"Selamat ya, Naruto." Ucap Kiba—sahabat baik Naruto—dengan nada bahagianya. Naruto hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan selamat dari sahabat pecinta anjing.
"Thanks, Kiba. Semoga kau dan Shikamaru cepat menyusul, ya." Ujar Naruto degan nada menggoda. Sementara dua sejoli—Kiba dan Shikamaru—bergumam kesal dan malu mendengar ejekan dari sahabat pirang mereka.
"Aku tidak menyangka kau akan menikah secepat ini." Ujar gadis berambut merah muda diiringi seringai jahilnya. Ialah Sakura, salah satu sahabat Naruto selain Kiba. Sakura juga merupakan cinta monyet dari seorang Namikaze Naruto. Naruto hanya cemberut mendengarnya. Sahabat-sahabatnya ini benar-benar menggodanya di hari penting bagi Naruto.
"Bahkan Naruto melangkahiku! Seharusnya aku dulu yang menikah. Ini sangat tidak adil!" Protes Deidara si blonde sulung Namikaze yang notabene adalah kakak dari Naruto.
"Haha! Bagaimana kau mau menikah, sementara kekasih pun kau tak punya." Kiba menyidir Deidara yang dibalas dengan jitakan dari Deidara. Yang lain hanya tertawa melihat kelakuan Deidara dan Kiba yang kekanakan. Sementara Shikamaru, kekasih Kiba, dia hanya bisa mengusap kasar wajahnya. Malu akan tindakan kekasihnya yang tidak mengenal tempat.
"Tapi, Naruto," Kali ini, pemuda bermata bulat besar memanggil orang utama dalam acara ini. Rock Lee a.k.a genji-mayu yang merupakan kekasih dari Sakura. Sebenarnya Naruto tak habis pikir mengapa Rock Lee dan Sakura bisa berpacaran, padahal dulu Sakura mati-matian menolak Lee. "Tidak menyangka kalau kau menikahi dua pria sekaligus." Lanjutnya.
Tawa Naruto terhenti, begitu juga dengan yang lainnya. Oh, God! Sungguh pintar sekali kekasih dari Haruno Sakura ini merusak suasana.
Naruto terdiam. Ia masih ingat jelas bagaimana kejadian sebelumnya. Kejadian yang membuatnya hingga ia bisa menikah dengan dua pemuda sekaligus, Sasuke dan Neji.
Disclaimer:
Masashi Kishimoto
Pairing:
SASUNARUNEJI! XDD
SasuNaru & NejiNaru
WARNING!
Boys Love a.k.a Shonen-Ai! M-PREG, AU, little bit OOC (maybe), typos, Gajeness, DDX
So if you don't like, Please Don't Read.
= Haraguroi Yukirin =
-oOo-
The Perfect Marriage
-oOo-
Flashback
"Hoekh.. Hoekh.." Naruto memuntahkan semua isi perutnya kedalam kloset. Perutnya terasa seperti dikocok sehingga membuatnya merasa sangat mual. Tidak biasanya Naruto begini.
"Naru! Naruto! Buka pintunya sekarang juga! Kau baik-baik saja? Naruto!" Deidara dengan keras menggedor pintu kamar mandi yang letaknya di kamar Naruto. Kakak dari Naruto itu tidak henti-hentinya berteriak memanggil nama sang adik sambil menggedor pintu kamar mandi. "Naruto, buka pintunya! Atau aku akan mendobraknya!"
"U-ugh.. Tidak aku kunci, Anichan." Ucap Naruto dengan terbata. Ia memegangi perutnya masih terasa sakit—mual.
"Hah? Tidak dikunci?" Deidara terpaku sesaat meratapi kebodohannya. Sedari tadi ia tidak mencoba membuka pintu kamar mandi itu, malah menggedornya dengan keras membuat tangannya memerah dan sakit.
"Ugh.. Hoekh.." Tersadar dari lamunannya, Deidara segera membuka pintu kamar mandi dengan kasar. Mata birunya mendapati Naruto yang berjongkok di hadapan kloset kamar mandi.
"Naru-chan, daijoubu?" tanya Deidara cemas. 'Daijoubu' katanya? Kakaknya bertanya apakah ia baik barusan? Tidak bisa melihatkah kau kalau aku sedang kesakitan begini?! Pikir Naruto emosi.
"Dasar Anichan.. U-ugh, bodoh! Ugh.."
"CHICHI.. HAHA.. NEJI, NARUTO PINGSAN!"
oOo
Keluarga Namikaze, beserta Neji dan Sasuke kini menatap cemas ruang UGD dihadapannya—kecuali Sasuke mungkin, tampangnya masih flat seperti biasa. Setelah kejadian menggelegar tadi, si bungsu Namikaze segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat dari kediaman keluarga Namikaze.
Pertanyaannya mungkin adalah, tapi kenapa bisa ada Sasuke disini?
Si bungsu Uchiha yang merupakan kesayangan Itachi itu tadinya hendak mengantarkan pudding buatan Ibunya untuk keluarga Namikaze yang notabene adalah tetangga keluarga Uchiha. Salahkan saja si sulung yang kabur entah kemana sedari pagi buta, sehingga Sasuke tidak bisa menolak permohonan Ibunya tercinta. Padahal Sasuke sedang menikmati akhir pekannya dengan bola basket kesayangannya tanpa ingin diganggu oleh apapun.
Baru saja pemuda tampan bersurai raven itu hendak menekan bel rumah kediaman Namikaze, pintu rumah itu terbuka dengan kasarnya. Kepala keluarga Namikaze itu membopong seseorang, bersurai pirang—oh semua Namikaze bersurai pirang, kecuali Kushina—terkulai lemah dalam gendongan Minato.
Kemudian ia mendengar teriakan dari sang kepala keluarga Namikaze. "SASUKE! ANAKKU PINGSAN! ANAKKU! HARUS BAGAIMANA INI?"
Sungguh berlebihan sekali, pikir Sasuke. Akhirnya Sasuke mengusulkan sebaiknya Naruto dibawa ke Rumah Sakit. Akhirnya satu keluarga Namikaze itu, plus Neji, dan Sasuke yang ditarik oleh Kushina, menuju ke Rumah Sakit.
Ia masih ingat tadi, mereka yang masih sempat-sempatnya ribut saling mendahului masuk kedalam mobil, sampai akhirnya ia mengeluarkan suaranya lagi agar tetap tenang. Apa mereka tidak berpikir kalau orang pingsan di gendongan Minato itu butuh pertolongan dengan cepat? Dan setelah itu mereka menaiki mobil dengan teratur, dan dengan coretberathaticoret, Sasuke menyetir mobil itu menuju Rumah Sakit.
"Bagaimana keadaan anak saya, Dokter?" tanya Minato selaku Ayah Naruto dengan cemas. Dokter itu menghela nafas sabar melihat kelakuan Namikaze tertua ini yang sedari tadi mengguncang bahu Dokter itu dengan keras. "Katakan sesuatu Dokter!"
"Hei, Minato! Bagaimana ia bisa bicara jika kau terus mengguncang-guncangkan tubuh Dokter itu?" Bentak Kushina. "Kau menyukai Dokter itu, hah?" tanya Kushina sarkastik. Minato segera menghentikan aksinya.
"Tidak!" bantah Ayah dari Naruto itu. "Aku tidak mungkin menyukai Dokter jelek macam dia!" tunjuk Minato di depan wajah sang Dokter. Dokter itu menghela nafas panjang menghadapi keluarga aneh dihadapannya.
"Maaf, Namikaze-san." Dokter itu akhirnya melerai kedua orang yang tengah bertengkar itu. "Ini Rumah Sakit, jadi harap tenang."
"Ehm, maaf."
Dokter itu kembali menghela nafasnya berat. Rasanya kepala sang Dokter muda itu ingin pecah karena kelakuan dari keluarga pasiennya itu. "Jadi begini, mungkin ini akan menjadi kabar yang mengejutkan."
"Oh tidak! Minato, Naruto anak kita yang manis. Naruto kecil kita menderita sekarang! Bagaimana ini, Minato?" ucap Kushina histeris. Ibu dari Naruto dan Deidara itu kini menjambak-jambak rambut suaminya dengan sadis.
"Sssh.. Sayang, tenanglah." Minato mencoba menenangkan istrinya. "Hei, kau dokter muda! Kau lihat, karena ulahmu ini istriku jadi sedih!"
"Anakku. Narutoku!" Kushina kembali histeris.
Baik sang Dokter, Neji maupun Sasuke menatap orangtua dari Naruto dan Deidara itu dengan pandangan ilfeel. Sementara Deidara hanya menyembunyikan wajahnya dibalik kedua telapak tangannya karena malu.
"Ehm, jadi, Dok. Bagaimana keadaan tunangan saya?" tanya Neji pada akhirnya, karena melihat calon mertuanya yang terlalu mendramatisir.
Sasuke mendecih mendengar ucapan Neji. Tunangannya katanya? Che! Menyebalkan sekali si bodoh model iklan shampo itu, umpat Sasuke dalam hati.
"Sebenarnya terjadi sesuatu yang membingungkan pada anak Namikaze-san." Dokter muda itu menghela nafas berat untuk kesekian kalinya. "Mungkin ini terdengar membingungkan. Tapi, menurut pemerikasaan kami, Namikaze Naruto, positif hamil."
"APAAA?!"
oOo
"Jadi bisa jelaskan pada kami kenapa hal ini bisa terjadi?" Minato menatap tajam Neji dan Naruto secara bergantian. Mencoba mendapatkan jawaban dari dua anak muda itu.
Setelah Naruto sadarkan diri, tanpa menunggu waktu lama, keluarga Namikaze beserta Neji dan Sasuke langsung beranjak dari rumah sakit menuju kediaman keluarga Namikaze, mencegah terjadinya cekcok yang bisa saja terjadi di Rumah Sakit.
Dan berakhir dengan seperti saat ini. Minato mengintrogasi anaknya dan calon menantunya.
"A-aku tidak melkukan apa-apa pada Naruto, Tou-san," jelas Neji gugup. Mata lavendernya menatap serius kearah Minato. "Aku berani bersumpah!"
Baik kedua orang tua Naruto dan Deidara menatap Neji dengan menyelidik. Neji yang mendapat tatapan seperti itu hanya dapat menahan nafas gugup.
"Naruto?" Tubuh Naruto menegang. Naruto semakin menundukan wajahnya dalam ketika sang Ayah menatapnya menyelidik. Sementara itu Sasuke melirik sahabat kecilnya yang nampak ketakutan itu dengan pandangan datar.
"Naruto, jujur pada Tou-chan." Ucap Minato dengan nada yang melembut. "Siapa yang melakukan ini padamu?"
Naruto menggigit bibir bawahnya, tanganya terkepal diatas pahanya, sang Namikaze muda ini ketakutan. Naruto menatap Ayahnya dengan pandangan takut. "T-Tou-chan-"
"Aku yang melakukannya." Sasuke menjawab dengan mantap, memotong perkataan Naruto yang belum sempat terselesaikan.
"Oh," Minato menganggukkan kepalanya. "Jadi kau yang.. APAAAA?!" teriakan kencang seketika menggelegar di kediaman keluarga Namikaze itu untuk kesekian kalinya hari ini. "Sa-Sasuke, apa ma-maksudmu?" tanya Minato dengan wajah shocknya. Bahkan tidak hanya Minato yang merasa terkejut. Kushina, Deidara, maupun Neji juga bereaksi sama. Namun, tidak bagi Naruto yang tetap setia menundukan wajahnya takut.
"Ya. Aku yang menghamili Naruto." Pria bermata elang itu berucap dengan santainya. Seakan menghamili anak orang itu adalah hal biasa. Sementara yang lainnya masih menatap Sasuke tak percaya.
"Be-Benarkah itu, Naru?" Pertanyaan Neji langsung dijawab oleh anggukan singkat dari Naruto. "Naruto, kenapa bisa?"
"Naru-chan," panggil Kushina. Naruto melirik ke arah sang Ibu. "Katakan pada Kaa-chan kenapa bisa terjadi hal seperti ini? Tolong jela-"
"Maaf, menyela, Kushina basan." potong Sasuke. "Biar aku yang akan menjelaskan semuannya." Setelah mendapat anggukan tanda setuju dari semuanya, Sasuke mulai meceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi.
oOo
Semua orang yang berada di ruang tamu kediaman Namikaze masih terdiam setelah mendengar cerita dari Sasuke yang singkat, padat, dan jelas. Bagaimana tidak? Ceritanya cukup rumit. Sasuke melakukannya tanpa sengaja dengan Naruto hanya karena mereka berdua mabuk berat malam itu sepulang dari klub malam untuk merayakan hari jadi Shikamaru dan Kiba. Ketika mereka berdua terbangun pagi harinya, mereka kaget dengan keadaan mereka yang sudah berantakan, setelah kejadian itu mereka sepakat untuk tidak mengungkit kejadian itu kembali, hingga akhirnya kejadian itu jadi seperti ini.
"Haah.. Aku bingung dengan semua ini." Minato menghela nafas, tangannya mengusap kasar wajahnya. "Jadi Neji, bagaimana? Kau ingin membatalkan pertunangan ini?"
"Tidak." Jawab Neji mantap. "Aku akan segera menikahi Naruto dan menjadi Ayah dari anak itu."
"Tidak!" bantah Sasuke. "Aku adalah Ayah dari anak yang dikandung Naruto. Jadi aku yang akan bertanggung jawab!"
"Kau tak perlu bertanggung jawab, Sasuke!" nada suara Neji meninggi. "Karena akulah yang akan menikahi Naruto dengan segera!" Mata lavender Neji menatap onyx milik Sasuke dengan pandangan tajam.
Sasuke berdecak, "Aku tetap akan bertanggung jawab dan menikahi Naruto. Kemudian membesarkan anakku!" Mata elang Sasuke ikut menatap tajam Neji.
"Aku yang-"
"CUKUP!" bentak Minato. "Bisakah kalian berdiskusi dengan tenang!" Minato memijat pelan kepalanya yang terasa pening.
"Ah, aku punya ide bagus!" ujar Deidara senang. Yang lain menatap kakak dari Naruto yang kini sedang tersenyum lebar. "Kenapa tidak kalian berdua saja yang menikahi Naruto?"
Semuanya tercengang mendengar pernyataan dari Deidara. "Apa maksudmu, Dei?"
Namikaze sulung itu berdecak sebal mendengar pertanyaan dari sang Ibu. "Tentu saja Sasuke dan Neji lah yang akan menikahi Naruto. Sehingga tidak ada lagi perdebatan bukan?"
Mereka semua nampak berpikir. Deidara mendengus sebal melihatnya. "Baik Neji maupun Sasuke sama-sama ngotot ingin menikahi Naruto." Ujar Deidara. "Tidak ada yang salah. Ini memang sudah rencana lama jika pasti nanti Neji akan menikahi Naruto bukan? Namun diluar dugaan malah terjadi hal seperti ini..
Sasuke juga benar. Dia ingin bertanggung jawab atas perbuatannya, walau ini bukan sepenuhnya kesalahan Sasuke. Tapi aku akui, Sasuke hebat. Bagaimanapun anak yang dikandung Naruto itu anak dari Sasuke juga, bukan?" jelas Deidara. Mata birunya menatap satu persatu orang diruangan ini yang nampaknya masih terdiam. Ia kembali berdecak sebal. "Hei!"
Kemudian mereka saling melirik satu sama lain dengan pandangan meminta persetujuan. "Ide bagus.."
oOo
Setelah membicarakan perihal permasalahan Sasuke-Naruto-Neji pada pihak keluarga Uchiha, tetangga mereka setuju jika anak bungsu mereka menikah dengan tetangga Namikaze kesayangan mereka. Sudah jadi rahasia umum jika kedua orangtua Sasuke merupakan sahabat lama dari orangtua Naruto. Lupakan bahwa Itachi—kakak dari Sasuke—yang sangat mendramatisir mengetahui fakta jika adiknya telah menghamili anak orang.
Sementara dari pihak Neji sendiri, sama sekali tidak ada masalah. Neji dan Naruto sendiri memang telah bertungan enam bulan lalu, tepatnya setelah Naruto menyelesaikan S1-nya. Tidak ada protes dari keluarga Hyuuga tentang hal ini, mereka dapat memakluminya. Sayang sekali, Ayah Neji tidak bisa hadir ke pernikahan anaknya, karena saat ini ia sedang berada di negeri paman Sam.
Dan pada puncaknya berlangsunglah pernikahan antara Hyuuga Neji-Namikaze Naruto-Uchiha Sasuke secara tentram. Walaupun terjadi perselisihan kecil saat pendeta mengatakan agar mereka mencium pasangan hidupnya. Neji dan Sasuke sempat berdebat kecil tentang siapa yang akan mencium Naruto terlebih dahulu, hingga akhirnya perdebatan itu dimenangkan oleh Sasuke yang memenangkan janken.
Awalnya para tamu yang hadir bingung melihat ada tiga orang pengantin yang berdiri di altar pernikahan. Entah memang pengantinnya ada tiga orang atau pendetanya yang ada dua. Tapi untunglah tidak terjadi masalah yang berarti.
"Adik kecilku, rasanya baru kemarin aku menggendongmu." Cerocos Itachi. "Sekarang kau sudah berdiri di pelaminan, bahkan sebentar lagi jadi Ayah."
Sasuke mendengus sebal. "Urusai, Aniki."
"Naru-chan sungguh tidak adil. Kau bahkan bisa menikah dengan dua orang, aku kekasih satu saja tidak punya." Rengek si Namikaze sulung. Naruto hanya menatap kakaknya sebal.
"Mana ada yang mau denganmu yang galak dan manja." Ejekan Naruto dibalas tawa oleh yang lain—tidak termasuk Sasuke—kecuali Deidara yang cemberut karena ejekan dari adiknya.
"Jadi, siapa nanti yang akan melaksanakan malam pertama terlebih dahulu?" pertanyaan Itachi sukses membuat semuanya berhenti tertawa. Dengan santainya ia menatap Naruto, Sasuke, dan Neji sambil tersenyum.
Oh, nampaknya perkataan Itachi barusan membuat Sasuke dan Neji langsung saling melempar pandangan tajam.
"Ups.."
To be Next Chapter..
Haiaaaah~ saya balik x3
Kali ini saya bikin M-PREG! M-PREG! DX
Saya sendiri memiliki perasaan tersendiri buat MPREG *-* ini PERTAMA KALInya saya buat Naruto bisa hamil :O
Tolong jangan tanya kenapa bisa ya '-')/ pokoknya karena ini M-P-R-E-G xDD dan lagi ini SASUNARUNEJI X3 saya suka NejiNaru O *chidoried*
Oh iya, fanfic ini saya buat karena terinspirasi dari fanfic SasuNaru yang berjudul WAY OUT, milik Ichizuki Takumi-san(benarkan kalau saya salah), kalau ga salah fanfic itu dibuat tahun 2010 lalu.
Itu salah satu fanfic fav saya X3 jadi saya ada ide buat begini. Tapi tenang kok, mudah-mudahan ga sama
Oh ya satu lagi, masalah fanfic saya yang SILENT yang kata Guest-san mirip sama MUTE. Saya sendiri sebetulnya sakit hati dibilang plagiat dari fanfic itu yang kata Guest-san sama kayak fanfic MUTE, karena sebetulnya itu memang MURNI ide saya. Saya juga sudah baca fanficnya, dan me-review fanfic itu. Saya mohon maaf sekali jika ternyata anda tidak suka dengan fanfic saya, tapi fanfic itu memang hasil jerih payah nulis saya sendiri tanpa plagiat atau copy-paste dari manapun. Sekali lagi saya mohon maaf atas ketidak nyamanan anda
Oh ada satu lagi (kebanyakan satu laginya) OTANJOUBI OMEDETOU, SASUKE-KUN \(*-*)/
Langgeng ya sama Naruto :" semoga MasKishi tidak akan memisahkanmu dengar Naruto :'D
Buat shipper (?) SasuNaru yang pada galau karena scene SasuSaku xD kenapa pada galau toh? Kan scene SasuNaru itu bejibun, udah ga keitung. Pokoknya believe SasuNaru! X3
Wokeeeh~ dikarenakan chap 1 yang gaje cuma segini, mari kita bertemu lagi di chapter depan '-')/
Maaf kalau banyak typo bertebaran :""
Thank's for reading, and REVIEW please *-*/\
