Naruto © Masashi Kishimoto

Rated: T

Gender:Friendship,Romance.

Warning: AU, OOC, Gaje, Typo bertebaran, EYD berantakan dll.

Don't Like? Don't Read!

Sakura's POV

Pertamakali aku mengenalmu saat hari pertama kita masuk ke sekolah menengah, aku melihat dirimu. Ya dirimu yang begitu dingin, cuek bahkan kau tidak mengindahkan lingkungan sekitarmu.

Sejak awal aku sudah tertarik kepadamu, Rambut merahmu, Iris hijau matamu, bahkan dengan tato di dahimu itu.

Kau selalu sendirian, bahkan kau tidak mau membaur dengan yang lainnya. Berbagai macam acara kelas pun kau tidak mau berpartisipasi

Semua itu semakin membuatku penasaran, aku semakin mencoba untuk membuka tabir yang menyelubungimu, apa yang kau sembunyikan di balik kedinginan dan keangkuhanmu

Awalnya usahaku untuk mengajakmu bicara memang tidak membuahkan hasil. Tapi itu tidak membuatku menyerah.

Aku semakin yakin ada yang disembunyikan dibalik topeng berwajah datar dan dingin itu

Sampai suatu saat aku berhasil. Ya aku bisa membuatmu bicara kepadaku, meskipunhanya seperlunya

Semua orang seakan melihat takjub ke arahku karena aku membuatmu sedikit keluar dari duniamu yang dulu

Hari demi hari kita lewati bersama, yak kau mulai lebih terbuka kepadaku. Bahkan ke orang-orang sekelilingmu. Mereka semua sampai menyebutku pawangmu

"Kalau ada Sakura semua tentang Gaara beres"

Itulah yang mereka katakan, aku senang aku bisa membuatmu keluar dari duniamu yang begitu suram menurutku

Perlahan namun pasti senyuman di wajahmu semakin hari semakin meningkat intensitasnya. Akupun sangat bersyukur tentang hal itu

Namun tiba pada waktu itu kau tidak masuk sekolah seperti biasanya. Awalnya aku mengira itu hal wajar karena kau mungkin terserang demam atau flu yang menyebabkan tubuhmu lemah

Namun waktu terus berlalu, hamper dua minggu kau tidak hadir di sekolah. Kau tahu betapa cemasnya diriku?

Teman-teman yang lain bersikap biasa saja seolah tidak ada apapun, tapi tidak dengan diriku. Aku merasa ….. kehilangan

Sampai suatu saat aku menemukanmu di jejaring social, aku cukup beruntung karna biasanya kau tidak memakainya.

Aku mengajakmu bertemu, membicarakan apakah ada hal buruk yang menimpamu.

Kulihat badanmu segar bugar tanpa kekurangan satu apapun, namun aku bisa merasakannya. Ada hal lain yang mengganggumu, aku tahu hanya dengan melihat matamu.

Setelah terdesak kau akhirnya mengakui dan mencurahkan semua masalahmu kepadaku.

Ya aku tahu memang sulit dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis, ternyata hidup bergelimpangan harta tak seindah yang kukira.

Siapa sangka keluarga Sabaku yang dikenal mempunyai perusahaan terbesar di daerah ini mempunyai kepelikan dalam urusan keluarga.

Kau mengeluhkan ayah ibumu yang selalu bertengkar, dan adikmu yang selalu menangis sedangkan kau tidak bisa berbuat apapun

Ya, yang bisa kau perbuat hanya lari dari kenyataan dan mengindari pahitnya dunia.

Aku menasihatimu, menggenggam tangamu dan menguatkanmu bahwa kau tak sendirian.

Aku berkata semuanya akan baik baik saja kalau kau mau mengubahnya.

Aku memintanya kembali bersekolah dan membicarakan keluh kesahmu kepada orang tuamu

Aku berkata, "Jangan memendam semua masalah sendirian."

Aku mengenalmu lebih jauh dari dirimu sendiri. Kau hanyalah orang yang kesulitan untuk mengungkapkan apa yang kau rasakan sehingga mempengaruhi perilaku dan sikapmu

Kau bisa berubah menjadi mentari kalau kau mau, itulah yang aku yakini

Setelah pertemuan itu esoknya kau kembali bersekolah, aku senang bukan main.

Dan kau juga menuruti nasihatku untuk lebih terbuka kepada orang lain

Semua berjalan dengan lancar, bulan demi bulan kau dan aku lewati dengan penuh kehangatan sebagai sahabat.

Entah aku harus bahagia karena kau sahabatku dan selalu ada disisiku di setiap saat aku membutuhkanmu atau aku harus bersedih karena aku tidak bisa menjadi sosok yang lebih istimewa lagi bagimu

Kau telah menjadi mentariku, dan aku bunga yang tak bisa hidup tanpa sinarmu.

Semua orang yang mengenal kita selalu berkata mengapa kita tidak menjadi sepasang kekasih?

Kau hanya menjawab, "kami hanya sahabat"

Aku hanya tersenyum kecut. Salahkah aku berharap lebih darimu Gaara?

Semua berjalan lancar seperti biasa, namun firasatku mengatakan lain.

Aku yakin ada sesuatu, ada yang begitu mengganjal di hatiku.

Suatu hari aku menemukan ponselmu tergeletak, tanpa sengaja aku menyentuh layar ponsel touchscreen mu

Ternyata itu kolom pesan, dan mataku terbelalak kaget karena semua pesan tersebut berasal dari satu nama

'Matsuri'

Ya itulah nama yang ada di pesan masuk di handphone mudari awal sampai akhir

Dadaku terasa sesak melihatnya, hatiku teriris.

Walaupun sikapmu tidak berubah kepadaku, aku tetap merasa sakit

Kau tahu? Lebih baik kau mengacuhkanku daripada kau bersikap biasa kepadaku namun ternyata kau mencinta wanita lain

Aku tahu aku egois, awalnya pun aku yang menyuruhmu untuk terbuka kepada setiap orang.

Tapi mengapa sekarang aku tak terima? Aku cemburu Gaara

Semenjak saat itu perlahan namun pasti aku menjauhimu.

Aku tidak siap kalau wanita itu akan menyandang status sebagai kekasihmu.

Aku takut perhatianmu akan terkikis untukku, karena itu lebih baik aku yang menjauhimu terlebih dahulu sebelum kau yang melakukannya

Setelah beberapa lama kau mulai menyadari keanehan pada diriku dan kau bertanya kepadaku

Kau menatapku dengan tatapan sendumu,"Kenapa kau menjauhiku Sakura"

Aku memalingkan wajahku, aku tidak mau melihat kearah matamu, "Aku tidak menjauhimu Gaara, mungkin itu hanya perasaanmu"

Kau mencengkram tanganku dengan erat, lalu menarik wajahku memaksa untuk melihat ke arahmu,"BOHONG! Kau berbohong Sakura, kau tak meantap mataku"

Tuhan, air mataku sudah tak bisa kubendung lagi. Lalu kata-kata itu terlepas begitu saja dari mulutku

"Aku mencintaimu Gaara! Aku.. aku tidak sanggup melihatmu dekat dengan wanita lain! Aku takut kau mengacuhkanku! Sebelum kau menjauhiku lebih baik aku menjaga jarak duluan!"

Semua kata kata itu terlepas begitu saja dari mulutku tanpa bisa ku control

Kulihat tubuhmu menegang, lalu kau berkata dengan lirih, "lalu apa aku menjauhimu?"

Aku hanya terdiam dan tak bisa menjawab. Hanya isakan tangisku yang terdengar

Tubuhku merosot kebawah, lalu kau meninggalkanku

Setelah kejadian itu di sekolah aku sudah benar-benar menutup diri. Aku kehilangan sahabat yang aku cintai. Betapa bodohnya diriku ini

Untung saja tahun ajaran akan segera selesai beberapa hari lagi. Meninggalkan setumpuk tes akhir semester

Aku mengalihkan segala perhatianku untuk menjalani tes akhir semester

Aku tidak mau terpuruk dengan keadaan ini, aku terus menyibukkan diriku dengan belajar dan belajar

Ujian akhir semester pun telah selesai, aku melirik kea rah bangkumu. Ternyata kau tidak masuk.

Aku hanya bisa tertunduk lesu, kemudian aku menyadari ada sebuah sura di kolong mejaku.

Dengan tulisan 'untuk Haruno Sakura' di sampul depannya. Aku pun membuka surat itu

To: Haruno Sakura

Sakura, maafkan aku. Aku tidak bisa berbicara langsung kepadamu tentang kepergianku. Mungkin kau membenciku karena pertengkaran terakhir kita.

Kau tahu Sakura? Saat kau menjauhiku aku begitu tersiksa, aku tidak bisa melewati hariku tanpa memikirkanmu

Aku dengan Matsuri tidak ada hubungan khusus, mungkin memang ia sering menulis pesan untukku. Tapi aku tidak memiliki perasaan khusus kepadanya Sakura

Kau tahu? Semenjak kau bilang kau mencintaiku aku tidak bisa menahan perasaanku lagi Sakura. Aku juga mencintaimu. Sejak dulu, sejak kau mulai mengisi hari-hariku

Aku takut untuk menjadikanmu sebagai kekasihku Sakura. Aku tidak ingin mendengar kata putus atau perpisahan darimu. Karena yang aku tahu banyak sahabat yang berpacaran lalu mereka bertengkar dan berpisah. Aku ingin kita bersama selamanya Sakura

Saat membaca surat ini mungkin aku sudah berada dipesawat, aku meninggalkan jepang dan menuju ke New York untuk melanjutkan study ku sebagai pewaris Sabaku Corp.

Ingat Sakura ini bukan perpisahan, Aku hanya pergi dan nanti aku akan kembali. Ketika aku kembali berjanjilah kepadaku untuk menjadi Nyonya Sabaku. Agar kita bisa bersama selamanya. Tanpa ada kata perpisahan ataupun putus

Aku mencintaimu,

Gaara Sabaku

FIN