetuk pintu itu.

"Aduh. Kok bisa kebetulan sekali mereka tidak ada dirumah? Aahh... Sepertinya aku memang tidak punya pilihan lain... Aku harus kembali kesekolah sekarang untuk mengambil kunciku!"


"Inuyasha, oper bola itu kepadaku!" seru Miroku.

"Tunggu, Miroku!"

Dengan lincah, Inuyasha mendribble bola ditangannya melewati dua orang yang sedang menjaganya dari depan, "Ambil ini, Miroku!" dilemparnya bola di tangannya tersebut.

Dengan sigap, Miroku segera meloncat untuk menangkap bola dari Miroku itu. Namun sayang, bola yang dilempar Inuyasha itu terlalu kencang dan jauh sehingga Miroku pun gagal menangkapnya.

"Ah, Inuyasha, lempar kemana kau ini!" keluh Miroku.

"Ups! Maaf Miroku aku tidak sengaja!"

Bola itu terlontar jauh hingga akhirnya...

"Aduh! Sakit tau! Bola siapa ini?" terdengar seru seorang gadis.

Inuyasha terhentak. Sepertinya baru-baru ini dia pernah mendengar suara tersebut...

Mata Kagome segera tertuju kepada pemuda berambut panjang yang dilihatnya pagi itu di sekolah. "Kau! Pasti kau yang melempar bola ini!" geramnya kesal.

"Heh. Aku tidak sengaja, gadis bodoh! Siapa suruh kau berlari-lari di dekat lapangan basket!" jawab Inuyasha tidak mau kalah.

Kagome dapat merasakan darahnya naik ke atas kepala. Dua kali sudah dia mengatainya dengan kata 'bodoh' di hari ini.

"Kau... ugh!" Gadis berambut hitam kelam itu mendengus kesal sebelum memutar badannya dan berlari.

"Apa sih dia itu?"

"Inuyasha, kau tidak boleh begitu dengan perempuan..." ucap Miroku.

"Apa?"

"Kau menyinggung perasaannya, Inuyasha. Mengapa kau harus mengatainya bodoh?"

"Itu urusanku, Miroku. Kau tidak usah ikut campur."

Miroku mendengus kesal. Dilemparnya bola di kanannya itu ke arah temannya.

"Aduh! Sakit tahu, Miroku! Untuk apa kau lakukan itu?" gerutu Inuyasha sembari memegangi kepalanya.

"Setidaknya, minta maaflah pada gadis itu, Inuyasha! Kau yang salah karena bolamu mengenainya!"

"Kubilang aku tidak sengaja!" bantah pemuda berambut panjang itu. Enak saja dia meminta maaf pada... Siapa? Dia bahkan tidak tau nama gadis bodoh itu!

"Inuyasha..." Miroku melempar pandangan mematikannya kepada karibnya itu, "Minta maaf. Sekarang."

Inuyasha bergidik. "Iya, iya! Kau tidak perlu melotot padaku seperti itu!" Tanpa basa basi lagi, diikutinya kemana Kagome pergi tadi.


"Kunci.. kunci... dimana kau- oh ini dia!" seru Kagome saat tangannya menggapai kunci didalam kolong mejanya itu."Untung saja masih disini!"

Gadis berambut hitam legam itu hendak keluar dari kelasnya ketika tiba-tiba pandangannya tertuju pada pemuda berambut panjang yang berada di pintu kelasnya. Dia masih mengenakan kaus olahraganya, rambut panjangnya yang terurai terlihat mengkilap dibawah sinar matahari.

"Untuk apa kau mengikutiku kemari? Mau mengataiku bodoh lagi?" tanyanya kesal.

"Keh. Dasar gadis bodoh tidak tahu diuntung. Aku kesini untuk meminta maaf untuk bola yang tadi!" jawab Inuyasha.

Kagome tersentak. Sekarang berani-beraninya orang itu mengatakan dia gadis tidak tahu diuntung!

"Dengar ya, INUYASHA." ucap Kagome kesal, dipanggilnya pemuda itu dengan nama yang ia dengar temannya pakai untuk memanggilnya. "Gadis BODOH dan TIDAK TAHU DIUNTUNG ini juga punya nama, dan akan sangat menghargainya jika kau tidak terus memanggilnya bodoh!" Dengan itu, Kagome langsung berlari melewatinya.

"Jadi, siapa namamu?"

Kagome berhenti dan menoleh kebelakang. Dilihatnya pemuda kembali. "Kagome," jawabnya, "Kagome Higurashi. Sekarang, kau sudah tahu namaku, jadi bisa kan tidak memanggilku bodoh lain kali?"

Seulas senyum terbentuk di bibir Inuyasha. "Lain kali? Jadi kau mengharakan untuk bertemu dengan aku lagi, hmm?"

Wajah Kagome memerah padam. "Huh! Kau ini sangat menyebalkan!" jeritnya seraya berlari keluar.

Sepeninggal gadis yang merupakan juniornya itu, Inuyasha tersenyum penuh arti. "Kagome Higurashi... Akan kuingat nama itu."


End Chapter


A/N: Jadii... bagaimana? Haruskah kulanjutkan ini? *_* maaf kalau sedikit geje...