p style="text-align: left;"Title : No Ages for Love/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Chara : Draco Malfoy and OC/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Disclaimer : Character di Harpot punya mom Jk tapi semua OC punyaku/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Warning ! Full of gajeness,lebayness and typoness satu lagi OOC and full of percakapan and yang diitalic itu pikiran/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Chapter 1 First meet/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Draco's POV/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Aku keluar dari salah satu perapian floo di peron 9 3/4. Aku mengibaskan abu perapian yang menempel di jubahku. Kuseret koperku dan kujinjing sebuah tas kerja. Setelah menunggu Hogwarts Express selama 10 menit kereta itu pun datang. Semenit setelah pintu di gerbong kereta terbuka aku masuk dan menuju kompartemen paling ujung. Aku membuka pintu itu dan menutupnya secepat mungkin. Tak lupa aku mendaraskan mantra muffliato. Kutaruh koperku diatas dan kucek jam yang masih menunjukkan jam 10:55. Well, aku belum menjelaskan kenapa aku berada di sini. 14 tahun setelah perang besar, ya selama 14 tahun aku pergi ke Perancis hingga tak terasa sudah tahun 2012 dan alasan aku balik ke Inggris ialah sebulan lalu aku diundang untuk menjadi guru ramuan di Hogwarts. Aku pun menyetujuinya./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Semenit sebelum kereta berangkat, pintu kompartemenku terbuka. Kuangkat kepalaku untuk melihat siapa yang membuka. Berdiri seorang gadis dengan rambut hitam lurus panjang dan mata hitam malam. "Errr… sir, kompartemen lain sudah penuh boleh aku duduk disini ?", gadis itu bertanya padaku. Kukerjapkan mataku untuk pergi dari alam lamuanku. "Hmm, silahkan asal kau tidak seperti patung hidup eh, maksudku jangan diam terus", kupersilahkan gadis itu untuk masuk. Gadis itu masuk dan menutup pintu. Dia menaruh tasnya dan duduk di seberangku./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Hi, siapa namamu?", tanyaku padanya. Gadis di depanku itu menegakkan kepalanya dari buku yang di bacanya. "Err…namaku Eliza,Eliza Narta sir,aku seorang muggleborn dan aku kelas 4 dan namamu sir ?", gadis itu balik bertanya padaku. Aku tersenyum padanya dan kulihat sebuah rona muncul di wajahnya. "Hi, namaku Draco,Draco Malfoy disekolah nanti kau akan memanggilku Professor Malfoy tapi berhubung you are the first person I meet, kalo gak ada orang lain kau bisa memanggilku Draco", aku menjawabnya. Eliza tersenyum simpul padaku dan fokus pada buku mantranya lagi. Sudah 2 jam semenjak kami berkenalan, tiba-tiba Eliza berdiri dari bangkunya./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Normal POV/p
p style="text-align: left;"Eliza mengancungkan tongkatnya ke arah bukunya dan membuat buku itu robek jadi berkeping-keping. Draco melihat ke arahnya dan memberi sebuah glare. "Ms narta apabila kamu mau menyobek benda sobek lah bungkus makanan" /p
p style="text-align: left;""Maaf sir, kalo anda lapar, anda bisa membeli makanan duluan. Karena, aku bukan tipe orang yang laparan", jawab Eliza tanpa mengangkat kepalanya dari bukunya. Tanpa menjawab, Draco pun keluar dari kompartement untuk mencari troli penjual makanan. Setelah 10 menit Draco kembali dengan tanga setengah penuh. "Err…. sir eh Draco hmm, kau lapar atau rakus ?", Tanya Eliza sambil menahan tawa. Mengangguk pelan, Draco menaruh satu coklat kodok, bolu kuali dan sebotol jus labu di atas buku Eliza. "Eh, apa ini ?", tanya Eliza. "Makanan, kalo tak mau sini buatku", jawab Draco seraya menjulurkan tangannya. Sontak Eliza mendekap makanannya "tidak…..tidak….. aku juga lapar", jawab Eliza. "Lah tadi kau bilang kau tak lapar, sekarang kau lapar", Draco berkata dengan heran. "Itu kan tadi Malfoy, sekarang beda" jawab Eliza sambil mencomot coklat kodoknya./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Dasar munggleborn aneh….." gumam Draco. Saat itu juga, sebuah gebukan telak mengenai kepala Draco. Buakk! "Aku dengar itu! Hati-hati Draco aku bia mengubahmu menjadi ferret", Eliza bicara sambil memberi sebuah death glare. Draco hanya bisa diam dan memakan coklatnya. Tak terasa kereta sudah mendekati stasiun Hogsmade./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Draco's POV/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Kau ingin kutunggu atau kutinggal saja ?", tanyaku pada Eliza. Tanpa melihat, Eliza mengangguk. Aku hanya bisa menghembuskan napas panjang karna telah dikacangin dengan tidak elitnya. Setelah keluar dari kereta, pikiranku diserang pertanyaan yang cukup lebay nan ge er./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Kenapa bisa aku bertemu dengan dia ? Kenapa dia bisa memilih kompartemenku ? Oh, sepertinya aku harus prtotes ke pihak Hogwarts untuk menambah gerbong di Hogwarts Express. Tak terasa aku sampai di gerbang stasiun Hogsmade dan mencari kereta Thestral yang kosong. Dan simsalabim ! Merlin sake ! Hanya ada satu kereta yang tersisa dan berisi hanya satu orang yaitu Eliza Narta! Aku ini lem dan prangko kali ya sama dia. "Jangan Draco, kau ini ge er sekali" , sebuah suara berkata di pikiranku./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Err… boleh aku masuk ?", saking gugupnya aku ngomong dengan kecepatan orang dikejar Eliza mengangguk singkat."Hebat sekali anak ini bisa mengerti apa yang kuucapkan", batinku. Beberapa menit setelah aku duduk, kereta mulai berjalan. "Belajar lagi he", godaku pada Eliza. "Yah, begitulah aku belum menyelesaikan satu bab lagi di rune kuno", jawab Eliza dengan santainya./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"What?! Sekolah belum dimulai dia sudah menyelesaikan buku ! Benar-benar deh, ternyata dia lebih gila daripada Hermione, batinku. Kupandangi dia dari atas hingga bawah. Well, rambut hitam lurus sepinggang, manik hitam menghias matanya, bibirnya merah, badannya cukup langsing dan tinggi yah, hanya satu kata untuknya. Sempurna, hanya itu. Saat kupandangi tangannya mataku menangkap sebuah gelang melingkar di pergelangan tangannya. "Hmm… Eliz, bolehkah aku melihat gelangmu itu ?", tanyaku secara perlahan dan hati-hati takut dia meledak karna kuganggu belajarnya. Tanpa menjawab, Eliza membuka gelangnya dan mengulurkannya padaku. Kupegang gelang itu dan seketika terperana./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Gelang itu bertali perak dan ada gantungan bulat-bulat kecil bening yang berisi air yang dibekukan. Gelang itu sederhana tapi begitu berkilau. "Siapa yang memberikan gelang ini padamu ?", tanyaku pada Eliza. Dia mengulurkan tangannya dan menggambil gelangnya kembali. "Yang memberikan gelang ini padaku ialah pacarku. Dia seorang muggle", jawab Eliza. Saat mendengar penjelasan Eliza, suatu rasa menyusup ke dalam hatiku. Entah itu rasa apa, tapi serasa seperti suatu kecemburuan mungkin./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Hmm, beruntung sekali pacarmu bisa mendapatkan cewek sepertimu", jawabku tanpa menyadari nada dingin di suaraku./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"~TBC~/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Author's note: Halooo, ketemu lagi di sini. Maafin ya kalo ada bahasa yang terkesan lebay. Nah, agar saya bisa memperbaiki kesalahan saya di chapter depan makanya semua tinggal klik tombol and ini editan dari yang sebelumnya soalnya yg kemarin udh karatan alias ditinggal hehe /p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"~( ^o^ )~ripiu~( ^o^ )~ pleaseee pretty pleaseee/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Chara : Draco Malfoy and OC/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Disclaimer : Character di Harpot punya mom Jk tapi semua OC punyaku/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Warning ! Full of gajeness,lebayness and typoness satu lagi OOC and full of percakapan and yang diitalic itu pikiran/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Chapter 1 First meet/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Draco's POV/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Aku keluar dari salah satu perapian floo di peron 9 3/4. Aku mengibaskan abu perapian yang menempel di jubahku. Kuseret koperku dan kujinjing sebuah tas kerja. Setelah menunggu Hogwarts Express selama 10 menit kereta itu pun datang. Semenit setelah pintu di gerbong kereta terbuka aku masuk dan menuju kompartemen paling ujung. Aku membuka pintu itu dan menutupnya secepat mungkin. Tak lupa aku mendaraskan mantra muffliato. Kutaruh koperku diatas dan kucek jam yang masih menunjukkan jam 10:55. Well, aku belum menjelaskan kenapa aku berada di sini. 14 tahun setelah perang besar, ya selama 14 tahun aku pergi ke Perancis hingga tak terasa sudah tahun 2012 dan alasan aku balik ke Inggris ialah sebulan lalu aku diundang untuk menjadi guru ramuan di Hogwarts. Aku pun menyetujuinya./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Semenit sebelum kereta berangkat, pintu kompartemenku terbuka. Kuangkat kepalaku untuk melihat siapa yang membuka. Berdiri seorang gadis dengan rambut hitam lurus panjang dan mata hitam malam. "Errr… sir, kompartemen lain sudah penuh boleh aku duduk disini ?", gadis itu bertanya padaku. Kukerjapkan mataku untuk pergi dari alam lamuanku. "Hmm, silahkan asal kau tidak seperti patung hidup eh, maksudku jangan diam terus", kupersilahkan gadis itu untuk masuk. Gadis itu masuk dan menutup pintu. Dia menaruh tasnya dan duduk di seberangku./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Hi, siapa namamu?", tanyaku padanya. Gadis di depanku itu menegakkan kepalanya dari buku yang di bacanya. "Err…namaku Eliza,Eliza Narta sir,aku seorang muggleborn dan aku kelas 4 dan namamu sir ?", gadis itu balik bertanya padaku. Aku tersenyum padanya dan kulihat sebuah rona muncul di wajahnya. "Hi, namaku Draco,Draco Malfoy disekolah nanti kau akan memanggilku Professor Malfoy tapi berhubung you are the first person I meet, kalo gak ada orang lain kau bisa memanggilku Draco", aku menjawabnya. Eliza tersenyum simpul padaku dan fokus pada buku mantranya lagi. Sudah 2 jam semenjak kami berkenalan, tiba-tiba Eliza berdiri dari bangkunya./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Normal POV/p
p style="text-align: left;"Eliza mengancungkan tongkatnya ke arah bukunya dan membuat buku itu robek jadi berkeping-keping. Draco melihat ke arahnya dan memberi sebuah glare. "Ms narta apabila kamu mau menyobek benda sobek lah bungkus makanan" /p
p style="text-align: left;""Maaf sir, kalo anda lapar, anda bisa membeli makanan duluan. Karena, aku bukan tipe orang yang laparan", jawab Eliza tanpa mengangkat kepalanya dari bukunya. Tanpa menjawab, Draco pun keluar dari kompartement untuk mencari troli penjual makanan. Setelah 10 menit Draco kembali dengan tanga setengah penuh. "Err…. sir eh Draco hmm, kau lapar atau rakus ?", Tanya Eliza sambil menahan tawa. Mengangguk pelan, Draco menaruh satu coklat kodok, bolu kuali dan sebotol jus labu di atas buku Eliza. "Eh, apa ini ?", tanya Eliza. "Makanan, kalo tak mau sini buatku", jawab Draco seraya menjulurkan tangannya. Sontak Eliza mendekap makanannya "tidak…..tidak….. aku juga lapar", jawab Eliza. "Lah tadi kau bilang kau tak lapar, sekarang kau lapar", Draco berkata dengan heran. "Itu kan tadi Malfoy, sekarang beda" jawab Eliza sambil mencomot coklat kodoknya./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Dasar munggleborn aneh….." gumam Draco. Saat itu juga, sebuah gebukan telak mengenai kepala Draco. Buakk! "Aku dengar itu! Hati-hati Draco aku bia mengubahmu menjadi ferret", Eliza bicara sambil memberi sebuah death glare. Draco hanya bisa diam dan memakan coklatnya. Tak terasa kereta sudah mendekati stasiun Hogsmade./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Draco's POV/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Kau ingin kutunggu atau kutinggal saja ?", tanyaku pada Eliza. Tanpa melihat, Eliza mengangguk. Aku hanya bisa menghembuskan napas panjang karna telah dikacangin dengan tidak elitnya. Setelah keluar dari kereta, pikiranku diserang pertanyaan yang cukup lebay nan ge er./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Kenapa bisa aku bertemu dengan dia ? Kenapa dia bisa memilih kompartemenku ? Oh, sepertinya aku harus prtotes ke pihak Hogwarts untuk menambah gerbong di Hogwarts Express. Tak terasa aku sampai di gerbang stasiun Hogsmade dan mencari kereta Thestral yang kosong. Dan simsalabim ! Merlin sake ! Hanya ada satu kereta yang tersisa dan berisi hanya satu orang yaitu Eliza Narta! Aku ini lem dan prangko kali ya sama dia. "Jangan Draco, kau ini ge er sekali" , sebuah suara berkata di pikiranku./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Err… boleh aku masuk ?", saking gugupnya aku ngomong dengan kecepatan orang dikejar Eliza mengangguk singkat."Hebat sekali anak ini bisa mengerti apa yang kuucapkan", batinku. Beberapa menit setelah aku duduk, kereta mulai berjalan. "Belajar lagi he", godaku pada Eliza. "Yah, begitulah aku belum menyelesaikan satu bab lagi di rune kuno", jawab Eliza dengan santainya./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"What?! Sekolah belum dimulai dia sudah menyelesaikan buku ! Benar-benar deh, ternyata dia lebih gila daripada Hermione, batinku. Kupandangi dia dari atas hingga bawah. Well, rambut hitam lurus sepinggang, manik hitam menghias matanya, bibirnya merah, badannya cukup langsing dan tinggi yah, hanya satu kata untuknya. Sempurna, hanya itu. Saat kupandangi tangannya mataku menangkap sebuah gelang melingkar di pergelangan tangannya. "Hmm… Eliz, bolehkah aku melihat gelangmu itu ?", tanyaku secara perlahan dan hati-hati takut dia meledak karna kuganggu belajarnya. Tanpa menjawab, Eliza membuka gelangnya dan mengulurkannya padaku. Kupegang gelang itu dan seketika terperana./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Gelang itu bertali perak dan ada gantungan bulat-bulat kecil bening yang berisi air yang dibekukan. Gelang itu sederhana tapi begitu berkilau. "Siapa yang memberikan gelang ini padamu ?", tanyaku pada Eliza. Dia mengulurkan tangannya dan menggambil gelangnya kembali. "Yang memberikan gelang ini padaku ialah pacarku. Dia seorang muggle", jawab Eliza. Saat mendengar penjelasan Eliza, suatu rasa menyusup ke dalam hatiku. Entah itu rasa apa, tapi serasa seperti suatu kecemburuan mungkin./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;""Hmm, beruntung sekali pacarmu bisa mendapatkan cewek sepertimu", jawabku tanpa menyadari nada dingin di suaraku./p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"~TBC~/p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"Author's note: Halooo, ketemu lagi di sini. Maafin ya kalo ada bahasa yang terkesan lebay. Nah, agar saya bisa memperbaiki kesalahan saya di chapter depan makanya semua tinggal klik tombol and ini editan dari yang sebelumnya soalnya yg kemarin udh karatan alias ditinggal hehe /p
p style="text-align: left;" /p
p style="text-align: left;"~( ^o^ )~ripiu~( ^o^ )~ pleaseee pretty pleaseee/p
