(REMAKE) Tidak ada yang bisa ia jadikan alasan untuk hidup, maka bunuh diri adalah solusinya. Kembali ke kampung halamannya, untuk menghadapi ketakutan di masa lalu. Gilanya, ia harus bertemu Byun Baekhyun yang mendokumentasikan rencana bunuh dirinya. [ChanBaek!BL]
.
.
Remake from the film with same tittle, "Just Before I Go" © 2014 starring: Sean William Scott and Olivia Thirlby
{ PROLOG }
.
.
xx
.
.
Danau yang tenang.
Bahkan saat langit cerah dan matahari sangat bersemangat untuk menyalurkan panasnya, tidak ada yang tahu bagi seorang pria hari itu justru adalah naasnya.
Dimana ia sekarang tengah membiarkan tubuhnya dibawah ke dasar danau oleh air yang tenang.
Orang bilang, jika sudah berada di ambang kematian, orang itu pasti akan melihat kilasan balik masa lalunya bak film lama yang terputar.
Pria itu merasakan. Bermain bersama kakak perempuannya ketika ia berusia enam tahun, bersama ferret kesayangan, wajah bahagia Ayah dan Ibunya ketika ia pertama kali manggung di acara camp festival sekolah yang mengundang orangtua hadir. Atau wajah mantan istrinya, Yejin, pertama kali mereka bertemu dan saat mereka bersama di altar. Atau juga, wajah sedihnya ketika ia menggugat cerai Yejin karena wanita itu justru memilih pria lain.
Pria itu membuka sedikit matanya bersamaan buyarnya film itu
Yang ia lihat hanyalah buram.
Pria itu, Park Chanyeol, berpikir bahwa inilah akhir dari keinginannya yang paling konyol.
Bunuh diri.
Dengan menenggelamkan diri ke dalam danau yang tenang.
Tetapi, satu nama itu muncul sebelum kesadarannya direnggut sepenuhnya.
Satu nama yang muncul, yang membuatnya seketika ingin timbul dan tidak ingin ditenggelamkan.
Satu nama yang membuatnya berpikir dua kali untuk melakukan hal gila dan konyol.
Byun Baekhyun...
Tepat sebelum ia pergi...
.
.
xx
JUST BEFORE I GO (Tepat Sebelum Aku Pergi)
Park Chanyeol EXO x Byun Baekhyun EXO
Hurt/Comfort | Romance | Slice of Life
#Disclaimer: The cast not my own, fanfic ini hasil remake dari film yang berjudul sama di tahun 2014. Banyak pengubahan demi cerita, maka aku berhak untuk mengatakan fanfic ini dibawah kuasa pen-nameku Hwang0203
.
.
xx
Bucheon, 23 Juli 2006
Hi, everyone! Siapapun kau yang membaca kertas lusuh ini. Mungkin saja ketika kau membacanya, aku sudah tidak ada. Maksudku, aku sudah ada di dalam tanah bersama peti. Atau mungkin saja, kau orang asing yang tidak sengaja membaca tulisanku karena surat ini bercampur dengan barang peninggalanku yang dibuang Yoora Noona.
Well, here we goes. Kau tahu apa penyebab kematianku? Bunuh diri. Tapi aku tidak bisa memberitahumu dengan cara apa; aku kan belum melakukannya, buktinya aku masih bisa menulis surat ini. Menurut rencana 'Aksiku', aku akan menenggelamkan diriku di danau dekat hutan Jashil*1. Kenapa aku memilih mati tenggelam di danau? Karena… yeah, banyak kenanganku bersama Ayah disana sebelum beliau pergi meninggalkanku di usiaku yang kedua belas tahun.
Alasanku bunuh diri? Akan kuceritakan semuanya disini. Ya, akan kutulis semuanya.
Ini berawal dari kematian Ayah. Ayah adalah orang pertama yang patut aku hargai dan hormati. Ayah adalah segala panutan untukku. Kami menaiki perahu di danau hutan Jashil, bersepeda bersama, mengadakan summer camp sendiri bersama. Sebagai laki-laki di dalam keluarga, kami adalah kesatuan untuk melindungi keluarga. Tapi musim panas di usiaku yang kedua belas, aku baru sadar, Ayah pergi meninggalkanku bertanggung jawab sendiri atas Ibu dan Yoora Noona.
Yoora Noona tidak bisa kuandalkan dan Ibu pun sama. Mereka sama sepertiku; larut dalam duka kematian Ayah. Tapi begitu waktu menyembuhkan segalanya, Yoora Noona kembali seperti biasa, Ibu pun begitu walaupun sampai sekarang ia tidak menemukan pria pengganti Ayah.
Aku terkenal sebagai pengecut. Pecundang –begitulah anak-anak di sekolah mengataiku. Park Chanyeol yang gemuk, berkacamata dan sikapnya yang culun itu membuatku jengah jika mengingat kembali masa itu. Ada satu anak laki-laki bertubuh besar yang sering menggangguku. Bang Yongguk; dengan tubuh besarnya, ia selalu merampokku. Entah itu makan siang atau uang saku mingguan.
Juga Byun seonsae. Dia adalah guru terburuk dan guru yang paling kubenci dalam sepanjang hidupku. Berkat dia yang mempermalukanku di depan banyak anak-anak itulah yang menjadikanku sebagai target empuk bully-an.
Baru tiga alasan itu kalian akan menghakimiku karena keputusan bodohku untuk bunuh diri? Oh, kawan, itu belum selesai. Mission not complete.
Setelah aku menahan diriku dan keadaan psikis-ku yang buruk, aku berusaha keras untuk segera keluar dari pemukiman kecil itu; tidak bertemu Yongguk, Byun seonsae yang selalu melihat kesalahanku, Yoora Noona yang tidak mengerti diriku setelah kematian Ayah dan Ibu yang tidak mengenaliku lagi sebagai puteranya. Agar itu terwujud, aku belajar dengan keras.
Berhasil memang, aku meneruskan sekolah di SMA Swasta elite di Seoul dengan bantuan beasiswa penuh selama 3 tahun. Begitupun dengan kuliah; lagi-lagi aku mendapatkan beasiswa penuh. Hidup di kota besar, punya beberapa teman yang menakjubkan serta memiliki pekerjaan part-time yang gajinya mencukupi membuatku lupa dengan Bucheon. Bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kalinya pulang kampung. Mungkin sudah hampir tujuh tahun? Yang pasti, aku masih berkomunikasi dengan Yoora Noona melalui ponsel dan sesekali ibu akan menengokku.
Dan tahun berikutnya, aku bertemu Yejin. Dia adalah perempuan yang baik dan manis. Tiga tahun aku hidup bersamanya. Dia mencintai kehidupan yang bebas dan menyenangkan, sedangkan aku mencintainya. Ya, kupikir hanya aku sampai suatu ketika aku menemukannya tengah bercinta bersama lelaki lain di ranjang kami. Hell yeah.
Saat terakhir kami berpisah, Yejin bilang dia bisa saja mempertahankan pernikahaan kami yang berlangsung dua tahun. Sayangnya, aku tidak berubah –katanya. Aku masih tetap kaku pada kehidupan luar, tidak peka dan terlalu kolot dengan pemikiran sendiri. Apalagi aku baru sadar, ternyata… orientasi seksualku berubah. Aku tidak lagi menyukai dada besar maupun vagina.
Dimulai dengan berpisah dari Yejin adalah segalanya. Aku merasa, teman-temanku mulai menjauhiku. Bahkan orang asing yang tidak sengaja membaca keluhanku atas perceraian dengan Yejin pun berpikiran sama dengan wanita rubah sialan!
Rasanya ingin bunuh diri begitu tahu aku tidak punya alasan untuk apa aku melakukan ini semua. Aku mulai mabuk-mabukan. Minggu lalu aku mencoba menelan pil obat tidur dosis banyak pun tidak mempan –karena petugas pemeriksaan apartemen menemukanku tergeletak tepat dua menit setelah aku meminum pilnya.
Jadi, ketika melihat bayanganku yang telah lalu, aku tidak ingin mati dengan pemakaman yang hanya dihadiri Yoora Noona, Ibu dan (mungkin saja) Yejin. Apalagi, aku masih punya dendam kepada orang-orang yang kubenci di masa lalu. Aku juga punya orang yang baik di masa lalu –dan aku ingin berterima kasih pada orang itu.
Untuk itulah aku mencoba cari tahu dan terus mencari tahu keberadaan orang-orang itu. Lalu, dengan berbesar hati aku harus menerima kenyataan bahwa aku akan menginjakkan kaki pada kampung pemukiman kecil yang nyaman itu kembali.
Setelah bertemu mereka, aku akan merasa lega. Setidaknya sebelum pergi, aku punya alasan untuk tetap bernafas beberapa hari (atau minggu ke bulan?).
Dan ini hanyalah harapan kecil sih, aku tahu keajaiban pasti butuh proses dan tidak secara instant. Tapi kalau aku boleh berharap…
… aku ingin punya alasan untuk hidup.
Setidaknya biarkan aku tahu, tepat sebelum aku pergi.
.
.
xx
.
.
|| end atau bersambung? ||
.
A/N: Hai,hai. Aku lagi nyoba remake film (lagi) setelah Finding Mr. Destiny. Dan aku menggunakan OTP favs ketiga, karena aku rasa akan lebih mengena feel-nya jika aku pakai ChanBaek (they so cute as stranger to be closed). Jika kalian pernah nonton film itu atau googling pengen tahu gimana sih filmnya –guys, filmnya agak beda lho sama fic remake ini. Ada beberapa kasus yang aku ubah sesuai kebutuhan fic, tapi nggak memengaruhi ide dasar/pokok cerita dari film itu sendiri ke dalam fic ini.
Aku gak janji bakal update cepet sih. Soalnya ada fanfic chaptered lain yang minta diselesaikan. Karena menurutku ini remake dan so pasti nggak bakal banyak yg tertarik, bisa jadi ini prioritas terakhir.
So, see ya!
P.S: Uri Baekhyunee, happy birthday! Harapannya cuma langgeng aja sama Chanbo ya :v
