Chapter 1
WARNING : MATURE CONTENT !!
BAGI YANG MASIH DI BAWAH UMUR, DILARANG BACA !!
Matahari seakan enggan bersembunyi. Mengeluarkan cahayanya untuk menarik keluar semua peluh manusia-manusia yang saat ini tengah memasuki gerbang kerajaan Konoha. Tampak para prajurit berbaju besi mengawal, atau tepatnya menyeret paksa segerombolan orang yang mana kedua tangan mereka terikat itu memasuki rumah tinggi dengan dinding berbatu tersebut. Tampak wajah ketakutan dan isak tangis pada wajah para tawanan. Mereka digiring masuk ke suatu lorong menuju ruangan kosong yang berada di sudut. Salah satu gadis tawanan menyusuri ruang kecil itu. Menyentuh dinding batu kokoh yang saat ini mengurungnya. Ia merasa takjub dengan hal yang baru pertama kali dilihatnya. Bagaimana bisa manusia menyusun bebatuan ini, yang mana tak pernah terpikirkan sedikitpun oleh suku mereka, suku Yamanaka.
Kerajaan Konoha. Kerajaan besar yang telah menaklukkan daerah-daerah disekitarnya, dengan kekuatan militer yang hebat dan kecerdasan yang dimiliki. Dibawah kekuasaan seorang raja dari suku Uchiha, kerajaan ini mengalami perkembangan yang pesat. Uchiha Sasuke, raja yang penuh wibawa, tampan dan tegas, dengan permaisuri cantik Haruno Sakura. Di bawah kekuasaannya, Konoha tak pernah kekurangan apapun. Bahkan budak. Konoha akan menjajah daerah-daerah yang mana memiliki penduduk yang masih kolot dan terbelakang. Penduduk-penduduk ini akan dibawa paksa dijadikan budak di kerajaan, dijual bak seekor ayam kepada rakyat Konoha atau bahkan ke kerajaan tetangga.
"Berapa banyak?" tanya sang raja ketika sang panglima kepercayaannya, Sabaku Gaara menghadap.
"Tiga ratus orang, yang mulia." jawab sang panglima hormat.
"Aku berpikir untuk mengambil beberapa sebagai prajurit istana. Kau, aku perintahkan memilih dan melatih mereka. Sisanya, bisa kau tawarkan ke Iwa, Kiri, Kumo dan lainnya."
"Baik, yang mulia." sang panglima segera menuju ruang tawanan, melakukan tugas yang diperintahkan oleh rajanya.
"Ratuku, apa kau memerlukan beberapa pelayan dan dayang istana?" tanya sang raja kepada sang permaisuri.
"Jika yang mulia mengijinkan." jawabnya anggun.
Permaisuri dan para dayangnya menilik satu persatu budak yang saat ini tengah menatap mereka dengan rasa takut. Dengan arahan sang ratu, para dayang membawa beberapa untuk dilatih. Ino Yamanaka, calon kepala suku Yamanaka terlihat pasrah ketika ia dibawa para dayang. Sang ayah dibawa oleh beberapa prajurit entah kemana, dan sekarang diapun demikian. Apakah nantinya sukunya akan selamat atau punah, Ino sungguh tak bisa berpikir jernih sekarang. Yang bisa ia lakukan hanya menuruti kemauan para penjajah yang melakukan perbuatan kejam ini kepada sukunya.
"Ino, kita akan dibawa kemana?"
"Entahlah Shion." Ino mengenggam tangan sahabatnya itu mencoba menenangkan.
Ino dan beberapa wanita suku Yamanaka lainnya, dibawa ke sebuah ruang yang mana dapat dilihat terdapat alat-alat aneh yang baru pertama kali mereka lihat.
"Dengar. Aku, Haruno Sakura. Ratu kerajaan Konoha. Kalian disini akan menjadi dayang dan pelayan kerajaan. Kepala dayang Shizune akan mengajari kalian mulai sekarang, dan kalian wajib mematuhi semua perkataannya." jelas sang ratu kepada para calon pelayannya. Setelah memberikan 'ultimatum', Ratu Konoha memberi isyarat kepada Shizune dan bergegas pergi.
"Seperti yang diperintahkan oleh ratu, mulai sekarang aku akan mengajari kalian menjadi dayang dan pelayan di istana ini. Apapun yang tidak kalian mengerti, bisa kalian tanyakan kepadaku atau para dayang yang lain." Para wanita Yamanaka hanya menunduk diam. Ino mencoba memuaskan rasa penasarannya terhadap tempat aneh ini. Dia mengelilingkan pandangannya dan bertemu tatap dengan Shizune.
"Kau... Siapa namamu?" tanya Shizune.
"Aku... Yamanaka Ino."
"Kau ikut aku." dengan patuh Ino mengekor Shizune. Dia dibawa ke dapur, tempat memasak hidangan raja dan ratu. Ino nampak kebingungan.
"Seluruh dayang di ruang ini bertanggungjawab untuk semua kebutuhan dan hidangan raja dan ratu." Shizune menjelaskan.
"Aku?" Tanpa menjawab, Shizune memberikan baju dayang kepada Ino.
"Bersihkan dirimu dan pakai pakaian ini. Setelah itu, aku akan memulai pelatihan."
xxxx
Ino dan para dayang, berdiri disamping raja dan ratu yang tengah menikmati makan malam mereka. Dengan intruksi Shizune, Ino bertugas untuk menyiapkan buah-buahan penutup untuk raja dan ratu. Namun, karena tak sengaja menginjak bawahan pakaiannya, Ino terjatuh.
"Maafkan saya, yang mulia. Tidak seharusnya saya menugaskan budak yang baru belajar ini untuk melayani anda." Shizune dan para dayang lainnya menunduk hormat.
"Bawa dia kembali." titah sang ratu. Dua dayang membantu Ino berdiri dan membawanya keluar. Sasuke menatap datar kejadian itu.
"Aku ingin dayang itu melayaniku." ucap Sasuke sembari menyantap hidangan penutupnya. Sakura menatap Sasuke sejenak.
"Baik yang mulia." dengan senyum lembut Sakura mengiyakan.
Shizune menghampiri Ino yang tengah duduk di kamar dayang. Ino berdiri.
"Maafkan kesalahan saya." ujar Ino setelahnya.
"Kau akan melayani segala keperluan raja mulai sekarang." jelas Shizune kemudian.
"Me-melayani raja?"
"Segala perintah raja adalah mutlak bagimu. Kau adalah milik raja dan mengabdikan seluruh jiwa dan ragamu kepadanya."
Ino kemudian dibawa menghadap ke Sasuke dan Sakura. Melihatnya, Sasuke berdiri lalu menilik Ino yang duduk bersimpuh di depannya. Sasuke berjalan mendekati gadis itu. Mengangkat dagu gadis itu agar dapat melihat dengan jelas wajah cantiknya. Mata aqua yang jernih itu seakan menenggelamkannya. Indah, pikirnya. Setelah puas memandang, Sasuke kembali ke singgasananya. Sang ratu memberi anggukan ke Shizune.
Mengerti akan isyarat dari Sakura, Shizune membawa Ino untuk membersihkan diri dan diberikan pakaian yang lebih baik. Sasuke telah memilih Ino sebagai pelayannya. Pelayan untuk memenuhi segala kebutuhannya, termasuk gairahnya. Ketika ada dayang yang menarik perhatiannya, tak segan akan dijadikan dayang pribadinya. Lalu bagaimana dengan sang ratu? Ratu merupakan pasangan sah dari sang raja, di hadapan para rakyat dan kerajaan. Selebihnya, ada pada kehendak raja.
xxxx
Setelah membersihkan diri, kecantikan Ino semakin terlihat. Raja memang tak sembarang memilih. Dengan bantuan beberapa dayang, Ino tak akan kalah disandingkan dengan sang ratu. Ino paham betul apa yang akan dia lakukan malam ini dan seterusnya sebagai dayang pribadi raja. Shizune telah menjelaskan semua dengan sangat detail dan jelas. Ia pun tak dapat melakukan apapun. Jika akan dibunuh, iapun sudah siap mati di negeri yang entah memimpikannya pun tak pernah. Dengan arahan dari dayang lain, Ino telah berdiri di depan kamar Sasuke. Dengan perlahan ia membuka pintu kayu tinggi tersebut dan melangkah masuk.
Kamar besar itu tampak remang dengan beberapa lilin yang menyala. Sasuke berdiri membelakangi Ino, menatap bulan penuh dari jendela kamarnya. Ino hanya berdiri diam. Merasa tak ada pergerakan apapun dari Ino, Sasuke berbalik. Dilihatnya, gadis itu nampak cantik dalam gaun sutra yang membalut tubuh semampainya. Sasuke mendekatinya. Ino hanya menunduk dan mengaitkan jemarinya takut.
"Siapa namamu?" Sasuke mengangkat dagu Ino agar memandangnya.
"I-Ino Y-yamanaka." Ino menatap wajah tampan yang saat berjarak sangat dekat di depannya.
Nampak di depannya, wajah itu terus mendekat. Dengan cepat Ino menutup matanya. Namun yang dia rasakan hanya hembusan nafas di depan bibirnya. Dengan perlahan Ino membuka mata. Wajah Sasuke sangat dekat dengannya, dengan bibir yang sedikit terbuka dan sorot mata tajam menatap iris aquanya. Tatapan mata itu seakan menelanjanginya. Refleks Ino memundurkan tubuhnya, namun dengan tiba-tiba lengan Sasuke memeluknya dan mencium bibirnya. Ino menahan napas terkejut atas perbuatan Sasuke, sekaligus bingung harus melakukan apa. Sasuke yang menyadari kebingungan Ini, melepaskan pagutannya. Ditatapnya gadis di depannya yang saat ini tengah sibuk menghirup oksigen cepat-celat.
"Apakah kau belum pernah melakukan ini sebelumnya?" tanya Sasuke sembari menyingkirkan anak rambut Ino yang menutupi wajah ayu itu. Ino hanya diam tak menjawab pertanyaan dari sang raja.
"Kau hanya perlu mengikutiku." bisik Sasuke lalu menjilat cuping telinga Ino. Ino bergidik menghindarinya karena merasa geli.
Bibir Sasuke pindah ke leher jenjang Ino. Menjilatnya lalu mengingit kecil. Ino baru merasakaan sensasi ini. Pelukan Sasuke semakin erat, membuat tubuh mereka semakin berhimpitan. Ino mencoba menahan dada Sasuke agar tak terlalu dekat, namun tenaganya tak dapat mengimbangi tubuh kekar itu.
"Ah..." Ino tak dapat menahan erangannya ketika Sasuke dengan gencar menciumi lehernya. Menggambar warna warna merah keunguan di lehernya.
Bibir Sasuke memagut bibir Ino. Menelusupkan lidahnya diantara bibir Ino. Mencoba menjelajahi ronga mulut gadis itu. Tangan Sasuke bergerak ke dada Ino. Meremas payudara sintal itu pelan. Merasakan rangsangan itu, seketika mulut Ino terbuka dan tak disia-siakan Sasuke. Lidah Sasuke mengabsen segala yang ada dalam 'ruang' tersebut. Membelit lidah sang gadis dengan gencar. Ino merasakan bagian bawahnya terasa lembab dan ada sensasi aneh dalam perutnya.
Sasuke melepas pagutannya. Dilihatnya wajah Ino yang memerah dengan napas yang terengah. Dengan perlahan Sasuke membuka satu persatu kain yang melekat ditubuh gadis itu. Dan tampak tubuh indah sang gadis di depannya. Bahkan tak pernah terpikirkan tubuh gadis ini mengalahkan milik permaisurinya. Dengan perlahan Ino direbahkan di ranjang besar itu. Menatap sejenak tubuh polos yang nampak sangat menggoda dengan cahaya lilin yang menerangi kamar itu. Sasuke melepaskan pakaiannya dan ikut bergabung dengan gadis yang saat ini tengah siap untuk memuaskan gairahnya. Bagian bawah tubuhnya tak dapat berbohong. Saat ini ia benar-benar ingin cepat menyatu dengan tubuh itu. Dapat dilihatnya, wajah Ino semakin memerah ketika tak sengaja memandang kejantanannya yang sudah tegak. Sasuke pun yakin seratus persen, dengan apa yang ia miliki ini akan membuat Ino mejerit-jerit nikmat. Sasuke mengakui dia adalah pria dengan gairah yang besar dan tak cepat merasa terpuaskan.
Sasuke merangkak naik ke atas tubuh menggoda itu. Siap mencicipi setiap jengkal dan lekuk yang ada di depannya kini. Matanya fokus pada dua gundukan besar dengan pucuk merah muda yang indah itu. Diremasnya kedua benda itu gemas. Ino menutupkan tangan pada mulutnya. Mencegah suara aneh itu muncul kembali akibat perbuatan pria diatasnya ini. Sasuke bak anak yang baru lahir menyusu pada ibunya. Sensasi lidah Sasuke yang mengitari putingnya, membuat bagian bawah Ino semakin basah dan gatal. Kedua paha Ino bergerak-gerak gelisah mencoba meredakan sensasi pada bagian intimnya tersebut. Mengerti dengan apa yang dirasakan Ino, satu tangan Sasuke menyusuri perut Ini dan terus ke bawah. Menyambangi sesuatu disana yang sudah terasa sangat lembab. Sasuke memasukkan satu jarinya ke dalam bagian bawah Ino. Lalu menambah dua jarinya kemudian. Benar-benar hangat dan basah.
Ino tak bisa menahan erangannya lagi, seakan dadanya akan meledak seketika.
"Ahhh... Ku-mohon." Ino semakin merasakan sensasi gatal itu. Ino ingin sesuatu yang lebih yang dapat mengisi kekosongannya. Sasuke yang sibuk dengan kedua payudara Ino pun akhirnya mendongak. Wajah Ino merah padam, dengan peluh dan napas yang tersengal-sengal.
"Kau ingin apa hm?" Sasuke semakin memasukkan jarinya ke dalam organ intim Ino.
"Aaaaakhh.. ah.." Erangan Ino semakin menjadi-jadi. Ino merasakan cairan merembes keluar dari bagian kewanitaannya. Menyadari Ino telah sampai, Sasuke bangkit lalu membuka kedua paha Ino. Sasuke mendekatkan wajahnya ke organ intim gadis itu, lalu menghembuskan napasnya menggoda Ino. Ino semakin kepayahan. Sasuke semakin mendekatkan kepalanya. Mengecup singkat organ bawah Ino. Gadis itu kaget, lantas bangkit dan memundurkan tubuhnya. Reaksi yang cukup lucu untuk Sasuke.
"Y-yang mulia. Apa yang anda lakukan?" tanya Ino kemudian. Sasuke menarik kedua paha Ino mendekat.
"Melakukan hal yang menyenangkan bagiku." jawab Sasuke lalu melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Sasuke menjilat kewanitaan Ino, membersihkan cairan-cairan gadis itu sebelumnya. Ino hanya mampu meleguh nikmat merasakan sensasi yang sungguh baru ia rasakan. Sasuke merasakan kejantanannya semakin berdenyut. Tak tahan. Sasuke mulai memasukan kejantanannya. Ino merasakan benda tumpul yang keras mulai memasuki bagian bawahnya. Terasa sakit seperti akan dirobek menjadi dua. Air mata Ino tak dapat dibendung.
"Yang mulia. Ini... Ini sangat sakit." Sasuke tak memperdulikan perkataan Ino.
'Ck. Gadis ini sangat sempit. Sial' Sasuke merasa seperti akan meledak. Dengan satu gerakan kasar akhirnya dia bisa memasuki Ino.
Ino merasakan perih yang teramat sangat. Ia tak dapat menahan isakannya. Sasuke mencium bibir Ino kasar dan segera menggerakan tubuhnya. Jeritan Ino terbungkam ciuman Sasuke. Namun, rasa sakit yang sebelumnya sekarang terganti dengan rasa yang sangat nikmat. Bagian kosong dalam dirinya telah diisi oleh Sasuke. Bagian pria itu yang berada di dalam tubuhnya bergerak kasar seakan mencoba meredam rasa gatal yang tadi ia rasakan. Sasuke melepaskan ciumannya. Ia tak kuasa untuk tak mendesah atas kenikmatan yang wanita ini tawarkan.
"Aakh... Ah... Ahh..." erang Ino seiring dengan gerakan kasar Sasuke. Sasuke merasa akan gila. Bagaimana tubuh ini sangat nikmat. Cengkraman otot-otot kewanitaannya yang seakan memeras habis miliknya yang besar. Ino merasakan milik Sasuke berkedut di dalamnya. Rasanya sangat besar dan panas.
"Ah.. Ino.." desah Sasuke lolos bersamaan dengan cairan hangat yang mengalir ke dalam rahimnya, bertemu dengan miliknya yang baru saja ia lepaskan.
Namun, bagian pria itu masih terasa besar di dalam tubuhnya. Sasuke menggerakkannya lagi. Seketika tubuh Ino yang lelah kembali merasakan sensasi-sensasi nikmat itu. Sasuke tak akan berhenti sampai miliknya tenang. Ia akan mengambil apa yang dia butuh dari wanita yang saat ini tak ada hentinya mendesah di bawah kungkungan tubuhnya.
xxxx
Hai aku kembaliiii... Namun dengan cerita baru. Jujur saja setelah aku istirahat meneruskan Lavender, aku jadi kehilangan ide. Dan oh ya, aku kembali dengan cerita ini karna terinspirasi setelah nonton drama korea Arthdal Chronicles. Recommended sih itu. Curhat dikit.
Tentunya aku kembali dengan karakter Ino dan dengan tema MATURE, huahaha... Maafkan otakku yang hentai ini. TT
Semoga para readers yang menunggu kelanjutan Lavender bisa sedikit terhibur. Oh ya maafkan jika akan banyak typo dan kalimat gaje. Huhu
Happy reading minna-san..
